Anda di halaman 1dari 4

Naskah

Sang Presiden

Karya Ronald Tarakindo

Orang Satu

Sudah lama aku mengenal kalian

Aku tahu persis bagaimana kalian

Tak jarang kalian bertanya padaku, apakah aku sudah siap atau belum?

Berulangkali kujawab Aku ini bukan Badut!

Aku bukan istri simpanan yang siap dipakai kapan saja

Aku hanya tidak ingin mengulanginya lagi. Titik

Jadi, berhenti memaksaku jadi presiden

Aku tak mau jadi presiden

Capek

Aku tak bisa tidur tenang

Apalagi bermimpi

Boro-boro mimpi indah

Mimpi burukpun susah.

Tiap hari bertemu orang-orang yang berbeda

Ada yang kepalanya botak

Ada yang perutnya buncit

Ada yang kantongnya tebal

Mereka selalu tersenyum padaku

Ya, aku balas lah senyumannya


Kalau aku tak senyum, nanti dibilang sombong

Aku dianggap tak menghargai orang lain

Ini yang buat aku malas jadi presiden

Apapun yang kubuat selalu salah

(lampu menyoroti)

Hei, silau…

Matikan cahaya itu.

Cahaya itu bisa merusak mataku

Matikan…

Kalian itu bukan matahari yang menyinari bumi

Kalian tak lebih dari lampu-lampu kepalsuan yang mengotori jalan

Matikan…

Nah, pintar… matikan … ya betul matikan…

Kaliankan orang-orang pintar

Orang-orang berpendidikan

Jangan sampai kalian menjadi orang –orang yang tak bermoral

Orang-orang barbar

Kita ini kan bangsa yang majemuk

Bangsa yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan

Sudah seharusnya kita saling bergandeng tangan

Kalau perlu kita saling berpelukan

Saling menghangatkan

Mengerti …

Mengerti …
Aku ini bukan siapa-siapa

Wong aku sendirian

Kalian yang rame

Tapi, anehnya kalian kok wedi karo aku. Takut!!!

Aku tak punya apa-apa lho.

Aku pun tidak pintar-pintar kali

Masih banyak orang yang lebih pintar dari aku

Yang sekolahnya jauh-jauh di luar negeri.

Kalian kan bisa menyuruh mereka menjadi presiden.

Jangan paksa paksa aku. Ya kan!

Nah, sekarang kalian pulang

Negeri ini sangat membutuhkan kalian

tidak usah banyak cerita

langsung aja kerja … kerja nyata

ibu kalian pasti bangga

dah, pulang sana

aku mau tidur

(suara telepon bordering)

(suara kendaraan)
Orang dua

Kesempatan besar tidak akan datang dua kali

Harus sampai kapan lagi menunggu

Kita sedang dikejar waktu

Kita tidak bisa lagi berdiam diri dan pura–pura tidak tahu

Kita berutang banyak pada negeri ini

Maka kita harus membalasnya

Kita harus mendoakannya

Anda mungkin juga menyukai