Anda di halaman 1dari 2

PEMBUKAAN memperoleh kekuatan hukum

tetap karena melakukan tindak


Errare humanum est, turpe in errore pidana yang diancam dengan
preseverare, membuat kekeliruan itu pidana penjara 5 (lima) tahun
manusiawi, namun tidaklah baik untuk atau lebih, kecuali secara
mempertahankan terus kekeliruan terbuka dan jujur
mengemukakan kepada publik
bahwa yang bersangkutan
Assalamualaikum w.w, shalom,
mantan terpidana."
omswastiastu, namo buddhaya
 Dengan mempertahankan
Terimakasih atas kesempatan yang aturan demikian, KPU berarti
diberikan oleh moderator. Dewan juri telah melanggar hak politik
yang kami hormati dan seluruh insan yuris warga negara yang sejatinya
yang telah menggemakan ruang merupakan hak asasi manusia
perdebatan kali ini. Kami mempunyai 3 yang melekat pada individu
poin argumentasi, yang pertama adalah yang bersangkutan. KPU telah
pasal 28 D dan pasal 28 I tentang HAM. mengenyampingkan sederet
Kedua, Pasal 240 UU Nomor 7 tahun 2017 aturan yang secara hierarkis
tentang pemilu. Serta keputusan MA lebih tinggi, yakni UU No.
terhadap peraturan KPU No. 20 tahun 7/2017, Putusan Mahkamah
2018. Konstitusi dan UUD 1945, serta
instrumen hukum internasional
tentang perlindungan hak asasi
Memasuki argumentasi kami yang manusia.
pertama
 Mahkamah Agung (MA) melalui
putusan uji materi Peraturan
 Pasal 28 D ayat 3 yang
KPU No. 20 Tahun 2018
berbunyi setiap warga negara
menyatakan mantan
berhak memperoleh
narapidana kasus tindak pidana
kesempatan yang sama dalam
korupsi diperbolehkan untuk
pemerintahan. Dan pasal Pasal
mencalonkan diri sebagai
28 I ayat 2 yang berbunyi setiap
anggota DPR, DPRD provinsi,
orang berhak bebas atas
dan DPRD kabupaten-kota.
perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apa pun
MA telah memutuskan gugatan
dan berhak mendapatkan
perihal boleh tidaknya mantan
perlindungan terhadap
napi korupsi maju sebagai calon
perlakuan yang bersifat
legislatif. Gugatan itu telah
diskriminatif itu.
diputuskan pada Kamis 13
September 2018. atas
 Undang - Undang Nomor 7 pertimbangan hakim, Peraturan
Tahun 2017 tentang Pemilu, Komisi Pemilihan Umum
tepatnya dalam Pasal 240 ayat (PKPU) yang melarang mantan
(1) huruf f yang secara napi korupsi maju menjadi caleg
proporsional mengatur: "Setiap bertentangan dengan UU
calon tidak pernah dipidana Pemilu Nomor 7 Tahun
penjara berdasarkan putusan 2017.Pertimbangan hakim,
pengadilan yang telah bahwa PKPU itu bertentangan
dengan UU Nomor 7 Tahun
2017.

Karena itu, mantan napi korupsi


boleh maju menjadi caleg
sesuai aturan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai