Anda di halaman 1dari 4

RMK

AKUNTANSI
PEMERINTAH
PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN KONSOLIDASI

DANAR SUTOPO SIDIG (14)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
Penyusunan Laporan Keuangan Konsolodasian 1

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

A. Komponen Laporan Keuangan Konsolidasian


Laporan keuangan pemerintah pusat/daerah untuk masing-masing entitas pelaporan dan
entitas akuntansi setidak-tidaknya terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran lebih (LPSAL)
3. Laporan Operasional (LO)
4. Neraca
5. Laporan Perubahan Ekuitas
6. Laporan Arus Kas (LAK), dan
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

B. Prosedur Konsolidasi

Konsolidasian yang dilakukan oleh entitas pelaporan pada instansi pemerintah


pusat/daerah berbeda dengan konsolidasian yang dilakukan oleh perusahaan swasta,
karena konsoliasian pada instansi pemerintah bukan merupakan konsolidasi antara induk
dan cabang. Konsolidasi sebagaimana dimaksud oleh PSAP 11 paragrap 17 ”dilaksanakan
dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas
pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal
balik”.

Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang mengelola anggaran adalah entitas
akuntansi yang harus menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang,
dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung
jawabnya. Penyelenggaran akuntansi bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang
akan disampaikan kepada entitas pelaporan. Penyelenggaran akuntansi mengacu kepada
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.

Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyusun laporan keuangan gabungan dari satuan
kerja yang berada dilingkup SKPD dan menyampaikannya kepada
gubernur/bupati/walikota melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku entitas
pelporan untuk dilakukan proses konsolidasian.
Penyusunan Laporan Keuangan Konsolodasian 2

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku BUD menyusun laporan keuangan sebagai
pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah yang selanjutnya akan
digabungkan dengan laporan keuangan yang berasal dari SKPD.

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku entitas pelaporan melakukan proses


konsolidasian dan menyusun laporan keuangan PEMDA berdasarkan laporan keuangan
SKPD serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah dan
disampaikan kepada gubernur/bupati/walikota untuk selanjutnya disampaikan ke BPK dan
DPRD.

Proses Konsolidasi diatas dapat dilaksanakan baik dengan mengeliminasi akun-akun yang
timbal balik (reciprocal) maupun tanpa mengeliminasinya. Dalam hal konsolidasi dilakukan
tanpa mengeliminasi akun-akun yang timbal-balik, maka nama-nama akun yang timbal
balik, dan estimasi besaran jumlah dalam akun yang timbal balik dicantumkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.

Selanjutnya perlu diketahui bahwa menurut PSAP 11 paragrap 21 dikatakan bahwa


”Laporan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) digabungkan pada kementerian
negara/lembaga teknis pemerintah pusat/daerah yang secara organisatoris membawahinya
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Anggaran BLU digabungkan secara bruto kepada Laporan Realisasi
Anggaran kementerian negara/ lembaga teknis pemerintah pusat/daerah yang secara
organisatoris membawahinya.
2. Neraca BLU digabungkan kepada neraca kementerian negara/ lembaga teknis
pemerintah pusat/daerah yang secara organisatoris membawahinya.

Dengan kata lain bahwa laporan keuangan BLU merupakan laporan keuangan yang sudah
tergabungkan didalam laporan keuangan kosolidasian Kementerian Negara/Lembaga dan
Pemerintah Daerah yang membawahi BLU dimaksud. Disamping BLU Pemerintah
Pusat/Daerah juga memiliki Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD) dimana
laporan keuangannya tidak dikonsolidasikan dalam laporan keuangan Pemerintah
Pusat/Daerah. Laporan Keuangan BUMN/BUMD hanya dilampirkan dalam Laporan
Keuangan Konsolidasin Pemerintah Pusat dan Daerah.

C. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian


Pemerintah pusat/daerah menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari gabungan
semua laporan entitas pelaporan kepada lembaga legislatif. Laporan keuangan
konsolidasian tersebut disusun sesuai dengan periode pelaporan masing-masing entitas
pelaporan sebagaimana disebutkan dalam PSAP 11 paragrap 7 bahwa ”Laporan keuangan
konsolidasian disajikan untuk periode pelaporan yang sama dengan periode pelaporan
keuangan entitas pelaporan dan berisi jumlah komparatif dengan periode sebelumnya”.
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan dan
dirinci menurut organisasi, fungsi, subfungsi, program dan jenis belanja sehingga dapat
diperbandingkan dengan anggaran dan realisasi tahun sebelumnya. Laporan keuangan
konsolidasian disusun dan disajikan secara komparatif sehingga dapat dilakukan analisis
trend perubahan kenaikan dan penurunan penggunaan anggaran.

Disamping itu dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian harus diikuti dengan
proses eliminasi akun-akun yang saling timbal balik atau saling menghapus (resiprocal
Penyusunan Laporan Keuangan Konsolodasian 3

accounts) sebagaimana disebutkan dalam PSAP 11 paragrap 8 yang berbunyi ”Proses


konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-akun timbal balik (reciprocal accounts). Namun
demikian, apabila eliminasi dimaksud belum dimungkinkan, maka hal tersebut diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan”. Contoh akun timbal balik (reciprocal accounts)
antara lain sisa Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan yang belum
dipertanggungjawabkan oleh Bendaharawan Pembayar sampai dengan akhir periode
akuntansi. Perkiraan ini harus dieliminasi dengan perkiraan yang sama di entitas pelaporan
yang menyelengggarakan fungsi perbendaharaan.

Anda mungkin juga menyukai