SUDAH
TEPATKAH?
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan baik mengenai isi, bahan
kajian, cara penyampaian maupun penilaian yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar. Kurikulum juga merupakan sebuah rencana
yang member pegangan atau pedoman dari proses belajar dan mengajar.
Salah satu jenjang pendidikan formal adalah ranah pendidikan kejuruan yang
mana juga harus memiliki kurikulum tertulis yang tersusun secara sistematis, jelas, dan
rinci. Kurikulum pendidikan kejuruan memiliki beberapa landasan filosofis yang sesuai
dengan keberadaannya, yaitu eksistensialisme dan esensialisme. Eksistensialisme
berpandangan bahwa pendidikan kejuruan harus mengembangkan eksistensi manusia
untuk bertahan hidup, bukan merampasnya. Sedangkan esensialisme berpandangan
bahwa pendidikan kejuruan harus mengaitkan dirinya dengan sistem-sistem yang lain
seperti ekonomi, politik, sosial, ketenaga kerjaan serta religi dan moral. Pendidikan
kejuruan seharunsya menjadi pihak yang harus bertanggungjawab atas penyiapan orang
untuk bekerja atau mandiri, yang menuntut adanya jenis pendidikan yang dapat
menyediakan berbagai alternatif pilihan, dan untuk hal tersebut yang paling tepat adalah
pendidikan kejuruan itu sendiri.
Indonesia dewasa ini menggunakan program system ganda (PSG) atau biasa
disebut Model Sistim Ganda (Dual System), yang merupakan perpaduan antara model
pasar dan model sekolah dalam hal ini pemerintah berperan sebagai pengawas model
pasar. Pemerintah diharapkan bisa membentuk kondisi yang memungkinkan bagi
pendidikan kejuruan untuk dapat berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan swasta
dan sponsor swasta lainnya untuk bisa memberikan layanan pendidikan dan pelatihan
bagi individu untuk dapat berpartisipasi secara professional di dalam dunia
industri. Model sistem ganda tersebut memiliki sistem pembelajaran yang dilaksanakan
di dua lokasi, yaitu di sekolah kejuruan dan di mitra kerja (dunia usaha dan industri)
yang keduanya akan berkolaborasi dalam menciptakan kemampuan kerja lulusan yang
handal.
Namun, terdapat beberapa kendala dalam model PSG, baik dari pihak industry
maupun pihak sekolah, seperti kendala struktural, geografis, potensi teknologis,
psikologis, akademis, manajerial, dan kultural yang dapat berimbas pada hasil output
dari SMK tersebut. Kendala structural meliputi kendala kendala yang terjadi pada
structural dalam program system ganda itu sendiri. Kendala geografis dan cultural
terjadi karena luasnya wilayah geografis dan beragamnya kultur di Indonesia yang
berdampak pada perbedaan budaya dan kebiasaan pada setiap daerah. Kendala potensi
teknologis meliputi kurangnya sarana dan prasarana sekolah dalam mendukung siswa
untuk lebih berkembang dalam usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang akan
diterapkan dalam dunia usaha/industry. Kendala psikologis meliputi kurangnya
kesadaran peserta didik dalam kedisiplinan dan rendahnya kepedulian siswa terhadap
keselematan kerja. Kendala akademis meliputi kurang siapnya instruktur maupun guru
pembimbing dalam mendampingi peserta didik. Kendala manajerial meliputi kurang
efektifnya manajerial yang mendukung peserta didik untuk memudahkan peserta didik
tersebut mendapatkan perusahaan untuk pelatihan industry.
Padahal pendidikan kejuruan yang mana merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan nasional memiliki tanggung jawab dalam usaha mempersiapkan individu
untuk mendapatkan keahlian khusus, memenuhi kompetensi kompetensi yang
diperlukan oleh industri, dan mengenal budaya kerja industri yang berisikan tentang
nilai etos kerja yang dilandasi oleh sistem kerja dunia industri seperti kejujuran, disiplin,
keuletan, ketaatan terhadap regulasi, keselamatan kerja yang mana akan menjadi modal
berharga bagi individu tersebut untuk bisa berpartisipasi secara professional di dalam
dunia usaha/industri.
Selain model PSG yang diterapkan di Indonesia dewasa ini ada terdapat pula
berbagai macam model model pendidikan kejuruan telah dikembangkan oleh berbagai
negara di dunia. Setiap model pendidikan kejuruan tersebut juga memiliki karakteristik,
kelebihan dan kekurangan yang berbeda pula.
Model Sekolah (School Model) atau sering juga disebut Model Birokratik
adalah pendidikan dimana pemerintah berperan merencanakan, mengorganisasikan, dan
memantau pelaksanaan pendidikan kejuruan. Model ini pertama kali diimplementasikan
di Perancis yang menggunakan subsistem tersebut untuk menciptakan hubungan
berbasis kekuatan politik antara modal dengan tenaga kerja. Model ini memiliki resiko
lembaga lembaga pendidikan kejuruan bisa sangat dipengaruhi struktur logis dari
pendidikan umum dan merosot ke cabang bawahan.