TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi Restraint
Restraint (dalam psikiatrik) secara umum mengacu pada suatu
bentuk tindakan menggunakan tali untuk mengekang atau membatasi
gerakan ekstremitas individu yang berperilaku di luar kendali yang
bertujuan memberikan keamanan fisik dan psikologis individu.
(Stuart,2001)
Restraint (fisik) merupakan alternative terakhir intervensi jika
dengan intervensi verbal, chemical restraint mengalami kegagalan. Seklusi
merupakan bagian dari restraint fisik yaitu dengan menempatkan klien di
sebuah ruangan tersendiri untuk membatasi ruang gerak dengan tujuan
meningkatkan keamanan dan kenyamanan klien.
Perawat perlu mengkaji apakah restraint di perlukan atau
tidak.Restrein seringkali dapat dihindari dengan persiapan pasien yang
adekuat, pengawasan orang tua atau staf terhadap pasien, dan proteksi
adekuat terhadap sisi yang rentan seperti alat infus. Perawat perlu
mempertimbangkan perkembangan pasien, status mental, ancaman potensial
pada diri sendiri atau orang lain dan keamannnya.
1
2
a. Tidak bisa mendapatkan izin tertulis dari orang tua pasien untuk
melakspasienan prosedur kegiatan.
b. Pasien pasien kooperatif.
c. Pasien pasien memiliki komplikasi kondisi fisik atau mental
Penggunaan teknik pengendalian fisik (restraint) pada
pasien dalam penatalaksanaanya harus memenuhi syarat-syarat yaitu
sebagai berikut: Penjelasan kepada pasien pasien mengapa
pengendalian fisik (restraint) dibutuhkandalam perawatan, dengan
harapan memberikan kesempatan kepada pasien untuk memahami
bahwa perawatan yang akan diberikan sesuai prosedur dan aman
badi pasien maupun keluarga yang bersangkutan. Memiliki izin
verbal maupun izin tertulis dari psikiater yang menjelaskan jenis
teknik pengendalian fisik yang boleh digunakan kepada pasien
pasien dan pentingnya teknik pengendalian fisik yang dapat
digunakan terhadap pasien berdasarkan indikasi-indikasi yang
muncul. Adanya dokumen yang menjelaskan kepada orang tua
pasien pasien maupun pihak keluarga pasien yang bersangkutan
mengapa pengendalian fisik (restraint) dibutuhkan dalam
perawatan.Adanya penilaian berdasarkan pedoman rumah sakit dari
pasien yang pernahmenjalankan pengendalian fisik (restraint) untuk
memastikan bahwa pengendalian fisik tersebut telah diaplikasikan
secara benar, serta memastikan integritas kulit dan status
neurovaskular pasien tetap dalam keadaan baik. Perlu digunakan
teknik pengendalian fisik (restraint) adalah karena tenaga kesehatan
harus mengutamakan kebutuhan kesehatan pasien, teknik
pengendalian tersebut dapat dilakspasienan dengan cara menjaga
keamanan pasien ataupun keluarga yang bersangkutan, mengontrol
tingkat agitasi dan agresi pasien, mengontrol perilaku pasien, serta
menyediakan dukungan fisik bagi pasien.
2.4. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan Restraint
1. Pada kondisi gawat darurat, restrain/seklusi dapat dilakukan tanpa
order dokter. Sesegera mungkin (< 1jam) setelah melakukan restrain,
3