PENDAHULUAN
Pengertian Dilatasi
Dilatasi adalah sebuah sambungan / garis pada sebuah bangunan yang
karena sesuatu hal memiliki sistem struktur berbeda. Dilatasi baik
digunakan pada pertemuan antara bangunan yang rendah dengan yang
tinggi, antara bangunan induk dengan bangunan sayap, dan bagian
bangunan lain yang mempunyai kelemahan geometris
Misalkan ada struktur tanah yang lemah dan yang kuat dalam satu
rencana bangunan, maka pondasi akan dubuat dengan sesuai dengan
struktur tanah tersebut.
Atau dapat juga menggunakan bahan dilatasi joint, yang berfungsi sebagi
sealant yang bisa expansi mengikuti gerakan kedua bangunan.
Tetap ada juga deign Bangunan yag membuat siar dilatasi antara kolom
struktur dengan kolom struktur, dengan perbedaan ting lantai, seperti ;
Bangunan berlantai 5, dan memiiki banguna podium hanya berlantai 2,
sebagai ruang tunggu atau lobby, siar dilatasi disini sangat rawan
kebocoran karean kondisi kolom struktur yang ada siar dilatasinya, berda
ditengah bangunan lobby, disinilah dibutuhkan selain dilatsi joint sebagai
peredam benturan, juga sebagai waterproofing, dan harus extra hati hati
dalam penagan kasus seperti ini.
Dilatasi biasanya merujuk pada sebuah garis pada sebuah bangunan yang
karena sesuatu hal memiliki sistim struktur berbeda.
Perbedaan ketinggian misalnya di gedung tinggi kan ada tower dan ada
podium (yang biasanya jadi lobby), nah antara tower dan podium harus
beda sistem strukturnya karena kan bebannya beda.
Pada saat gempa, baik lobby maupun tower akan bergoyang sesuai
dengan frekuensi naturalnya sendiri-sendiri yang berbeda karena
perbedaan ketinggian. Kalau tidak pakai siar dilatasi akan ada retakan.
Contraction Joint
delatasi untuk mengantisipasi dan membatasi retak susut pada bidang plat beton
berfungsi sebagai crack control
dibuat pada satu bidang plat beton yang dicor bersamaan, antara 6-12 jam setelah
finishing permukaan beton selesai dilaksanakan, paling lama adalah 24 jam setelah beton
selesai dicor
tidak harus berupa celah penuh, dapat berupa pemotongan/cutting pada lokasi yang
ditentukan di bidang plat beton, dengan lebar 3 mm – 6 mm dan kedalaman ¼ tebal plat
beton, untuk mengarahkan dan membatasi retak susut
Isolation/Expansion Joint
delatasi untuk
mengantisipasi kembang dan susut
pada bidang plat beton, termasuk
pergerakan vertikal dan horisontal
berupa celah penuh yang
memisahkan satu bidang plat beton
dengan konstruksi lain (plat beton,
tie beam, dinding, dsb) di
sekitarnya
ukuran celah lebih lebar dari
contraction joint, biasanya berkisar
1,5 cm – 2,5 cm dan diisi material
yang bersifat elastis
terletak di antara dua bidang
elemen struktur yang
berdampingan dicor pada waktu
yang berbeda
Construction Joint
merupakan delatasi
yang disebabkan oleh
penghentian pekerjaan
pengecoran, dan beton
lama sudah mengalami
setting dan proses
pengerasan, misalnya
pengecoran yang berhenti
dan dilanjutkan pada hari
berikutnya
pada umumnya
berupa pemisahan penuh
namun celahnya tidak perlu
selebar expansion joint dan
dapat berupa cutting atau
pemotongan saja pada
posisi pertemuan beton
lama dan baru
pada umumnya
dipasang dowel, walaupun
tidak harus selalu
menggunakan
dowel ,tergantung pada
kebutuhan penyaluran gaya
pada struktur plat beton
yang dilaksanakan
CORE (INTI BANGUNAN)
Pengertian core (inti bangunan)Core atau inti bangunan menurut Schueller
(1989) adalah suatu tempat untuk meletakan transportasi vertikal dan
distribusi energi ( seperti lift, tangga, wc dan shaft mekanis ). Dari sumber
modul perkulihan teknologi bangunan 5, inti adalah tempat untuk memuat
sistem-sistem transportasi mekanis dan vertikal serta menambah kekakuan
bangunan.Jadi kesimpulannya bahwa inti bangunan (core) suatu tempat
untuk meletakan sistem transportasi vertikal dan mekanis dengan bentuk
yang disesuaikan dengan fungsi bangunan serta untuk menambah
kekakuan bangunan diperlukan sistem struktur dinding
geser sebagai penyalur gaya lateral (seperti tiupan angina tau gempa bumi)
pada inti.
Bentuk Inti Bangunan
Untuk bentuk dan ukuran inti bangunan tidak ada batasannya tetapi inti
bangunan
mempunyai beberapa ciri khas yaitu : (Schueller ,1989)
Bentuk inti :
o Inti terbuka (N)
o Inti tertutup (B)
o Inti tunggal dengan kombinasi inti linear (A)
Jumlah inti :
o Inti tunggal
o Inti jamak
Letak inti :
o Inti di dalam (C)
o Inti di sekeliling (J)
o Inti di luar (M)
Susunan inti :
o Inti simetris (F)
o Inti asimetris (J)
Geometri bangunan sebagai penentu bentuk bangunan :
o Langsung (K)
o Tidak langsung (P)
Menurut Juwana (2005), letak inti bangunan tinggi yang berbentuk
menara (tower)
berbeda dengan bangunan yang berbentuk memanjang (slab) yaitu :
1. Inti pada bangunan bentuk bujur sangkar
Bentuk bujur sangkar banyak digunakan untuk bangunan perkantoran
dengan koridor mengelilingi inti bangunan. Contoh : Gedung Blok ‘G’
DKI, Gedung Indosat, Wisma Bumi Putera di Jakarta dan One Park Plaza
di Los Angleles Amerika Serikat
2. Inti pada bangunan bentuk segitiga
Contoh dari inti bangunan dengan bentuk segitiga adalah Hotel Mandarin
diJakarta, Gedung US Steel di Pittsburg Amerika Serikat, Riverside
Development di Brisbane Australia dan Central Plaza di Hongkong.
3. Inti pada bangunan bentuk lingkaran
Menara berbentuk lingkaran biasanya digunakan pada fungsi hunian
(apartemen dan hotel) dengan koridor berada di sekeliling inti bangunan
sebagai akses ke unit-unit hunian. Contoh dari inti bangunan dengan
bentuk lingkaran adalah Shin-Yokohama Hotel di Jepang, Marina City di
Chicago Amerika Serikat dan Gedung Tabung Haji di Kuala Lumpur
Malaysia
4. Inti pada bangunan dengan bentuk memanjang