Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN

Pemanfaatan Flavonoid Daun Ketepeng Cina ( Cassia Alata L) dan Sambiloto


Sebagai Kapsul Herbal Untuk Menghambat Pertumbuhan
Bakteri Mycobacterium Tuberculosis Pada Penderita Tuberculosis

Disusun Oleh:

1. Fisia Aqrorina
2. Naim Larasati
3. Tri Ningrum

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian
dengan judul “Pemanfaatan Flavonoid Daun Ketepeng Cina ( Cassia Alata L) dan
Sambiloto Sebagai Kapsul Herbal Untuk Menghambat Pertubuhan Bakteri Pada
Penderita Tuberculosis”.
Dalam penyelesaian Proposal penelitian ini tentunya tidak lepas dari doa,
bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orangtua atas doa, kesabaran, limpahan cinta dan kasih sayang,
dukungan juga pengorbanan yang telah diberikan.
2. Teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan dukungan
sepenuhnya .
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan penelitian ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun untuk kebaikan penulis
kedepannya. Semoga hasil penelitian ini kedepannya dapan memberikan manfaat
bagi kita semua.

Semarang, 9 Juli 2017

Penulis

ii
PENGESAHAN PROPOSAL
1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Flavonoid Daun Ketepeng
Cina ( Cassia Alata L) dan Sambiloto
Sebagai Kapsul Herbal Untuk
Menghambat Pertumbuhan Bakteri
Mycobacterium Tuberculosis Pada
Penderita Tuberculosis

2. Bidang Kegiatan : Penelitian


3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Fisia Aqrorina
b. NIM : 21030116120040
c. Jurusan : S1-Teknik Kimia
d. Universitas : Universitas Diponegoro
e. Alamat Rumah dan : Turus,Polanharjo,Klaten,HP: 085601414516
No.HP/Tlp
f. Alamat e-mail : fisia1aqrorina@gmail.com
4. Anggota Pelaksana : 2 Orang
Kegiatan/Penulis

Semarang, 9 Juli 2017

Mengetahui,
Ketua Pelaksana Kegiatan Anggota 1 Anggota 2

(Fisia Aqrorina) (Tri Ningrum) (Naim Larasati)

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PRAKATA ............................................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2


1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 2
I.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 2
1.5 Metode Penelitian .................................................................................... 2
1.6 Variabel ................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................. 3
2.1 Teh Herbal ............................................................................................... 3
2.1.1 Ketepeng Cina ...................................................................................... 4
2.1.2 Sambiloto.............................................................................................. 5
2.1.3 TBC ...................................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 7

3.1 Bahan ....................................................................................................... 7

3.2 Alat .......................................................................................................... 7

3.3 Proses Pembuatan .................................................................................... 7


3.4 Kelebihan dan Kekurangan ..................................................................... 7

iv
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 9

4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 9


4.2 Saran ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.1 Ketepeng Cina ................................................................................... 4


Gambar 2.1.2 Sambiloto .......................................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis.Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat
tahan asam sehingga dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA) (Suriadi,
2001).Penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
penyakit jantung dan saluran pernafasan pada semua kelompok usia serta nomor
satu untuk golongan penyakit infeksi. Korban meninggal akibat Tuberkulosis di
Indonesia diperkirakan sebanyak 61.000 kematian tiap tahunnya (Depkes RI,
2011).
Dengan melihat potensi alam Indonesia,telah didapatkan data tanaman
herbal yang potensial dapat mengurangi penyakit TBC.Yaitu dengan
memanfaatkan flavonoid dari ketepeng cina dan juga zat pembunuh bakteri dari
sambiloto. Ketepeng cina (Cassia Alata) merupakan tumbuhan perdu yang
banyak ditemukan di Indonesia. Ketepeng Cina memiliki kandungan flavonoid
tertinggi dibandingkan dengan tanaman herbal lainnya yakni sebesar 26.8633
mg/ml (Sari,Marta.2016).Dengan kandungan flavonoid yang tinggi dapat
menghambat pertumbuhan bakteri.Daun sambiloto memiliki kandungan kimia
laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat
pahit),neoandrografolid, dan 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid. Terdapat
juga flavonoid, alkane, keton, aldehid.Selain itu daun sambiloto dapat merusak sel
trophocyt dan trophoblast, berperan pada kondensasi sitoplasma dari sel tumor,
pyknosis dan menghancurkan inti sel.( Wijayakusuma, et al.1994)
Kedua tanaman tersebut mudah didapatkan di Indonesia karena keduanya
hidup di daerah tropis.Dengan melihat betapa bahayanya TBC bagi masyarakat
Indonesia maka dengan penelitiian ingin menemukan produk yang berupa
“Kapsul herbal” yang dapat mencegah dan mengobati menjalarnya penyakit ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh pemberian daun sambiloto dan ketepeng cina bagi
penderita TBC ?
2. Bagaimana metode pengolahan sambiloto dan ketepeng cina supaya tahan
lama tanpa mengubah kandungan ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh dari pengonsumsian daun sambiloto dan ketepeng
cina bagi TBC
2. Mengetahui metode yang tepat dalam pengolahan sambiloto dan ketepeng
cina
1.4 Manfaat Penelitian
1. Luaran dari Program Kreativitas ini adalah menghasilkan produk yang
dapat mencegah dan membunuh bakteri Mycobacterium tuberculosis bagi
penderita TBC di Indonesia
2. Mendapatkan formulasi yang tepat dalam pembuatan produk daun
sambiloto dan ketepeng cina sehingga mendapatkan hasil optimal dalam
membunuh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
1.5 Metode Penelitian
1. Observasi yaitu mengamati dan mengkaji terlebih dahulu mengenai
pemanfaatan daun ketepeng cina dan sambiloto untuk penununan TBC
2. Eksperimen dengan melakukan pengamatan dan penelitian secara
langsung tentang pemanfaatan daun sambiloto dan ketepeng cina.
3. Studi Pustaka, data yang diambil berasal dari beberapa sumber, yaitu
melalui beberapa situs internet dan buku yang relevan. Informasi dan
keterangan diambil dengan mengumpulkan data-data dari berbagai situs-
situs internet kemudian menyusunnya secara sistematis.
1.6 Variabel
1. Terikat : Jumlah Mycobacterium tuberculosis saat mengonsumsi kapsul
sambiloto dan ketepeng cina
2. Bebas : Komposisi sambiloto dan ketepeng cina
3. Kontrol : Jumlah konsumsi kapsul sambiloto dan ketepeng cina

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pembuatan Isi Kapsul


Pembuatan isi obat kering digunakanlah metode seperti pembuatan teh
herbal untuk menjaga kandungan bahan.Herbal tea atau teh herbal merupakan
salah satu produk minuman campuran teh dan tanaman herbal yang memiliki
khasiat dalam membantu pengobatan suatu penyakit atau sebagai penyegar
(Hambali dkk., 2006). Teh herbal dapat dikonsumsi sebagai minuman sehat
yang praktis tanpa mengganggu rutinitas sehari-hari dan tetap menjaga
kesehatan tubuh. Teh herbal yang dibuat diharapkan dapat meningkatkan cita
rasa dari tiap bahan yang digunakan tanpa mengurangi khasiatnya (Verma dan
Alpana, 2014).
Menurut Adri dan Wikanastri (2013), cara dalam pengolahan Teh herbal,
sama dengan cara pengolahan Teh pada umumnya.
1. Pemetikan dan Seleksi
Pada tahap ini, dilakukan seleksi bahan yakni dengan memilah daun yang
telah dipetik dengan cara memisahkan daun yang masih muda dan terlalu
tua dan menggunakan daun yang muda namun tidak terlalu tua.
2. Pencucian
Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang terdapat pada
permukaan daun kemudian daun ditiriskan hingga air yang menempel pada
daun berkurang.
3. Pelayuan
Pada tahap ini, daun yang telah dicuci ditiriskan dan dianginkan-anginkan.
4. Pengeringan
Tahap pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada daun hingga
mencapai 4%. Sedangkan proses pengeringan daun sambiloto dan ketepeng
cina dilakukan pada suhu < 500C (Handayani dan Sriherfyna, 2016).
Hal itu dilakukan untuk mencegah kerusakan flavonoid pada
bahan.Memang pengolahan dengan panas mengakibatkan kehilangan
beberapa zat gizi terutama zat-zat labil yang tidak tahan suhu tinggi seperti

4
asam askorbat, tetapi teknik dan peralatan pengolahan dengan panas yang
modern dapat memperkecil kehilangan zat gizi.
5. Penggilingan
Proses penggilingan bertujuan untuk memperkecil ukuran daun sambiloto
dan ketepeng cina kering sehingga mudah dalam proses pengemasan.
6. Pengemasan
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan,
dijual dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada
didalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik
(gesekan, benturan, getaran) (Mareta dan Shofia, 2011).
2.1.1 Ketepeng Cina
Ketepeng cina ( Cassia alata L. ) berasal dari daerah tropik Amerika dan
biasanya hidup pada dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian
1.400 meter di atas permukaan laut. Selama ini ketepeng cina banyak
dimanfaatkan secara tradisional, antara lain adalah sebagai antiparasit, laksan,
kurap, kudis, panu, eksem, malaria, sembelit, radang kulit bertukak, sifilis,
herpes, influenza,TBC dan bronkitis. Daun Ketepeng Cina memiliki kandungan
penting seperti alkaloid, saponin, tannin, steroid, antrakuinon, flavonoid, dan
karbohidrat (Sule et al, 2010).

Gambar 2.1.1 Ketepeng Cina

4
Kandungan total flavonoid tertinggi terdapat pada daun ketepeng yakni
sebesar 26,863 mg/mL (Lumbessy,Mirna,2013).Bagi penderita TBC senyawa
ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri Mycobacterium
tuberculosis .Mekanisme kerja flavonoid sebagai yaitu dengan membentuk
kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut dan dengan dinding
mikroba. Kemungkinan lain adalah flavonoid berperan secara langsung
dengan mengganggu fungsi sel mikroorganisme dan penghambatan siklus sel
mikroba (Fatmawaty et al,2009).
2.1.2 Sambiloto
Tumbuhan sambiloto dapat tumbuh liar di Indonesia dan memenuhi tempat
tempat terbuka, seperti sungai, tanah kosong yang agak lembab, atau di
pekarangan. Tumbuhan sambiloto berkhasiat sebagai obat amandel, obat asam
urat, obat batuk rejan, obat diabetes melitus, obat hipertensi, hepatitis,
stroke,TBC, menguatkan daya tahan tubuh terhadap serangan flu babi dan flu
burung (Nazaruddin, 2009).

Gambar 2.1.2 Daun Sambiloto


Dan menurut Sastrapradja et al. (1978) rebusan tanaman ini mempunyai
sifat bakteriostatik dan meningkatkan daya phagositosis sel darah putih. Daun
sambiloto ini mengandung senyawa andrographolide. Senyawa ini terasa
pahit, tapi memiliki sifat melindungi hati. Penilitian membuktikan bahwa
senyawa ini mampu melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan
parasetamol. Senyawa ini juga berperan besar dalam menurunkan enzim
CDK4 sehingga menekan pertumbuhan sel kangker dan pertumbuhan bakteri.

5
2.1.3 TBC
Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC, adalah
penyakit menular paru-paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini ditularkan dari penderita TB aktif yang batuk dan
mengeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi oleh orang sehat yang
tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini.TB termasuk dalam 10
besar penyakit yang menyebabkan kematian di dunia. Data WHO
menunjukkan bahwa pada tahun 2015, Indonesia termasuk dalam 6 besar
negara dengan kasus baru TB terbanyak. TB paling sering menyerang paru-
paru dengan gejala klasik berupa batuk, berat badan turun, tidak nafsu makan,
demam, keringat di malam hari, batuk berdarah, nyeri dada, dan lemah. Jenis
batuk juga bisa berdahak yang berlangsung selama lebih dari 21 hari.
Saat tubuh kita sehat, sistem kekebalan tubuh dapat memberantas basil
TB yang masuk ke dalam tubuh. Tapi, sistem kekebalan tubuh juga terkadang
bisa gagal melindungi kita.Basil TB yang gagal diberantas sepenuhnya bisa
bersifat tidak aktif untuk beberapa waktu sebelum kemudian menyebabkan
gejala-gejala TB. Kondisi ini dikenal sebagai tuberkulosis laten. Sementara
basil TB yang sudah berkembang, merusak jaringan paru-paru,
dan menimbulkan gejala dikenal dengan istilah tuberkulosis aktif.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Bahan
1. Daun Sambiloto 1 kg
2. Ketepeng Cina 1 kg
3. Tempat Kapsul
3.2 Alat
1. Pisau
2.Oven
3.Sarung Tangan
4.Blender
3.3.Cara Pembuatan
1.Pilih daun ketepeng cina dan sambiloto lalu cucilah dengan air bersih
2.Potonglah daun sambiloto dan ketepeng cina dengan pisau untuk
mempermudah proses pemblenderan dan mempercepat pengeringan
3.Keringkan dengan oven pada suhu 45oC selama 30 menit untuk menjaga
resiko kandungan flavonoid yang hilang.
4.Setelah daun kering tunggu sampai kering
5.Masukan ke dalam blender campuran daun tersebut ke dalam blender untuk
memperkecil ukuran dan dapat mudah dimasukan ke kapsul
6.Masukan bubuk tersebut dalam kapsul.Untuk menjaga kebersihan kapsul
dianjurkan memakai sarung tangan
3.4 Kelebihan dan Kekurangan Produk
3.4.1 Kelebihan Produk
1.Merupakan Bahan Herbal yang Terbukti Mampu Menyembuhkan
Daun sambiloto dan ketepeng cina telah ampuh menurunkan dan
menghambat bakteri TBC sesuai dengan penelitian yang telah diakui secara
nasional.Dampak dari bahan herbal tidak sebesar bila bahan terdapat dalam
zat kimia.

7
2.Rasa yang Tidak Pahit dan Tidak Merubah Kandungan
Produk menggunakan kapsul yang tawar.Fungsi dari kapsul itu untuk
meletakan campuran sambiloto dan ketepeng cina dan menghilangkan rasa
flavonoid yang pahit pada tanaman herbal tersebut
3.Bahan Baku Mudah Didapatkan
Bahan baku yang digunakan dalam obat TBC ini mudah ditemukan di
Indonesia dikarenakan keduanya merupakan tanaman tropis.Selain itu
tanaman ketepeng cina belom dimanfaatkan secara maksimal oleh
masyarakat .
3.4.2 Kekurangan Produk
1. Waktu Untuk Sembuh Lebih Lama
Dikarenakan produk yang digunakan merupakan produk herbal sehingga
untuk mengobati membutuhkan waktu lebih lama karena memiliki
kecepatan reaksi yang lebih lambat daripada bahan kimia

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1.Sambiloto dan Ketepeng Cina dapat menghambat perkembangan bakteri
TBC.
2.Kepraktisan suatu produk menjadi pilihan di zaman serba cepat sehingga
dikemas dalam bentuk Teh.
3.Kandungan sambiloto dan ketepeng cina tidak rusak bila terkena
pemanasan kurang dari 50 oC
4.2 Saran
1. Dibutuhkan peralatan penghalus yang lebih baik lagi supaya
mempercepat reaksi setelah dikonsumsi dikarenakan luas permukaan
semakin besar.
2. Diperlukan pengenalan produk lebih dalam lagi karena produk
berpotensi mengobati dan menghambat perkembangan TBC

9
DAFTAR PUSTAKA

Shari,Rufika.2012.Efek Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Senna alata)dan Bunga


Tahi Ayam (Lantana camara) Terhadap Mycobacterium tuberculosis.
Universitas Hasanudin.
WHO. 2006a. TB Fact Sheet. WHO/HTM/STB/factsheet/2006.1. pp: 1-2
WHO. 2006b. Guidelines for teh programmatic management of drug-resistant
tuberculosis.WHO. pp 30-37
Suriadi, Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Dalam.Edisi 1.
Jakarta: Agung Setia.
Sari,Martha.2016.PEMANFAATAN DAUN KETEPENG CINA (Cassia alata L)
UNTUK PENGOBATAN Myxobolusis.Unair
Wijayakusuma H. et al. 1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jilid ke-
1.Jakarta
Fatmawati, A., Mufidah., Sartini. & Halilintar, V. D., 2009, Aktivitas Antibakteri
Krim Ekstrak Daun Kakurang (Stacytarpheta jamaicensis (L) Vahl)
Terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Secara in
vitro, Majalah Farmasi dan Farmakologi, 13(3), 1410-7031
Nazaruddin, M. F, Danny, L dan Wisuda, A., 2009. Modul Pelatihan ; Sistem
Informasi Geografis (SIG) Tingkat Dasar Bidang Kesehatan, 2009 :
Kerjasama Pemerintah Kota Mataram, Dinas Kesehatan Provinsi NTB, DED,
GTZ. Mataram.
Sastrapradja, S., dkk. 1978. Tanaman Obat Yang Digunakan. Lembaga Biologi.
Nasional-LIPI. Bogor.
Roitt IM. 1991. Essential Immunology. 7th. ed. Blackwell Scientific Publications:
Oxford
Sarnia PM & Ali YA. 2009. Proteolytic activity of bacterial isolates using
different proteinaceous compounds and tehir comparative account. Awishkar
SGB Amravati.University Journal 1: 94-106
Handayani, H., Sriherfyna, F.H., Yunianta, 2016, Ekstraksi Antioksidan Daun.
Sirsak Metode Ultrasonic Bath.UMY

10

Anda mungkin juga menyukai