Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Runner suatu turbin, khususnya turbin francis, memiliki bentuk yang
sangat rumit terutama profil sudu-sudunya. Oleh karena itu, diperlukan
penguasaan teknologi untuk memproduksinya. Proses produksi runner turbin
francis biasanya dapat dilakukan dengan proses pengecoran. Proses produksi
runner turbin francis ini dikelompokkan menjadi tiga proses pembuatan yaitu
one-piece casting, two-piece casting dan three-piece casting. Sebagian besar
produksi runner menggunakan satu kesatuan atau one-piece casting. Penelitian
yang dilakukan dalam tugas akhir ini menggunakan sistem proses pembuatan
three-piece casting yaitu dengan cara memisahkan runner turbin menjadi tiga
komponen. Tiga komponen itu adalah cone, ring dan blade. Komponen-
komponen tersebut dapat disambung menjadi satu kesatuan menggunakan proses
pengelasan. Proses pengelasan memerlukan keahlian yang baik karena celah antar
blade yang kecil sehingga perlu perancangan jig dan fixture yang sesuai dengan
pengelasan.
Casting bermacam-macam jenisnya tetapi pada penelitian ini digunakan
pengecoran sand casting dan invesment casting. Sand casting diperuntukkan
untuk komponen runner berupa ring dan cone sedangkan invesment casting
diperuntukkan untuk blade (sudu). Dalam proses pengecoran diperlukan suatu
cetakan dan perancangan saluran tuang yang baik agar proses tersebut sesuai
dengan geometri yang diinginkan dengan memasukkan faktor-faktor seperti
shrikage factor, allowance, dan lain-lain.
Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yaitu dengan menggunakan
sistem one-piece casting (satu kesatuan). Pada penelitian ini dipilih sistem three-
piece casting dengan harapan cacat produk dapat diminimalisir dan diperoleh
hasil perancangan cetakan yang bebas cacat. Perancangan cetakan untuk
pengecoran meliputi perancangan sistem saluran dan penempatan sistem
penambah pada cetakan serta perancangan sistem saluran yang mengantarkan
logam cair dari ladel ke rongga cetakan.
Perancangan cetakan akan menentukan kualitas runner turbin yang akan
dihasilkan. Untuk mendapatkan kualitas runner turbin francis sesuai dengan hasil
perancangan, maka ketika melakukan proses perancangan cetakan, perlu
mempertimbangkan beberapa hal antara lain aliran logam cair di dalam cetakan,
mekanisme dan laju pemadatan logam, perpindahan panas selama proses
pemadatan, dan tegangan pada produk coran di daerah temperatur padat. Aliran
yang dihindari dalam proses pengecoran adalah aliran turbulen yang dapat
menyebabkan logam cair teroksidasi atau bahkan dapat mengikis permukaan
cetakan yang terbuat dari pasir. Mekanisme dan laju pemadatan logam akan
menentukan pola dan besarnya kristalisasi serta letak penyusutan yang terjadi.
Perpindahan panas sama pentingnya dengan proses pemadatan sehingga dapat
diketahui dimana lokasi yang mempunyai aliran panas yang lama. Bagian runner
terutama bagian yang kritis memerlukan data tegangan yang harus sesuai dengan
standar untuk mencegah produk gagal. Faktor-faktor diatas dapat diketahui
sebelumnya dengan melakukan simulasi agar ketika produksi, cacat produksi
dapat dihindari. Simulasi pengecoran menggunakan software Adstefan sedangkan
alat bantu modeling menggunakan software Pro-engineering.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Merencanakan proses produksi runner yang terdiri dari bagian ring,
cone, blade turbin francis dengan pengecoran cetakan pasir (sand
casting) dan invesment casting.
2. Merancang cetakan untuk pengecoran runner (ring, cone, blade) turbin
francis.
3. Menyimulasikan dan mengevaluasi cetakan hasil perancangan dengan
perangkat lunak Adstefan.
4. Membandingkan dan menganalisis hasil desain yang paling efektif dan
efisien.
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki batasan masalah sebagai berikut:
1. Perancangan cetakan untuk pengecoran ring dan cone dengan
menggunakan sand casting sedangkan blade dengan invesment casting
yaitu yang meliputi perancangan sistem penambah dan sistem saluran
pada cetakan.
2. Pemodelan cetakan hasil perancangan dengan perangkat lunak
Pro/Engineer.
3. Simulasi model cetakan hasil perancangan dengan perangkat lunak
Adstefan.
4. Analisis simulasi untuk mengetahui kualitas bagian runner ( ring,
cone, blade ) turbin francis hasil pengecoran.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan penelitian ini dibuat dalam rangkaian bab
yang tiap tahapannya memiliki kaitan. Laporan penelitian ini terdiri dari beberapa
tahap pembahasan, yaitu :
• Bab I Pendahuluan, pada bab ini berisi latar belakang tentang
metoda pembutan runner turbin francis dan tentang casting. Selain
itu bab ini menjelaskan tentang tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan.
• Bab II Teori Dasar, pada bab ini dijelaskan teori yang berkenaan
dan berkaitan dalam penelitian. Teori tersebut diantarannya
berkaitan dengan pengantar dasar tentang turbin sebagai
pembangkit listrik air terutama turbin francis, teori tentang proses
pengecoran, proses produksi, pengujian dan pemodelan dengan
Pro/Engineer dan pemodelan pengecoran adstefan.
• Bab III Perancangan Cetakan Ring, Cone dan Blade, pada bab ini
dijelaskan proses perancangan cetakan untuk pengecoran sand
casting dan invesment casting runner turbin francis. Selain itu
diterangkan pula hal-hal yang berhubungan dengan perancangan
sistem penambah, sistem saluran dan pemodelan cetakan hasil
perancangan.
• Bab IV Simulasi dan Analisis Cetakan Ring, Cone dan Blade, pada
bab ini dibahas tentang perangkat lunak yang digunakan untuk
simulasi, persiapan simulasi, interpretasi hasil simulasi pengecoran
dan analisis.
• Bab V Kesimpulan dan Saran, yang berisi kesimpulan dan saran
mengenai penelitian yang dilakukan. Kesimpulan yang akan
dipaparkan merujuk kepada tujuan dari penelitian ini sedangkan
saran berisi tentang anjuran-anjuran agar penelitian ini dapat lebih
dilengkapi di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai