Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Profil Hugo Chavez

Gambar 1.Foto Hugo Chavez

Sumber: https://dunia.tempo.co/read/hugo-chavez

Hugo Rafael Chavez Frias lair di Sabaneta, yang berpenduduk ketika itu kira-kira
1000 orang, di provinsi Barinas, tanggal 28 Juli 1954; anak kedua dari enam bersaudara,
laki-laki semuanya. Ayahnya Hugo de los Reyes, bekerja sebagai guru di satu-satunya
Sekolah Dasar yang terdapat di Sabaneta.

1
Hugo Chavez adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Adan Chavez adalah anak
paling bungsu. Orang tua mereka hidup miskin, sehingga mereka mengirim Hugo dan
Adan untuk tinggal bersama neneknya, Rosa, yang Hugo sebut sebagai "sosok yang
murni kasih sayang tulus, kebaikan sejati." Neneknya adalah penganut Katolik Roma
dan Hugo menjadi putra altar di gereja setempat. Hugo menyebut masa kecilnya miskin
dan sangat bahagia dan mengalami minder, kemiskinan, rasa sakit, kadang tidak bisa
makan, serta ketidakadilan dunia.

Ketika ibunya ingin mengambil kembali kedua anaknya, sudah sangat terlambat,
karena Chavez dan kakaknya sudah terbiasa dengan eyang putrinya. Walaupun siang hari
berada di rumah orang tuanya, namun malam hari selalu kembali ke rumah eyang putri.

Januari 1982, Rosa Ines meninggal. Dalam hubungan dengan itu, Chavez menulis
sebuah sajak yang mencerminkan rasa cinta, hormat dan terima kasihnya kepada eyang
putrinya dan juga tekadnya untuk setia kepada asal usul keluarganya yang sederhana.

Seperti di Kuba, bisbol adalah sport yang paling populer di Venezuela. Ketika
umur 12-13 tahun, cita-cita Chavez adalah menjadi pemain bisbol terkenal dengan
tujuan bisa masuk dalam salah satu tim beisbol AS terkenal yang memberi kontrak
bernilai jutaan dolar. Hugo Chavez pun sangat bangga akan campuran darah Indian,
kulit hitam, dan kulit putih yang mengalir di tubuhnya. Kepercayaan agama katolik
Rosa Ines yang dalam telah banyak mempengaruhi dan membuatnya menjadi pemeluk
agama yang kuat seperti eyang putrinya.

Hugo Chavez tidak pernah masuk jadi anggota sebuah partai politik apapun dan
juga tidak pernah mengaku dirinya mempunyai pikiran-pikiran komunis. Ia mengaku
dirinya banyak dipengaruhi oleh Adan Chavez, kakak sulungnya yang sejak masih muda
bergaul dan terlibat dalam berbagai kegiatan orang-orang komunis dan kiri lainnya,
bahkan menjadi anggota Movimiento de Izquierda Revolucionario (MIR= Gerakan Kiri
Revolusioner). Setelah terjadi perpecahan dalam MIR, Adan Chavez masuk ―Partido
de la Revolucion Venezolana‖ (Partai Revolusi Venezuela), yang didirikan pada tahun
1966 oleh Douglas Bravo, anggota Partai Komunis Venezuela sejak tahun 1946, namun
dikeluarkan pada tahun 1964 disebabkan oleh penolakannya terhadap politik Uni Soviet.

2
Daerah dimana Hugo Chavez dibesarkan, Sabaneta, adalah daerah tempat
bergeraknya gerilya Venezuela pada tahun 60-an dan 70-an. Sejak kecil Hugo Chavez
bersimpati kepada gerilya-gerilya itu dan dari tempat dia tinggal ada beberapa orang
yang turut serta dalam perjuangan gerilya.Kombinasi latar belakang keluarga yang
selalu hidup pas-pasan, lingkungan pergaulan dengan orang-orang kiri dan sistem
politik ekonomi sosial yang melahirkan ketidakadilan, kesenjangan antara yang kaya
dan yang miskin, telah memberi kondisi objektif kepada Hugo Chavez untuk kemudian
di Akademi Militer selalu terlibat dalam berbagai kegiatan konspirasi guna melahirkan
sebuah perubahan.

Tahun 1971, Chavez masuk Akademi Militer di Caracas. Tahun 1975, Carlos
Andres Perez, dalam kedudukannya sebagai Presiden Republik Venezuela,
menyerahkan pedang kepada letnan dua Hugo Chavez Frias, salah satu dari 75 siswa
yang merupakan angkatan pertama yang lulus sebagai sarjana dalam Cienciasy Artes
Militares (Ilmu Pengetahuan dan Seni Militer).

Selama pemerintahan Andres Perez (1974-1979) dari partai Sosial Demokrat,


booming minyak menyebabkan Venezuela mendapat julukan ―Saudi-Venezuela.
Namun jaman ―vacas gordas‖ (―sapi-sapi gemuk) itu juga disertai kasus dan skandal
korupsi besar yang dalam bulan-bulan terakhir pemerintahannya telah memberi
kemenangan kepada partai oposisi dalam pemilihan presiden. Herrera Campins naik
panggung kepresidenan. Turunnya harga minyak yang mencapai titik krisis pada tahun
1983, telah membuat pemerintahannya lebih tidak mampu lagi untuk keluar dari krisis
permanen yang merupakan ciri umum negeri setengah jajahan setengah feodal seperti
Venezuela.

Gerakan gerilya tahun 60-70-an mendapat penindasan dari pihak Pemerintah


yang menggunakan semua aparat kekerasannya untuk menghancurkan perlawanan itu.
Hugo Chavez yang dalam tugasnya kadang-kadang turut serta dalam penangkapan
petani yang dianggap terlibat dalam perjuangan gerilya, selalu berusaha agar mereka
tidak menderita segala macam penyiksaan yang sudah menjadi kebiasaan aparat rejim
militer. Namun tak selalu berhasil. Persekusi dan penindasan kejam yang terjadi ketika
itu telah meningkatkan kebulatan tekad Hugo Chavez untuk melakukan

3
pengorganisasian di kalangan perwira yang sama-sama melihat perlunya sebuah
perubahan dari dalam institusi kenegaraan dan militer itu sendiri.

Dari tahun 1982 sampai 1985, Chavez bersama keluarganya tinggal di Sabana
Elorza, provinsi Apure, di sebelah barat daya Venezuela, berbatasan dengan Kolombia.
Kontak langsung dengan penduduk Indian di daerah itu juga berpengaruh dalam proses
pembentukan Chavez sebagai pemimpin rakyat. Di situlah ia menjadi sadar akan
diskriminasi, persekusi dan ketidakadilan yang diderita oleh penduduk Indian di
Venezuela. Begitu tertariknya dan tersentuhnya Chavez oleh masalah-masalah yang
dihadapi oleh suku bangsa Indian, sehingga ia pergi ke ―Perpustakaan San Fernando
de Apure dan ―Kantor Daerah untuk Masalah-Masalah Penduduk Asli untuk
mempelajari penduduk asli dan melokalisasi daerah-daerah di mana mereka hidup.

Tanggal 27 februari 1989 meletus ―El Caracazo‖ (artinya ―pukulan kepada


Pemerintah yang diberikan oleh Caracas‖). Rakyat ibukota bangkit dan berontak
untuk pertama kalinya melawan paket neoliberal yang datang dari Dana Moneter
Internasional. Pemberontakan rakyat ini memberi dampak besar kepada kesadaran
perwira progresif dalam tentara dan juga partai-partai yang dianggap kiri ketika itu.

Sementara itu, karir militer Chavez terus menanjak dan pada tahun 1990 ia sudah
menyandang pangkat letnan kolonel. Bulan Agustus 1991, sebagai komandan sebuah
batalion penting dan juga sebagai salah satu pendiri dari ―Movimiento Bolivariano
Revolucionario 200‖ (―Gerakan Bolivar Revolusioner 200‖), Chavez mengintensifkan
semua kegiatan untuk perebutan kekuasaan. Angka 200 adalah karena tahun itu
diperingati ulang tahun Bolivar yang ke 200.

Movimiento Bolivariano Revolucionario 200 (MBR 200) adalah sebuah


organisasi militer dan sipil. Namun, menurut pernyataan Douglas Bravo dan Oscar
Orta, kedua-duanya anggota ―Partido de la Revolucion Venezolana‖, semakin dekat
waktu pemberontakan, Chavez semakin menjauhkan tokoh-tokoh sipil dari kegiatan
persiapan pemberontakan. Sehingga apa yang tadinya direncanakan sebagai sebuah
gerakan sipil-militer, akhirnya hanya bersandar kepada unsur dan faktor militernya.
Hal ini disebabkan karena Chavez cenderung tidak percaya kepada orang-orang sipil.

4
Sebagaimana diketahui, pemberontakan militer yang direncanakan selama 15 tahun
untuk merebut kekuasaan pada tanggal 3-4 Februari 1992 telah mengalami kegagalan.

Menjelang pemilu, banyak survei menempatkan Irene Sáez, wali kota distrik
termakmur di Caracas, Chacao, di posisi pertama. Irene Saez ini merupakan salah satu
saingan Hugo Chavez yang juga merupakan finalis ajang kecantikan dunia, Miss
Universe, dari Venezuela. Melalui program yang dicanangkannya berupa pendidikan
yang lebih baik, pemerintahan bersih, dan penegakan hukum, dia bercita-cita untuk
menjadi presiden wanita pertama di Venezuela. Awalnya dia diusung oleh partai
COPEI. Namun, partai COPEI kemudian mencabut dukungannya karena hasil survey
yang menempatkan popularitasnya hanya 2% di kalangan rakyat Venezuela. Namun,
Irene Saez tetap maju mencalonkan diri menjadi presiden melalui jalur independen.
COPEI kemudian mengusung Henrique Salas Romer.

Dalam pemilihan umum tersebut pada bulan April 1997, el Movimiento


Bolivariano Revolucionario 200, yang tidak bisa berfungsi sebagai Partai karena sipil
dari kegiatan persiapan pemberontakan. Sehingga apa yang tadinya direncanakan
sebagai sebuah gerakan sipil-militer, akhirnya hanya bersandar kepada unsur dan
faktor militernya. Hal ini disebabkan karena Chavez cenderung tidak percaya kepada
orang-orang sipil. Sebagaimana diketahui, pemberontakan militer yang direncanakan
selama 15 tahun untuk merebut kekuasaan pada tanggal 3-4 Februari 1992 telah
mengalami kegagalan.

Menjelang pemilu, banyak survei menempatkan Irene Sáez, wali kota distrik
termakmur di Caracas, Chacao, di posisi pertama. Irene Saez ini merupakan salah satu
saingan Hugo Chavez yang juga merupakan finalis ajang kecantikan dunia , Miss
Universe, dari Venezuela. Melalui program yang dicanangkannya berupa pendidikan
yang lebih baik, pemerintahan bersih , dan penegakan hukum, dia bercita-cita untuk
menjadi presiden wanita pertama

5
di Venezuela. Awalnya dia diusung oleh partai COPEI. Namun, partai COPEI
kemudian mencabut dukungannya karena hasil survey yang menempatkan
popularitasnya hanya 2% di kalangan rakyat Venezuela. Namun, Irene Saez tetap maju
mencalonkan diri menjadi presiden melalui jalur independen. COPEI kemudian
mengusung Henrique Salas Romer.

Dalam pemilihan umum tersebut pada bulan April 1997, el Movimiento


Bolivariano Revolucionario 200, yang tidak bisa berfungsi sebagai Partai karena
membawa nama ―Bolivariano‖, berubah menjadi Movimiento Quinta Republica
(Gerakan Republik Kelima), sebuah partai politik yang mengajukan calonnya untuk
Pemilihan Presiden tahun 1998.

Pencalonan Chavez sebagai Presiden didukung oleh berbagai organisasi politik


yang membentuk sebuah front dengan nama ―El Polo Patriotico‖. Diantaranya yang
terpenting adalah ―Movimiento Quinta Republica‖, ―Muvimiento al Socialismo‖
(Gerakan menuju Sosialisme), ―Patria Para Todos‖ (Tanah Air untuk Semua),
―Partai Komunis Venezuela‖ dan ―Movimiento Electoral del Pueblo‖ (Gerakan
Pemilihan Rakyat).

Majelis Konstituante dianggap sebagai permulaan revolusioner dari sebuah


periode baru dalam kehidupan rakyat Venezuela. Konsep Majelis Konstituante
diajukan Chavez sebagai bendera politik kampanye pemilunya. Chavez melihat
Majelis Konstituante sebagai titik tolak untuk membuka jalan bagi perubahan-
perubahan sosial, politik dan ekonomi yang dia inginkan. Selama hampir seperempat
abad, perekonomian dan masyarakat Venezuela berada dalam keadaan buruk sekali
dengan korupsi yang merasuk ke segala badan dan lembaga, inflasi yang melonjak,
kekayaan berkurang dan utang bertambah, peningkatan dalam kriminalitas,
kemiskinan dan pengangguran.

Semua penyakit sosial ini adalah ciri-ciri yang ditemukan di semua negeri
setengah jajahan setengah feudal. Jose Vicente Rangel, seorang wartawan yang selalu
beroposisi kepada pemerintahan resmi, menderita persekusi karena tulisannya yang
membelejeti korupsi Presiden Sosial-Demokrat Carlos Andres Perez yang mencapai
17 juta dolar. Pada pemungutan suara yang dilaksanakan tanggal 6 Desember 1998,
Hugo Chavez akhirnya memenangkan pemilihan presiden tersebut sekaligus
mengakhiri dominasi partai AD dan COPEI yang telah berlangsung lama. Dia
mendapatkan 56,2%,suara mengungguli Henrique Salas Romer yang mendapatkan
39,97% suara.49 Hugo Chavez dilantik resmi pada tanggal 4 Februari 1999. Venezuela
mulai memasuki era baru sejak Hugo Chavez berkuasa. Dia adalah seorang penganut
sosialisme dan penentang liberalisme. Hugo Chavez selalu berpihak kepada rakyat
miskin Venezuela yang menyebabkan dia dicintai oleh rakyatnya..

1.2 Gambaran Umum Negara Venezuela

Peta Negara Venezuela

Sumber: http://www.lib.utexas.edu/maps/americas/venezuela.gif.

7
Republik Bolivar Venezuela (bahasa Spanyol: República Bolivariana de
Venezuela) adalah sebuah negara di ujung utara Amerika Selatan. Negara ini
berbatasan dengan Laut Karibia dan Samudra Atlantik di sebelah utara, Guyana di
timur, Brasil di selatan, dan Kolombia di barat. Di lepas pantai Venezuela juga terdapat
negara-negara Karibia, yaitu Aruba, Antillen Belanda dan Trinidad dan Tobago.
negara yang terletak di ujung utara Amerika Selatan . Ini menempati

daerah sekitar segitiga yang lebih besar dari daerah gabungan Perancis dan Jerman.
Venezuela dibatasi oleh Laut Karibia dan Samudra Atlantik di utara, Guyana di timur,
Brasil di selatan, dan Kolombia di barat daya dan barat. Ibu kota negara adalah Caracas
dan sebagai pusat utama industri, perdagangan, pendidikan, dan pariwisata Venezuela.

1.2.1 Sejarah Negara Venezuela

Venezuela ditemukan oleh Christopher Columbus pada saat pelayarannya yang


ketiga menuju dunia baru. Pada tanggal 1 Agustus 1489 Columbus tercatat sebagai
orang Eropa pertama yang menginjakkan kakinya didaratan utama Amerika Selatan.
Kemudian Ia menghabiskan waktu dua minggu untuk meneliti daerah delta Rio
Orinoco.

Penjajahan Spanyol di daratan Venezuela dimulai tahun 1522, ketika koloni


Spanyol mendirikan permukiman permanen pertama, di Selatan permukiman Amerika
yang di masa kini disebut sebagai Cumana. Pada abad ke-16, Jerman juga mencoba
untuk memulai kolonisasi, di bawah pimpinan Klein-Venedig (1528-1546). Namun,
sejarah mencatat, Jerman tidak berhasil membangun koloni di tempat ini. Sejak awal,
pembangunan koloni asing telah mendapatkan perlawanan dari penduduk asli
Venezuela, ( Caciques). Pimpinan Caciques, antara lain adalah Guacaipuro (1530-
1568) dan Tamanaco (meninggal 1573). Keduanya memimpin penduduk asli untuk
mencoba menahan serbuan Spanyol. Namun akhirnya Spanyol keluar sebagai
pemenang dan mereka menangkap para pemimpin Caciques untuk kemudian dihukum
mati. Spanyol kemudia melebarkan kekuasaanya dengan mulai membangun pusat
peradaban di Venezuela, dengan mendirikan kota Caracas. Selama masa
kependudukan Spanyol, pada abad ke-16, ajaran agama Katolik Roma mulai

8
mengonversi kepercayaan religi animisme yang dianut oleh pribumi yang disebut
Mariches, para keturunan Karibia. Pemilihan beberapa nama tempat, seperti Caracas,
Chacao, dan Los Teques sempat ditolak karena dinilai terlalu berbau Katolik. Akan
tetapi, penolakan itu berhasil ditundukkan oleh hegemoni para pendatang dari tanah
Eropa. Permukiman kolonial awal difokuskan di pantai utara. Tetapi, pada pertengahan
abad ke-18, bangsa Spanyol kemudian masuk lebih jauh hingga ke pedalaman, di
sepanjang Sungai Orinoco. Disekitar sungai itulah, kelompok pribumi Ye‘kuana yang
dikenal sebagai Makiritare melakukan perlawanan besar sepanjang tahun 1775-1776.

Permukiman timur Spanyol di Venezuela masuk dalam kekuasaan Provinsi


New Andalusia, yang diperintah oleh Audencia Royal Santo Domingo,sejak awal abad
ke-16. Sedangkan sejak abad ke-18, sebagian besar Venezuela menjadi bagian dari
Kerajaan Granada Baru. Konon, perampasan Venezuela oleh bangsa Spanyol berjalan
lambat dan sulit, tetapi berangsur-angsur mereka berhasil merebut kawasan itu dan
membangun jaringan kota. Selama masa penjajahan ini, Venezuela diperintahkan oleh
perwakilan kerajaan Spanyol. Para birokrat kerajaan memegang pucuk pemerintahan,
sedangkan para pastur Spanyol memegang jabatan gereja tertinggi. Golongan Criollos,
kulit putih kelahiran Amerika, memiliki lahannya dan mengendalikan politik dan
agama, tetapi hanya pada tingkat lokal.

Golongan Mestizo, ditempatkan pada posisi yang lebih rendah oleh golongan
minoritas kulit putih. Suku Indian yang hidup di pedalaman benarbenar terpisah dari
kehidupan sosial dan budaya Eropa, sedangkan golongan Negro diperkerjakan sebagai
budak di perkebunan pantai Karibia. Karena rasa tidak puas, baik dari golongan Kreol
yang paling kaya maupun yang amat miskin, terjadilah gerakan untuk kemerdekaan.
Venezuela tidak pernah bisa menerima segala bentuk imperialisme. Negeri ini dihuni
oleh mereka yang memiliki nasionalisme kokoh, dan berharap surga mereka tidak
berubah menjadi penjara hegemoni politik dan ekonomi asing. Perlawanan tidak henti-
hentinya senantiasa dikobarkan untuk mempertahankan keindahan Venezuela.

9
1.2.2 Profil Negara Venezuela

Nama Resmi : Republik Bolivar Venezuela (Bolivarian Republic of

Venezuela)

Ibukota : Caracas

Bentuk Negara : Federal

Sistem Pemerintahan : Presidensial

Lagu Kebangsaan : La Gloria al Bravo Pueblo

Hari Nasional : 5 Juli (Hari Kemerdekaan: 5 Juli 1811)

Penduduk : 26,814,843 (2009)

Bahasa Resmi : Spanyol

Bahasa Asing : Inggris, Italia, Portugis dan Perancis

Agama : Katholik (94,8%), Protestan (1%), lain-lain (4,2%)

10
Sumberdaya alam : Minyak bumi, Bijih besi, Bahan kimia, Bahan

mineral, Gas alam

1.2.3 Pembagian Administrasi Wilayah di Venezuela

Republik Bolivar Venezuela terbagi atas 23 Negara Bagian dan 1 Distrik


Ibukota. Berikut ini adalah daftar 1 Distrik Ibukota dan 23 Negara Bagian beserta
Ibukota administrasinya:

No. Nama Negara Bagian Ibukota

1 Amazonas Puerto Ayacucho

2 Anzoátegui Barcelona

3 Apure San Fernando de Apure

4 Aragua Maracay

5 Barinas Barinas

6 Bolívar Ciudad Bolívar

7 Carabobo Valencia

11
8 Cojedes San Carlos

9 Delta Amacuro Tucupita

10 Falcón Coro

11 Guárico San Juan De Los Morros

12 Lara Barquisimeto

13 Mérida Mérida

14 Miranda Los Teques

15 Monagas Maturín

16 Nueva Esparta La Asunción

17 Portuguesa Guanare

18 Sucre Cumaná

12
19 Táchira San Cristóbal

20 Trujillo Trujillo

21 Yaracuy San Felipe

22 Vargas La Guaira

23 Zulia Maracaibo

24 Distrik Ibukota Caracas

BAB II

LANDASAN TEORI

KEBIJAKAN HUGO CHAVEZ DALAM MEMIMPIN NEGARA

2.1. Kebijakan Politik

Sejak kepemimpinan Hugo Chavez, Venezuela merubah undang-undang


negaranya yang dulu liberal menjadi sosialis, karena undang-undang yang liberal
dianggap tidak bisa memperbaiki pemerintahan Venezuela dan hanya menyebabkan
ketergantungan terhadap AS. Setelah berhasil menguasai pemerintahan dan parlemen

13
Venezuela, Chavez bahkan berhasil mengubah UUD negara dan menjadikan
Venezuela sebagai negara sosialis.

Upaya yang pertama dilakukan Hugo Chavez adalah menjadwalkan


amandemen terhadap konstitusi 1961 melalui referendum. Konstitusi 1961 dianggap
tidak memberikan mekanisme apapun bagi pembentukan majelis konstitusional untuk
melakukan perubahan-perubahan di dalam konstitusi dengan persetujuan rakyat.
Referendum berlangsung pada tanggal 19 April 1999. Dengan menganut sosialisme
kerakyatan atas inspirasi dari tokoh yang disukainya yakni Simon Bolivar, Hugo
Chavez membangun ulang Venezuela dengan Revolusi Bolivarian nya.

Konstitusi 1999 yang disebut juga dengan Konstitusi Bolivarian ini merupakan
konstitusi pertama yang dibuat dan disetujui melalui referendum rakyat dalam sejarah
Venezuela. Konsekuensi pertama dari konstitusi 1999 adalah perubahan nama resmi
Venezuela dari Republik Venezuela (Republica de Venezuela) menjadi Republik
Bolivarian Venezuela (Republica Bolivariana de Venezuela), yang dimaksudkan untuk
menghormati Simon Bolivar. Perubahan utama dibuat dalam struktur pemerintahan
dan pertanggungjawaban Venezuela. Hak-hak asasi manusia diabadikan dalam
konstitusi ini sebagai jaminan bagi rakyat Venezuela. Konstitusi 1999 ini berjumlah
350 ayat adalah yang paling panjang, lengkap, dan komprehensif.

Yang kedua, konstitusi 1999 Venezuela yang disusun dengan melibatkan


partisipasi rakyat secara langsung melalui mekanisme referendum menunjukkan
bahwa Hugo Chavez menjalankan pemerintahan di Venezuela dengan demokratis. Hal
ini merupakan sebuah kemajuan bagi iklim politik dan demokrasi di Venezuela setelah
sebelumnya mengalami periode kediktatoran yang otoriter berkepanjangan pada masa
pemerintahan Carlos Andrez Perez. Rakyat menjadi sadar akan politik dan berusaha
untuk menjaga konstitusi 1999 karena mereka ikut dalam proses pembuatannya.
Kebijakan Hugo Chavez dalam membuat konstitusi baru menggantikan konstitusi
lama semakin membuat popularitasnya di mata rakyat Venezuela sangat tinggi. Rakyat
menjadi sukarela membela presiden mereka dari hal-hal yang mengancam kedudukan
dan kebijakannya. Dukungan rakyat yang luar biasa besarnya membuat pemerintahan
Hugo Chavez semakin mudah dalam melaksanakan program-programnya. Dimana

14
kebijakan yang diambil Hugo Chavez dilandaskan pada upaya untuk mengembalikan
hak-hak rakyat, seperti hak ekonomi, politik, dan kebudayaan.

Selama dua tahun pertamanya menjabat, Chavez banyak melakukan reformasi


politik. Pada 2001, pemerintahannya mengesahkan rangkaian undang-undang dengan
kandungan aspek sosio-ekonomi yang signifikan, termasuk reformasi agraria dan
sebuah undang-undang yang menjamin kepemilikan mayoritas negara dalam semua
kegiatan industri minyak (Malinda, 2010). Kemampuan Chavez untuk terus-menerus
menjalankan berbagai reformasi signifikan di tengah permusuhan AS dan oposisi
domestik dukungan AS memberikan pengaruh penting bagi perjuangan progresif di
Amerika Selatan.

Kesuksesan Chavez menyebabkan keraguan terhadap pandangan umum yang


menyatakan bahwa dalam dunia kapitalisme global adalah tidak mungkin lagi bagi
negeri-negeri Amerika Selatan untuk secara efektif melawan tatanan neoliberal pasar
bebas. Pengaruh Chavez dapat dirasakan di tingkat rakyat maupun dalam urusan
diplomatik. Chavez telah menjadi pahlawan bagi rakyat Venezuela karena
keberaniannya dan berbagai keberhasilan politiknya.

2..2 Kebijakan Ekonomi

Tampilnya Hugo Chavez menandai perlawanan atas neoliberalisme di Amerika


Latin dengan serangkaian langkah perubahan kebijakan secara radikal kemudian
ditempuh dalam rangka meraih kontrol atas sumber daya ekonomi dalam negeri
sekaligus untuk memutus ketergantungan atas negara-negara imperialis. Dimana Hugo
Chavez menerapkan kebijakan nasionalisasi ekonomi di Venezuela karena menentang
Imperialisme Amerika Serikat di Venezuela.

Nasionalisasi yang dilakukan Chavez tentunya tidak hanya dapat dicermati dari
esensinya yang berseberangan dengan prinsip-prinsipnya neoliberalisme. Lebih jauh,
nasionalisasi yang dilakukan Chavez dapat merangsang kembali upaya-upaya
maksimalisasi peran negara yang dapat menjalar ke negara-negara lain di Amerika
Latin, bahkan di dunia. Keberhasilan Venezuela bisa membuat negara-negara lain
pemilik sumber daya akan dapat belajar dari kebijakan-kebijakan yang diterapkan

15
Venezuela. Jika hal itu terjadi, maka tentunya akan menjadi buruk bagi masa depan
neoliberalisme ke depan. Selaku penganut neoliberal, AS membangun ekonomi politik
negaranya di atas penolakan intervensi negara dalam ekonomi. Penawaran
neoliberalisme adalah mekanisme pasar menjanjikan banyak keuntungan.

Kebijakan nasionalisasi yang diterapkan Venezuela secara mendasar akan


mengurangi peran privat dalam perekonomian, dan digantikan oleh peran negara yang
semakin dominan. Meningkatnya peran negara akan menimbulkan konsekuensi logis
berupa menurunnya otoritas pasar dalam mekanisme ekonomi. Bila peran privat (yang
dalam neoliberalisme diwakili oleh MNC) mengalami penurunan, maka upaya
mencapai keuntungan maksimal dan prinsip deregulasi seperti yang dianjurkan dalam
neoliberalisme, akan terancam. Dominasi peran negara akan berakibat pada kerugian
sektor-sektor privat, karena negara cenderung menerapkan kebijakan-kebjakan pro-
rakyat dengan memberikan subsidi dan jaminan-jaminan sosial lainnya. Oleh karena
itu akan semakin mengurangi keuntungan privat.

Perubahan ekonomi dinilai sebagai hal yang paling mendasar dalam revolusi.
Masalah ekonomi menjadi faktor yang mempengaruhi maju atau mundurnya suatu
negara karena jika kebutuhan warga negara yang paling mendasar tidak terpenuhi,
maka kebutuhan lainnya juga akan sulit terpenuhi. Hugo Chavez dan para
pendukungnya menyadari betapa pentingnya perubahan ekonomi di Venezuela.
Mereka menganggap bahwa kebutuhan ekonomi merupakan landasan bagi kehidupan
lainnya seperti peradaban dan kebudayaan suatu bangsa. Mereka dihadapkan dengan
kenyataan bahwa 70% dari hampir 26 juta jiwa rakyat Venezuela hidup miskin.

Reformasi ekonomi sangatlah penting dilakukan dalam rangka memperbaiki


kondisi Venezuela dan menyejahterakan rakyat. Konstitusi Bolivarian yang dibuat
pada pemerintahan Hugo Chavez secara nyata mengatur tatanan ekonomi dan fungsi
negara dalam memenuhi ekonomi rakyat. Tatanan ekonomi dan kewajiban yang harus
dilakukan negara dalam memenuhi ekonomi rakyat tercantum pada pasal 299
Konstitusi Bolivarian. Pada pasal tersebut ditegaskan bahwa:

16
Rezim ekonomi Republik Bolivarian Venezuela didasarkan pada prinsip
keadilan sosial, demokratisasi, efisiensi, kompetisi bebas, perlindungan bagi
lingkungan, produktivitas, dan solidaritas dengan upaya untuk memastikan
pembangunan manusia secara menyeluruh dan keberadaan yang berguna dan
bermartabat bagi komunitas Negara, bersama dengan inisiatif swasta, harus
meningkatkan pembangunan yang harmonis dari ekonomi nasional, menuju akhir dari
sumber tenaga kerja yang tergerakkan, tingkat nilai tambah domestik yang tinggi,
meningkatkan standar hidup penduduk dan memperkuat kedaulatan ekonomi negara,
menjamin terlaksananya undang-undang; pertumbuhan ekonomi yang solid, dinamis,
terus-menerus, dan layak untuk memastikan terjadinya distribusi kekayaan melalui
rencana strategis dan demokratis-partisipatoris dengan konsultasi terbuka.Program
perubahan ekonomi yang akan dilakukan Hugo Chavez dan pendukungnya pastilah
membutuhkan biaya yang besar.

Faktor-faktor produksi utama Venezuela yang berupa minyak sebagai produk


yang mencirikan kekayaan negara Venezuela harus digunakan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat .Minyaklah yang memungkinkan sebagai pendapatan terbesar
yang harus dibagi dan digunakan untuk mendana proyek-proyek
sosial untuk mengentaskan kemiskinan rakyat Venezuela. Sumber-sumber
minyak yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing seperti Chevron Corps,
Royal Dutch Shell, Repsol, dan Exxon Mobil sejak tahun 1970-an haruslah dikuasai
negara. Pendapatan minyak selama ini paling besar masuk ke pundi-pundi pemodal
dan pejabat di sekeliling elit-elit partai COPEI dan AD. Bahkan sejak tahun 1977
sekitar setengah dari perusahaan-perusahaan raksasa di Venezuela memiliki ikatan
dengan modal AS.Setelah Hugo Chavez memimpin Venezuela, pendapatan minyak
haruslah dikuasai untuk melayani rakyat. Sebagai penghasil minyak terbesar kelima
didunia, keuntungan yang didapat digunakan untuk membiayai kesejahteraan rakyat
miskin. Salah satu program pemerintah yang penting dalam upaya menambah
pemasukan devisa melalui produksi minyak adalah menasionalisasi PDVSA. PDVSA
merupakan perusahaan negara yang paling besar dan paling banyak mempekerjakan
buruh. Awalnya, perusahaan ini dikuasai oleh konglomerat swasta dimana sebagian
besar keuntungannya hanya dinikmati mereka.

17
Dimana langkah Chavez yang melakukan perombakan dalam tatanan birokrasi
di dalam tubuh perusahaan minyak PDVSA ini merupakan salah satu upaya Chávez
untuk mengembalikan aset serta pendapatan negara untuk kepentingan rakyat.
Perombakan ini dirasa perlu oleh Chavez karena Chavez menilai PDVSA telah
bertindak sebagai ‗state within a state‘; direksi PDVSA diisi oleh sekumpulan
konglomerat yang ternyata masih memiliki ‗ikatan‘ dengan konglomerasi AS. Selain
itu, jajaran direksi dan teknisi PDVSA juga merupakan tokoh-tokoh oposisi yang
mendukung kudeta 2002, dimana mereka juga memimpin mogok kerja buruh PDVSA
selama berbulan-bulan untuk menjatuhkan Chávez. Oleh karena itu Chavez kemudian
mengganti ketua PDVSA Guaicaipuro Lameda dengan Gaston Parra, seorang insinyur
terkenal beraliran kiri yang mempunyai spesialisasi di bidang minyak.

Tidak berhenti disitu, Chávez juga memecat 18.000 manajer dan teknisi
PDVSA, selanjutnya pengelolaannya (manajemen) dilakukan oleh salah satu organ
Lingkar Bolivarian, yakni kaum buruh terlatih yang tergabung dalam UNT (Unión
Nacional de Trabajadores de Venezuela) dan pada akhirnya Chavez mengkhultuskan
PDVSA sebagai perusahaan negara Bolivarian, dengan motto ―belonging to
everyone‖. PDVSA kemudian menjadi lumbung bagi pendanaan program-program
sosial yang dijalankan pemerintahan Chávez, dimana keuntungan yang diperolah
PDVSA, terutama pada saat naiknya harga minyak secara drastis, merupakan
pendukung utama pendanaan program sosial yang dinamakan ―missions to save the
people.

Nasionalisasi PDVSA dilakukan dengan mengganti direktur PDVSA lama


yang tidak berpengalaman di bidang perminyakan dengan direktur baru yang
mempunyai pengalaman di bidang perminyakan. Hugo Chavez melakukan
penggantian tersebut pada 25 Februari 2002.84 Hugo Chavez menggantinya dengan
direktur yang lebih profesional dan mau bekerja dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat. PDVSA tidak lagi berorientasi kepada profit yang hanya
mengalir kepada para pemilik modal, tetapi profit yang didapat digunakan untuk
membiayai program pemerintah demi kesejahteraan rakyat.

18
Kontrol terhadap PDVSA berati bukan hanya kontrol terhadap keuntungan
Venezuela, tetapi juga kontrol terhadap harga minyak dunia. Venezuela merupakan
eksportir terbesar kelima di dunia dan terbesar ketiga pemasok kebutuhan minyak AS
serta sebagai anggota OPEC. Produksi minyak mentah Venezuela tiap harinya sekitar
3 juta barel dan 75%-nya diekspor. Upaya nasionalisasi PDVSA dan kontrol harga
minyak dunia yang mengakibatkan harga minyak tidak sampai jatuh, memberikan
keuntungan yang berlimpah bagi Venezuela. Pendapatan devisa dari hasil ekspor
minyak berkisar antara 3 miliar sampai 4 miliar US dollar setiap harinya.

Selain PDVSA pemerintah Venezuela juga berhasil menasionalisasikan


perusahaan-perusahaan strategis penting seperti Perusahaan Baja Orinoco, perusahaan
semen, plastik, dan telekomunikasi, instalasi-instalasi pengolahan makanan seperti
Conservas Alimenticias La Gaviota (pabrik pengalengan ikan sardine), Lácteos de los
Andes (pabrik susu dan produk susu), kilang-kilang gula, gudang-gudang
penyimpanan biji-bijian, pabrik-pabrik kopi bubuk, dan perusahaan-perusahaan
penyimpanan berpendingin. Negara juga mengambil alih salah satu bank swasta
terbesar, Banco de Venezuela, milik Grupo Santander yang dimiliki oleh Spanyol;
negara mengambil control atas jaringan toko serba ada Exito dan bermaksud untuk
menyerahkannya untuk dikelola oleh pekerja-pekerjanya. Pemilikan alat-alat produksi
harus menjadi semakin sosial, tetapi usaha swasta skala kecil tetap diberi peranan.

Namun besarnya pendapatan dari minyak membuat Venezuela mengimpor


sebagian besar produk-produk konsumsi. Selain relatif lebih mudah untuk mengimpor,
juga karena lebih mahal bila memproduksinya di dalam negeri. Hal ini menjadi
tantangan bagi pemerintahan Hugo Chavez untuk mengurangi ketergantungan
terhadap impor dan merangsang ekonomi dalam negeri yang dapat menciptakan
produk layak ekspor. Langkah konkrit yang dilakukan adalah dengan mengurangi
ekspor alumunium hingga nol persen pada tahun 2012, sehingga alumunium di dalam
negeri dapat diolah di dalam negeri. Pada tahun 2012-2013 Venezuela harus
memproses 100% bahan mentahnya sendiri dan menjadi negara industri.

19
Hasil dari keuntungan minyak juga digunakan Pemerintah Venezuela untuk
memberikan kredit tanpa bunga kepada para petani yang tidak mempunyai tanah dan
kepada kaum perempuan melalui Bank Pembangunan Perempuan. Petani mendapatkan
modal yang digunakan untuk meningkatkan hasil pertaniannya sehingga bisa diekspor
keluar negeri. Ekspor produk pertanian meningkat pada tahun 2004-2005. Kredit-
kredit tanpa bunga juga diberikan kepada rakyat untuk merangsang pertumbuhan
industri kecil sehingga rakyat bisa terbebas dari kemiskinan dan mengurangi tingkat
pengangguran. Rakyat bisa mandiri dan menghasilkan sekitar 70.000 badan usaha
milik rakyat (BUMR) dari jumlah yang semula hanya 762 BUMR ketika Hugo Chavez
pertama kalinya terpilih sebagai presiden pada tahun 1998.

Pada bulan Februari 2006, Hugo Chavez meluncurkan 12 perusahaan baru


milik negara (BUMN). Hal ini dilakukan untuk mendorong industri baru yang akan
menggantikan sebagian besar produk yang diimpor Venezuela. Industri-

industri tersebut akan mencukupi hampir semua kebutuhan dasar, mulai dari kertas,
plat alumunium, tekstil, pipa-pipa baja, serta komponen- komponen produksi. BUMN
tersebut diberi nama Coniba yang dalam bahasa Spanyol berarti Perusahaan Nasional
Industri-Industri Dasar. Dana investasi yang dikeluarkan sebesar 35 miliar US dollar.
BUMN tersebut akan menciptakan sekitar 20.000 lapangan kerja baik langsung
maupun tak langsung. BUMN yang baru dibentuk tersebut merupakan industri yang
tidak eksploitatif atau berorientasi untuk memperoleh keuntungan semata.
Produkproduk yang dihasilkan akan dijual dengan harga murah.

Perekonomian Venezuela perlahan mulai tumbuh dengan kebijakan


pemerintah yang lebih merakyat. Berbeda dengan kebijakan presiden-presiden
sebelumnya yang hanya menguntungkan kaum elit pemilik modal, Hugo Chavez
memprioritaskan pada kesejahteraan rakyat dalam setiap kebijakannya. Ia telah
mengubah tatanan sistem ekonomi kapitalis yang dibangun pemerintahan sebelumnya
dan menggantinya dengan sistem ekonomi yang lebih sosialis.

20
2. 3 Kebijakan Sosial

Hugo Chavez yang dihadapkan kepada berbagai permasalahan sosial yang


diwariskan oleh para pendahulunya. Kemiskinan yang merajalela, tingkat
pengangguran dan buta huruf yang sangat tinggi, kelaparan, rendahnya kualitas
pendidikan, tingginya angka putus sekolah, diskriminasi terhadap penduduk asli dan
perempuan, dan lain sebagainya. Hugo Chavez dan pendukungnya menyadari bahwa
rakyat butuh perubahan kepada kondisi yang lebih baik untuk menjalani kehidupannya.
Mereka membutuhkan perbaikan di bidang pendidikan, kesehatan, persamaan hak
warga negara, dan emansipasi perempuan.

Pemerintah melakukan langkah kebijakan yang disebut Mission (misi) untuk


memperbaiki kondisi sosial rakyat Venezuela. Secara umum, mission-mission ini
dimulai pada awal tahun 2003. Mission ini juga merupakan perwujudan rencana
program kebijakan Hugo Chavez tidak lama setelah dia terpilih sebagai presiden yang
disebut Plan Bolivar 2000. Plan Bolivar 2000 ini menghabiskan dana ratusan juta
dollar untuk membiayai proyek seperti mendirikan sekolah-sekolah untuk rakyat
miskin, membangun infrastruktur jalan, kesehatan untuk rakyat miskin, dan distribusi
bahan makanan pokok di pasar pasar tradisional. Militer dilibatkan untuk
melaksanakan program ini seperti mendistribusikan obat-obatan dan membangun
infrastruktur. Hugo Chavez ingin membentuk aliansi sipil dan militer.

Tujuan dari kebijakan Mission ini bukan hanya mengurangi kemiskinan yang
diderita rakyat Venezuela, tetapi juga menggantikan sistem ekonomi negara dari yang
menganut sistem pasar menjadi sistem yang kooperatif, bersifat lokal, dan dikontrol
oleh negara. Pemerintah menyebutnya dengan “endogenous development.” Kebijakan
Mission ini tidak melengkapi sektor swasta yang sudah ada tetapi menyainginya.
Karena Mission ini tidak bertujuan untuk mencari keuntungan dan dijalankan dengan
regulasi baru dan campur tangan pemerintah yang dominan.

A. Bidang Pendidikan

Di bidang pendidikan, revolusi secara nyata menghasilkan capaian-capaian


besar karena pada dasarnya cita-cita revolusi adalah melahirkan hubungan sosial dan

21
melahirkan masyarakat baru yang berpengetahuan sehingga dapat memahami kondisi
alam dan sosial, serta aktif terlibat dalam partisipasi sosial politik untuk bersama-sama
meraih tujuan hidup manusia. Pentingnya pendidikan disadari benar oleh Hugo
Chavez dan para pendukungnya.

Dunia pendidikan di negara-negara lain tidak dapat diakses oleh rakyatnya,


karena lembaga pendidikan adalah salah satu aset bagi pemodal untuk
dikomersialkan. Masalah pendidikan yang ruwet pada dasarnya berpangkal dari
kapitalisme pendidikan. Ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam dunia pendidikan
tidak untuk menyelesaikan permasalahan manusia tetapi hanya mencetak tenaga-
tenaga kerja yang akan membuat dan mengoperasikan mesin-mesin industri. Ideologi
kapitalis dalam dunia pendidikan dapat dengan mudah dilihat dari pelajaran-
pelajaran dari tingkat bawah sampai paling atas yang semuanya berujung kepada
hubungan jual beli. Hal ini dapat dilihat dari pelajaran ekonomi dari tingkat Sekolah
Dasar sampai perguruan tinggi dimana prinsip ekonomi yang harus dihafal adalah
―dengan modal sekecil kecilnya untuk memperoleh keuntungan sebanyak-
banyaknya.

Pemikiran peserta didik pada akhirnya diarahkan supaya bagaimana membuat


produk bagus yang dapat dijual untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya,
bagaimana caranya agar orang hanya bisa membeli, dan bagaimana menciptakan
pasar. Hal ini merupakan pandangan kapitalis yang sangat merusak hakikat pendidikan
yang seharusnya bisa memanusiakan manusia, tetapi justru sebaliknya. Birokrasi
pendidikan yang korup dan berkualitas rendah, kampus yang menjadi ajang hedonisme
di tengah serangan budaya pasar yang hanya menjadikan mahasiswa agar hanya bisa
tampil keren, konsumtif, dan tidak produktif, privatisasi dan komersialisasi lembaga
pendidikan, dan masih banyak lagi potret kelam wajah pendidikan kita.

Berbeda dengan yang terjadi di Venezuela. Pemerintahan Hugo Chavez


berupaya untuk menjunjung tinggi hak-hak rakyatnya untuk pendidikan. Hugo
Chavez dan pendukungnya menganggap bahwa hak-hak sosial rakyat sama
pentingnya dengan hak-hak politik mereka. Terlebih lagi, hak-hak rakyat termasuk
pendidikan tertuang dalam amanat Konstitusi Bolivarian. Konstitusi mengamanatkan

22
bahwa pemerintah harus menjamin kesehatan dan pendidikan gratis bagi seluruh
rakyatnya.

Pemerintahan Hugo Chavez mencanangkan program Mission Robinson yang


dirancang pada 30 Mei 2003 dan kemudian dilaksanakan secara formal pada 1 Juli
2003 oleh Kementerian Pendidikan Venezuela. Mission Robinson ini bertujuan untuk
memberantas buta huruf.91 Tahap awal misi ini adalah dengan memberikan pelatihan
kilat kepada guru-guru dan mencetak guru tambahan agar mereka mempunyai
keterampilan untuk mengajar murid-murid membaca dan mengajar di tingkat dasar.
Pelatihan ini memakai tenaga ahli dari Kuba.92 Program ini dilanjutkan dengan
Mission Robinson II yang dilaksanakan mulai 28 Oktober 2003. Misi lanjutan ini
ditujukan kepada rakyat yang putus sekolah khususnya maupun yang masih
bersekolah di tingkat pendidikan dasar. Sebanyak 3000 sekolah Bolivarian dibangun
dan berhasil meluluskan 900.000 orang yang putus sekolah di tingkat dasar pada
tahun 2004 dan berhasil membebaskan Venezuela dari buta huruf pada tahun 2005.

Misi selanjutnya di bidang pendidikan adalah Mission Sucre dan Mission


Ribas. Mission Sucre dilaksanakan mulai 10 Juli 2003, ditujukan kepada rakyat
yang tidak bisa mengakses pendidikan di universitas. Sedangkan Mission Ribas
dilaksanakan mulai 17 November 2003, sasarannya adalah menyekolahkan orang-
orang yang putus sekolah di tingkat SLTA. Kedua misi ini mendidik rakyat yang
putus sekolah untuk belajar selama dua tahun yang nantinya dapat bekerja di
PDVSA atau CADAFE. Pemerintah juga memberikan bantuan dana senilai 100 US
dollar per bulan kepada mahasiswa.93 Untuk mendukung program ini, pemerintah
membangun sekitar 200 Universitas Simon Bolivar di kota-kota Venezuela. Selama
hampir 102 tahun, rakyat tidak pernah membayangkan program-program sosial ini
dapat dinikmati secara gratis.

Pada bulan Maret 2006, Pemerintah meluncurkan Mission Science.


Investasi senilai lebih dari 400 juta US dollar dikucurkan untuk menciptakan
jaringan-jaringan penelitian baru di universitas-universitas Venezuela. Salah satu

23
tujuannya adalah ―mendemokratiskan‖ ilmu pengetahuan dalam rangka untuk
dapat dijangkau sekaligus untuk melayani masyarakat.

B. Bidang Kesehatan
Kesehatan rakyat pada masa pemerintahan Hugo Chavez dianggap
sebagai hak asasi yang harus dipenuhi oleh negara. Hal itu tercantum dalam pasal
83-85 dari Konstitusi Bolivarian. Pada pasal 83 Konstitusi Bolivarian tertulis:
Kesehatan adalah hak sosial yang fundamental dan merupakan tanggungjawab
negara, yang akan menjaminnya sebagai bagian dari hak hidup. Negara harus
meningkatkan dan mengembangkan orientasi kebijakan untuk meningkatkan
kualitas hidup, kesejahteraan umum, dan akses pelayanan. Semua orang memiliki
hak untuk dilindungi kesehatannya, sebagaimana tugas untuk berpartisipasi secara
aktif dalam upaya pemajuan dan perlindungan yang sama, dan tunduk pada ukuran-
ukuran kesehatan seperti yang ditetapkan undang-undang, dan dalam
kesesuaiannya dengan konvensi dan persetujuan internasional yang disusun dan
diratifikasi oleh Republik.

Pada pasal 83 tersebut ditegaskan bahwa kesehatan rakyat Venezuela


merupakan tanggungjawab negara dalam hal ini pemerintah yang berkuasa. Seluruh
rakyat Venezuela baik dari golongan menengah keatas sampai rakyat yang sangat
miskin tanpa terkecuali mendapatkan hak tersebut. Pemerintah harus menyediakan
akses kesehatan tersebut kepada rakyat dimana aset-aset pelayanan kesehatan
tersebut menjadi milik negara dan tidak boleh diprivatisasi sebagaimana tertulis
dalam pasal 84 Konstitusi Bolivarian.

Hal ini berbeda dengan ideologi kapitalis dimana kesehatan merupakan


salah satu komoditas yang dapat mendatangkan uang. Kesehatan yang mahal
dikomersialkan karena dalam logika kapitalisme, pelayanan bertujuanuntuk
memperole keuntungan sebanyak-banyaknya dan bukan untuk memenuhi
kebutuhan yang merupakan hak asasi manusia. Agar dapat menjamin hak-hak
kesehatan, negara menciptakan, melakukan panduan, dan mengurusi sistem
kesehatan publik nasional yang lintas sektor dan batas-batas, dan
didesentralisasikan serta berwatak partisipatif, terintegrasi dengan sistem

24
keamanan sosial, keadilan, integrasi sosial, dan solidaritas. Sistem kesehatan publik
memberikan prioritas untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit,
menjamin pelayanan yang tetap dan cepat dan rehabilitasi kualitas. Aset-aset dan
pelayanan kesehatan publik adalah milik negara dan tidak boleh diprivatisasi.
Komunitas yang terorganisir memiliki hak-hak dan tugas untuk berpartisipasi
dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan rencana, implementasi, dan
kontrol kebijakan dalam institusi-institusi kesehatan.

Pelayanan kesehatan di Venezuela juga diberikan gratis tanpa


dipungut bayaran sepeser pun. Pendapatan melimpah negara dari sektor
minyak dimanfaatkan untuk menyediakan pelayanan kesehatan gratis.
Akses kesehatan gratis di Venezuela ini mengacu pada pasal 85 Konstitusi
Bolivarian.

Pembiayaan sistem kesehatan publik adalah tanggungjawab negara


yang harus mengintegrasikan sumber-sumber pendapatan, kontribusi keamanan
sosial sesuai yang dimaksudkan dan berbagai sumber pembiayaan lain sebagaimana
dimaksudkan undang-undang. Negara menjamin anggaran kesehatan seperti
membuat capaian-capaian tujuan kebijakan kesehatan dimungkinkan. Dengan
berkoordinasi dengan universitas dan lembaga penelitian, kebijakan pelatihan teknis,
dan profesional negara dan industri nasional menghasilkan pasokan perawatan
kesehatan akan dikembangkan dan ditingkatkan. Negara akan mengatur baik
lembaga-lembaga kesehatan yang publik dan yang privat. Pemerintahan Hugo
Chavez mewujudkan amanat konstitusi tersebut dengan membangun lebih
banyak rumah bagi warga miskin. Selain itu, juga dibangun akses air bersih, sehat,
dan segar bagi jutaan rakyat. Pemerintah mengadakan Mission Barrio Adentro yang
bertujuan untuk menyediakan pusat-pusat kesehatan gratis.

Misi ini memakai tenaga dokter dari Kuba yang berjumlah sekitar
8.000-13.000 orang untuk melayani kesehatan rakyat Venezuela secara gratis. Kuba
mengirimkan dokter ke Venezuela sebagai paket pertukaran dengan minyak murah.

25
Dokter Venezuela yang pro rezim lama tidak mau bekerja untuk
program ini karena dibayar murah. Setiap dokter yang dipekerjakan bertanggung
jawab terhadap kesehatan 200 keluarga miskin. Hal ini merupakan suatu
penghormatan besar bagi manusia yang menyangkut kesehatan dan keberlangsungan
hidupnya. Pada 5 Agustus 2004, pemerintahan Hugo Chavez mengklaim bahwa
dalam setahun, Barrio Adentro telah menyelamatkan 5000 jiwa dan merawat lebih
dari 18 juta penduduk atau sekitar 70% dari jumlah populasi Venezuela.

Program yang dilakukan pemerintah berikutnya adalah Mission Mercal


(kependekan dari Mercados de Alimentos). Misi ini dilakukan mulai 22 April 2003
dan ditata kembali di bawah Kementerian Pangan Venezuela pada 16 September
2003. Mission Mercal bertujuan untuk menyediakan bahan makanan maupun
makanan murah untuk rakyat. Pemerintah membuka pasar makanan rakyat dimana
mereka membeli makanan dari perusahaan makanan kemudian dijual ke pasar
makanan tradisional dengan harga 30% lebih murah daripada harga makanan di
supermarket besar.

Hasilnya, pada tahun 2006, lebih dari 209 pertokoan milik pemerintah,
870 toko yang bekerja sama dengan pemerintah lokal, dan lebih dari 12.000 pasar
tradisional menjual produk makanan murah yang disediakan pemerintah. Hasil
survey dari American Barometer menunjukkan bahwa 71% rakyat Venezuela
merasakan manfaat dari Mission Mercal sementara hampir 50% rakyat Venezuela
merasakan manfaat dari Mission Barrio Adentro. Pada umumnya, masyarakat
membeli daging dan susu untuk kebutuhan mereka.

Pada 14 Januari 2006, pemerintah meluncurkan Mission Negra


Hipolita. Misi ini merupakan misi perawatan kesehatan primer dan dikhususkan bagi
penduduk yang sangat miskin. Bantuan kesehatan kepada para gelandangan,
tunawisma, pecandu obat-obatan terlarang, dan bagi mereka yang berada pada titik
kemiskinan yang kritis juga

Venezuela telah melakukan berbagai persiapan sebelum lepas dari IMF


dan Bank Dunia. Persiapan ini penting untuk dapat mempertahankan perekonomian

26
setelah menghentikan status keanggotaannya di dua lembaga tersebut. Dasar
kesiapan Venezuela didukung keyakinan bahwa dengan kekayaan sumber daya alam
yang juga besar, Venezuela akan mampu melepas diri dari

ketergantungannya pada modal asing internasional yang besar. Ditambah


dengan teori yang mengatakan bahwa bila suatu negara menguasai sumber energi,
maka dapat dipastikan negara tersebut juga mempunyai kekuatan politik. Jadi dengan
melihat potensi yang dimiliki Venezuela, negara ini pun berani untuk keluar dariIMF
dan Bank Dunia. Melalui ikatan ekonomi politik yang membebaskan Venezuela dari
penindasan mekanisme-mekanisme keuangan kapitalis IMF dan Bank Dunia,
Presiden Chavez dan pemerintahannya telah merancang beberapa aliansi strategis.
Aliansi-aliansi strategis tersebut antara lain pembentukan ALBA.1

ALBA merupakan konsep dari Presiden Venezuela, Hugo Chavez, yang


menawarkan suatu bentuk kerjasama antara negara-negara Amerika Latin. Ide dasar
Hugo Chavez mengenai ALBA ini mirip dengan organisasi kerjasama regional
lainnya seperti Uni Eropa, ASEAN, dan Benelux. Ide ALBA pertama kali diutarakan
oleh Hugo Chavez di Isla Margarita pada 3rd Summit of the Heads of State and the
Government of the Association of Caribbean States pada Desember tahun 2001.104

ALBA (Alternativa Bolivariana para las Americas) merupakan kerjasama


regional di kawasan Amerika Latin dan Karibia. Kerjasama yang diajukan pada
Desember 2001 ini merupakan alternative terhadap FTAA (Free Trade Area of
Americas) pada Association of Caribbean States Summit. Pada Desember 2004,

Venezuela dan Kuba mendatangani perjanjian kerjasama dalam kerangka


ALBA, dimana pada awalnya kerjasama ini untuk menyeimbangi FTAA yang
didominasi oleh Amerika Serikat. Melalui strategi ini pula, Chavez dan Castro
berhasil mengkonsolidasikan penolakan terhadap FTAA sekaligus mendeklarasikan
ALBA—the Bolivarian Alternative for the Americas (Alternatif Bolivarian untuk
Rakyat Amerika) di Mar del Plata, Argentina di penghujung 2005 lalu. ALBA adalah
alternatif kerja sama AL melawan intervensi pasar bebas imperialis AS.

27
Dalam perjanjian awal kerjasama, untuk meningkatkan Indigenous
Development dalam kerangka Millineum Development Goals di kedua negara
tersebut merupakan sebagai upaya mencegah ketimpangan sosial yang terus terjadi
di kedua negara pada khususnya dan kawasan Amerika Latin pada umumnya.
Perjanjian tersebut di antaranya melakukan pertukaran antara energi dengan
kesehatan, di mana Kuba akan mengirim lebih dari 20.000 dokter yang akan
ditempatkan di ratusan klinik dan rumah sakit dan mengirimkan ratusan guru di
beberapa sekolah di Venezuela serta menyediakan beasiswa kedokteran di berbagai
universitas di Kuba. Begitu sebaliknya Venezuela akan mengirim lebih dari 100.000
barel per hari ke Kuba.

ALBA sendiri berdiri atas asas Solidaritas untuk kemajuan bersama,


bentuk kerjasama diperluas menjadi pertukaran minyak dengan bahan makanan dan
pertanian (bahkan sudah mencapai pertukaran bijih besi kualitas tinggi (ore) dan
bauksit dengan nikel); dokter dengan mesin-mesin produksi; bantuan modal untuk
pengembangan energi minyak, namun bukan dengan jalan memprivatisasikannya ke
korporasi minyak dan penjualan minyak murah.

Pengukuhan ALBA sebagai kerjasama kawasan merupakan upaya


integrasi ekonomi-politik yang berdasarkan prinsip-prinsip saling melengkapi (tidak
berkompetisi), solidaritas (tidak dominasi), kerja bersama (tidak eksploitasi) dan
penghormatan kedaulatan rakyat (menggantikan kekuasaan korporasi) bagi
kemajuan tenaga-tenaga produktif negara-negara yang lebih miskin, sekaligus
menjadi penyeimbang kerjasama kawasan yang telah ada FTAA. 108ALBA
menekankan pada perjuangan melawan kemiskinan dan ekslusi sosial. Tujuan ALBA
adalah membangun masa depan Amerika Latin yang sejahtera, menghancurkan
ketidaksetaraan sosial dan menjadikan wilayah ini sebagai kekuatan yang mampu
menjalankan model perekonomian sendiri di tengah globalisasi, melalui strategi
ekonomi, politik, sosial-budaya yang ada di kawasan Amerika Latin.

28
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Argument Sistem kebijakan Venezuela di Era Chavez

Venezuela di era kepemimpinan chavez banyak mengalami perubahan, yang


paling utama dari perubahan tersebut yaitu perubahan nama resmi venezuela, dari
republik venezuela ( republika de venezuela) menjadi republika bolivariana de
venezuela( republica bolivarian de venezuela) perubahan ini dibuat dalam struktur
pemerintahan dan pertanggungjawaban venezuela, yaitu hak hak asasi manusia
diabadikan dalam kontitusi ini sebagai jaminan bagi rakyat venezuela,selama
pemerintahannya chavez banyak melakukan reformasi politik. Pada tahun 2001
pemerintahannya mengesahkan undang-undang dengan kandungan aspek sosial-
ekonomi yang signifikan, termasuk salah satunya reformasi agraria dan sebuah
undang-undang yang menjamin kepemilikan mayoritas negara dalam semua kegiatan
indrustri minyak. Kemapuan chavez untuk terus menerus menjalankan berbagai
reformasi yang signifikan di tengan permusuhan amerika serikat dan oposisi domestik
dukungan amerika serikat memberikan pengaruh penting bagi perjuangan progresif di
amerika serikat.

Kesuksesan chaves menyebabkan keraguan terhadap pandangan umum yang


menyatakan bahwa dalam dunia kapitalisme global adalah tidak mungkin lagi bagi
negara-negara amerika serikat untuk melawan tatanan neoliberal pasar bebas. Peran
chavez dalam kebijakan bidang politik ini dengan melakukan beberapa reformasi
dapat di rasakan oleh rakyat venezuela maupun dalam urusan diplomatik. Dari
keberanian chavez membuahkan hasil di bidang politik di venezuela,.

Kebiajkan ekonomi

peran chavez atas perlawanan terhadap neoliberalisme di amerika latin dengan


perubahan kebijakan secara radikal. Chavez menerapkan kebijakan nasionalisasi
ekonomi di venezuela karena chavez menentang imperialisme amerika serikat di

29
venezuela. Masalah ekonomi menjadi faktor yang mempengaruhi maju mundurnya
suatu negara, karena apabila kebutuhan warga negara tidak terpenuhi maka kebutuhan
lainnya juga akan sulit terpenuhi, kebutuhan ekonomi merupakan landasan bagi
kehidupan seperti peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, karena pada kenyataannya
bahwa 70% dari hampir 26 juta jiwa akyat di venezuela hidup miskin. Reformasi
ekonomi yang dilakukan chavez guna memperbaiki kondisi venezuela dan
mensejahterakan rakyat. Halnya dengan reformasi bolivarian yang di buat
pemerintahan chavez secara nyata yaitu mengatur tatanan ekonomi dan fungsi negara
dalam memenuhi ekonomi rakyat. Renzim ekonomi republik bolivarian di venezuela
didasarkan pda prinsip keadilan sosial,demokratis,efesien kompetisi bebas,
perlindungan bagi lingkungan , produktifitas dan solidaritas dengan upaya untuk
memastikan pembangunan manusia secara menyeluruh, kebijakan ekonomi yang di
lakukan chavez di venezuela yaitu untuk mengentaskan kemiskinan rakyat venezuela.
Peran chavez terhadap venezuela membawa perubahan yang signifikan perlahan mulai
tumbuh dengan kebijakan pemerintahan yangb lebih merakyat, berbeda dengan
kebijakn presiden presiden terdahulu yang hanya menguntungkan kaum elit pemilik
modal, chavez memprioritaskan kesejateraan rakyat. Ia mengubah kebijakan tatanan
sistem ekonomi kapitalis menjadi sistem ekonomi yang lebih sosialis.

kebiajakan sosial

Permasalahan sosial yang dihadapi chavez yaitu kemiskinan yang merajalela, tingkat
penggangguran yang tinggi, buta huruf yang sangat tinggi pula, rendahnya kualitas
pendidikan, tingginya angka putus sekolah, kelaparan, diskrimininasi terhadap penduduk
asli dan kaum wanitan dan permaslahan lainnya. Chavez menyadari bahwa rakyat
venezuela menginginkan perubahan dan bangun dari kesulitan terhadap permasalahan-
permasalahan yang dialami selama pemerintahan sebelum chavez.mereka membutuhkan
perbaikan dibidang pndidikan,kesehatan persamaan hak warga negara dan emansipasi
wanita. Kemudian pemerintahan di bawah kepemimpinan chavez melakukan langkah
kebijakan yang di sebut mission ( yaitu misi untuk memperbaiki kondisi sosial rakyat
venezuela. Kebijakan mission bukan hanya bertujuan mengurangi kemiskinan tetapi

30
menngantikan sistem ekonomi negara yang menganut sistem ekonomi pasa menjadi sitem
ekonomi yang kooperatif. Bersifat lokal dan di kontrol oleh negara.

Kebiajakn sosial bidang pendidikan

Missiaon Robinson, Mission surce dan mission Ribas adalah tiga program di bidang
pendidikan yang di canangkan pemerintahan chavez, Mission ribon dirancang pada
tanggal 30 mei 2003 dan kemudian dilaksanakan secara formal pada tanggal 01 juli 2003
oleh kementrian pendidikan venezuela misi ini adalah bertujuan untuk memberantas buta
huruf.tahap ini dilakukan dengan memberikan pelatihan kilat kepada guru-guru dan
mencetak guru tambahan agar mereka mempunyai keterampilan untuk mengajar murid-
murid membaca dan mengajar di tingkat dasar.pelatihan ini memakai tenaga ahli dari
kuba. Program ini di lanjutkan dengan misi kedua yaitu mission robinson II yang
dilaksanakan pada 28 oktober 2003.misi ini ditujukan kepada rakyat rakyat yang putus
sekolah khususnya, maupun yang bersekolah ditingkat pendidikan dasar, sebanyak 3000
sekolah Bolivarian dibangun dan berhasil meluluskan 900.000 orang yang putus sekolah
ditingkat dasar tahun 2004 dan berhasil membebaskan nenezuela dari buta huruf pada
tahun 2005.

Misi selanjutnya di bidang pendidikan adalah Mission Sucre dan


Mission Ribas. Mission Sucre dilaksanakan mulai 10 Juli 2003, ditujukan kepada
rakyat yang tidak bisa mengakses pendidikan di universitas. Sedangkan Mission Ribas
dilaksanakan mulai 17 November 2003, sasarannya adalah menyekolahkan orang-
orang yang putus sekolah di tingkat SLTA. Kedua misi ini mendidik rakyat yang putus
sekolah untuk belajar selama dua tahun yang nantinya dapat bekerja di PDVSA atau
CADAFE. Pemerintah juga memberikan bantuan dana senilai 100 US dollar per bulan
kepada mahasiswa.93 Untuk mendukung program ini, pemerintah membangun sekitar
200 Universitas Simon Bolivar di kota-kota Venezuela. Selama hampir 102 tahun,
rakyat tidak pernah membayangkan program-program sosial ini dapat dinikmati secara
gratis.

Pada bulan Maret 2006, Pemerintah meluncurkan Mission Science. Investasi


senilai lebih dari 400 juta US dollar dikucurkan untuk menciptakan jaringan-jaringan

31
penelitian baru di universitas-universitas Venezuela. Salah satu tujuannya adalah
―mendemokratiskan‖ ilmu pengetahuan dalam rangka untuk dapat dijangkau sekaligus
untuk melayani masyarakat.

Dari misi misi di bidang pendidikan diatas revolusi secara nyata menghasilkan
capaian-capaian besar karena pada dasarnya cita-cita revolusi adalah melahirkan
hubungan sosial dan melahirkan masyarakat baru yang berpengetahuan sehingga dapat
memahami kondisi alam dan sosial, serta aktif terlibat dalam partisipasi sosial politik
untuk bersama-sama meraih tujuan hidup manusia.

Bidang kesehatan

Kesehatan adalah hak sosial yang fundamental dan merupakan tanggungjawab negara,
yang akan menjaminnya sebagai bagian dari hak hidup. Negara harus meningkatkan
dan mengembangkan orientasi kebijakan untuk meningkatkan kualitas hidup,
kesejahteraan umum, dan akses pelayanan. Semua orang memiliki hak untuk
dilindungi kesehatannya,

Pada pasal 83 tersebut ditegaskan bahwa kesehatan rakyat Venezuela


merupakan tanggungjawab negara dalam hal ini pemerintah yang berkuasa. Seluruh
rakyat Venezuela baik dari golongan menengah keatas sampai rakyat yang sangat
miskin tanpa terkecuali mendapatkan hak tersebut. Pemerintah harus menyediakan
akses kesehatan tersebut kepada rakyat dimana aset-aset pelayanan kesehatan tersebut
menjadi milik negara dan tidak boleh diprivatisasi sebagaimana tertulis dalam pasal
84 Konstitusi Bolivarian. Hal ini berbeda dengan ideologi kapitalis dimana kesehatan
merupakan salah satu komoditas yang dapat mendatangkan uang.

Kesehatan yang mahal dikomersialkan karena dalam logika


kapitalisme, pelayanan bertujuan untuk memperole keuntungan sebanyak-
banyaknya dan bukan untuk memenuhi kebutuhan yang merupakan hak asasi manusia.

Program yang dilakukan pemerintah berikutnya adalah Mission Mercal


(kependekan dari Mercados de Alimentos). Misi ini dilakukan mulai 22 April 2003
dan ditata kembali di bawah Kementerian Pangan Venezuela pada 16 September
2003. Mission Mercal bertujuan untuk menyediakan bahan makanan maupun

32
makanan murah untuk rakyat. Pemerintah membuka pasar makanan rakyat dimana
mereka membeli makanan dari perusahaan makanan kemudian dijual ke pasar
makanan tradisional dengan harga 30% lebih murah daripada harga makanan di
supermarket besar.

Hasilnya, pada tahun 2006, lebih dari 209 pertokoan milik pemerintah,
870 toko yang bekerja sama dengan pemerintah lokal, dan lebih dari 12.000 pasar
tradisional menjual produk makanan murah yang disediakan pemerintah. Hasil
survey dari American Barometer menunjukkan bahwa 71% rakyat Venezuela
merasakan manfaat dari Mission Mercal sementara hampir 50% rakyat Venezuela
merasakan manfaat dari Mission Barrio Adentro. Pada umumnya, masyarakat
membeli daging dan susu untuk kebutuhan mereka.

Pada 14 Januari 2006, pemerintah meluncurkan Mission Negra


Hipolita. Misi ini merupakan misi perawatan kesehatan primer dan dikhususkan bagi
penduduk yang sangat miskin. Bantuan kesehatan kepada para gelandangan,
tunawisma, pecandu obat-obatan terlarang, dan bagi mereka yang berada pada titik
kemiskinan yang kritis juga

Pelayanan kesehatan di Venezuela juga diberikan gratis tanpa dipungut


bayaran sepeser pun. Pendapatan melimpah negara dari sektor minyak dimanfaatkan
untuk menyediakan pelayanan kesehatan gratis. Akses kesehatan gratis di
Venezuela ini mengacu pada pasal 85 Konstitusi Bolivarian.

Pembiayaan sistem kesehatan publik adalah tanggungjawab negara


yang harus mengintegrasikan sumber-sumber pendapatan, kontribusi keamanan
sosial sesuai yang dimaksudkan dan berbagai sumber pembiayaan lain sebagaimana
dimaksudkan undang-undang. Negara menjamin anggaran kesehatan seperti
membuat capaian-capaian tujuan kebijakan kesehatan dimungkinkan. Dengan
berkoordinasi dengan universitas dan lembaga penelitian, kebijakan pelatihan teknis,
dan profesional negara dan industri nasional menghasilkan pasokan perawatan
kesehatan akan dikembangkan dan ditingkatkan. Negara akan mengatur baik
lembaga-lembaga kesehatan yang publik dan yang privat.

33
Pemerintahan Hugo Chavez mewujudkan amanat konstitusi tersebut
dengan membangun lebih banyak rumah bagi warga miskin. Selain itu, juga
dibangun akses air bersih, sehat, dan segar bagi jutaan rakyat. Pemerintah
mengadakan Mission Barrio Adentro yang bertujuan untuk menyediakan pusat-
pusat kesehatan gratis. Misi ini memakai tenaga dokter dari Kuba yang
berjumlah sekitar 8.000-13.000 orang untuk melayani kesehatan rakyat
Venezuela secara gratis. Kuba mengirimkan dokter ke Venezuela sebagai paket
pertukaran dengan minyak murah.

Dokter Venezuela yang pro rezim lama tidak mau bekerja untuk
program ini karena dibayar murah. Setiap dokter yang dipekerjakan bertanggung
jawab terhadap kesehatan 200 keluarga miskin. Hal ini merupakan suatu
penghormatan besar bagi manusia yang menyangkut kesehatan dan keberlangsungan
hidupnya. Pada 5 Agustus 2004, pemerintahan Hugo Chavez mengklaim bahwa
dalam setahun, Barrio Adentro telah menyelamatkan 5000 jiwa dan merawat lebih
dari 18 juta penduduk atau sekitar 70% dari jumlah populasi Venezuela.

34
BAB IV

KEBIJKAAN CHAVEZ YANG BISA DI TERAPKAN DI NEGARA


INDONESIA

Menurut saya dari uraian-uraian di atas menegenai kebijkan venezuela di era chavez
,banyak sekali perubahan yang signifikan ,, dari kebijakan politik, kebijakan ekonomi, dan
kebijakan sosial, kebijakan ekonomi di indonesia pada saat sekarang yang kita raskaan , pasar
bebas yang tidak bisa di batasi sehingga banyak penugsaha atau tenaga kerja asing yang bekerja
di indonesia .

IV.1 Anti-Imperialisme

Ketika mayoritas pemerintahan nasional di dunia rela menjadi “budak”


imperialisme Amerika Serikat, Venezuela di bawah Chavez justru lebih mandiri
dan berdaulat. Chavez menggunaan kekayaan minyak negerinya untuk mendanai
program-program kesejahteraan, seperti pendidikan gratis, kesehatan gratis,
perumahan, kredit mikro, dan lain-lain.

Venezuela adalah salah satu negara—selain Kuba, Ekuador, dan Bolivia—


yang menolak didikte oleh IMF, Bank Dunia, dan WTO. Chavez juga terang-
terangan menentang agenda perdagangan bebas yang disponsori oleh AS. Pada
tahun 2006, Chavez memimpin pertemuan rakyat Amerika Latin di Mar Del Plata,
Argentina, untuk menentang agenda perdagangan bebas yang dipaksakan oleh
Washington.

Negara indonesia sendiri bisa menggunakan kekayaan negara ini, apalagi


indonesia adalan negara yang memilki banyak kekayaan alam, negara yang agraris
yang seharusnya banyak mengahsilkan padi sebagai bahan makanan paling pokok,
dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada para petani untuk bisa mengelola
lahan pertaniannya lebih baik lagi, dan hasil pertanian yang baik bisa di ekspor ke
luar negeri sehingga dan hasil pertanian juga dapat mendanai program-program
kesejahteraan masyarakat indonesia.

35
IV.2 Sukses Memerangi Kemiskinan

Salah satu sukses terbesar Chavez adalah keberhasilannya mengurangi


kemiskinan. Dalam satu dekade pemerintahannya, Chavez berhasil mengurangi
kemiskinan hingga 48% dan memangkas kemiskinan esktrem hingga 20%.

Pengangguran turun dari 20% menjadi di bawah 7%. Tidak kurang dari 20
perguruan tinggi baru dibangun dalam 10 tahun terakhir. Jumlah guru meningkat
dari 65.000 menjadi 350.000 orang. Buta huruf berhasil diberantas. Dalam 6 tahun,
19.840 tunawisma mengikuti program khusus dan praktis tidak ada lagi anak-anak
yang hidup di jalanan.

Dia selalu bilang, “bila kita hendak mengentaskan kemiskinan, kita harus
berikan kekuasaan, pengetahuan, tanah, kredit, teknologi, dan organisasi pada si
miskin.”

Pada kutipan kalimat di atas sebagai bahwa pemerintahan indonesia harus


memberikan berbagai pendidikan dan pelatihan khususnya kepada masyarakat desa
yang bebprofesi sebagai petani, memberikan pelatihan agar petani-petani di
indonesia lebih berinovasi, selain itu kebudayaan bangsa indonesia harus benar-
benar di perkenalkan seperti membuat batik, membuat kerajinan tangan yang
lainnya agar lebih kreatif lagi.

IV.3 Demokrasi Partisipatif

Chavez selalu percaya bahwa bentuk kekuasaan terbaik adalah demokrasi


dari bawah ke atas. Untuk itu, ia selalu berusaha mentransfer kekuasaan ke rakyat
dan menempatkan rakyat sebagai protagonis kekuasaan.

Salah satu langkah paling progressif dari pemerintahan Bolivarian adalah


pembentukan “Dewan Komunal”. Menurut konstitusi, Dewan Komunal adalah
sarana dari rakyat terorganisir untuk mengambil-alih dan menjalankan langsung
kebijakan administrasi dan proyek pembangunan. Dewan Komunal merespon
aspirasi dan kebutuhan langsung dari komunitas.

36
IV.4 Internasionalis Sejati

Chavez dikenal sebagai seorang internasionalis sejati, yang selalu berdiri di


garda depan untuk mengutuk praktik-praktik yang merendahkan martabat
kemanusiaan.

Chavez paling depan dalam mengutuk pendudukan ilegal Israel terhadap


Palestina. Ketika Israel menggempur Gaza, Palestina, pada tahun 2009 lalu,
Venezuela menjadi negara pertama yang mengusir dubes Israel dari negaranya.
Tindakan ini kemudian diikuti Kuba dan negara Amerika latin lainnya.

Pemerintahan Chavez juga mengirimkan 227 juta galon minyak murah ke


rumah tangga miskin di AS—setara dengan 465 juta US Dollar. Proyek yang
disponsori oleh Citgo Petroleum, anak perusahaan minyak Venezuela di Amerika,
ini telah memberi manfaat kepada 2 juta rakyat Amerika Serikat.

IV.5 Mendorong integrasi regional

Sejak Chavez berkuasa, Amerika latin pelan-pelan meninggalkan predikat sebagai


“halaman belakang”-nya AS. Untuk itu, juga sejalan dengan cita-cita Simon
Bolivar, Chavez mendorong integrasi regional.

37
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah diatas dapat penulis simpulkan bahwa peran Chavez di
Venezuela banyak melakukan reformasi dengan sangat untuk rakyat miskindi Venezuela,
mulai dari pendidikan , kesehatan kesejahteraan ekonomi dan sebagainya. Di Indonesia juga
banyak yang harus diterapkan dari kebijakan Chavez diantaranya: Anti Imperialisme,
Memerangi Kemiskinan, Karena di Indonesia tingkat kemiskinan masih ada di posisi tertinggi
di sebabkan oleh banyaknya pengangguran, serta pengguran di sebabkan karena kurangnya
lapanagan pekerjaan untuk masyarakat Indonesiadan lainnya.

38
Daftar Pustaka

http://www.berdikarionline.com/tujuh-warisan-chavez-untuk-dunia/

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3677

39

Anda mungkin juga menyukai