Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN ANTARA RISIKO TERJADINYA KATARAK SEKUNDER DENGAN....

85

HUBUNGAN ANTARA RISIKO TERJADINYA


KATARAK SEKUNDER DENGAN BERBAGAI TEKNIK OPERASI KATARAK DI
RSUD dr.SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE JANUARI – DESEMBER 2008

Thalib Wifaaq

Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang, Jl. Bendungan Sutami 188 A Sumbersari malang,
Lowokwaru, Kota Malang, 65145, Indonesia, (0341) 582060

ABSTRAK

Angka kejadian katarak sekunder akibat sisa kapsul lensa anterior yang menyebabkan kekeruhan lensa posterior pasca
bedah katarak masih tinggi. Gangguan penglihatan yang ditimbulkan oleh katarak sekunder bisa lebih buruk dari gangguan
penglihatan sebelum operasi katarak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara risiko terjadinya katarak
sekunder dengan berbagai teknik operasi katarak. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional study menggunakan data rekam medis. Sampel yang diambil adalah total sampling pasien yang
menderita katarak sekunder sebanyak 16 orang di RSUD dr.Saiful Anwar Malang periode Januari – Desember 2008.
Penelitian dilakukan pada Januari – Februari 2010. Pasien yang mengalami katarak sekunder dengan teknik operasi EKEK
sebanyak 11 orang, dan pasien katarak sekunder dengan teknik operasi fakoemulsifikasi sebanyak 5 orang. Data yang di
dapat diolah dengan uji Chi-Square didapatkan nilai P (signifikansi) untuk teknik EKEK sebesar 0,280 (p > 0,05) dan nilai
P (signifikansi) untuk teknik fakoemulsifikasi sebesar 0,280 (p > 0,05) yang berarti kedua teknik tersebut tidak ada
hubungan yang signifikan dengan terjadinya katarak sekunder. Kesimpulan dari penelitian ini, antara risiko terjadinya
katarak sekunder dengan berbagai teknik operasi katarak tidak berhubungan.

Kata Kunci: Katarak Sekunder dan Teknik Operasi Katarak.

ABSTRACT

The incidence of secondary cataract result from the rest of anterior lens that caused posterior lens opacity after cataract surgery was
still high. Vision disorder of secondary cataract could be worst than before surgery. The purpose of this research was to examined the
relationship between secondary cataract with surgical cataract technics. The method that had been used in this research was observational analytic
through Cross Sectional study approach with medical record. We got 16 samples with secondary cataract in Saiful Anwar hospital Malang
period January – December 2008. The research had been done in January – February 2010. Patients who had secondary cataract with ECCE
technic were 11 persons, and patients who had sedondary cataract with phacoemulsification were 5 persons. The data was using Chi-Square
test. The P-value (significancy) of ECCE technic was 0,280 and 0,280 for phacoemulsification.So, there was no significant relationship.
The research conclude that there was no significant relationship between secondary cataract with surgical cataract technics.

Key words: Secondary Cataract and Surgical Cataract Technics

PENDAHULUAN
Schaumberg et al melaporkan angka kejadian PCO adalah
Latar Belakang sebesar 11,8% dalam 1 tahun, 20,7% dalam 2 tahun, serta
Katarak Sekunder adalah katarak yang terjadi akibat 28,5% setelah 3 tahun pasca operasi (Soekardi I, Hutauruk
terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, JA, 2004).
paling cepat keadaan ini terlihat sesudah dua hari operasi Beberapa jenis teknik ekstraksi katarak yaitu inspirasi
Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler (EKEK), dan penanaman aspirasi lensa, Ekstraksi Katarak Intra Kapsular (EKIK),
lensa di segmen posterior. Atau, katarak yang terjadi sesudah Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular (EKEK), dan teknik
suatu trauma yang memecah lensa (Ilyas, 2006). yang paling modern adalah fakoemulsifikasi. Pasca bedah
Tingkat terjadinya katarak sekunder di dunia tahun katarak masih mempunyai resiko terjadinya katarak sekunder.
2002 pada tekhnik operasi katarak EKEK lebih tinggi dari Terjadi apabila reaksi radang yang diikuti dengan
teknik operasi fakoemulsifikasi yaitu 20,2% dalam 1 tahun, terbentuknya jaringan fibrosis sisa lensa anterior yang
25% dalam 2 tahun serta 33,1% dalam 3 tahun pasca tertinggal pada permukaan lensa posterior maka keadaan ini
operasi. Angka kejadian atau insidens kekeruhan kapsul disebut sebagai katarak sekunder. Tindakan bedah yang
posterior (posterior capsule opacification;PCO) semakin menurun menimbulkan katarak sekunder adalah sisa ekstraksi linear
dengan tekhnik fakoemulsifikasi, penggunaan materi Intra dan ekstraksi lensa ekstrakapsular termasuk disini teknik
Ocular Lensa (IOL) yang lebih bersifat biocompatible serta ekstraksi katarak yang menggunakan teknik fakoemulsifikasi
IOL yang membantu menghambat proliferasi epitel lensa. (Raseobala, 2008).
86 VOLUME 11 NO 2 DESEMBER 2015
Risiko terjadinya katarak sekunder akibat sisa kapsul Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
lensa anterior yang menyebabkan kekeruhan lensa posterior pasien yang menderita katarak sekunder dan pasien pasca
sesuai dengan angka kejadian katarak sekunder pasca bedah operasi katarak sebagai sampel kontrol periode Januari -
katarak masih tinggi. Selain itu, gangguan penglihatan yang Desember 2008 di RSUD dr. Saiful Anwar Malang.
ditimbulkan oleh katarak sekunder bisa lebih buruk dari Sampling. Teknik Pengambilan Sampling yang
gangguan penglihatan sebelum operasi katarak. Data riset digunakan pada penelitian ini adalah total sampling.
menyebutkan bahwa teknik operasi katarak yang masih
diterapkan sampai saat ini belum bisa menghindari risiko Kriteria inklusi dan eksklusi
terjadinya katarak sekunder (Rasoebala, 2008). Karena itu 1. Kriteria inklusi: Pasien yang menderita katarak sekunder
peneliti ingin memastikan apakah ada hubungan antara 2. Kriteria eksklusi:1. Pasien katarak sekunder pasca trauma
risiko terjadinya katarak sekunder dengan teknik ekstraksi lensa, 2. Pasien katarak sekunder dengan Diabetes
katarak. Melitus, 3. Pasien katarak sekunder dengan riwayat
Angka kebutaan akibat katarak masih tinggi di kota pemakaian steroid jangka panjang
Malang, untuk mengurangi kebutaan akibat katarak dan Alur Penelitian
timbunan katarak, rumah sakit Saiful Anwar Malang sering
melakukan pengobatan gratis terhadap pasien yang Penentuan populasi katarak sekunder
menderita katarak dengan melakukan operasi katarak, dan
rumah sakit ini merupakan rumah sakit daerah yang
mempunyai banyak data mengenai katarak dan operasi
Eksklusi Inklusi --Sampel
katarak. Sehingga penelitian ini akan dibuat berdasarkan
data rekam medik penderita katarak sekunder yang mengalami
operasi di rumah sakit Saiful Anwar Malang periode Januari–
Rekam Medis
Desember 2008.
Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara risiko terjadinya Pengumpulan dan organisasi data
katarak sekunder dengan teknik operasi katarak di RSUD dr.
Saiful Anwar Malang periode Januari – Desember 2008? Pengukuran hasil dan analisa
Tujuan
Tujuan umum Penyusunan dalam laporan penelitian
Mengetahui hubungan antara risiko terjadinya katarak
sekunder dengan teknik pembedahan katarak. Identifikasi Variabel
Tujuan khusus
1. Variabel bebas : Variabel bebas pada penelitian ini
adalah teknik bedah katarak EKEK dan
1. Mengetahui jumlah penderita katarak sekunder di RSUD fakoemulsifikasi
dr. Saiful Anwar malang 2. Variabel tergantung : Variabel tergantung pada penelitian
2. Mengetahui karakteristik penderita katarak sekunder ini adalah katarak sekunder
(usia, jenis kelamin, pekerjaan, diagnosa sebelum
operasi, sisi mata yang terkena katarak) Definisi Operasional
3. Mengetahui dan membandingkan teknik pembedahan Katarak Sekunder : katarak yang diperoleh dari data
yang bisa meningkatkan risiko terjadinya katarak rekam medis dimana terjadi kekeruhan lensa posterior akibat
sekunder. terbentuknya jaringan fibrosis pada lensa setelah operasi
katarak.
METODOLOGI PENELITIAN Teknik Operasi Katarak : suatu teknik operasi
pengambilan katarak yaitu inspirasi aspirasi lensa, Ekstraksi
Desain Penelitian Katarak Intra Kapsular (EKIK), Ekstraksi Katarak Ekstra
Desain penelitian yang dipilih adalah penelitian Kapsular (EKEK), dan fakoemulsifikasi yang diambil dari
observasional analitik dengan pendekatan ”cross sectional” data rekam medik.
yang bertujuan untuk menilai korelasi antara faktor resiko
Instrumen Penelitian
terjadinya katarak sekunder dengan teknik bedah katarak.
Alat dan bahan yang digunakan adalah data sekunder
Tempat dan Waktu Penelitian dari rekam medis pasien dengan katarak sekunder di RSUD
Penelitian dilakukan di RSUD dr. Saiful Anwar Malang. dr. Saiful Anwar Malang periode Januari – Desember 2008
Waktu penelitiannya Januari- februari 2010. Populasi, Sampel
Pengolahan Data dan Analisis Data
dan Sampling
1. Prosedur pengambilan dan Pengumpulan Data. Data
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang
penelitian diperoleh dari data sekunder rekam medis
menderita katarak sekunder di RSUD dr. Saiful Anwar
pasien dengan katarak sekunder di RSUD dr.Saiful
Malang Periode Januari – Desember 2008.
Anwar Malang.
HUBUNGAN ANTARA RISIKO TERJADINYA KATARAK SEKUNDER DENGAN.... 87
2. Analisa Data. Untuk mengetahui prevalensi data 3. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Karakteristik
dianalisa menggunakan tabel distribusi dan untuk Pekerjaan
mengetahui hubungan antara katarak sekunder dengan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sampel
teknik operasi katarak menggunakan uji hipotesis penderita yang mengalami katarak sekunder di RSUD
asosiatif dengan menggunakan uji Chi-Square disajikan dr.Saiful Anwar Malang periode Januari – Desember 2008.
dalam bentuk tabel frekuensi distribusi. Dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 3.3 Distribusi Sampel Penelitian
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian data rekam medis pasien Pekerjaan Frekuensi Persentase
yang datang ke RSUD dr.Saiful Anwar Malang periode IRT 4 25 %
Januari – Desember 2008 yang mengalami katarak sekunder,
Wiraswasta 4 25 %
didapatkan 16 sampel. Memiliki distribusi sampel berdasarkan
karakteristik usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Analisa data
Petani 1 6,3 %
menggunakan uji Chi-Square. Buruh 1 6,3 %
PNS 4 25 %
Distribusi Sampel Penelitian Pedagang 2 12,5 %
1. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Karakteristik Total 16 100 %
Usia
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sampel Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS
penelitian berdasarkan karakteristik usia dapat dilihat pada
tabel 5.1 Tabel 3.3 didapatkan bahwa kelompok pekerjaan
tertinggi adalah ibu rumah tangga, wiraswasta, dan pegawai
Tabel 3.1 Distribusi Sampel Berdasarkan
negeri sipil sebanyak 4 orang atau sebesar 25 %, kelompok
Karakteristik Usia
pekerjaan urutan kedua adalah pedagang sebanyak 2 orang
Usia Frequensi Persentase atau sebesar 12,5 %, urutan ketiga adalah petani dan buruh
31 – 45 tahun 1 6,3 %
dengan jumlah masing-masing sebanyak 1 orang atau sebesar
46 – 60 tahun 8 50 %
6,3 %.
61 – 75 tahun 6 37,5 %
76 – 90 tahun 1 6,3% Hubungan Katarak Sekunder dengan Berbagai
Total 16 100 % Teknik Operasi Katarak
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS Uji statistik dilakukan untuk menganalisis hubungan
antara risiko terjadinya katarak sekunder dengan berbagai
Tabel 3.1 menunjukkan data mengenai frekuensi teknik operasi katarak. Teknik operasi katarak yang dimaksud
penderita yang menderita katarak sekunder di RSUD dr.Saiful adalah teknik opersi EKEK dan fakoemulsifikasi. Teknik
Anwar periode Januari – Desember 2008 berdasarkan usia, operasi katarak ini diuji dengan menggunakan uji Chi-Square
dimana didapatkan penderita terbanyak pada usia 46 – 60 menggunakan tabel 2x2.
tahun sebanyak 8 orang atau sebesar 50 %. Kelompok Tabel 3.4 menggambarkan hasil tabel silang (crosstabs)
umur yang mengalami katarak sekunder pada urutan kedua terlihat bahwa pasien katarak sekunder dengan teknik operasi
ada pada kelompok usia 61 - 75 tahun sebanyak 6 orang EKEK sebanyak 11 orang, dan pasien katarak sekunder
atau sebesar 37,5 %, urutan ketiga ada pada kelompok usia dengan teknik operasi fakoemulsifikasi sebanyak 5 orang.
31 – 45 tahun dan kelompok usia 76 – 90 tahun sebanyak Pasien yang tidak mengalami katarak sekunder dengan teknik
1 orang atau sebesar 6,3 %. operasi katarak EKEK sebanyak 8 orang dan pasien yang
2. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Karakteristik tidak mengalami katarak sekunder dengan teknik operasi
Jenis Kelamin fakoemulsifikasi sebanyak 8 orang. Pasien yang tidak
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sampel menderita katarak sekunder ini bertindak sebagai kontrol.
berdasarkan karakteristik jenis kelamin, dapat dilihat pada Tabel 3.4 Crosstabs Antara Katarak Sekunder
Tabel 5.2 dengan Teknik Operasi Katarak
Tabel 3.2 Distribusi Sampel Penelitian Teknik Operasi Taraf Signifikansi (2-
Karakteristik Jenis Kelamin sided)
EKEK 0.280
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Fakoemulsifikasi 0.280
Laki-laki 9 56,3 %
Perempuan 7 43,8 %
Total 16 100 % Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS Hasil pengujian dengan menggunakan uji Chi-Square
Tabel 3.2 didapatkan bahwa data mengenai frekuensi tersebut dapat disusun dalam bentuk tabel sebagai berikut:
penderita yang mengalami katarak sekunder di RSUD Untuk menguji adanya pengaruh antara katarak
dr.Saiful Anwar Malang periode Januari – Desember 2008 sekunder dengan teknik EKEK dan fakoemulsifikasi, maka
berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu 9 digunakan uji Chi-Square sebagai test independency. Berdasarkan
orang atau sebesar 56,3 % dan urutan kedua perempuan tabel 3.5 pada teknik operasi EKEK didapatkan hasil uji
yaitu 7 orang atau sebesar 43,8%.
88 VOLUME 11 NO 2 DESEMBER 2015
Chi-Square dengan taraf signifikansi sebesar 0,280 untuk 2- tindakan bedah lensa dimana terjadi reaksi radang yang
sided dan teknik operasi fakoemulsifikasi didapatkan hasil uji berakhir dengan terbentuknya jaringan fibrosis sisa lensa
Chi-Square dengan taraf signifikansi sebesar 0,280 untuk 2- yang tertinggal. Setelah operasi epitel lensa subkapsuler yang
sided. Dimana nilai taraf signifikansi kedua teknik tersebut tersisa melakukan regenerasi serat lensa (epitel subkapsuler
lebih besar dari alpha 0,05, sehingga dari data tersebut dapat berproliferasi dan membesar) sehingga memberikan
disimpulkan bahwa antara risiko terjadinya katarak sekunder gambaran busa sabun atau telur kodok pada kapsul
dengan berbagai teknik operasi katarak tidak mempunyai posterior disebut juga dengan mutiara elsching atau Elsching
hubungan yang signifikan. Pearl. Lapisan epitel yang berproliferasi tersebut mungkin
menghasilkan banyak lapisan sehingga menimbulkan
Tabel 3.5 Uji Chi-Square Antara Katarak
kekeruhan. Sel ini mungkin juga mengalami diferensiasi
Sekunder dengan Berbagai Teknik Operasi
miofibroblastik. Kontraksi serat ini menimbulkan banyak
Katarak
kerutan kecil di kapsul posterior yang menimbulkan distorsi
Teknik Operasi EKEK Fakoemulsifikasi Total
Katarak sekunder 11 5 16
penglihatan. Cincin Soemmering juga dapat timbul sebagai
Non Katarak Sekunder 8 8 16 kapsul anterior yang pecah dan traksi kearah pinggir melekat
Total 19 13 32 pada kapsul posterior, meninggalkan daerah yang jernih di
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS tengah, dan membentuk gambaran cincin. Pada cincin ini
tertimbun serabut lensa epitel yang berproliferasi. Semua
faktor ini dapat menyebabkan penurunan ketajaman
DISKUSI penglihatan seteleh EKEK (Ilyas,2006).
Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik Hasil penelitian diperoleh pada teknik operasi EKEK
pada data rekam medik pasien yang mengalami katarak terdapat 11 orang dengan katarak sekunder dan pada teknik
sekunder di RSUD dr.Saiful Anwar Malang periode Januari operasi fakoemulsifikasi didapatkan 5 orang mengalami
– Desember 2008 dengan jumlah sampel penelitian 16 katarak sekunder. Dari hasil penelitian dengan uji Chi-Square
orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tidak didapatkan hubungan antara katarak sekunder dengan
antara terjadinya katarak sekunder dengan berbagai teknik berbagai teknik operasi katarak. Tetapi dari data analisa ini
operasi katarak dan mengetahui teknik pembedahan yang tidak menutup kemungkinan pasien yang mengalami katarak
bisa meningkatkan risiko terjadinya katarak sekunder. Selain sekunder akan bertambah dikarenakan semakin lama jangka
itu juga disertakan data karakteristik pasien meliputi usia, waktu pasca operasi semakin besar kemungkinan terjadinya
jenis kelamin dan pekerjaan. katarak sekunder, sesuai dengan data hasil penilitian teknik
Berdasarkan hasil penelitian pasien yang telah mengalami operasi EKEK dan fakoemulsifikasi yang dipaparkan oleh
katarak sekunder di RSUD dr.Saiful Anwar periode Januari Soekardi dan Hutauturuk JA. Menurut Soekardi dan
– Desember 2008 didapatkan penderita terbanyak pada Hutauruk JA tingkat terjadinya katarak sekunder di dunia
rentang usia 46 – 60 tahun yaitu 8 orang atau sebesar 50 %. tahun 2002 pada tekhnik operasi katarak EKEK lebih
Dan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu 9 orang tinggi dari teknik operasi fakoemulsifikasi yaitu 20,2% dalam
atau 56,3%. Sedangkan untuk distribusi pekerjaan penderita 1 tahun, 25% dalam 2 tahun serta 33,1% dalam 3 tahun
katarak sekunder terbanyak pada ibu rumah tangga, pasca operasi. Schaumberg et al melaporkan angka kejadian
wiraswasta dan pegawai negeri sipil yaitu 4 orang atau PCO adalah sebesar 11,8% dalam 1 tahun, 20,7% dalam 2
sebesar 25%. Belum ada penelitian atau teori sebelumnya tahun, serta 28,5% setelah 3 tahun pasca operasi (Soekardi
yang menyebutkan hubungan antara usia, jenis kelamin, I, Hutauruk JA, 2004).
dan pekerjaan dengan katarak sekunder. Hal ini karena usia, Perbedaan hasil penelitian ini dengan teori dan
jenis kelamin, dan pekerjaan bukan merupakan faktor risiko penelitian-penelitian sebelumnya bisa jadi disebabkan karena
dari katarak sekunder. kemungkinan pasien mengalami katarak sekunder pasca
Berdasarkan teori, terdapat beberapa teknik ekstraksi operasi katarak tetapi pasien tidak kembali berobat di tempat
katarak untuk melakukan terapi katarak yaitu inspirasi aspirasi yang sama sehingga tidak didapatkan data yang cukup
lensa, Ekstraksi Katarak Intra Kapsular (EKIK), Ekstraksi mengenai katarak sekunder. Faktor lainnya bisa disebabkan
Katarak Ekstra Kapsular (EKEK), dan teknik yang paling karena waktu terjadinya katarak sekunder lebih dari 1 tahun
modern adalah fakoemulsifikasi. Pasca bedah katarak masih pasca operasi , sedangkan waktu penelitian yang digunakan
mempunyai risiko terjadinya katarak sekunder. Katarak terjadi hanya 1 tahun. Perbedaan hasil penelitian juga bisa disebabkan
apabila reaksi radang yang diikuti dengan terbentuknya karena keterampilan para tenaga medis dalam hal ini dokter
jaringan fibrosis sisa lensa yang tertinggal maka keadaan ini spesialis mata dalam memilih teknik EKEK maupun
disebut sebagai katarak sekunder. Tindakan bedah yang fakoemulsifikasi..Dalam penelitian ini tidak dapat diketahui
menimbulkan katarak sekunder adalah sisa ekstraksi linear teknik operasi mana yang bisa meningkatkan risiko terjadinya
dan ekstraksi lensa ekstrakapsular termasuk disini teknik katarak sekunder oleh karena diperoleh hasil tidak ada
ekstraksi katarak yang menggunakan teknik fakoemulsifikasi hubungan yang signifikan antara terjadinya katarak sekunder
(Raseobala, 2008). dengan berbagai teknik operasi katarak. Secara teori teknik
Teknik inspirasi aspirasi lensa juga secara teori yang dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak sekunder
mempunyai risiko terjadinya katarak sekunder, namun adalah inspirasi aspirasi lensa, Ekstraksi Katarak Ekstra
berdasarkan data rekam medis, teknik ini sudah ditinggalkan. Kapsular (EKEK), dan fakoemulsifikasi (Ilyas,2006).
Teknik operasi katarak yang menyisakan kapsul posterior Penelitian ini tidak mecantumkan dan meneliti
lensa mempunyai risiko terjadinya katarak sekunder. Pada mengenai langkah-langkah dalam setiap teknik operasi.
HUBUNGAN ANTARA RISIKO TERJADINYA KATARAK SEKUNDER DENGAN.... 89
Padahal dalam setiap langkah akan menentukan prognosa Poluan, Henry. Kebutaan Akibat Katarak, 2003, Available
katarak sekunder. Jadi disarankan untuk penelitian selanjutnya from URL : http://www.sinarharapan.co.id/iptek/
untuk memasukkan langkah-langkah dalam setiap teknik kesehatan/index diakses tanggal 3 desember 2009
operasi. Angka kejadian atau insidens kekeruhan kapsul Raseobala, Katarak dan Ekstraksi Katarak, Available from
posterior (posterior capsule opacification;PCO) semakin menurun URL www.ilmukedokteran.net Diakses tanggal 23
dengan tekhnik fakoemulsifikasi, penggunaan materi Intra oktober 2009.
Ocular Lensa (IOL) yang lebih bersifat biocompatible serta Sanders, Elizabeth MG, 2000, Gangguan Mata yang Menyertai
IOL yang membantu menghambat proliferasi epitel lensa Penyakit Sistemik, Widya medika. Jakarta
(Soekardi I, Hutauruk JA, 2004). Shock JP, Harper RA, 1995, General of Ophthalmology edition
14, Lange Medical Publication, Los Angeles.
Soekardi I, Hutauturuk JA, 2004, Transisi Menuju
KESIMPULAN DAN SARAN
Fakoemulsifikasi: langkah-langkah Menguasai Teknik dan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka Menghindari Komplikasi, Granit. Jakarta
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Sulistya, Budi T, 2006, Lensa dan Keratoplasti, Malang, FKUB
1. Pasien yang mengalami katarak sekunder pada teknik Sutrisno, Waspadai Kebutaan Akibat Katarak, 30 November
operasi EKEK sebanyak 68,7% dan teknik operasi 2005, Available from URL : http://www.balipost.co.id
fakoemulsifikasi sebanyak 31,3%. diakses 21 april 2007
2. Berdasarkan karakteristik penderita yang menderita Vaughan DG, Asbury Taylor, 2000, Oftalmologi Umum, edisi
katarak sekunder di RSUD dr.Saiful Anwar Malang 14, Widya medika. Jakarta
periode Januari – Desember 2008 didapatkan: Widjaya, Nana, Katarak Sekunder, Available from URL
a. Distribusi usia terbanyak adalah pada kelompok www.mediamedika.net Diakses tanggal 23 oktober 2009
usia 46 – 60 tahun
b. Sebagian besar merupakan laki-laki
c. Distribusi pekerjaan terbanyak adalah sebagai
ibu rumah tangga, pegawai negeri sipil dan
wiraswasta.
3. Berdasarkan hasil penelitian tidak didapatkan hubungan
antara risiko terjadinya katarak sekunder dengan teknik
operasi katarak.

DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Ophthalmology,2003, Lens and
Cataract Section 11, The eye MD association, San
Francisco.
A.R Elkington, PT Khaw, 2000, Petunjuk Penting Kelainan
Mata, EGC, Jakarta
Burhanuddin, Katarak dan Kebutaan Mata, Juni 2004,
Available from URL http://www.infomedika.com
diakses 3 desember 2007
Cokro, Jumlah Orang Buta di Indonesia Terus Naik, 15
November 2006, availableFrom URL http://www.
mediaindonesia-online.com diakses 14 april
2007
Ilyas, Sidarta, 2005, Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-3, cetakan ke-
2, Balai Penerbit FK UI. Jakarta
Ilyas, Sidarta, editor, 2002, Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-2,
Sagung Seto, Jakarta
Ilyas, Sidarta, Editor, 2006, Katarak, edisi 2, EGC,Jakarta
Indrayanti, Ana, Mata Sehat Bebas Katarak, Desember 2006,
Availabel from URL http://www.pikiranrakyat.com
diakses tanggal 21 april 2007
Iwan. Bedah Katarak, Januari 2009, Available from URL
http://www.kintonmultyply. Diakses tanggal 19
oktober 2009.
James,Bruce. Chew, Chris. Bron, Anthony, 2006, Oftalmologi,
edisi 9, Erlangga. Jakarta
Jansirani, Ananthanaryanan, 2004, Oftalmolog, EGC, Jakarta
Notoadmodjo,2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka
Cipta.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai