Makanan Tradisional
Sayur Babanci
Bahan :
Bumbu :
• 1 iris lengkuas (+/- 1 cm), memarkan
• 3 sdt garam
• 3 lembar daun salam
Yang dihaluskan :
• 1 iris kunyit (+/- 2 cm)
• 1 iris jahe (+/- 2 cm)
• 2 iris temu mangga (+/- 1 cm)
• 5 butir kemiri
• 1 sdt terasi
• 1 sdm ketumbar, sangrai
• ½ sdt jintan
• 2 siung bawang putih
• 8 buah bawang merah
• 4 buah cabai merah, buang biji
Cara membuat :
1. Rebus daging hingga setengah matang. Angkat, potong +/- 3 x 3 cm.
2. Tumis semua bumbu hingga setengah kering
3. Masukkan tumisan bumbu dan potongan daging ke dalam air rebusan daging
4. Masukkan santan kental dan keruakn kelapa muda, tambahkan kelapa parut, aduk terus hingga
matang dan santan tidak pecah. Angkat.
Bahan-bahannya :
Bahan Pelengkap :
· Ikan teri goreng
· Kacang goreng
· Telur dadar, diiris tipis
· Mentimun, diiris tipis
· Daun kemangi
· Bawang goreng
Sambal Kemiri :
Gerus dan campur jadi satu sampai halus:
· 25 gram kacang goreng
· 5 butir kemiri goreng
· 5 cabe rawit, diseduh air panas
· 2 cabe merah, diseduh air panas
· ½ sdt garam
· 1 sdt cuka
· 2 sdt gula pasir
· 50 cc air panas
Cara Membuat :
· Kukus beras sampai setengah matang, angkat dan sisihkan.
· Sementara itu rebus santan, ketumbar, serai, daun salam, pandan dan garam di dalam panci sampai
mendidih. Kemudian masukkan beras yang sudah dikukus. Aduk-aduk di atas api kecil sehingga
seluruh cairan terhisap oleh beras. Setelah itu kukus lagi sampai matang. Angkat.
· Cara menghidangkan: Taruh nasi dalam piring, taburkan bahan pelengkap di atasnya. Dimakan
dengan sambal kimiri.
Untuk 6 porsi
Bahan-bahan :
Bubur Ayam :
• 500 gr beras pulen, cuci bersih
• 2 liter air, untuk merebus
• 1 ½ sdt garam
Kuah :
• 2 sdm minyak, untuk menumis
• 2 batang serai, ambil bagian putihnya, memarkan
• 2 lembar daun salam
• 2 lembar daun jeruk
• 2 liter air untuk merebus
• 250 gr fillet ayam
• 5 sdm kecap manis
• minyak secukupnya, untuk menggoreng
Haluskan :
• 10 buah bawang merah
• 4 siung bawang putih
• ½ sdm ketumbar, sangrai
• ¼ sdt jinten, sangrai
• 2 cm kunyit, bakar
• 2 sdt garam
Pelengkap :
• Sate ati dan ampela
• Sate usus ayam
• Kacang kedelai goreng
• Bawang goreng
• Emping goreng
• Sambal
• Daun bawang dan daun seledri, iris halus
Cara Membuat :
1. Bubur Ayam : Masukkan beras, air dan garam. Masak dengan menggunakan api kecil sampai beras
menjadi bubur yang kental. Angkat dan sisihkan.
2. Kuah : Panaskan minyak, tumis bumbu halus, serai, daun salam dan daun jeruk sampai harum.
Angkat Didihkan air. Masukkan fillet ayam dan bumbu tumis. Masak sampai ayam matang dan
bumbu meresap. Angkat. Pisahkan ayam dan kuah. Ukur kaldu sebanyak 1000 ml. Jerangkan kembali
diatas api. Tambahkan kecap manis. Rebus sampai mendidih.Angkat.
3. Panaskan minyak, goreng ayam sampai berwarna kuning kecokelatan. Angkat dan tiriskan. Lalu
suwir-suwir
4. Penyajian : Siapkan mangkuk saji, letakkan bubur nasi dan siram dengan kuah. Sajikan bersama
bahan pelengkap
Bahan-bahan :
300 gram jeroan kambing siap pakai150 gram daging kambing
Air secukupnya untuk merebus jeroan
1500 – 2000 ml air, untuk merebus
½ butir pala
3 butir cengkih
5 cm kayu manis batangan
1 bunga pala
5 lembar daun jeruk
2 sdm margarin, untuk menumis
1 sdm minyak samin/mentega, untuk menumis
250 ml santan dari ½ butir kelapa
Bumbu halus :
4 cm (35 gram) jahe
8 siung (75 gram) bawang putih
2 sdt garam
½ sdt merica bubuk
Pelengkap :
2 buah (200 gram) tomat, potong-potong2 batang daun bawang, iris halus
1 batang seledri, iris halus
Emping goreng
Bawang goreng
Kecap manis
Jeruk limau
Acar mentimun
Cara membuat :
Rebus jeroan dan daging kambing dalam air sampai mendidih, angkat, buang airnya. Rebus kembali
dalam 1500 – 2000 ml air bersama pala, cengkih, kayu manis, bunga pala dan daun jeruk hingga
masak dan empuk. Angkat, keluarkan jeroan dan daging.
Iris jeroan dan daging ukuran 2 x 2 cm, sisihkan. Ukur kaldu sebanyak 1000 ml. Bila kurang,
tambahkan air panas secukupnya.
Panaskan margarin dan minyak samin/mentega, tumis bumbu halus hingga harum, masukkan ke
dalam kaldu. Jerangkan kaldu di atas api, masukkan santan. Masak hingga mendidih, angkat.
Untuk menghidangkan, masukkan irisan jeroan dan daging ke dalam mangkuk, tuang kaldu.
Tambahkan irisan tomat, daun bawang, seledri, emping dan bawang goreng. Bubuhi kecap manis dan
jeruk limau. Hidangkan dengan acar mentimun.
Bahan-bahan :
Bumbu :
2 butir kemiri
3 buah cabai merah keriting
3 siung bawang putih
5 siung bawang merah
2 kelingking (2 cm) kencur
1 jempol (2 cm) lenkuas
1 batang serai, memarkan
1 lembar daun salam
2 kelingking (2 cm) kunyit
Terasi secukupnya
Garam secukupnya
Cara membuat:
Bersihkan ikan gabus. Lumuri dengan air jeruk nipis dan garam.
Goreng ikan gabus hingga kering dan matang. Tiriskan.
Kecuali kluwek, serai, dan daun salam, haluskan semua bumbu.
Tumis bumbu dengan sedikit minyak goreng hingga wangi.
Tambahkan kluwek, 1 liter air, serai, dan daun salam, lalu rebus sampai mendidih, tambahkan garam
seperlunya.
Siramkan kuah pada ikan gabus goreng.
Sajikan di pinggan cekung.
Laksa Betawi
Bahan-bahan :
Cara Membuat:
Tumis bumbu halus, ayam, udang, daun salam, serai hingga harum dan berubah warna.
Tuang santan dan masak sampai matang. Angkat ayam, lalu suwir-suwir.
Sajikan pelengkap dengan suwiran ayam yang disiram kuah panas.
Untuk 8 porsi
Soto Betawi
Bahan-bahan :
3 buah kentang kukus matang, goreng sebentar, 3 buah tomat segar, 1 batang daun bawang (iris), 2
batang seledri (iris), bawang goreng, emping goreng, kecap manis dan jeruk limau.
Bahan Untuk Sambal :
rebus : 10 cabe rawit merah, 1 cabai merah besar, 2 siung bawang putih dan 1 sdt garam, haluskan.
Cara Membuat :
1. Rebus daging sapi bersama serai, salam, daun jeruk, cengkih, pala, jahe dan kayu manis dan air
hingga daging setengah matang, angkat daging potong dadu, sisihkan kaldunya.
2. Panaskan 2 sdm minyak goreng, tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum, angkat.
3. Campurkan tumisan bumbu kedalam kaldu dan masukkan kembali potongan daging dan santan,
masak hingga daging lunak dan bumbu menyatu, angkat.
4. Babat dan paru, rebus terpisah hingga lunak, angkat dan sisihkan. Bila akan disajikan goreng dalam
minyak panas sebentar dan potong bentuk dadu.
5. Siapkan mangkuk, tata babat, paru, kuah dan daging, potongan kentang, tomat, taburi irisan daun
bawang, daun seledri, bawang goreng, emping, kecap manis, jeruk limau dan sambal. Sajikan hangat.
Semur Daging
Bahan-bahan :
Bahan-bahan :
Untuk : 8 orang
Gado-gado Jakarta
Bahan Gado-gado :
Lontong, 1 buah
Kacang panjang, 50 gram, potong 4 cm, rebus
Kol, 50 gram, potong kasar dan rebus
Daun selada, 4 lembar
Taoge, 50 gram
Timun muda, 1/2 buah
Tempe goreng, 1 buah, potong kotak-kotak
Tahu goreng, 1 buah, potong kotak-kotak
Kentang rebus, 1 buah, potong kotak-kotak
Telur ayam rebus, 1 butir, potong jadi 6 bagian
Kerupuk udang atau emping secukupnya
Saus Kacang :
1. Saus kacang : Haluskan kacang goreng, bawang merah, bawang putih dan terasi.
2. Tambahkan cabai merah, haluskan.
3. Masukkan bumbu halus dalam panci, tambahkan bahan bumbu yang lain. Rebus sambil diaduk hingga
mendidih dan berminyak, angkat.
4. Atur dalam piring saji, lontong, sayur, tahu, tempe, kentang dan telur.
5. Tuangi saus kacang secukupnya. Tambahkan kerupuk atau emping di atasnya, sajikan.
Untuk 2 Porsi Gado-gado
Tips Gado-gado :
Ketika memasak saus, gunakan api kecil dan terus diaduk agar tidak hangat di dasar panci.
Sayur dapat diganti sesuai selera.
Jangan rebus sayur terlalu lama agar tetap renyah.
Pakaian adat
Setiap provinsi pasti mempunyai pakaian adat khas daerahnya masing-masing. Pakaian adat biasanya
dikenakan pada saat adanya penyelenggaraan upacara tertentu. Disebut pakaian adat sebab ciri-ciri
yang ada maupun tatacara dalam mengenakan sangat khas. Upacara adat pengantin, adat keagamaan,
dan lain-lainnya biasanya dilengkapi dengan pakaian adat. Ada pakaian adat untuk kaum laki-laki dan
ada juga pakaian adat untuk kaum perempuan. Pakaian adat daerah Provinsi DKI Jakarta
adalah Betawi. Ini sesuai dengan nama penduduk asli yang mendiami wilayahnya.
Apa saja nama perlengkapan-perlengkapan pakaian adat Betawi? Karena Islam berpengaruh kuat
dalam budaya Betawi, ciri-ciri khas keislamannya tampak jelas. Perhatikan penjelasan berikut ini.
Perlengkapan pakaian adat pria Betawi;
Celana panjang.
Selendang lockan, selembar kain batik yang dilingkarkan pada bagian pinggang.
Baju kabaya.
Kain batik.
Hiasan tambangan berupa anting-anting air seketel, gelang listring, dan gelang selendang mayang.
Sumber : Selayang Pandang DKI Jakarta : Moh. Rofii Adji Sayekti
Disisi lain, pakaian dan tata rias pengantin Betawi sangat kaya akan pengaruh budaya lain, baik
budaya asing maupun beberapa budaya suku bangsa yang ada di Indonesia. Budaya asing yang cukup
kental terlihat mempengaruhi budaya Betawi adalah Arab (Islam), Cina, India, dan Belanda. Adapun
kebudayaan suku bangsa lain yang tampak menonjol mempengaruhi adalah Sumatera atau Melayu,
Jawa, Sunda, dan Bali.
Berbagai pengaruh dari kebudayaan luar/ asing tampak sebagai berikut.
Sorban, jubah panjang, dan celana panjang pada pengantin pria merupakan pengaruh dari
kebudayaan Arab.
Siangko (penutup muka), tuaki (baju model bagian atas), dan rok panjang pada pengantin
wanita merupakan pengaruh dari kebudayaan Cina.
Terompah (alas kaki) yang dikenakan pengantin pria dan wanita merupakan pengaruh dari
kebudayaan Arab.
Masyarakat Betawi mengenal enam macam pakaian adat pengantin Betawi, yaitu;
Cara dandan Haji,
Cara model India,
Cara model Barat,
Cara model Jawa,
Cara model Sunda, dan
Cara model Melayu.
Pengantin pria dengan model pakaian dandanan Haji biasanya memakai tutup kepala yang
disebut alpia atau alpie. Penutup kepala ini mempunyai tinggi 15-20 cm dan dililitkan dengan sorban
kain, warna putih gading atau kadang-kadang kuning. Di pinggir kiri alpia diberi untuaian bunga
melati yang pada ujung bawahnya ditutup bunga cempaka dan ujung atasnya diberi sekuntum bunga
mawar merah.
Pengantin laki-laki dengan dandanan haji biasanya mengenakan jubah terbuka yang dihiasi dengan
emas, dan manik-manik bermotif burung hong, bunga-bungaan, kubah masjid dan sebagainya.
Sebelum memakai jubah, biasanya seorang pengantin laki-laki memakai gamis (baju dalam) yang
panjangnya kira-kira sampai mata kaki. Selain itu pengantin laki-laki memakai selempang berhiaskan
mute sebagai tanda kebesaran.
Untuk pengantin wanita, pakaiannya terkesan meriah. Tuaki adalah baju bagian atas yang dikenal
memiliki dua model, yaitu model shanghai (Cina) dan model baju kurung (Melayu). Syarat utama
tuaki berbahan polos dan memiliki hiasan yang bervariasi. Ciri khas model shanghai adalah berkrah
tertutup, panjang sebatas pinggul. Tuaki berbentuk baju kurung, model seperti baju kurung Melayu
pada umumnya.
Padanan tuaki adalah kun, yaitu rok melebar kebawah dengan panjang sampai ke mata kaki. Kun juga
dihiasi benang tebar dengan kombinasi sesuai tatahan motif pada tuaki. Untuk tuaki biasanya dipilih
warna-warna cerah dari bahan satin atau beludru. Hal tersebut melambangkan sukacita dan
keceriaan kedua pengantin dan seluruh keluarganya. Untuk hiasan penutup daada dan bahu,
yaitu teratai. Hiasan ini terbuat dari beludru bertahtakan hiasan logam pada permukaannya dengan
motif bunga tanjung. Teratai ini berjumlah delapan lembar kecil yang dirangkai menjadi susunan
delapan daun teratai yang simetris.
Untuk tata rias kepala, rambut disanggul dengan model buatan atau konde cepol tanpa
sasakan. Caranya dengan melilitkan secara berputar sehingga membentuk tiga tingkat lingkaran, yang
kemudian dipadatkan dengan tusuk konde. Hiasan yang dipakai di kepala adalah siangko
bercadar yang melambangkan kesucian seorang gadis. Siangko bercadar selalu berwarna emas dan
dihiasi batu-batu permata. Panjang cadarnya 30 cm terbuat dari manik-manik. Saat ini banyak
digunakan mote pasir dengan gumpalan benang wol merah di ujungnya. Selain itu ada tiga siangko
lainnya yang dipakai di belakang sanggul sebagai penutup ikatan siangko bercadar. Di atas siangko
bercadar diletakkan sigar atau mahkota dengan motif bunga-bungaan yang dipenuhi permata.
Hiasan rambut lainnya adalah tusuk paku atau kembang paku berjumlah 10 buah atau lebih yang
dimaksudkan sebagai penolak bala. Kembang goyang yang berjumlah 20 buah, juga dikenakan
sebagai hiasan rambut bersama dengan 2-4 buah kembang kelapa yang dipasang di kiri dan kanan
sanggul. Kembang goyang melambangkan pengakuan terhadap 20 sifat kebesaran Allah, yang wajib
diturunkan dan diajarkan kepada anak keturunannya kelak. Kembang kelapa merupakan simbol
pengharapan agar perkawinan yang dilakukan tetap kukuh, kuat seperti pohon kelapa, sehingga akan
menjadi perkawinan yang langgeng, sejahtera, dan bahagia.
Hiasan burung hong lebih dikenal dengan sebutan kembang besar berjumlah empat yang
melambangkan empat sahabat Rasullullah, Nabi Besar Muhammad, Saw. Satu lagi perhiasan kepala
yang dipercaya memiliki kekuatan magis adalah sunting atau sumpit telinga. Sebagai pelengkap,
biasanya telinga pengantin dihiasi dengan sepasang kerabu. Kerabu merupakan perpaduan anting dan
giwang. Di atas dahi pengantin diberi tanda berbentuk bulan sabit. Tanda bulan sabit berwarna merah
ini merupakan perlambang bahwa si gadis telah menjadi pengantin.
Pengantin wanita juga mengenakan perhiasan berupa kalung tebar yang dipakai melingkar leher di
atas teratai Betawi. Gelang listring dan gelang selendang mayang serta cincin emas yang berhiaskan
permata menjadi hiasan lengan, pergelangan tangan, dan jari pengantin wanita. Mempelai wanita
mengenakan selop berbentuk perahu kolek sebagai alas kaki dengan ujung melengkung ke atas dan
dihias dengan tatahan emas dan manik-mamik atau mote.
Rumah adat
Rumah-rumah adat Betawi dikelompokkan menjadi dua rona, yaitu adat dilingkungan bagian dalam
dan bagian pesisir. Rumah adat di lingkungan bagian dalam dapat dijumpai antara lain di daerah Condet,
Kebon Jeruk, Ciputat. Bintaro, Cinere, dan Sukabumi Ilir. Rumah adat di lingkungan bagian pesisir
antara lain terdapat di Marunda Pulo dan Marunda Besar (Condet dan Marunda Pulo merupakan dua
daerah yang paling banyak memiliki rumah adat Betawi).
Masyarakat Betawi mengenal tiga tipe rumah adat. Masing-masing rumah kebaya/ rumah bapang,
rumah joglo, dan rumah gudang. Perhatikanlah penjelasan secara umum ciri-ciri ketiga rumah adat
berikut ini.
1. Bentuk Atap
a. Dalam banyak hal, bentuk rumah kebaya hampir sama dengan rumah bapang. Perbedaan di antara
keduanya terletak pada bentuk atapnya.
Rumah kebaya memiliki beberapa pasang atap (wuwungan). Jika dilihat dari samping, bentuknya
seperti trapesium dan berlipat-lipat seperti lipatan kebaya. Jika dilihat dari depan, bentuknya
seperti segitiga sama kaki dengan tambahan pet pada bagian sampingnya, sebagai penahan hujan
atau panas.
Atap rumah bapang berbentuk melebar.
b. Rumah joglo memiliki bentuk atap yang menjorok ke atas dan tumpul seperti rumah joglo di Jawa.
c. Atap rumah gudang berbentuk pelana, tetapi ada pula yang berbentuk perisai. Atap yang berbentuk
pelana tersusun atas kerangka kuda-kuda, sedangkan yang berbentuk perisai ada tambahan satu
elemen struktur atap yang disebut jure.
2. Bagian-Bagian Rumah
Rumah kebaya dan rumah joglo terbagi atas tiga kelompok ruang, yaitu ruang depan, ruang tengah
(dalam), dan ruang belakang. Rumah gudang terbagi atas dua kelompok ruang, yaitu ruang depan dan
ruang tengah. Secara tersamar, ruang tengah, dan ruang belakang pada rumah gudang menjadi satu.
a. Ruang depan
Bagian rumah berpagar rendah dan tidak berpintu sehingga setiap orang bebas memasukinya. Bagian
ini juga disebut langkan atau serambi rumah. Biasanya langkan terbuat dari kayu atau bambu yang
bentuk serta motifnya bermacam-macam. Ruang ini dahulu berisi balai-balai terbuat dari bambu, tetapi
sekarang biasanya berisi kursi dan meja tamu yang berfungsi untuk menerima tamu.
Antara ruang ini dengan ruang tengah terdapat jendela berbentuk bulat (biasanya tanpa daun jendela
atau jeruji) yang disebut jendela bujang atau melompong. Fungsinya untuk percakapan antara tamu pria
dengan anak gadis pemilik rumah yang berada di kamar tidur terdepan di ruang tengah.
b. Ruang tengah (dalam)
Ruang ini terdiri atas kamar tidur (pangke), kamar makan, dan pendaringan. Pada umumnya kamar tidur
dibatasi empat dinding atau sekat, tetapi ada juga berupa kamar tidur terbuka. Kamar tidur terdepan
biasanya diperuntukkan bagi anak gadis pemilik rumah. Pendaringan terletak di bagian belakang ruang
tengah. Fungsinya untuk menyimpan barang-barang keluarga, benih padi, dan beras.
c. Ruang belakang
Ruang ini terdiri atas tapang, dapur, dan kamar mandi. Tapang yaitu ruangan kecil yang
dilengkapi dengan balai-balai dan berfungsi serba guna. Di ruangan ini tersedia kendi dan
peralatan minuman lainnya.
Dapur, yaitu tempat untuk memasak. Di ruangan ini terdapat tungku tradisional dengan tiga
lubang yang terbuat dari tanah liat.
Kamar mandi, yaitu ruangan untuk mandi. Di ruangan ini biasanya dilengkapi dengan padasan
(tempat berwudu) dan sumur beserta senggotnya.
Halaman rumah orang Betawi pada umumnya ditanami dengan berbagai macam tumbuhan. Di sekitar
rumah biasanya ditanami pula dengan jenis tanaman perdu yang berfungsi sebagai apotek hidup seperti
jahe kunyit, lengkuas, kencur, temulawak, beluntas, dan lain sebagainya.
Selain keempat rumah adat di atas, di Provinsi DKI Jakarta terdapat bentuk rumah adat Betawi yang
dianggap sebagai rumah bersejarah, yaitu "rumah si Pitung" yang terdapat di daerah Marunda Pulo.
Diantara bentuk rumah adat Betawi yang dijadikan sebagai model atau identitas rumah adat Provinsi
DKI Jakarta adalah rumah kebaya.
Tarian adat
1. Tari Cokek
Tari Cokek
Tari Cokek merupakan tarian tradisional yang berasal dari budaya Betawi. Selain dari Betawi, tarian
ini juga seringkali dijumpai di kawasan Tangerang. Karena tarian ini merupakan hasil gesekan antara
budaya Betawi, Banten, dan Cina. Tari Cokek telah ada sejak abad ke-19 di daerah Teluknaga,
Tangerang yang dibawa oleh seorang saudagar Cina yang bernama Tan Sio Kek.
Awal kemunculannya, Tari Cokek ini dimainkan oleh tiga para penari perempuan. Sekarang,
pertunjukan Tari Cokek sering kali dimainkan oleh lima orang penari perempuan dan beberapa orang
laki laki sebagai para pemain musik yang sebagian ikut mengiringi tarian wanita ini. Sehelai
selendang yang terikat pada pinggang penari perempuan merupakan salah satu dari ornamen pakaian
utama para penari wanita yang dipadu kebaya warna mencolok. Selendang ini bernama cokek.
Sekilas, Tari Cokek ini mirip tari Sintren dari Cirebon atau sejenis Ronggeng yang ada di Jawa
Tengah, di mana para penarinya memiliki kewenangan untuk mengajak para penonton ikut menari.
Akan tetapi, salah satu bagian yang menarik dalam Tarian Cokek adalah iringan musik Gambang
Kromong. Selengkapnya tentang Tari Cokek anda bisa mengunjungi artikel berjudul "Tari Cokek,
Tarian Tradisional Khas Betawi Jakarta".
2.Tari Lenggang Nyai
Asal mula tari lenggang ini berasal dari kisah seorang gadis cantik asal bertawi bernama Nyai
Dasimah yang sedang berada dalam kebingunannya untuk memilih dua pilihan pasangan hidup, yaitu
seorang Belanda dan seorang Indonesia. Ia pun kemudian menjadi istri seorang Belanda yang
bernama Edward William. Merasa terkekang oleh aturan yang dibuat suaminya, Nyai Dasima pun
menjadikan alasan tersebut untuk memberontak atas kesewenangan yang dilakukan terhadap dirinya.
Perjuangan atas hak-hak perempuan inilah yang menginspirasi Wiwiek Widiastuti untuk mengenang
dari perjuangan Nyai Dasima dalam bentuk gerak tarian Lenggang Nyai.
Karakter tari lenggang nyai ini lebih banyak menggunakan bentuk gerakan yang lincah sebagai
personifikasi masyarakat betawi. Terkadang, seperti yang tidak dapat mengambil keputusan, gerakan
tarian ini menunjukan bagaimana ia bergerak disatu sisi ke sisi lain. selain itu juga, tari Lenggang
Nyai menceritakan keceriaan serta keluwesan gadis belia Betawi dan tentunya kebahagiaan Nyai
Dasima yang dapat menentukan pilihan hidupnya. Selengkapnya tentang Tari Lenggang Nyai anda
bisa mengunjungi artikel berjudul "Tari Lenggang Nyai, Tarian Tradisional Betawi Dari Jakarta".
3.Tari Renggong Manis
Tari Renggong Manis merupakan hasil dari kawin silang budaya, yakni Tari Renggong Manis. Tarian
yang merupakan ungkapan dari kebahagiaan dan juga rasa kebersamaan para remaja putri ini
merupakan perpaduan diantara budaya Betawi, Arab, India, dan juga budaya Cina Klasik. Tidak heran
jika melihat banyaknya pengaruh dari budaya luar yang masuk ke dalam budaya Betawi, mengingat
letak Provinsi Jakarta dan adanya pelabuhan Sunda Kelapa sendiri yang merupakan sebuah pintu
menuju Indonesia di masa lampau.
Tari Renggong Manis ini biasanya dimainkan dalam acara-acara resmi. Biasanya akan ditampilkan
pertama sebelum memasuki acara utama, yaitu sebagai media penyambutan para tamu. Kebahagiaan
tuan rumah atas kedatangan para tamunya diasosiasikan dengan keceriaan dari Tari Renggong Manis
tersebut. Selengkapnya tentang Tari Renggong Manis anda bisa mengunjungi artikel berjudul "Tari
Renggong Manis, Tarian Tradisional Betawi Jakarta".
4. Tari Sirih Kuning
Tarian ini pada umumnya dibawakan secara berpasangan dengan diiringi musik khas Betawi yakni
Gambang Kromong. Tari Sirih Kuning biasanya dipentaskan untuk menyambut atau memeriahkan
sebuah acara. Tari Sirih Kuning ini merupakan pengembangan dari tari cokek, yaitu tarian tradisional
yang berasal dari budaya Betawi dan banyak berkembang di Tangerang.
Saat ini, tarian ini biasa dipakai untuk mengiringi para pengantin Betawi saat memasuki pelaminan
serangkai dengan proses penyerahan "sirih dare" dari mempelai pria terhadap pengantin wanita.
Selain itu tarian ini juga kerap dipentasakan pada acara hiburan penyambutan para tamu kehormatan
maupun perayaan lengkap dengan irama lagu khas Betawi. Selengkapnya tentang Tari Sirih Kuning
anda bisa mengunjungi artikel berjudul "Tari Sirih Kuning, Tarian Tradisional Betawi Jakarta"
5. Tari Topeng Betawi
Tari Topeng Betawi adalah salah satu tarian tradisional masyarakat betawi di Jakarta yang memakai
topeng sebagai ciri khasnya. Tari Topeng Betawi ini merupakan perpaduan antara musik, seni tari,
dan nyanyian. Seperti pertunjukan teater atau opera, para penari menari dengan diiringi suara musik
dan nyanyian. Tari Topeng Betawi ini lebih bersifat teatrikal dan juga komunikatif lewat gerakan.
Dalam pertunjukannya, tarian ini diawali dengan lagu yang diiringi oleh musik pengiring. Setelah itu
para penari keluar sambil menari dengan menggunakan topeng. Gerakan yang dilakukan para penari
tergantung pada tema yang dibawakan. Tema yang dibawakan dalam tarian ini tergolong variatif
diantaranya adalah cerita legenda, kritik sosial, kehidupan masyarakat, dan cerita klasik lainnya. Tari
Topeng Betawi ini merupakan tarian yang bersifat teatrikal. Sehingga ada pesan yang disampaikan
melalui gerakan para penari dalam menari. Selengkapnya tentang Tari Topeng Betawi anda bisa
mengunjungi artikel berjudul "Tari Topeng Betawi, Tarian Tradisional Dari Kota Jakarta".
6. Tari Yapong
Tari Yapong
Tarian ini merupakan tarian jenis tarian kontemporer yang melambangkan suka cita dan pergaulan
masyarakat. Tarian Yapong kerap di pentaskan di berbagai macam acara atau pesta rakyat di DKI
Jakarta. Menurut sejarahnya, Tari Yapong ini di mulai pada tahun 1977 pada saat acara ulang tahun
kota Jakarta ke-450. Ketika itu acara yang di selenggarakan mengangkat tema mengenai perjuangan
Pangeran Jayakarta dan mempercayakannya kepada seniman besar bernama "Bagong Kussudiarjo"
sebagai penyelenggara acara tersebut. Dalam menyiapkan acara tersebut, Bagong melakukan
penelitian terlebih dahulu mengenai kehidupan masyarakat Betawi.
Di dalam penelitian tersebut bagong melakukan observasi secara langsung kepada masyarakat Betawi
serta melakukan penelitian melalui perpustakaan, slide dan juga film mengenai masyarakat Betawi.
Sampai pada akhirnya menjadi sebuah sendatari yang di pentaskan di Balai sidang senyan, DKI
Jakarta di tanggal 20 juni 1977.
Tari Yapong sendiri merupakan suatu adegan di dalam sendratari tersebut, dimana para penari akan
menari dengan riang gembira menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Nama "yapong" pada
tarian ini di ambil dari lagu yang mengiring para penari berbunyi "ya..ya..ya" dan suara musik
pengiring yang terdengar seperti "pong..pong..pong". Tarian ini dianggap oleh masyarakat sebagai
tarian yang menarik, sehingga di jadikan tarian lepas dan dikenal nama Tari Yapong. Selengkapnya
tentang Tari Yapong anda bisa mengunjungi artikel berjudul "Tari Yapong, Tarian Tradisional Dari
Betawi Jakarta".
7. Tari Zapin Betawi
Tarian ini merupakan campuran dari tarian Melayu yang dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Kata
Zapin pada tarian ini berasal dari bahasa arab, yakni zafana yang artinya adalah bertandak atau
berjoget atau menari. Tari Zapin ini termasuk ke dalam tari pergaulan. Hal tersebut diperkuat dengan
berbagai keterangan yang dapat dilihat dari ciri-ciri penampilannya, seperti adanya unsur improvisasi,
spontanitas dan ke tidak formalan, terutama pada segi pemakaian kostum dan tidak adanya aturan
yang mengikat, baik itu segi koreografinya, seperti ketentuan komposisi tari maupun dari segi musik
pengiringnya. Dalam pertunjukannya, umumnya tidak ada jarak diantara penari dan penonton. Para
penonton bebas untuk tampil bebas di arena sebagai penari. Selengkapnya tentang Tari Zapin Betawi
anda bisa mengunjungi artikel berjudul "Tari Zapin Betawi, Tarian Tradisional Dari Jakarta".
8. Tari Pencak Silat
Aliran silat di Betawi yang cukup populer adalah Silat Beksi dan Silat Sabeni. Di Betawi sendiri silat
yang biasa ditarikan adalah aliran Silat Beksi. Tari Pencak Silat tidak dapat dilepaskan dari seni bela
diri Pencak Silat tersebut, dikarenakan gerakan dan kostum pada Tari Silat merupakan hasil dari
adaptasi Pencak Silat sendiri. Konon, Silat yang ditarikan dan diiringi musik adalah upaya dari
perguruan Silat untuk mengelabui Belanda dimasa penjajahan. Setelah sebelumnya para pendekar
silat belajar dengan cara sembunyi-sembunyi. Karena dimasa itu, segala jenis bela diri dilarang
beredar di Indonesia. Selengkapnya tentang Tari Pencak Silat anda bisa mengunjungi artikel berjudul
"Tari Pencak Silat, Tarian Tradisional Betawi Jakarta".
Lagu Daerah Jakarta
1. Abang Pulang
Nah, abang pulang
Bakul nasi goyang-goyang
Dek, abang pulang
Dari kota pulang kandang
Abang bawa apaan?
Abang bawa bungkusan
Eh bungkusannye apaan?
Beginian
Apaan sih isinye bang?
Ntar aje loe liat
Buka donk aye liat,
Loe liat pasti melotot
[Buka donk bang, buka,
Udeh gak sabar nih aye bang apaan sih isinye.
Eh, eh, sabar, sabar, nyebut..]
Duh, abang sayang
Pulang pasti banyak uang
Duh, dek sayang
Gue gak bisa bilang dah. Terserah.
Abang bawa apaan?
Abang bawa bungkusan
Eh bungkusannye apaan?
Beginian
Apaan sih isinye bang?
Ntar aje loe liat
Buka donk aye liat,
Loe liat pasti melotot
[Nih..!
Ahh.., sepatu butut]
2. Cik Abang
Buat apa berkain batik tulis
Jikalau tidak serta s’lendang kebaya
Buat apa bermuka-muka manis
Jikalau memang tidak ya jiwa manis indung disayang
Jikalau tidak jujur hatinya
Kalau Cik Abang ke Pasar Minggu
janganlah lupa beli pepaya
Kalau Cik Abang berkawan baru
janganlah lupa kawan yang lama
3. Dayung Sampan
Dayung sampan mencari ikan ikan dicari hai nelayan di tengah muara
Kalau tuan mencari makan cari makan jual suara menjual suara
Lay lay la la la la lay menjual suara lay lay lay
lay lay lay lay lay lay lay lay lay
Dayung dayung dayung dayung dayung sampan
Dayung sampan sampan didayung sampan didayung hai nelayang ke tengah lautan
Kalau tuan mencari jodoh jangan mencari hai nalayan hai nelayan Lay lay
Lay lay la la la la lay hai nelayan lay lay lay
lay lay lay lay lay lay lay lay lay
Dayung dayung dayung dayung dayung sampan
4. Hujan Gerimis
eh ujan gerimis aje
ikan teri diasinin
eh jangan menangis aje
yang pergi jangan dipikirin
jalan-jalan ke menado
jangan lupa membeli pala
kalo niat mencari jodoh
cari yang item seperti saya
5. Jali – Jali
ini dia si jali-jali
lagunya enak lagunya enak merdu sekali
capek sedikit tidak perduli sayang
asalkan tuan asalkan tuan senang di hati
palinglah enak si mangga udang
hei sayang disayang pohonnya tinggi pohonnya tinggi buahnya jarang
palinglah enak si orang bujang sayang
kemana pergi kemana pergi tiada yang m’larang
7. Keroncong Kemayoran
La la la la la la la la la laaa
Laju laju perahu laju
Jiwa manis indung di sayang
La la la la la la la la la laaa
Laju sekali laju sekali ke surabaya
Belenong di pinggir kali
Dengan Keroncong senang sekali
La la la la la la la la la laaa
Boleh lupa kain dan baju
Jiwa manis indung di sayang
La la la la la la la la la laaa
Janganlah lupa janganlah lupa kepada saya
Keladi dalam almari
Yang baik budi yang saya cari
La la la la la la la la la laaa
Boleh lupa kain dan baju
Jiwa manis indung di sayang
La la la la la la la la la laaa
Janganlah lupa janganlah lupa kepada saya
Merpati terbang melayang
Cinta sejati Slalu terbayang
Kedondong di atas peti
Ini keroncong mohon berhenti
Semogalah semua senang di hati
8. Kicir-Kicir
kicir kicir ini lagunya
lagu lama ya tuan dari jakarta
saya menyanyi ya tuan memang sengaja
untuk menghibur menghibur hati nan duka
burung dara burung merpati
terbang cepat ya tuan tiada tara
bilalah kita ya tuan suka menyanyi
badanlah sehat ya tuan hati gembira
buah mangga enak rasanya
si manalagi ya tuan paling ternama
siapa saja ya tuan rajin bekerja
pasti menjadi menjadi warga berguna
9. Lenggang Kangkung
Lenggang lenggang kangkung kangkung di Kebon K’lapa
Lenggang lenggang kangkung kangkung di Kebon K’lapa
Nasib sungguh beruntung punya kekasih suka tertawa
Nasib sungguh beruntung punya kekasih suka tertawa
Lenggang lenggang kangkung kangkung dari Semarang
Lenggang lenggang kangkung kangkung dari Semarang
Nasib tidak beruntung punya kekasih direbut orang
Nasib tidak beruntung punya kekasih direbut orang
15. Surilang
Surilang jot-njotan (surilang jot-njotan)
Ada hujan rintik perlahan (surilang jot-njotan)
Rahmat Tuhan semesta alam (surilang jot-njotan)
Eh sayang disayang
Kagak gune cantik rupawan aduh sayang
Kagak gune cantik rupawan eh sayang aduh sayang
Kalo kagak suka sembahyang