ASMA merupakan penyakit alergi dan diturunkan secara genetik yang mana tidak bisa disembuhkan
sebagaimana penyakit diabetes maupun hipertensi
ASMA hanya bisa dikendalikan dengan minum obat teratur dan pola hidup yang sehat
Peserta harus minum obat dan kontrol seumur hidup tergantung jenis asmanya
PENCETUS ASMA:
PENCETUS ASMA PADA TIAP ORANG BERBEDA,YG PALING SERING MEMICU DIANTARANYA:
Demam dan flu
Perubahan cuaca dan suhu
Alergi
Asap rokok
Bau yang menyengat
Olahraga yg berlebih/kecapean
Makanan berpengawet dan berbumbu
Obat
pekerjaan
Penanggulangan asma
Saat serangan
Duduk tegak
Longgarkan baju supaya nafasnya nyaman
Segera berikan pelega nafas yang dihisap,jika tida membaik dgn semprotan lakukan nebuliser
Pastikan minum obat asma teratur
Bungbulang, 28 April 2017
Penyuluh : dr. Lilis Suryati
UPT Puskesmas Bungbulang
oleh bronkhitis kronis dan efisiema atau gabungan keduanya. Obstruktif aliran udara pada umumnya
progresif non reversible atau reversible parsial kadang diikuti oleh hiperaktivitas jalan napas.
Terminologi PPOK telah mengalami beberapa perubahan sejak dicetuskan pertama kali dalam forum
internasional “Ciba Guest Symposium 1959” semula dikenal sebagai chronic pulmonary emphyisema
and related Conditions, kemudian menjadi chronic airflow limitation, lalu obstructive pulmonary disease
kemudian Chronic Airways Obstructive (CAO), Chronic Aspecific Respiratory Affection (CARA),
Chronic Non Specific Lung Disease (CNSLD), dan saat ini lebih dikenal sebagai Chronic Pulmonary
Kelainan patologis, anatomis dan fisiologis terdapat di saluran pernapasan bagian perifer mulai
dari bronkiolus terminalis sampai ke alveolus, bagian tersebut merupakan area pertukaran gas yang
penting untuk mempertahankan kehidupan manusia. Akibat kelainan tersebut pada PPOK berat akan
terjadi gangguan pertukaran gas dan berbagai komplikasinya antar lain gangguan pernapasan.
Penyakit-penyakit paru yang secara klinis dapat menyebabkan PPOK antara lain asma bronkial,
bronkhitis kronis, dan emfisema. Ketiga penyakit tersebut dapat berlanjut kepada PPOK yang berat.
Penderita bronkhitis kronis dan emfisema biasanya perokok berat, dan tidak merasakan gejala apapun
sampai usia lanjut. Pada saat itu barulah dirasakan kemampuan untuk bekerja mulai menurun dan batuk-
batuk mulai terjadi. Gejala yang ditimbulkan oleh PPOK terjadi bersama-sama dengan gejala primer dari
penyakit ini. Bila penyebabnya bronkhitis kronis maka gejala utama adalah produksi sputum yang
berlebih, tetapi bila penyebabnya emfisema maka gejala utamanya dalah kerusakan pada aveoli dengan
keluhan klinis berupa dyspnoe, yang terjadi sehubungan dengan adanya gerak badan.