Anda di halaman 1dari 7

20 KARTIKA JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2014, 2 (2), 20-26

ISSN 2354-6565

UJI AKTIVITAS MINYAK ATSIRI RIMPANG KUNYIT (Curcuma Longa Linn)


Pada TIKUS SPRAGUE DAWLEY MODEL DEMENSIA
(Kajian Penghambat Aktivitas Asetilkolinesterase)

Safwan, Sapto Yuliani, Suwidjiyo Pramono


Program Pascasarjana Farmasi Klinik Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Safwan_afan@yahoo.com

ABSTRAK

Demensia merupakan istilah pada penyakit yang berkaitan dengan penurunan fungsi memori.
Memori merupakan proses penyimpanan dan pengambilan kembali informasi melalui sinyal-
sinyal saraf di otak oleh senyawa asetilkolin (Ach). Senyawa ACh menjadi tidak aktif oleh
aktivitas enzim asetilkolinesterase (AChE). Aktivitas AChE yang tinggi dapat menggambarkan
terjadinya demensia. Senyawa yang dapat menghambat aktivitas AChE dapat menggambarkan
potensi sebagai obat anti demensia. Tanaman yang berpotensi mengandung senyawa tersebut
adalah kunyit (Curcuma longa Linn). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi minyak
atsiri rimpang kunyit (Curcuma longa Linn) dalam menghambat aktivitas AChE pada tikus
model demensia yang diinduksi trimetiltin (TMT).Minyak atsiri diperoleh dari hasil destilasi
menggunakan metode destilasi uap air kemudia dianalisis komponen senyawa yang terkandung
menggunakan metode GC-MS. Uji penghambatan aktivitas AChE dilakukan pada tikus Sprague
dawley jantan umur ±2 bulan. Hewan uji dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok I, II, III (normal,
kontrot dan citicoline) dan kelompok IV, V, VI (diberi minyak atsiri dosis 100, 200, dan 400
mg/kg BB). Perlakuan dilakukan selama 29 hari. Pemberian TMT i.p dosis 8 mg/kg BB
dilakukan pada hari ke-8 kecuali kelompok normal. Otak tikus diambil dan dipreparasi hingga
diperoleh supernatan. Penetapan aktivitas AChE menggunakan reagen kit (katalog #K764-100).
Analisis data menggunakan ANOVA dengan Post Hoc LSD. Komponen utama pada minyak
atsiri rimpang kunyit hasil analisi GC-MS yaitu ar-tumerone (49,47%), alpha tumerone
(19,91%), dan alpha phellandrene (4,24%). Hasil uji penghambatan aktivitas AChE pada
kelompok kontrol berbeda tidak bermakna (P>0.05) dibandingkan kelompok normal. Penurunan
aktivitas AChE kelompok pemberian citicoline berbeda bermakna (P<0.05) terhadap kelompok
kontrol. Penurunan aktivitas AChE otak pada kelompok MARK dosis 200 mg/kgBB dan 400
mg/kgBB berbeda bermakna (P<0.05) dibandingkan kelompok kontrol namun berbeda tidak
bermakna pada dosis 100 mg/kgBB. Pemberian minyak atsiri rimpang kunyit mulai dosis 200
mg/kg BB dapat menghambat aktivitas enzim AChE pada tikus model demensia yang diinduksi
TMT.

Kata kunci : Demensia, Asetilkolinesterase (AChE), Minyak Atsiri Rimpang Kunyit.

PENDAHULUAN dengan bertambahnya usia. Prevalensi


demensia sedang hingga berat bervariasi
Demensia merupakan istilah umum yang
pada tiap kelompok usia. Pada kelompok
menggambarkan berbagai penyakit dan
usia di atas 65 tahun prevalensi demensia
kondisi ketika sel-sel saraf di otak mati atau
sedang hingga berat mencapai 5%,
tidak lagi berfungsi secara normal tanpa
sedangkan pada kelompok usia diatas 85
disertai gangguan kesadaran. Demensia
tahun prevalensinya mencapai 20 hingga
merupakan sindrom penyakit yang besifat
40% (Weuve et al., 2013). Hampir seluruh
kronik/progresif yang mempengaruhi fungsi-
pasien demensia menunjukkan gangguan
fungsi dasar tubuh seperti daya ingat, daya
memori pada awal gejala timbulnya penyakit.
fikir, daya orientasi, daya pemahaman,
Memori adalah suatu proses penyimpanan
berhitung, kemampuan belajar, bahasa, dan
dan pengeluaran kembali informasi yang
kemampuan menilai (Hales et al., 2010).
didapat dari proses belajar. Penyimpanan dan
Prevalensi demensia semakin meningkat

Safwan dkk.
Kartika J. Ilm. Far, Des 2014, 2 (2), 20-26 21

pemanggilan kembali informasi yang telah METODE


disimpan terjadi melalui sinyal-sinyal syaraf Desain Penelitian. Penelitian ini
yang dijalankan melalui neuron ke neuron merupakan penelitian eksperimental (true
berikutnya melalui batas antar neuron experimental) dengan desain studi post test
(interneuronal junction) yang disebut sinaps control group design, dilakukan di
(Lynch, 2004). Sinyal-sinyal diantaraneuron laboratorium Biokimia Fakultas Farmasi
dihantar oleh senyawa neurotransmiter, salah Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dan
satu neuotransmiter adalah asetilkolin laboratorium penelitian dan pengujian
(ACh). Asetilkolin disekresi sebagian besar terpadu Univesitas Gajah Mada Yogyakarta
di daerah otak. Penyakit Alzheimer selama tiga bulan, mulai dari bulan April
merupakan salah satu akibat dari ganguan sampai dengan Juni 2014. Populasi yang
fungsi asetilkolin. Asetilkolinesterase diteliti adalah tikus Sprague dawley jantan
(AChE) merupakan enzim yang berfungsi yang diperoleh dari Laboratorium
sebagai katalisator pada pemecahan Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas
asetilkolin (ACh) menjadi bentuk tidak aktif Gadjah Mada, Yogyakarta. Penentuan besar
yaitu asetat dan kolin. Pengukuran aktivitas sampel berdasarkan rumus WHO yaitu
enzim AChE dapat menggambarkan jumlah sampel minimal lima ekor tiap
akumulasi ACh dalam tubuh (Shah et al., kelompok yang diambil secara acak.
2009). Hasil penelitian Park et al, (2004) Penelitian ini menggunakan enam ekor tikus
menunjukan pada penderita demensia tiap kelompok sehingga jumlah sampel yang
aktivitas enzim asetilkolinesterase lebih digunakan sebanyak 36 ekor dengan kriteria
besar. Senyawa yang dapat menghambat inklusi adalah tikus Sprague dawley jantan,
aktivitas AChE dapat menggambarkan umur 2-2,5 bulan, berat badan 150-300 gram,
potensi sebagai obat anti demensia. Tanaman kondisi badan sehat (aktif dan tidak cacat),
yang berpotensi mengandung senyawa sedangkan kriteria inklusinya adalah tikus
tersebut adalah kunyit (Curcuma longa sakit, berat badan menurun hingga kurang
Linn). dari 150 gram atau tikus mati selama
Bagian tanaman kunyit yang paling penelitian berlangsung.
berpotensi sebagai obat adalah rimpang. Sampel yang digunakan adalah potongan
Rimpang kunyit mengandung senyawa rimpang kunyit yang diperoleh dari CV.
fenolik salah satunya yaitu kurkumin. Hasil Merapi Farma, Kaliurang Yogyakarta.
penelitian Lim et al, (2001) menunjukan
bahwa kurkumin memiliki kemampuan untuk Isolasi Minyak Atsiri Rimpang Kunyit.
menghambat inflamasi dan kerusakan Rimpang kunyit segar dicuci bersih, diiris
oksidatif pada tikus model Alheimer. Selain dengan ketebalan ±0,2 cm, kemudian
senyawa kurkumin, pada rimpang kunyit dikeringkan dengan cara dibiarkan di tempat
juga mengandung minyak atsiri. Berdasarkan terbuka yang tidak terkena sinar matahari
penelitian oleh Rathore et al, (2008) langsung dan dimasukkan dalam ketel suling
menyatakan bahwan, minyak atsiri rimpang dan ditutup dengan rapat. Steam dari boiler
kunyit dosis 250 mg/kg BB, dapat dialirkan ke ketel suling dengan tekanan
menghambat apoptosis sel otak dengan selama 7 jam. Cairan yang keluar dari
menurunkan aktivitas kaspase-3 pada tikus kondenser diamkan selama 2 jam untuk
model demensia (Rathore et al., 2008). memisahkan air dan minyak. Pada tahap
Potensi tanaman yang mengandung pemurnian, minyak atsiri rimpang kunyit
senyawa penghambat aktivitas AChE, dapat ditambahkan dengan Na2SO4 diaduk selama
menjadi alternatif dalam menurunkan 1 jam, kemudian diamkan selama 15 menit.
patogenesis dan pengobatan demensia. Oleh Analisis Komposisi Senyawa dengan
sebab itu, maka perlu dilkukan penelitian Metode Gas Chromatography–Mass
mengenai aktivitas penghambat aktivitas Spectrometry. Minyak atsiri yang telah
AChE oleh senyawa yang terkandung pada diperoleh diamati komposisinya dan dihitung
minyak atsiri rimpang kunyit pada tikus % rendemennya dengan menggunakan
model demensia serta komponen
senyawanya.

Safwan dkk.
22 Kartika J. Ilm. Far, Des 2014, 2 (2), 20-26

adalah GC-MS QP2010SE SHIMADZU Pengukuran Aktivitas


dengan kolom Rastek Rxi-5MS. Asetilkolinesesterase.
Kondisi operasi dari GC-MS tersebut adalah: 1. Pengukuran kurva standar
Jenis Pengion : EI (Electron Impact) asetilkolinesesterase. Pengukuran kurva
Jenis Kolom : Cp sit 5 CB standar asetilkolinesesterase berdasarkan
Panjang : 30 meter reaksi kit kit AChE katalog # K764-100
Suhu Kolom : 70 oC (5 menit) sampai produsi Biovision. Larutan standar
dengan 270 oC asetilkolinesterase 50 mM diencerkan
Gas Pembawa : Helium 10 kpa menjadi 0,5 mM dengan mengambil 10
Injektor Mode : Split 1 : 80 suhu 300 oC µl dan ditambahkan 990 µl larutan assay
Suhu Detektor : 300 oC buffer. Dari larutan strandar
asetilkolinesterase 0,5 mM diambil
Pembuatan Larutan Trimethyltin
masing-masing 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12 dan
Chloride (TMT). Larutan TMT dibuat
14 µl dan dimasukan dalam tabung
dengan dosis 8 mg/kgBB dilarutkan dalam
Eppendorf kemudian ditambah larutan
sejumlah ml minyak jagung sehingga
assay buffer sampai volume 50 µl
diperoleh larutan dengan dosis yang sesuai
sehingga dihasilkan dengan konsentrasi
untuk masing-masing hewan uji.
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 nmol. Masing-
masing larutan yang telah dibuat,
Perlakuan Hewan Uji. Hewan uji berupa
kemudian ditambah campuran campuran
tikus Sprague Dawley, jantan, umur 2- 2,5
45 µl assay buffer, 2 µl Choline Oxidase
bulan dengan berat badan 150-200 g, dibagi
Enzyme Mix, 2 µl AChE Probe, dan 1 µl
menjadi 6 kelompok perlakuan masing-
AChE Substrat dan diaduk rata kemudian
masing 6 ekor. Sebelum mendapat
diinkubasi pada suhu 37 °C selama 20-30
perlakuan, tikus diadaptasikan selama 1
menit dan ukur absorbansinya
minggu dengan kondisi laboratorum pada
mengunakan plate reader pada panjang
suhu kamar. Hewan uji mendapatkan siklus
gelombang 570 nm. Hasil absorbsi
paparan cahaya 12 jam terang dan gelap
kemudian dibuat kurva standar AChE
dengan mendapat pakan dan minum ad
sehingga dihasilkan persamaan linear
libitum.
hubungan absorbansi dengan
Hewan uji dibagi menjadi enam
konsentraksi larutan.
kelompok, masing-masing kelompok terdiri
2. Pengukuran aktivitas AChE pada
dari 6 ekor tikus. Semua kelompok diberi
sampel jaringan otak tikus.
perlakuanya masing-masing selama 6 hari
Pengukuran aktivitas
dan pada hari ke-7 semua kelompok kecuali
asetilkolinesesterase berdasarkan reaksi
kelompok VI (kontrol sehat) diberi induksi
kit AChE katalog # K764-100 produsi
larutan TMT dengan dosis 8 mg/kg BB.
Biovision. Jaringan otak dengan berat 25
Selanjutnya semua kelompok diberi
mg dihomogenkan dengan 0,1 ml
perlakuanya masing-masing selama 28 hari
aquadest kemudian disentrifugasi pada
setelah pemberian TMT. Kelompok I
kecepatan 10000 x g selama 15 menit.
(kontrol sehat) dan kelompok II (kontrol
Supernatant diambil dan dikumpulkan.
sakit) diberi larutan parafin cair secara
Sebanyak 5 µl supernatan dimasukan
peroral. Kelompok III (kontrol obat) diberi
dalam tabung eppendorf dan ditambah
larutan citicoline dosis 200 mg/kg BB.
larutan buffer asetilkolin sampai 50 µl.
Kelompok I, II, dan III diberi minyak atsiri
Sebanyak 5 µl larutan ditambahkan
masing-masing dosis 100, 200, dan 400
kedalam campuran 45 µl assay buffer, 2
mg/kgBB yang terlarut dalam parafin. Pada
µl Choline Oxidase Enzyme Mix, 2 µl
hari ke-28 setelah induksi TMT hewan uji
AChE Probe, dan 1 µl AChE Substrate
dikorbankan. Otak tikus diabil dan diuji
dan diaduk rata kemudian diinkubasi
aktivitas asetilkolinesterase.
pada suhu 37° C selama 20-30 menit dan
ukur absorbansinya mengunakan plate
reader pada λmaks 570 nm. Aktivitas

Safwan dkk.
Kartika J. Ilm. Far, Des 2014, 2 (2), 20-26 23

enzim asetilkolinesterase dapat dihitung disentrifugasi pada kecepatan 8000 x g


dengan persamaan: selama 15 menit. Supernatant diambil
AChE aktivitas dan dikumpulkan. Sebanyak 40 µl
(µU/mg protein) =(B/∆T x VxKadar protein x 1000) x FP supernatan dimasukan dalam tabung
Keterangan :
eppendorf dan ditambah aquadest sampai
∆T = selisiH waktu pembacaan pertama dan volume 150 µl dan ditambah larutan
kedua , reagen 100 µl. Diaduk rata kemudian
B = X (nmol), diinkubasi pada suhu kamar selama 30
V = Volume yang bereaksi (ml) = 0,001ml, menit dan ukur absorbansinya
FP = Faktor Pengenceran. mengunakan plate reader pada λ maks
540 nm.
Pengukuran Kadar Protein Otak Tikus
Pengukuran kadar protein berdasarkan HASIL DAN PEMBAHASAN
metode biuret.
1. Pengukuran kurva standar albumin. Dari penelitian ini diperoleh 28
Larutan standar albumin dibuat dengan komponen utama dengan 3 fraksi relatif yang
15,00 mg albumin ditambah 10,00 ml dominan. yaitu ar-tumerone (49,47 %), alpha
aquadest. Dari larutan standar, diambil tumerone (19,91 %), dan alpha phellandrene
masing-masing 150, 120, 100, 80, 60, 40, (4,24 %). Telah dilaporkan bahwa teknik
20, 0 µl dan dimasukan dalam tabung analisis GCMS telah digunakan dalam
eppendorf kemudian ditambah aquadest penentuan dan pemisahan senyawa aktif
sampai volume 150 µl sehingga minyak atsiri Curcuma caesia roxb (Araujo
dihasilkan seri konsentrasi 1,5, 1,2, 1,0 et al, 2001) dan minyak atsiri Rhizoma
0,8, 0,6, 0,4, 0,2, 0,0 mg/ml. Masing- ligustici (Liang et al., 2006).
masing larutan yang telah dibuat, Terdapat dua puluh delapan komponen
kemudian ditambah reagen biuret100 µl utama di dalam minyak atsiri kunyit
dan diaduk rata kemudian diinkubasi berdasarkan teknik pemisahan GCMS.
pada suhu kamar selama 30 menit dan Berdasarkan hasil analisis GCMS seperti
ukur absorbansinya mengunakan plate pada kromatogram (Gambar 1), terdapat
reader pada λ maks 540 nm. Hasil enam komponen utama minyak atsiri kunyit
absorbsi kemudian dibuat kurva standar sesuai persentase fraksi relatifnya, diketahui
albumin dan dihasilkan persamaan linear senyawa ar-turmeron 49,47 % merupakan
dari hubungan absorbansi dengan komponen yang dominan yang diduga
konsentraksi larutan. menjadi senyawa aktif minyak volatil kunyit.
Senyawa aktif ar-turmeron diketahui
2. Pengukuran Kadar Protein Pada
Sampel Jaringan Otak Tikus. Jaringan mampu menurunkan kematian sel (apoptosis)
otak dengan berat 100 mg dihomogenkan pada tikus yang mengalami struk emboli
dengan 0,4 ml aquadest kemudian (Dohare et al., 2008).

Gambar 1. Kromatogram minyak atsiri kunyit dengan dua puluh delapan komponen utama pengukuran
aktivitas asetilkolinesesterase

Safwan dkk.
24 Kartika J. Ilm. Far, Des 2014, 2 (2), 20-26

Pembuatan kurva baku AChE, untuk Tabel 1. Rerata ± SEM Aktivitas AChE Otak
mengetahui hubungan antara konsentras Tikus
larutan standar AChE dengan serapan. Dari Dosis Aktivitas
Kelompok
konsentrasi 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 nmol (mg/kgBB) (U/mg protein)
diperoleh serapan 0,092 ; 0,201 ; 0,273 ; Normal - 1,759 ± 0,050
Kontrol - 1,959 ± 0,123 ♣
0,312 ; 0,403 ; 0,455 ; 0,534 ; 0,610
Citicoline 200 1,552 ± 0,123 #
diporoleh persamaan y = 0,070 x + 0,112 (r) Minyak atsiri 100 2,036 ± 0,132♣
= 0,9931. Menurut teori, untuk n = 7 dengan Minyak atsiri 200 1,596 ± 0,043 #
taraf kepercayaan 95% maka harga r tabel = Minyak atsiri 400 1,524 ± 0,121 #
0,666, kesimpulannya r = 0,9931 > r = 0,666 Keterangan: Perbedaan bermakna, #p<0,05
ini berarti telah memenuhi persyaratan, terhadap kelompok normal, *p<0,05 terhadap
sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol, dan ♣p<0,05 terhadap
persamaan garis yang diperoleh kelompok citicoline.
menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara konsentrasi larutan standar Berdasarkan analisis statistik, peningkatan
AChE dengan absorbansi. aktivitas AChE pada kelompok kontrol
Data aktivitas AChE otak tikus berbeda tidak bermakna (P>0,05)
terdistribusi normal p=0,982 (p>0,05) dan dibandingkan kelompok normal. Penurunan
homogen p=0,728 (p>0,05). Hasil uji aktivitas AChE kelompok pemberian
ANOVA menunjukkan berbeda bermakna citicoline berbeda bermakna (P<0,05)
p=0,008 (p<0,05). Hal ini menunjukkan terhadap kelompok kontrol. Penurunan
bahwa perbedaan perlakuan menyebabkan aktivitas AChE otak pada kelompok MARK
perbedaan aktivitas AChE otak tikus pada dosis 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB
masing–masing kelompok perlakuan. Kadar berbeda bermakna (P<0,05) dibandingkan
rata-rata dan histogram aktivitas AChE otak kelompok kontrol namun berbeda tidak
tikus masing-masing terlihat pada Tabel I bermakna pada dosis 100 mg/kgBB.
dan dan Gambar 2.

Gambar 2. Histogram aktivitas AChE otak tikus


Keterangan : Perbedaan bermakna, #p<0,05 terhadap kelompok normal, *p<0,05 terhadap kelompok
kontrol, dan ♣p<0,05 terhadap kelompok citicoline

Aktivitas AChE rata-rata pada kelompok perbedaan bermakna antara kelompok


normal lebih rendah dibandingkan dengan kontrol dengan kelompok citicoline yang
kelompok kontrol, ini menunjukkan menunjukkan pemberian citicoline dapat
pemberian TMT 8 mg/kgBB dapat menghambat aktivitas AChE. Terdapat
menaikkan aktivitas AChE otak tikus namun perbedaan bermakna antara kelompok
uji lanjut dengan uji LSD didapatkan hasil kontrol dengan kelompok minyak atsiri dosis
bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB namun
(p>0,05) antara kedua kelompok tersebut. tidak ada perbedaan bermakna dengan
Berdasarkan hasil uji LSD juga didapatkan kelompok 100 mg/kgBB. Pemberian minyak

Safwan dkk.
Kartika J. Ilm. Far, Des 2014, 2 (2), 20-26 25

atsiri dosis 400 mg/kgBB dapat menurunkan asetilkolinesterase pada penderita demensia
aktivitas AChE lebih besar dibandingkan (Amoo et al., 2012). Asetilkolinesterase
dengan dosis 200 mg/kgBB namun tidak ada merupakan enzim yang memecah asetilkolin
perbedaan yang bermakna antara dua menjadi bentuk tidak aktif (Lane et al.,
kelompok tersebut, hal ini menunjukkan 2006). Donepezil, rivastigmine dan
bahwa pemberian minyak atsiri rimpang galantamine merupakan obat penghambat
kunyit dosis 200 mg/kgBB dapat aktivitas enzim esetilkolinesterase yang telah
menghambat aktivitas AChE pada tikus digunakan di Amerika Serikat dan telah
model demensia dan peningkatan dosis lebih direkomendasi oleh Food and Drug
dari 200 mg/kgBB tidak dapat menurunkan Administration (FDA) (Lukiw, 2012;
aktivitas AChE secara signifikan. Salomone et al., 2012).
Pada penelitian ini, pemberian TMT tidak
mampu meningkatkan aktivitas AChE secara KESIMPULAN
signifikan, hal ini kemungkinan karena jarak
Pemberian minyak atsiri rimpang kunyit
pemberian TMT dengan hewan uji
dosis 200 mg/kg BB dapat menghambat
dikorbankan terlalu singkat yaitu 21 hari.
aktivitas enzim AChE pada tikus model
Hasil ini didukung hasil penelitian oleh Kim
demensia yang diinduksi TMT. Komponen
et al., (2011) dimana jarak pemberian TMT
utama pada minyak atsiri rimpang kunyit
dengan hewan uji dikorbankan yaitu selama
hasil analisi GC-MS yaitu ar-tumerone
48 hari. TMT merupakan senyawa
(49,47%), alpha tumerone (19,91%), dan
organotoksin dengan efek neurotoksikan kuat
alpha phellandrene (4,24%).
yang sangat berguna untuk mempelajari
respon terhadap cedera otak karena pola yang
DAFTAR PUSTAKA
berbeda dari degenerasi saraf di otak tikus
(Jung et al., 2013). TMT dapat menyebabkan Amoo, S. O., Aremu, A. O., Moyo, M., &
gangguan pada fungsi memori. Gangguan Van Staden, J. (2012). Antioxidant and
memori ini sesuai dengan mekanisme TMT acetylcholinesterase-inhibitory properties
yang dapat menyebabkan perubahan dalam of long-term stored medicinal plants.
neurotransmisi kolinergik melalui gangguan BMC Complementary and Alternative
reseptor muskarinik dan menyebabkan Medicine, 12, 87. doi:10.1186/1472-6882-
penurunan aktivitas AChE di otak (Kim et 12-87
al., 2011). ACh dilepaskan dalam otak Anonim. (2008). Citicoline. Retrieved from
selama pembelajaran dan sangat penting http://www.biomedsearch.com/article/Alz
untuk pembentukan memori baru sehingga heimers-disease-amnestic-mild
bila terjadi penurunan ACh maka akan terjadi cognitive/181714351.html
gangguan memori (Buchanan et al., 2011).
Pemberian citicoline 200 mg/kgBB secara Araujo CAC, Leon LL, Biological activities
signifikan dapat meningkatkan memori tikus. of Curcuma loga L, J Mem Inst Oswaldo
Hasil tersebut dapat dilihat dari data uji Cruz 2001;96(5):723-728.
penghambatan aktivitas AChE. Citicoline Buchanan, K.A., Petrovic, M.M.,
menunjukkan kemampuan untuk Chamberlain, S.E., Marrion, N.V.,
meningkatkan kemampuan kognitif, terutama Mellor, J.R., 2011, Facilitation of long-
kemampuan orientasi spasial pada penderita term potentiation by muscarinic M1
Alzheimer's disease (Anonim, 2008). Pada receptors is mediated by inhibition of SK
penelitian ini, pemberian minyak atsiri channels, Neuron., 69, 1037.
rimpang kunyit dosis 200 mg/kg BB secara
signifikan dapat menghambat aktivitas Hales, Robert E., Stuart C. Yudofsky, Glen
AChE. Penghambatan aktivitas O. Gabbard, and Eric D. 2010. Essentials
asetilkolinesterase otak telah menjadi target of Psychiatry. American Psychiatric Pub.
terapi dalam menigkatkan kadar ACh pada Kim, J.K., Choi, S.J., Bae, H., Kim, C.R.,
penderita demensia (Lane et al., 2006). Cho, H.Y., Kim, Y.J., Lim, S.T., Kim,
Keseimbangan kadar ACh otak merupakan C.J., Kim, H.K., Peterson, S., And Shin,
tujuan dalam menghambat aktivitas

Safwan dkk.
26 Kartika J. Ilm. Far, Des 2014, 2 (2), 20-26

D.H., 2011, Effects of Methoxsalen from Liang YZ, Guo FQ. Analysis of volatil oil in
Poncirus trifoliata on Rhizoma ligustici chuanxiong-radix
Acetylcholinesterase and Trimethyltin- paeoniae rura by gas chromatography-
Induced Learning and Memory mass spectrometry and chemometric
Impairment, Biosci. Biotechnol. Biochem., resolution 1. J. Acta Phar Si 2006;
75, 1984-89. 27(4):491-498.
Lane, R. M., Potkin, S. G., & Enz, A. (2006). Lynch, M. A. 2004. “Long-Term
Targeting acetylcholinesterase and Potentiation and Memory.” Physiological
butyrylcholinesterase in dementia. The Reviews 84 (1): 87–136.
International Journal of
Park, Sang Eun, Nam Deuk Kim, and Young
Neuropsychopharmacology / Official
Hyun Yoo. 2004. “Acetylcholinesterase
Scientific Journal of the Collegium
Plays a Pivotal Role in Apoptosome
Internationale
Formation.” Cancer Research 64 (8):
Neuropsychopharmacologicum (CINP),
2652–55.
9(1), 101–124.
Rathore, Priyanka, Preeti Dohare, Saurabh
Liju, Vijayastelter B., Kottarapat Jeena, dan
Varma, Aparajita Ray, Uma Sharma, N R
Ramadasan Kuttan. 2011. “An Evaluation
Jagannathan, N R Jaganathanan, and
of Antioxidant, Anti-inflammatory, and
Madhur Ray. 2008. “Curcuma Oil:
Antinociceptive Activities of Essential Oil
Reduces Early Accumulation of Oxidative
from Curcuma Longa. L.” Indian Journal
Product and Is Anti-apoptogenic in
of Pharmacology 43 (5): 526–31.
Transient Focal Ischemia in Rat Brain.”
Lukiw, W. J. (2012). Amyloid beta (A?) Neurochemical Research 33 (9): 1672–
peptide modulators and other current 82.
treatment strategies for Alzheimer’s
Salomone, S., Caraci, F., Leggio, G. M.,
disease (AD). Expert Opinion on
Fedotova, J., & Drago, F. (2012). New
Emerging Drugs. Retrieved from
pharmacological strategies for treatment
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles
of Alzheimer’s disease: focus on disease
/PMC3399957/
modifying drugs. British Journal of
Jung, E.-Y., Lee, M.-S., Ahn, C. J., Cho, S.- Clinical Pharmacology, 73(4), 504–517.
H., Bae, H., & Shim, I. (2013). The
Smart, J., 2006, Curcumin: A Powerful Brain
Neuroprotective Effect of Gugijihwang-
Protection Supplement, Available from:
Tang on Trimethyltin-Induced Memory
URL:http://accelerating.org/articles/curcu
Dysfunction in the Rat. Evidence-based
min.html.
Complementary and Alternative
Medicine : eCAM, 2013. Retrieved from Shah, Nirish, Sandeep Khurana, Kunrong
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles Cheng, and Jean-Pierre Raufman. 2009.
/PMC3687724/ “Muscarinic Receptors and Ligands in
Cancer.” American Journal of Physiology
Lim, Giselle P., Teresa Chu, Fusheng Yang,
- Cell Physiology 296 (2): C221–C232.
Walter Beech, Sally A. Frautschy, and
Greg M. Cole. 2001. “The Curry Spice Weuve, Jennifer, Paul A Scherr, Denis A
Curcumin Reduces Oxidative Damage Evans, and liesi Hebert. 2013. “Alzheimer
dan Amyloid Pathology in an Alzheimer Disease in the United States (2010-2050)
Transgenic Mouse.” The Journal of Estimated Using the 2010 Census.”
Neuroscience 21 (21): 8370–77. Neurology 80 (19): 1778–83.

Safwan dkk.

Anda mungkin juga menyukai