Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA

ALOKASI KHUSUS, DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP BESARAN

ANGGARAN BELANJA DAERAH

(STUDI PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR)

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura

Oleh :

Cut Mutia Charrentz

NIM : 150221100151

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSTAS TRUNOJOYO MADURA


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2


DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 3
BAB I ................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 7
1.3 Tujuan ................................................................................................... 8
1.4 Manfaat ................................................................................................. 8
BAB II ................................................................................................................ 10
LANDASAN TEORI ........................................................................................... 10
2.1 Landasan Teori.................................................................................... 10
2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................ 13
2.3 Pengembangan Hipotesis .................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 16
3.1 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .......................................... 16
3.2 Teknik Pengumpulan Data................................................................... 16
3.3 Teknis Analisis Data ............................................................................ 16
3.4 Operasionalisasi Variabel .................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 20

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir........................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak terjadinya krisis ekonomi yang terjadi pada Pemerintahan di Indonesia

pada tahun 1997 membuat perekonomian Indonesia menjadi terpuruk yang

mendorong untuk pemerintah dalam melepas wewenang atas pengelolaan

keuangan daerah dan diharapkan untuk setiap daerah mampu dalam membiayai

kegiatan pembangunan dan pelayanan masyarakat dengan berdasarkan atas

kemampuan daerah sendiri. Perkembangan dari era reformasi yang

mempengaruhi pembangunan daerah tergolong perihal penting yang harus

dilaksanakan dan perlu untuk dilakukan peningkatan, termasuk untuk

pembangunan ekonomi, dikarenakan hubungan dari pembangunan daerah dan

pembangunan ekonomi merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.

Pembangunan nasional yang akan dilakukan bersifat erat terhadap prinsip dari

otonomi daerah. Prinsip otonomi daerah yaitu prinsip yang memberikan

kesempatan bagi daerah untuk peningkatan demokrasi dan kinerja daerah dengan

tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2004 yang menegaskan pada

otonomi daerah Kabupaten dan Kota yang bertujuan agar daerah yang

bersangkutan memiliki otonomi dan mengatur perimbangan keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Daerah. Pembiayaan dalam penyelenggaraan pemerintah

dilakukan berdasar atas asas desentralisasi yang beracuan atas beban APBD

(Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Sumber dana untuk daerah terdiri

dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencakup penerimaan pajak daerah dan

4
retribusi daerah, Dana Perimbangan (Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan

Dana Alokasi Khusus) dan Pinjaman daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada

suatu daerah apabila mampu dalam memberikan kontribusi besar dalam

pemasukan belanja daerah, maka dapat dikatakan bahwa daerah tersebut

termasuk dalam daerah yang cukup maju dan bagus melalui sudut pandang

ekonomi dan sebaliknya. Hasil yang diberikan dari PAD yang tinggi memberikan

harapan bahwa daerah tersebut pada masa yang akan datang akan terbebas dari

ketergantungan terhadap dana transfer pusat yang akan memberikan dampak baik

untuk kemandirian pemerintah daerah dalam melakukan pelayanan publik dan

pembangunan daerah dalam tujuan mensejahterakan masyarakat. Dana

perimbangan yang dimaksudkan dalam tiga jenis digunakan untuk membantu

daerah dalam mendanai kewenangan dan mengurangi kesenjangan pendanaan

pada pemerintah daerah serta dapat digunakan dengan tujuan untuk

meminimalisasi risiko adanya kesulitan keuangan (financial distress).

Setiap daerah di Indonesia memiliki nilai PAD yang beragam, sehingga akan

menghasilkan perbedaan penerimaan dan besaran belanja yang dikeluarkan.

Perbedaan tersebut mengakibatkan ketimpangan antar daerah. Sehingga,

pelaksanaan dari otonomi daerah yang telah ditentukan akan mengharuskan

daerah melakukan kegiatan transfer(keuangan).

Fenomena yang sering terjadi pada semua negara didunia yaitu Transfer

antar Pemerintah yang terlepas dari sistem pemerintahan (Fisher, 1996) dan

bahkan telah menjadi ciri dar hubungan keuangan antara pusat dan daerah.

Tujuan dari transfer yang dilakukan yaitu untuk mengurangi kesenjangan fiskal

antar pemerintah dan menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum di

5
seluruh negeri. Transfer dari pemerintah pusat dalam bentuk Dana Alokasi Umum

(DAU).

Dana Alokasi Umum (DAU) digunakan untuk memperbaiki pemerataan

perimbangan keuangan yang diakibatkan dari bagi hasil sumber daya alam yang

ada pada suatu daerah. Dana Alokasi Umum merupakan dana yang berasal dari

Pemerintah Pusat yang diambil dari APBN. Dana Alokasi Khusus merupakan dana

yang bersumber dari APBN yang digunakan untuk membantu daerah dalam

mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah yang sesuai dengan

prioritas nasional.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 menjelaskan tentang pelaksanaan dari

kewenangan Pemerintah Daerah yang berhubungan dengan Pemerintah Pusat

melakukan dana transfer yang meliputi Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Aloasi

Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH). Sehingga, Pemerintah Pusat

mengharapkan untuk setiap Pemerintah Daerah yang ada di Indonesia harus

bertindak secara efektif dan efisien dalam perihal penggunaan dana transfer yang

telah disediakan dengan tujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dari

pelayanan publik dalam suatu daerah yang disertai dengan adanya rasa

tanggungjawab yang jelas terhadap penggunaan dana dan mendorong untuk

menambah pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam suatu daerah. Besarnya

kebutuhan belanja daerah yang dinilai semakin meningkat mengakibatkan

Pemerintah Provinsi atau Kabupaten/Kota hanya mengandalkan penerimaan yang

berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari persoalan diatas dianggap

kurangnya biaya dalam memenuhi kebutuhan belanja daerah yang

mengakibatkan penggunaan berlebih terhadap dana transfer (DAU,DAK,DBH)

yang digunakan untuk menutupi kebutuhan Belanja Daerah.

6
Penelitian sebelumnya yaitu pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap

pengalokasian anggaran belanja modal, studi kasus laporan Realisasi APBD

Pemerintah Kabupaten/Kota Jawa Tengah tahun 2011 oleh Sheila Ardhian

Nuarisa (2013) didapatkan hasil bahwa PAD, DAU dan DAK berpengaruh

terhadap alokasi belanja modal untuk meningkatkan komponen-komponen PAD

agar PAD dapat meningkat dan berbanding lurus dengan belanja modal. Penelitian

lain yang dilakukan adalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi belanja

modal pada provinsi Jawa Timur oleh Imas Sherli Febriana (2015) mendapatkan

hasil bahwa PAD, DAU berpengaruh terhadap belanja modal sedangkan DAK

tidak berpengaruh terhadap belanja modal. Penelitian terdahulu yaitu pengaruh

pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap alokasi belanja daerah

oleh Puput Purpitasari (2015) dengan hasil bahwa PAD dan DAU memiliki

pengaruh signifikan positif terhadap Belanja Daerah. Dari penelitian yang

dilakukan memberikan hasil yang berbeda-beda dan bersifat tidak konsisten satu

sama lain serta kurangnya variabel yang diteliti dan lingkup penelitian yang

tergolong dibatasi. Atas dasar dari tidak konsistennya hasil temuan dari penelitian

terdahulu serta batasan dari penelitian yang dilakukan, maka peneliti kembali

tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh dari Pendapatan Asli

Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dengan penambahan Dana

Bagi Hasil terhadap lingkup belanja yang lebih besar yaitu Belanja Daerah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka secara

terperinci dari masalah yang akan diteliti adalah penerimaan daerah berupa

pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus dan dana bagi

hasil dapat berpengaruh terhadap tingkat pengeluaran anggaran belanja daerah.

7
Dari masalah diatas maka dapat diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh dari Dana Alokasi Umum (DAU) dalam alokasi belanja

daerah ?

2. Bagaimana pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap alokasi belanja

daerah ?

3. Bagaimana pengaruh dari Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap alokasi

belanja daerah ?

4. Bagaimana pengaruh yang dihasilkan antara Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap

pengeluaran anggaran belanja daerah ?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian yang digunakan pada belanja daerah Kabupaten/Kota

yang berada di Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah

kabupaten/kota yang berada di Provinsi Jawa Timur.

2. Untuk mengetahui pengaruh dana alokasi umum terhadap pengeluaran

anggaran belanja daerah kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Timur.

3. Untuk mengetahui pengaruh dana alokasi khusus terhadap belanja daerah

kabupaten/kota yang berada di Provinsi Jawa Timur.

4. Untuk mengetahui pengaruh dari dana bagi hasil terhadap pengeluaran

anggaran belanja daerah kabupaten/kota yang berada di Provinsi Jawa Timur.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

8
a. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dukungan untuk memperkuat

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penerimaan daerah yang

mempengaruhi alokasi belanja daerah berdasarkan kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota di Jawa Timur.

b. Hasil penelitian juga dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan literatur-literatur maupun penelitian di bidang akuntansi,

khususnya bidang akuntansi sektor publik (pemerintahan).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Memberikan manfaat yang dapat memperluas pengetahuan peneliti yang

berisikan tentang pengaruh dari nilai penerimaan daerah terhadap besaran

nilai pengeluaran daerah.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan nanti diharapkan menjadi

referensi dalam merumuskan permasalahan baru yang berkaitan

9
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Otonomi Daerah

Perkembangan dari akuntansi sektor publik di Indonesia yang semakin pesat

seiring dengan perkembangan era baru dalam otonomi daerah dan desentralisasi

fiskal. Pelaksanaan kebijakan Pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah yang

dimulai secara serempak pada tanggal 1 Januari 2001, merupakan kebijakan yang

dipandang sangat demokratisasi dan memenuhi aspek desentralisasi yang

sesungguhnya. Menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan pelimpahan

wewenang pengambilan keputusan, kebijakan, pengelolaan dana publik dan

pengaturan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan

pelayanan masyarakat.

Hubungan Keuangan Pusat – Daerah

Mardiasmo (2004:58) mengemukakan bahwa Keuangan Negara merupakan

bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan-kegiatan pemerintah

di dalam bidang ekonomi, terutama mengenai penerimaan dan pengeluarannya

serta pengaruhnya di dalam perekonomian. Tujuan dari hubungan keuangan

pusat-daerah adalah untuk menjelaskan tiga hal pokok, yaitu pembagian

kekuasaan tingkat-tingkat pemerintahan dalam memungut dan membelanjakan

sumber dan dana pemerintahan yang dibagi sesuai dengan pola umum

10
desentralisasi dan kepentingan terkait pelaksanaan fungsi-fungsi dan

didistribusikan secara merata di antara daerah satu dan daerah lainnya.

Anggaran Daerah

Anggaran Daerah terdiri dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) yang memiliki artian yaitu rencana keuangan tahunan dari Pemerintah

Daerah yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

Pemerintah Daerah dan DPRD melakukan realisasi untuk menghasilkan nilai

APBD yang dapat menjelaskan bahwa kebutuhan masyarakat secara jelas

sehingga tuntutan dari terciptanya APBD yang fokus terhadap pemenuhan

kepentingan publik untuk kesejahteraan masyarakat.

Pendapatan Asli Daerah

Potensi besar dari dana pembangunan yang paling besar adalah bersumbe

dari masyarakat sendiri yang dihimpun dari pajak dan retribusi daerah.

Penerimaan Pendapatan Asli Pajak Daerah merupakan akumulasi dari pos

penerimaan pajak daerah dan retribusi daerahm pos penerimaan non pajak yang

berisikan hasil perusahaan milik daerah, pos penerimaan investasi serta

pengelolaan sumber daya alam. Pendapatan Asli Daerah merupakan semua

penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Cara

mengidentifikasi PAD yaitu dengan meneliti, dapat menentukan bagian apa saja

yang menjadi sumber dari PAD dan mengelola sumber dari PAD dengan benar

sehingga memberikan hasil yang maksimal. Bagian-bagian unsur dari Pendapatan

Asli daerah yaitu terdiri dari : Pajak daerah, Retribusi daerah, Hasil perusahaan

milik daerah, dan hasil pengelolaan milik daerah yang dipisahkan, dan Lain-lain

PAD yang sah.

11
Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum adalah Dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah

untuk menjadi sumber dana kebutuhan daerah dalam melaksanakan

desentralisasi. Penggunaan dari Dana Alokasi Umum pada daerah yang memiliki

potensi fiskal besar akan tetapi kebutuhan fiskal kecil akan memperoleh DAU yang

relatif kecil dan sebaliknya. Dari alokasi DAU dapat dilihat bahwa kemampuan

APBD dalam membiayai kebutuhan-kebutuhan daerah dengan tujuan

pembangunan daerah setelah dikurangi dengan belanja pegawai.

Dana Alokasi Khusus

Menurut UU Nomor 23 Tahun 2014, Dana Alokasi Khusus adalah dana yang

bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu

dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan

pemerintahan dalam perihal kewenangan daerah. Sesuai dengan Undang-

Undang No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah, kegiatan khusus yang dimaksudkan yaitu : 1).

Kegiatan dengan kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan dengan rumus alokasi

umum, dalam kebutuhan daerah yang tidak sama dengan kebutuhan daerah lain.

2) Kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional.

Dana Bagi Hasil

Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyebutkan bahwa

Dana Bagi Hasil merupakan dana yang bersumber dari APBN dan digunakan oleh

daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka desentralisasi. Dana

12
Bagi Hasil digolongkan menjadi dua jenis yaitu yang ditrasnfer pemerintah pusat

ke pemerintah yaitu DBH pajak dan DBH Sumber Daya Alam. DBH Pajak terdiri

dari pajak penghasilan seperti PPh Pasal 21, PPh Pasal 25/29 Wajib pajak orang

pribadi dalam negeri, PBB, Bea atas perolehan tanah dan bangunan. Sedangkan

untuk DBH Sumber Daya Alam terdiri dari kehutanan, perikanan, minyak bumi, gas

alam, dan pertambangan umum.

Belanja Daerah

Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 14, Belanja

Daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai

kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Pembagian

dari belanja daerah dibagi menjadi dua jenis yaitu belanja langsung dan tidak

langsung. Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah, Belanja Daerah dilaksanakan dengan tujuan untuk mendanai urusan

pemerintah yang menjadi kewenangan daerah, dan untuk kewenangan

pemerintahan menjadi urusan pemerintah terdapat pada Undang-Undang No. 23

Tahun 2014 terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.

2.2 Kerangka Berpikir

Penerimaan daerah yang termasuk dalam asupan utama keberlangsungan hidup

dan kesejahteraan masyarakat yang ada di daerah tersebut menjadi pertimbangan

penting untuk setiap daerah dalam melakukan perencanaan pengeluaran dalam

memanfaatkan penerimaan menjadi pengeluaran daerah atau disebut juga

sebagai belanja daerah. Penerimaan daerah terdiri dari 4 bagian yaitu peneriman

asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus serta dana bagi hasil. Untuk

pengeluaran daerah dibagi menjadi belanja modal dan belanja daerah. Untuk

13
penelitian kali ini, berpacu dalam penerimaan daerah yang menjadi indikator besar

kecilnya nilai pengeluaran yang akan digunakan untuk melakukan belanja daerah.

Keterkaitan antara pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi

khusus serta dana bagi hasil yang merupakan satu kesatuan penerimaan yang

menjadi indikator berkembangnya suatu daerah apabila nilai pendapatan daerah

memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai bagian penerimaan

daerah yang lain, serta juga dapat menjadi gambaran untuk perencanaan belanja

daerah pada periode yang akan datang.

Berpijak dari pemikiran diatas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka

pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini, 2018

2.3 Pengembangan Hipotesis

14
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,

1998:67).

Dalam penelitian ini, hipotesis dikemukakan dengan tujuan untuk

mengarahkan serta memberi pedoman bagi penelitian yang akan dilakukan.

Apabila ternyata hipotesis tidak terbukti dan berarti salah, maka masalah dapat

dipecahkan dengan kebenaran yang ditentukan dari keputusan yang berhasil

dijalankan selama penelitian dilakukan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

𝐻1 : Pendapatan Asli Daerah memiliki pengaruh signifikan positif terhadap besaran

anggaran Belanja Daerah.

𝐻2 : Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap besaran anggaran Belanja

Daerah.

𝐻3 : Dana Alokasi Khusus memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

realisasi penggunaan anggaran Belanja Daerah.

𝐻4 : Dana Bagi Hasil memiliki pengaruh signifikan positif terhadap realisasi

anggaran Belanja Daerah.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian yang dilakukan termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif.

Penelitian menggunakan populasi Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa

Timur yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota pada tahun 2014-2016. Pengujian

dari hipotesis yang ditentukan menggunakan rumus statistik untuk menguji

hubungan antar variabel independen dan dependen dengan tujuan menghasilkan

kesimpulan untuk membuktikan keakuratan dari hipotesis. Objek dari penelitian ini

adalah Laporan Realisasi Anggaran Kbupaten/Kota di Proinsi Jawa Timur tahun

2014sampai 2016. Teknik dari pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik

purposive sampling. Kriteria yang ditentukan untuk pengambilan sampel adalah

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur yang melakukan publikasi Laporan

Keuangan secara konsisten, lengkap dan jelas dari tahun 2014 sampai 2016

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Data

dikumpulkan dengan metode dokumentasi yaitu dengan cara menelaah,

pengumpulan, pencatatan dan perhitungan data-data yang diperoleh dari Laporan

Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI)

Perwakilan Provinsi Jawa Timur tahun 2014 sampai 2016. Pengumpulan data juga

menggunakan metode studi pustaka terkait penggunaan perundang-undangan

yang berkaitan dengan bahan penelitian yang digunakan.

3.3 Teknis Analisis Data

16
Data akan dianalisis seperti yang dilakukan oleh Puput Puspitasari (2015)

yaitu dengan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

Analisis Regresi Linier Berganda mencakup beberapa prasyarat regresi yaitu uji

asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji

heteroskedastisitas, uji kelayakan model. Analisis regresi linier berganda

digunakan untuk menjelaskan variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Berikut

adalah model persamaan regresi dari penelitian yang dilakukan :

𝑩𝑫 = 𝒂 + 𝜷𝟏 𝑷𝑨𝑫 + 𝜷𝟐 𝑫𝑨𝑼 + 𝜷𝟑 𝑫𝑨𝑲 + 𝜷𝟒 𝑫𝑯𝑩 + 𝜺

Keterangan :

BD : Belanja Daerah

PAD :Pendapatan Asli Daerah

DAU : Dana Alokasi Umum

DAK : Dana Alokasi Khusus

DBH : Dana Bagi Hasil

A : Konstanta regresi

𝛽1 ; 𝛽2 ; 𝛽3 ; 𝛽4 : Koefisien Regresi

𝜀 : error

Pengujian hipotesis yang telah ditentukan menggunakan pengujian parsial (Uji

statistik t) yang digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Variabel Independen

17
Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah yang sering disebut dengan penerimaan utama

daerah adalah semua penerimaan daerah dalam bentuk sumber ekonomi asli

daerah yang diperoleh dari utamanya yaitu sektor pajak daerah, pendapatan

retribusi daerah, hasil dari perusahaan milik daerah, serta hasil dari pengelolaan

dalam kekayaan daerah yang dipisahkan (Mardiasmo,2002;132).

Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum diatur dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 yang

menjelaskan Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan dengan tujuan untuk

pemerataan kemampuan keuangan antar daerah dalam mendanai kebutuhan

daerah dalam rangka melaksanakan desentralisasi. Dana Alokasi Umum (DAU)

bersifat block grant yang berarti penggunaannya diserahkan kepada daerah

sesuai dengan prioritas dari kebutuhan daerah untuk meningkatkan pelayanan

masyarakat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.

Dana Alokasi Khusus

Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 menjelaskan Dana Alokasi Khusus

adalah dana yang bersumber dari APBN untuk dialokasikan kepada daerah

tertentu dengan tujuan yaitu untuk mendanai kegiatan khusus yang termasuk

dalam urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Daerah tertentu yang

menerima telah termasuk dalam kriteria umum, khusus, dan teknis seperti

digunakan untuk melakukan peningkatan dalam sektor pertanian, sektor

pelayanan publik antara lain yaitu pembangunan rumah sakit, puskesmas,

pendidikan, pasar, jalan, dan air bersih.

18
Dana Bagi Hasil

Dana Bagi Hasil yaitu dana yang didapat dari pendapatan APBN dan

dialokasikan kepada daerah yang memiliki angka presentase untuk melakukan

pendanaan terhadap kebutuhan daerah dengan tujuan pelaksanaan desentralisasi

(Utama,2011). Jenis dari Dana Bagi Hasil dibagi menjadi dua yaitu Dana Bagi Hasil

Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam. DBH Pajak terdiri dari pajak

penghasilan pasal 21 (PPh Ps 21) dan PPh Pasal 25/29 Wajib pajak orang pribadi

dalam negeri, PBB, Bea atas perolehan tanah dan bangunan. DBH SDA berupa

kehutanan, perikanan, minyak bumi, pertambangan, dan gas alam.

Variabel Dependen

Belanja Daerah

Belanja Daerah adalah pengeluaran daerah dalam periode tertentu yang

menjadi beban daerah, terdapat dua jenis dari belanja daerah yaitu belanja

langsung dan belanja tidak langsung. Belanja Langsung terdiri dari belanja

pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Belanja tidak langsung

terdiri dari atas belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah,

bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga

(Nordiawan et all., 2012:40).

19
DAFTAR PUSTAKA

Nuarisa Ardhian, Sheila. 2013. Pengaruh PAD, DAU dan DAK Terhadap
Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Accounting Analysis Journal 2
(1)(2013)
Febriana, Imas Sherli. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belanja
Modal pada Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume
4, Nomor 9, Tahun 2015.
Purpitasari, Puput. 2015. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi
Umum Terhadap Alokasi Belanja Daerah. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi
Volume 4, Nomor 11, Tahun 2015.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
Undang-Undnag Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. (revisi dari
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004)
Fisher, C.D., Shcoenfeldt, L.F. & Shaw, J.B. (1996). Human Resource
Management. Boston, Houghton Mifflin

20

Anda mungkin juga menyukai