Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program pembangunan secara
keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan kesehatan masyarakat
desa merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan pemerintah,
maka pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan usaha memperluas jangkauan
layanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan peran aktif dari masyarakat
sendiri. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat
tergantung pada peran aktif masyarakat yang bersangkutan.
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan
dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang
penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang besar, sehingga tidak
hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa adanya keterlibatan masyarakat. Hal ini
merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya oleh
pemerintah melainkan perlu peran serta masyarakat. Untuk mempercepat angka penurunan
tersebut diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan
Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan
ditujukan untuk kepentingan umum. Posyandu tersebar di lebih dari 70.000 desa di
Indonesia. Pada tahun 2010, diperkirakan sekitar 91,3% anak 6-11 bulan dan 74,5% balita
dibawa ke Posyandu sekurang-kurangnya satu kali selama enam bulan terakhir.
Tujuan didirikannya Posyandu adalah dalam upanya untuk menurunkan angka
kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan
sejahtera, Pos pelayanan terpadu (Posyandu) ini merupakan wadah titik temu antara
pelayanan professional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka
kematian bayi dan angka kelahiran. Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan
pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga /berencana yang dikelola
oleh masyarakat, penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih di bidang
kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi.
1
Kader kesehatan merupakan perwujutan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan
terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat, kegiatan diperioritaskan pada
lima program dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan terutama pada kegiatan yang
mereka tidak kompeten memberikannya.
Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan terpilih yang telah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari Puskesmas mengenai pelayanan kesehatan
dasar. Kader-kader ini diperoleh dari wilayah sendiri yang terlatih dan terampil untuk
melaksanakan kegiatan rutin di Posyandu maupun di luar hari buka Posyandu. Untuk
mewujudkan tujuan posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan
kesehatan yang berkualitas oleh kader Posyandu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Posyandu ?
2. Apa saja manfaat Posyandu ?
3. Apa saja tujuan dari Posyandu ?
4. Apa saja jenis – jenis Posyandu ?
5. Apa saja kegiatan – kegiatan yang dilakukan di Posyandu ?
6. Siapa saja pengelola dan sasaran Posyandu ?
7. Bagaimana syarat terbentuknya Posyandu ?
8. Bagaimana pengorganisasian Posyandu ?
9. Bagaimanan dasar pelaksanaan Posyandu ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari Posyandu
2. Untuk mengetahui manfaat Posyandu
3. Untuk mengetahui tujuan dari Posyandu
4. Untuk mengetahui jenis-jenis Posyandu
5. Untuk mengetahui kegiatan – kegiatan yang dilakukan di Posyandu
6. Untuk mengetahui pengelola dan sasaran Posyandu
7. Untuk mengetahui syarat terbentuknya Posyandu
8. Untuk mengetahui pengorganisasian Posyandu
9. Untuk mengetahui dasar pelaksanaan Posyandu

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemmudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar atau sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi (
Departemen Kesehatan RI. 2006 ).
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di
masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan
revitalisasi Posyandu. Revitalisasi Posyandu merupakan upaya pemberdayaan Posyandu
untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan
kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta
kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi
Posyandu (Depdagri, 1999).
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari. 2005).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan
keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya
manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber
daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia di masa yang akan datang
dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga
kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina
tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap
menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan
kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

3
2.2 Manfaat Posyandu
1. Bagi masyarakat
a. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga sehingga :
1) Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya.
2) Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali,
Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali.
3) Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000 SI)
4) Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI)
setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)
b. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
d. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
e. Mendukung pelayanan KB.
f. Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan.
g. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu.
2. Bagi kader, pengurus Posyandu, dan tokoh masyarakat
a. Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan.
b. Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Bagi Puskesmas
a. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan S1.
b. Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan.
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian pelayanan secara
terpadu.
4. Bagi sektor lain
a. Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah.
b. Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing.

2.3 Tujuan Posyandu


1. Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup sehat.
4
5. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan penduduk dan geografis.
6. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk
swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
7. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

2.4 Jenis – jenis Posyandu


1. Posyandu Pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah Posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya
belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan dinilai gawat, sehingga
intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinnya kader yang ada perlu ditambah
dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
2. Posyandu Madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madtya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan
program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih rendah, yaitu kurang dari
50%. Ini berarti, kelestarian kegiatan Posyandu sudah baik tetapi masih rendah
cakupannya. Untuk ini perlu dilakukan penggerakkan masyarakat secara intensif,serta
penambahan program yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Intervensi untuk Posyandu madya ada 2 yaitu :
a. Pelatihan Toma dengan modul ekskalasi Posyandu yang sekarang sudah
dilengkapi dengan metoda stimulasi.
b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk menentukan
masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan
yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
3. Posyandu Purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8
kali pertahun, rata-rata junlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program
utamanya (KB, KIA, Gizi dan imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan,
bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana.
Intervensi Posyandu tingkat ini adalah :
a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan masyarakat
menentukan sendiri pengembangan program di Posyandu.
5
b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat,
dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.
4. Posyandu Mandiri (warna biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5
program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat, telah menjangkau
lebih dari 50% KK. Untuk Posyandu tingkat ini, intervensinya adalah pembinaan Dana
Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM.

2.5 Kegiatan – kegiatan Di Posyandu


1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup :
1) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh
kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran
tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toksisoid. Bila tersedia
ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi fundus atau usia
kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan
Kelompok Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain
sesuai dengan kesepakatan.
Kegiatan Kelompok Ibu Hamil antara lain sebagai berikut :
a) Penyuluhan : tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan, persalinan,
persiapan menyusui, KB dan gizi
b) Perawatan payudara dan pemberian ASI
c) Peragaan pola makan ibu hamil
d) Peragaan perawatan bayi baru lahir
e) Senam ibu hamil
b. Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup :
1) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan
jalan lahir (vagina)
2) Pemberian vitamin A dan tablet besi
3) Perawatan payudara
4) Senam ibu nifas
6
5) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan
pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundusdan pemeriksaan lochia.
Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan Anak balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menyenangkan
dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang pelayanan memadai,
pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong
melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan orang tua dibawah
bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan
umur balita.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke Puskesmas.

2. Keluarga Berencana (KB)


Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah
pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas
dilakukan suntikan KB, dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang
menunjang dilakukan pemasangan IUD.
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas
Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap
bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita,
ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat
badan, deteksi dini, gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT,
pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas
ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk yang bertempat

7
tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada
kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara
lain penyuluhan, pemeberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh
masyarakat atau pemberian oralit yang disediakan.

2.6 Pengelola dan Sasaran Posyandu


Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan mutu
Posyandu ditingkat desa dan kelurahan sebagai berikut :
a. Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades atau Lurah)
b. Penggungjawab operasional : Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)
c. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD atau Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim
Penggerak PKK)
d. Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD
e. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes
Selain itu terdapat Pokjanal Posyandu yang dibentuk disemua tingkatan
pemerintahan terdiri dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam
pembinaan Posyandu yaitu :
a. Tingkat Propinsi : BKKBN, BKKBN tingkat provinsi terdiri dari PMD (Pembinaan
Masyarakat Desa), Bappeda, dan Tim Penggerak PKK
b. Tingkat Kab atau Kodya : Kantor Depkes atau Kantor Dinkes, BKKBN, PMD,
Bappeda.
c. Tingkat Kecamatan : Tingkat Pembina LKMD Kec (Puskesmas, Pembina petugas
Lapangan, KB, Kaur Bang (Kepala Urusan Pembangunan), dan KPD (Kader
Pembangunan Desa)
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat atau keluarga terutama :
1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1 sampai dengan 5 tahun
3. Ibu hamil
4. Ibu menyusui
5. Ibu nifas
6. Wanita usia subur
8
2.7 Syarat – syarat Terbentukya Posyandu
Alasan Pendirian Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai
berikut:
1. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya pencegahan
penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.
2. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga
menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan
keluarga berencana (Effendi, 1998).
Penyelenggara Posyandu :
a. Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader
kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas
b. Pengelola Posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari
keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di
wilayah tersebut (Effendi, 1998).

2.8 Pengorganisasian Posyandu


1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat
pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksisibel, sehingga dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan
sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara
dan kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota.
Beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (kelurahan atau desa atau dengan
sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu unit atau kelompok pengelola Posyandu
yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyaraka setempat. Unit pengelolaan
Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari 16 para anggotanya.
Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-masing
unsur pengelola Posyandu, disepakati dalam unit atau kelompok Pengelola Posyandu
bersama masyarakat setempat.
2. Pengelolaan Posyandu
Pengelolaan Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah
pembentukan Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang
sekretaris dan seorang bendahara.
9
Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut :
a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.
b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyrakat.
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
3. Kader Posyandu
Kader di Indonesia merupakan sosok insan yang menarik perhatian khalayak.
Kesederhanaannya dan asalnya yang dari masyarakat setempat, telah membuat kader
begitu dekat dengan masyarakat. Keberadaannya yang selalu dekat dengan masyarakat
membuat alih pengetahuan dan olah keterampilan dari kader kepada tetangganya
demikian mudah. Kedekatannya dengan petugas Puskesmas telah membuat mereka
menjadi penghubung yang andal antara petugas kesehatan dengan masyarakat.
Profil kader yang dikenal adalah kader Posyandu. Melejitnya jumlah dan peran
Posyandu dalam keberhasilan program keluarga berencana dan kesehatan, telah turut
mengangkat kepopuleran kader Posyandu di Indonesia. Peran PKK (Pembina
Kesejahteraan Keluarga) dalam kader ini sangat besar, karena hampir seluruhnya kader
Posyandu atau kader PKK adalah wanita. Tim penggerak PKK dari mulai tingkat pusat,
provinsi, kabupaten atau kota, kecamatan dan desa/kelurahan, selalu berupaya
melakukan penggerakan dan pembinaan intensif terhadap kader PKK yang menjadi
tulang punggung kegiatan Posyandu.
4. Pembentukan
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa atau kelurahan dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Satu Posyandu melayani sekitar
80-100 balita. Dalam keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk
yang terlalu berjauahan, dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk
Posyandu baru.
Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan, salah satunya adalah melalui pendekatan PKMD, dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Pendekatan Internal (Penyiapan Petugas)
Tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan para petugas atau aparat,
sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu.

10
b. Pendekatan Eksternal (penyaiapan Steakholder atau Pemangku Kepentingan)
Tujuan pendekatan ekternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh
masyarakat, sehingga bersedia pendukung penyelenggaraan Posyandu.
c. Survei Mawas Diri (SMD) Tujuan SMD adalah menimbulakan rasa memiliki
masyarakat ( sense of belonging ) melalui penemuan sendiri masalah yang
dihadapi serta potensi yang dimiliki. SMD dilakukan oleh masyarakat sendiri
dengan bimbingan petugas Puskesmas, aparat pemerintah desa/kelurahan, dan
Konsil Kesehatan Kecamatan (jika sudah terbentuk).
d. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah
para tokoh masyarakat yang mendukung pembentukan Posyandu atau Konsil
Kesehatan Kecamatan (jika telah terbentuk). Peserta MMD adalah anggota
masyarakat setempat. Materi pembahasan adalah hasil SMD serta data kesehatan
lainnya yang mendukung.Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya
daftar urutan masalah dan upaya keseatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan
dengan konsep Posyandu.
5. Kedudukan Posyandu
a. Kedudukan Posyandu terhadap Pemerintahan Desa atau Kelurahan adalah instansi
pemerintah yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan di desa atau
kelurahan. Kedudukan Posyandu terhadap pemerintahan desa atau kelurahan adalah
sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara
kelembagaan dibina oleh pemeerintah desa atau kelurahan.
b. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja Posyandu Pokja Posyandu adalah kelompok
kerja yang dibentuk di desa atau kelurahan, yang anggotanya terdiri dari aparat
pemerintahan desa atau kelurahan dan tokoh masyarakat yang bertanggung jawab
membina Posyandu. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja adalah sebagai satuan
organisasi yang mendapat binaan aspek administratif, keuangan, dan program dari
pokja.
c. Kedudukan Posyandu terhadap Berbagai UKBM adalah bentuk umum wadah
pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan, yang salah satu diantaranya adalah
Posyandu. Kedudukan Posyandu terhadap UKBM dan pelbagai lembaga
kemasyarakatan atau LSM desa atau kelurahan yang bergerak di bidang kesehatan
adalah sebagai mitra.
d. Kedudukan Posyandu terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan Konsil kesehatan
kecamatan adalah wadah pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan yang
11
dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat dikecamatan yang berfungsi menaungi
dan mengkoordinir setiap Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Kedudukan Posyandu terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan adalah sebagai satuan
organisasi yang mendapatkan arahan dan dukungan sumberdaya dari Konsil
Kesehatan Kecamatan.
e. Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab melaksanakan
pembangunan kesehatan di kecamatan. Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas
adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara
teknis medis dibina oleh Puskesmas.

2.9 Dasar Pelaksanaan Posyandu


Surat keputusan bersama Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun 1985.
21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu
yaitu :
1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu dalam
lingkup LKMD dan PKK.
2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi Posyandu serta
meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-program pembangunan
masyarakat desa.
3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan kader
pembangunan.
4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah atau di daerah masing-masing dari
melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan BKKBN.
5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara penyelenggaraan
dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.

12
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Posyandu Adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia
sejak dini. Tujuan Posyandu yaitu Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan
angka kelahiran, Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, Mempercepat penerimaan
norma keluarga kecil sehat dan sejahtera, Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan, Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat . Kegiatan Posyandu Kesehatan Ibu dan Anak,Keluarga
Berencana,Immunisasi, Peningkatan gizi,Penanggulangan Diare.

3.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap profesinya, maka
agar lebih memberikan penyuluhan maupun pelatihan yang berkualitas bagi kader-
kadernya khusunya kader yang akan ditempatkan diposyandu dengan tujuan bisa
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam hal kesehatan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Dapartemen kesehatan RI, 2006. "Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu".Jakarta
Departemen kesehatan RI. 2006. "Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga".Jakarta.
Effendy, Nasrul. 1998. "Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat".Jakarta : GC.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. "Buku Panduan Kader Posyandu Menuju
Keluarga Sadar Gizi". Direktorat Bina Gizi.
Kependudukan dan Biostatik FKM USU. "Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat
dalam UPKM".
Notoatmodjo, Soekidjo. "Ilmu Kesehatan Masyarakat". Jakarta: PT. Rineka Cipta

14

Anda mungkin juga menyukai