Disusun oleh:
Kelompok A4
Arditya Destian(102013136)
Ayesha Shaironita(102013556)
Midellia Lintin(102014137)
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
Abstrak
Trisomy 13 atau yang sering disebut Patau Syndrome ini terjadi karena hadirnya kromosom ke-
13 yang tidak memiliki pasangan karena tidak terjadinya persilangan antar kromosom. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh para ahli pada 2000 hingga 2011, kelainan Trisomy 13 memiliki
rasio 1:8.000 hingga 12.000 pada kelahiran bayi di Amerika. Sedangkan menurut penelitian dari
Springett yang meneliti di 16 negara Eropa, kelainan Trisomy 13 terjadi dengan rasio 1,9 dari 10
ribu total kelahiran.
Sembilan dari 10 bayi yang lahir dengan kelainan ini meninggal di tahun pertama. Sedangkan
sekitar 5 sampai 10 persen di antaranya bisa bertahan hidup lebih dari setahun dengan kecacatan
mental dan fisik seperti jari atau kaki ekstra besar, cacat wajah, cacat ginjal, cacat jantung dan
masalah neurologis lainnya.Hingga saat ini, penyebab terjadinya Trisomy 13 belum diketahui
pasti karena meskipun penyakit kelainan genetik namun orang tua bukanlah pewaris dari
penyakit ini.
Abstract
Trisomy 13 or often called Patau Syndrome occurred because the presence of the chromosome
that does not have a spouse because no occurrence of interchanges between chromosomes.
According to research conducted by experts in 2000 until 2011, 13 Trisomy disorders have a
ratio of 1:8,000 to 12,000 on the birth of a baby in America. Meanwhile, according to research
from the researching Springett in 16 European countries, 13 Trisomy disorders occur with 1.9
ratio of 10 thousand total births.
Nine out of 10 babies born with this disorder and died in the first year. While about 5 to 10
percent of them can survive more than a year with mental and physical defects such as a finger or
foot extra large, deformed face, deformed kidneys, heart defects and other neurological
problems. Until now, the cause of the occurrence of Trisomy 13 is not yet known for sure
because despite disease genetic abnormalities but the parents are not the inheritors of this
disease.
Pada makalah ini akan dibahas salah satu kelainan kromosom yaitu Trisomi 13. Patau
syndrome yang di temukan oleh Klaus Patau pada tahun 1960 juga di sebut trisomi 13, yang
terjadi ketika seorang anak lahir dengan 3 pasang kromosom 13. Biasanya dua salinan dari
kromosom diwariskan satu dari setiap orangtua. Kromosom extra yang menyebabkan kelainan
fisik dan kelatarbelakangan mental yang parah. Karena sebagian besar dengan cacat jantung,
umur dari bayi trisomi 13 biasanya diukur dalam hari. Bayi normal biasanya mewarisi 23
kromosom dari setiap orang tuanya dengan total 46 kromosom. Namun kesalahan genetic dapat
terjadi sebelum atau sesudah konsepsi. 1
Di dalam kasus patau syndrome, sebuah kesalahan acak terjadi dan embrio memiliki tiga
rangkap kromosom 13, bukan dua salinan normal. Trisomi 13 terjadi pada sekitar 1 dalam 12.000
kelahiran hidup. Dalam banyak kasus aborsi spontan (keguguran) terjadi, dan janin tidak dapat
bertahan hidup karena gejala yang sangat berat resiko patau syndrome tampaknya meningkat
karena usia ibu terutama jika ia lebih dari 30 tahun. Anak laki-laki dan anak perempuan sama-
sama bisa menderita syndrome ini dan terjadi di semua ras.1,2
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli pada 2000 hingga 2011, kelainan
Trisomy 13 memiliki rasio 1:8.000 hingga 12.000 pada kelahiran bayi di Amerika. Sedangkan
menurut penelitian dari Springett yang meneliti di 16 negara Eropa, kelainan Trisomy 13 terjadi
dengan rasio 1,9 dari 10 ribu total kelahiran.1
PEMBAHASAN
ISI
Anamnesis
Identitas pasien : nama, umur, alamat dll
Keluhan /Riwayat penyakit sekarang
Keluhan lainnya
Riwayat Kehamilan
Adakah pernah hamil sebelum ini? Berapa kali sudah hamil ? pernah keguguran ?
Adakah pernah diberitahu oleh dokter pasien mempunyai kelaian pada rahimnya?
Apakah tinggal di kawasan yang terdedah dengan bahan kimia atau perindustrian?
Riwayat kehamilan dan kelahiran dapat menggali berbagai resiko multipel yang
terkait dengan dismorfologi. Bayi-bayi kecil usia kehamilan mungkin memiliki
anomali kromosom atau terpapar terhadap teratogen. Bayi-bayi besar usia kehamilan mungkin
memiliki ibu diabetes atau mengalami sindrom pertumbuhan berlebihan seperti sindrom
Beckwith-Wiedemann. Usia ibu yang lanjut dikatikan dengan peningkatan resiko non-
disjunction yang menyebabkan trisomi. Usia ayah yang lanjut mungkin terkait dengan
peningkatan resiko mutasi baru yang menyebabkan pembawa sifat autosomal dominan. Masalah
medis ibu dan pajanan ( medikamentosa, asap rokok, dan penggunaan alkohol ) dikaitkan dengan
malformasi.1,2
Riwayat persalinan
Persalinan normal atau ada komplikasi ? dengan dibantu alat atau tidak ? apakah bayi
lahir cukup bulan ? ada kelaian atau tidak ?
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluarga
Adakah riwayat keluarga yang mempunyai penyakit kelainan genetik seperti Down
Syndrome, Turner Syndrome, Klinefelter Syndrome,dll.?
Perlu disusun suatu pedigree untuk mencari abnormalitas, baik yang serupa maupun tidak
serupa pada kerabat derajat satu dan dua.
Riwayat sosial ekonomi
Bagaimana asupan gizi sehari-hari? Kebiasaan pasien seperti kebiasaan merokok,
minum alkohol dan penyalahgunan obat-obatan terlarang ?
Pemeriksaan Fisik
Periksa keadaan umum pasien kesadaran , tanda-tanda vital dan juga lakukan pemeriksaan head
to toe dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Beberapa pengidap trisomi 13 yang bertahan hidup mengalami retardasi mental berat.
Serupa dengan trisomi 18, hampir semua system organ dapat terkena. Kelainan yang sering
dijumpai antara lain :2
Kepala
- Holoprosensefali
- Hypotelorism
- Celah bibir bilateral
- Bubous nose
- Low set ears
- Aplasia kutis
Anggota badan
- Polidaktili
Organ
- Ginjal polikistik
- Kelainan jantung
Bayi yang lahir dengan patau syndrome bisa jadi hanya memiliki 1 arteri pada umbilikalnya
ketika lahir. Seringkali ditemukan kelainan kongenital pada jantung seperti :
1. Abnormalitas lokasi jantung menuju sebelah kanan dada
2. Atrial septal defect
3. Patent ductus arteriosus
4. Ventricular septal defect
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kromosom
Kariotipe kromosom manusia normal terdiri dari 22 pasang kromosom autosom dan 1
pasang kromosom seks. Pemeriksaan kromosom dapat dilakukan terhadap sel yang dapat
membelah dengan memicu mitosis. Apabila pembelahan sel dihentikan disuatu fase pada
mitosis dan inti sel dilisiskan melalui pembengkakan osmotic, preparat pasangan-pasangan
kromosom ini dapat dibuat dan difoto. Potongan foto masing-masing kromosom kemuan
dapat disusun sesuai penurunan ukuran dan dibandingkan satu sama lain dengan tata nama
morfologik standar. Selain itu kromosom ini juga bisa diwarnai dengan beberapa metode
yang menghasilkan beberapa pita. Bergantung pada letak pita dan intensitas pewarnaan, pita-
pita tersebut kemudian disubklasifikasikan. Titik pemutusan (breakpoints), pertukaran bahan
genetic antara kromosom-kromosom, dan kelainan lain kemudian dapat dianalisis. Juga dapat
dilihat adanya kelebihan bahan kromosom. Kelainan spesifik bahan kromosom dapat
digunakan secara diagnostic. Antara lain :1
FISH
FISH dirancang secara khusus untuk mengidentifikasi trisomi 13, 18, dan 21 dan tiap
kelainan kromosom seks. Sederhananya, FISH menggunakan probe DNA warna yang
menempel pada daerah tertentu di kromosom sel janin, sehingga sel tersebut dapat dianalisis
menggunakan mikroskop. Probe DNA, yang memiliki pewarna fluoresen yang berbeda,
dicampur dengan sel janin dan dilekatkan pada kromosom melalui proses yang disebut
hibridisasi. Karna labelnya yang berbeda, pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi
lebih dari satu kondisi pada waktu yang sama.
QF-PCR
Teknik cepat kedua untuk diagnosis trisomi 13, 18, 21 serta kelainan kromosom seks
adalah QF-PCR suatu teknologi yang cepat dan tangguh dan sangat automatis sehingga
membutuhkan staf yang lebih sedikit daripada yang dibutuhkan pada penentuan kariotipe
lengkap dan sekali lagi melibatkan penggunaan teknologi fluoresen. DNA diekstrasi dari sel
janin kemudian kadarnya dilipatgandakan dan diberi label dengan pewarna fluoresen untuk
memungkinkan dilakukan nya analisis. Suatu sekuenser mengukur daerah spesifik pada
molekul DNA dan hasilnya ditampilkan pada grafik dilayar komputer sebagai rangkaian
puncak-puncak. Untuk meyakinkan bahwa hasilnya akurat, setidaknya dilakukan analisis
pada empat fragmen yang berbeda untuk tiap kromosom.
Karyogram
Karyotipe adalah gambar penampilan sebenarnya dari kromosom yang terlihat di bawah
mikroskop dan pengaturan yang sesuai.2
Idiogram adalah representasi diagram dari kromosom. memungkinkan peta identifikasi
kromosom dari genom haploid.
Karyogram adalah istilah lain untuk mewakili seluruh kromosom ditetapkan sebagai
serangkaian kromosom banded.2
Karakter kariotipe merupakan informasi fundamental dalam studi sistematis dan evolusi.
Pentingnya mempertimbangkan posisi centromeric dan panjang relatif lengan kromosom
untuk klasifikasi kromosom yang diperlukan untuk mempersiapkan kariotipe. Rasio lengan
dapat ditentukan dengan lengan panjang (P), lengan pendek (Q).
Kromosom diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Metacentric (median centromere)
2. Sub metacentric (sub median centromere)
3. Sub terminal (sub terminal centromere)
4. Telocentric (tail end centromere)
CVS
Sampel vili korionik (CVS) menganalisis sel-sel korionik, yang menjadi asal plasenta.
Pemeriksaan ini mendeteksi abnormalitas genetik, sampel diambil pada awal kehamilan.
Keuntungan dari CVS adalah dokter dapat mendiagnosis masalah lebih dini pada kehamilan
dengan melakukan pemeriksaan tersebut. pemeriksaan dapat dilakukan pada minggu ke 9
sampai minggu ke 11. Ada wanita yang memilih melakukan CVS sehingga mereka dapat
membuat keputusan tentang kehamilannya lebih dini. Jika wanita memutuskan untuk
menghentikan kehamilannya, maka prosedur akan memberikan risiko lebih sedikit ketika
dilakukan pada kehamilan lebih dini.
Amniosentesis
Amniosentesis merupakan prosedur diagnostik prenatal yang paling banyak dipakai dan
bertujuan untuk mendapatkan sampel pemeriksaan kromosom Pemeriksaan ini dilakukan untuk
memastikan adanya kelainan kromosom pada janin yang ditemukan pada pemeriksaan prenatal
sebelumnya (USG dan serum marker). Pemeriksaan ini dilakukan pada TM II, sekitar usia 15-20
minggu. Pemeriksaan ini menggunakan jarum spinal yang dimasukkan ke dalam kantong
amnion dengan tuntunan USG lalu mengambil sekitar 15-30 cc cairan amnion. Sel
janin yang terdapat pada cairan tersebut lalu dikultur dan diperiksa untuk mengetahui adakah
kelainan kromosom.3
USG
Pemeriksaan USG merupakan alat yang sangat berguna bagi pemberi asuhan kesehatan
karna dari pemeriksaan tersebut ia dapat memeriksa banyak tentang detail dari
perkembangan janin. Pemeriksaan USG tidak menimbulkan bahaya bagi anda maupun bayi.
USG adalah pemeriksaan yang memberikan gambaran dua dimensi tentang janin atau
embrio yang sedang berkembang. Pemeriksaan ini mencakup penggunaan gelombang suara
yang berfrekuensi tinggi yang dibuat dengan memasang pengubah arus pada alat yang
disebut transduser. Transduser tersebut menerima dan mengirimkan gelombang suara.
Sementara hal ini terjadi, anda berbaring terlentang. Transduser bergerak diatas gel yang
sudah dioleskan diatas perut. Transduser tersebut mengumpulkan gelombang suara acho
ketika memantul pada bayi, kemudian komputer menerjemahkan ke dalam gambar. Sebelum
pemeriksaan anda akan diminta untuk meminum 1 liter air. Dengan meminum 1 liter air,
membuat lebih mudah bagi teknisi untuk melihat rahim. Kandung kemih terletak didepan
rahim, jika kandung kemih penuh, maka rahim terdorong ke depan dan keluar dan keluar dari
area panggul dan dapat dilihat dengan mudah oleh USG.3
Working Diagnosis
Diagnosis Banding
Trisomi 18
Trisomi 18 ( 47 XX, +18 atau 47 XY, +18 ) atau juga disebut Sindrom Edward adalah
trisomi autosomal kedua tersering, terjadi pada 1 dari 7500 kelahiran hidup.
Lebih dari 95% hasil konsepsi dengan trisomi 18 mengalami aborsi spontan pada
trimester pertama. Trisomi 18 umumnya letal, hanya kurang dari 10% bayi yang terkena dapay
bertahan sampai ulang tahun pertama. Sebagian besar bayi dengan trisomi 18 lahir kecil untuk
usia kehamilan. Anak dengan trisomi 18 mengalami defiensi pertumbuhan intrauterin, konstelasi
konsisten abnormal kraniofasial dan anggota gerak, serta peningkatan kejadian defek struktural
tertentu.4
Sindrom ini dikenali dengan wajah yang sempit dengan jembatan hidung tinggi, fisura
palpebra pendek, mikrognatia dan mulut kecil, bersama dengan tangan yang mengepal, jari- jari
bertumpang tindih, dan kuku-kuku hipoplastik, hipertonia, oksiput prominen, dagu yang mundur
ke belakang, malformasi telinga dan telinga letak rendah, sternum pendek, rocker- bottom feet.
Sekitar 90% bayi ini meninggal saat berusia 1 tahun, seringkali karena malformasi sistem saraf
pusat atau jantung atau infeksi pernapasan, alasan pasti penurunan daya tahan hidup tidak selalu
diketahui. Sedikit individu yang mampu bertahan hidup sampai masa remaja memiliki retardasi
mental nyata.4
Etiologi4
- Sindrom Patau adalah hasil dari trisomi 13, yang berarti setiap sel dalam tubuh memiliki tiga
salinan kromosom 13 bukan dua biasa. Sebagian kecil kasus terjadi ketika hanya beberapa
sel-sel tubuh memiliki salinan tambahan, kasus tersebut disebut mosaik Patau
- Sindrom patau juga dapat terjadi ketika bagian dari kromosom 12 menjadi melekat pada
kromosom lain (translokasi) sebelum atau pada saat pembuahan dalam translokasi
Robertsonian. Orang yang terkena memiliki dua salinan dari kromosom 13, ditambah bahan
tambahan dari kromosom 13 melekat pada kromosom lain. Dengan translokasi, orang
tersebut memiliki trisomy parsial untuk kromosom 13 dan sering tanda-tanda fisik dari
sindrom berbeda dari sindrom patau yang khas
- Sebagian besar kasus sindrom patau tidak diwariskan, tetapi terjadi peristiwa yang acak
selama pembentukan sel-sel reproduksi (telur dan sperma). Sebuah kesalahan dalam
pembelahan sel yang disebut : non-disjungsi dapat menghasilkan sel-sel reproduksi dengan
jumlah abnormal kromosom. Sebagai contoh : sel telur atau sperma dapat memperoleh
salinan ekstra kromosom. Jika salah satu dari sel-sel reproduksi atipikal berkontribusi pada
susunan genetic seorang anak, anak akan memiliki ekstra kromosom 13 disetiap sel tubuh.
Sindrom patau mosaic juga tidak diwariskan. Hal ini terjadi sebagai kesalahan acak selama
pembelahan sel pada awal perkembangan janin
- Sindrom patau karna translokasi dapat diwariskan. Orang yang berpengaruh dapat membawa
penataan ulang materi genetic antara kromosom 13 dan kromosom lain. Penataan ulang ini
disebut translokasi seimbang karna tidak ada bahan tambahan dari kromosom 13. Meskipun
mereka tidak memiliki tanda-tanda sindrom patau, orang yang membawa jenis translokasi
seimbang berada pada peningkatan risiko memiliki anak dengan kondisi tersebut
- Sindrom patau lebih sering menyerang janin perempuan karna biasanya janin laki-laki yang
mengalami kelainan ini tidak dapat bertahan sampai waktu kelahiran. Sindrom patau atau
trisomy 13 tidak diketahui pasti apa penyebabnya, sering dikaitkan dengan peningkatan usia
ibu. Hal ini dapat mempengaruhi individu dari semua latar belakang etnis
- Factor risiko terjadinya trisomy 13 adalah usia ibu saat hamil lebih dari 35 tahun. Insidensi
trisomy 13 adalah 90% tipe mosaic dengan manifestasi klinis bervariasi, mulai dari
malformasi total sampai mendekati fenotipe normal. Umur harapan hidup biasanya lebih
lama dan derajat defisiensi mental bervariasi. Sedangkan pembelahan sel terjadi setelah
konsepsi, dimana ekstra kromosom timbul pada beberapa bagian sel tubuh.
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, insiden Sindrom Patau terjadi pada 1 : 8.000-12.000 kelahiran hidup.
Insidensi akan meningkat dengan meningkatnya usia ibu.
Mortalitas dan morbiditas, rata-rata umur anak dengan sindrom patau hanya 2,5 hari saja,
dengan hanya 1 dari 20 anak yang dapat bertahan hingga lebih 6 bulan.
Sindrom patau terlihat sebelum lahir dan sepenuhnya jelas saat lahir . sejumlah besar
kasus dengan trisomi kromosom 13 mengakibatkan abortus spontan , kematian janin , bayi
lahir mati.4
Patofisiologi
Aneuploidi adalah istilah yang digunakan dalam genetika klinis untuk menjelaskan
perubahan dalam kromosom. Aneuploidi adalah suatu keadaan ketika seseorang memiliki
satu atau lebih kromosom lebih atau kurang dari komplemen 46 yang normal, yang dapat
sangat berpengaruh pada kesehatan dan kesejahteraan janin.5
Trisomi terjadi apabila kromosom seks atau somatik gagal berpisah secara benar selama
proses meiosis. Hal ini disebut nondisjungsi. Sebagian besar trisomi menyebabkan aborsi
embrio secara spontan, walaupun ada kemungkinan kecil untuk terjadinya kelahiran hidup.5
Patofisiologi terjadinya trisomi 13 pada umumnya tak jauh berbeda dengan trisomi
18. Patau Syndrome disebabkan munculnya ekstra duplikasi kromosom 13, umumnya terjadi
saat konsepsi dan ditransmisikan ke setiap sel tubuh. Sementara mekanisme bagaimana
kromosom trisomi mengganggu perkembangan masih belum diketahui secara pasti. Pada
perkembangan normal genom autosomal manusia memperoleh 2 duplikat, munculnya
duplikat autosomal ke-3 terutama trisomi 13 tipe sempurna/total sangat lethal terhadap
perkembangan embrio.5
Manifestasi Klinis
Hampir semua bayi dengan trisomy 13 menunjukkan gambaran dismorfik yang jelas
dan kelainan mayor pada organ dalam. Sangat jarang ditemukan kasus yang dapat bertahan hidup
diatas beberapa minggu, sebanyak 50% kasus meninggal dalam 3 hari setelah lahir. Penderita
yang bertahan hidup lama menunjukkan cacat fisik yang berat.4,5
Penatalaksanaan
Intervensi bedah umumnya ditunda untuk beberapa bulan pertama kehidupan karena
tingginya angka kematian. Hati-hati dalam mengambil keputusan terhadap kemungkinan harapan
hidup mengingat beratnya derajat kelainan neurologik dan kelainan fisik dan pemulihan pos
operasi.5 Konsultasi genetika sangat penting ditinjau dari resiko berulangnya trisomi 13 seperti
halnya terhadap trisomi 18 karena translokasi.
Manajemen medis anak-anak dengan trisomi 13 direncanakan berdasarkan kasus per
kasus dan tergantung pada keadaan individual pasien. Pengobatan patau syndrome berfokus pada
masalah fisik tertentu dengan yang setiap anak lahir. Banyak bayi mengalami kesulitan bertahan
dalam beberapa hari pertama atau minggu karena saraf parah masalah atau kompleks cacat
jantung . Pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki kerusakan jantung atau celah
bibir dan langit-langit . Terapi fisik, okupasi, dan pidato akan membantu individu dengan patau
syndrome mencapai potensi penuh perkembangan mereka.
Terapi gen
Sampai saat ini belum terdapat alat yang efektif untuk terapi gen, akan tetapi
perkembangan mutakhir dalam bidang biologi molekular menjanjikan harapan bahwa sesegera
mungkin dapat dilakukan penggantian secara langsung gen gen abnormal oleh gen gen normal.
Kekhawatiran masyarakat akan prospek permainan dengan gen telah diredakan dengan suatu
konsensus universal bahwa terapi gen hendaknya hanya dilakukan untuk menyembuhkan suatu
penyakit daripada untuk maksud-maksud eugenetika seperti meningkatkan kecerdasan atau
kemampuan atlet, dan terapi gen tersebut seharusnya ditujukan terutama pada pengubahan suatu
jaringan tubuh (terapi somatik) daripada pengubahan pewarisan konstitusi genetik yang
mendasarinya. 6
Konseling genetik
Konseling genetik pada hakikatnya akan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
kelainan pada suatu keluarga, serta memberikan gambaran dan dapat memperkirakan kelainan
pada suatu keluarga, serta memberikan gambaran dan dapat memperkirakan terulangnya suatu
kelainan didalam keluarga yang sama.7
Prognosis
Pada umumnya prognosis sangat buruk pada neonatus dengan trisomi 13. Umur harapan hidup
rata-rata hanya 2,5 hari.
KESIMPULAN
Trisomy 13 atau patau syndrome merupakan kelainan kromosom karna adanya
ekstraduplikasi kromosom 13, yang umumnya terjadi saat konsepsi dan kemudian ditransmisikan
ke setiap sel tubuh. Karna normal genom autosomal manusia adalah 2 duplikat, munculnya
autosomal ke 3 pada trisomy 13 menyebabkan berbagai gangguan pertumbuhan dan malformasi
pada tubuh bayi terutama gangguan pada organ jantung menyebabkan bayi tidak mempunyai
usia harapan hidup yan tinggi. Pemeriksaan kromosom pranikah sangat dianjurkan kepada
pasangan suami istri dengan risiko. Konseling genetic yang kuat sangat penting dalam kasus-
kasus kelainan genetic seperti trisomy 13 ini, sehingga dapat diambil jalan keluar yang terbaik.
DAFTAR ISI
1. Sacher R A, McPherson R A. Pemeriksaan laboratorium. Ed 11. Jakarta : EGC; 2004. Hal 64-
5
2. Jha T B, Ghosh B. Tissue Cluture. India : Universitas Press; 2005. Hal 136
3. Curttis GB. Kehamilan diatas usia 30. Jakarta: Arcan; 2000. Hal 99-108
4. Hull D, Johnston D I. Dasar-dasar pediatric. Ed 3. Jakarta: EGC; 2008..Hal 16-7
5. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Ed 3. Jakarta: EGC;2009. Hal 53
6. Hull D, Johnston DI. Dasar-dasar pediatri. Ed 3. Jakarta: EGC; 2008. hal 30
7. Uripni C L, Sujianto U, Indrawati T. Komunikasi kebidanan. Jakarta: EGC; 2003. Hal 99