Runner suatu turbin, khususnya turbin francis, memiliki bentuk yang sangat rumit terutama profil sudu-sudunya. Oleh karena itu, diperlukan penguasaan teknologi untuk memproduksinya. Proses produksi runner turbin francis biasanya dapat dilakukan dengan proses pengecoran. Proses produksi runner turbin francis ini dikelompokkan menjadi tiga proses pembuatan yaitu one-piece casting, two-piece casting dan three-piece casting. Sebagian besar produksi runner menggunakan satu kesatuan atau one-piece casting. Penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini menggunakan sistem proses pembuatan three-piece casting yaitu dengan cara memisahkan runner turbin menjadi tiga komponen. Tiga komponen itu adalah cone, ring dan blade. Komponen- komponen tersebut dapat disambung menjadi satu kesatuan menggunakan proses pengelasan. Proses pengelasan memerlukan keahlian yang baik karena celah antar blade yang kecil sehingga perlu perancangan jig dan fixture yang sesuai dengan pengelasan. Casting bermacam-macam jenisnya tetapi pada penelitian ini digunakan pengecoran sand casting dan invesment casting. Sand casting diperuntukkan untuk komponen runner berupa ring dan cone sedangkan invesment casting diperuntukkan untuk blade (sudu). Dalam proses pengecoran diperlukan suatu cetakan dan perancangan saluran tuang yang baik agar proses tersebut sesuai dengan geometri yang diinginkan dengan memasukkan faktor-faktor seperti shrikage factor, allowance, dan lain-lain. Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yaitu dengan menggunakan sistem one-piece casting (satu kesatuan). Pada penelitian ini dipilih sistem three- piece casting dengan harapan cacat produk dapat diminimalisir dan diperoleh hasil perancangan cetakan yang bebas cacat. Perancangan cetakan untuk pengecoran meliputi perancangan sistem saluran dan penempatan sistem penambah pada cetakan serta perancangan sistem saluran yang mengantarkan logam cair dari ladel ke rongga cetakan. Perancangan cetakan akan menentukan kualitas runner turbin yang akan dihasilkan. Untuk mendapatkan kualitas runner turbin francis sesuai dengan hasil perancangan, maka ketika melakukan proses perancangan cetakan, perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain aliran logam cair di dalam cetakan, mekanisme dan laju pemadatan logam, perpindahan panas selama proses pemadatan, dan tegangan pada produk coran di daerah temperatur padat. Aliran yang dihindari dalam proses pengecoran adalah aliran turbulen yang dapat menyebabkan logam cair teroksidasi atau bahkan dapat mengikis permukaan cetakan yang terbuat dari pasir. Mekanisme dan laju pemadatan logam akan menentukan pola dan besarnya kristalisasi serta letak penyusutan yang terjadi. Perpindahan panas sama pentingnya dengan proses pemadatan sehingga dapat diketahui dimana lokasi yang mempunyai aliran panas yang lama. Bagian runner terutama bagian yang kritis memerlukan data tegangan yang harus sesuai dengan standar untuk mencegah produk gagal. Faktor-faktor diatas dapat diketahui sebelumnya dengan melakukan simulasi agar ketika produksi, cacat produksi dapat dihindari. Simulasi pengecoran menggunakan software Adstefan sedangkan alat bantu modeling menggunakan software Pro-engineering.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Merencanakan proses produksi runner yang terdiri dari bagian ring, cone, blade turbin francis dengan pengecoran cetakan pasir (sand casting) dan invesment casting. 2. Merancang cetakan untuk pengecoran runner (ring, cone, blade) turbin francis. 3. Menyimulasikan dan mengevaluasi cetakan hasil perancangan dengan perangkat lunak Adstefan. 4. Membandingkan dan menganalisis hasil desain yang paling efektif dan efisien. 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Penelitian ini memiliki batasan masalah sebagai berikut: 1. Perancangan cetakan untuk pengecoran ring dan cone dengan menggunakan sand casting sedangkan blade dengan invesment casting yaitu yang meliputi perancangan sistem penambah dan sistem saluran pada cetakan. 2. Pemodelan cetakan hasil perancangan dengan perangkat lunak Pro/Engineer. 3. Simulasi model cetakan hasil perancangan dengan perangkat lunak Adstefan. 4. Analisis simulasi untuk mengetahui kualitas bagian runner ( ring, cone, blade ) turbin francis hasil pengecoran.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan penelitian ini dibuat dalam rangkaian bab yang tiap tahapannya memiliki kaitan. Laporan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap pembahasan, yaitu : • Bab I Pendahuluan, pada bab ini berisi latar belakang tentang metoda pembutan runner turbin francis dan tentang casting. Selain itu bab ini menjelaskan tentang tujuan yang ingin dicapai dari penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan. • Bab II Teori Dasar, pada bab ini dijelaskan teori yang berkenaan dan berkaitan dalam penelitian. Teori tersebut diantarannya berkaitan dengan pengantar dasar tentang turbin sebagai pembangkit listrik air terutama turbin francis, teori tentang proses pengecoran, proses produksi, pengujian dan pemodelan dengan Pro/Engineer dan pemodelan pengecoran adstefan. • Bab III Perancangan Cetakan Ring, Cone dan Blade, pada bab ini dijelaskan proses perancangan cetakan untuk pengecoran sand casting dan invesment casting runner turbin francis. Selain itu diterangkan pula hal-hal yang berhubungan dengan perancangan sistem penambah, sistem saluran dan pemodelan cetakan hasil perancangan. • Bab IV Simulasi dan Analisis Cetakan Ring, Cone dan Blade, pada bab ini dibahas tentang perangkat lunak yang digunakan untuk simulasi, persiapan simulasi, interpretasi hasil simulasi pengecoran dan analisis. • Bab V Kesimpulan dan Saran, yang berisi kesimpulan dan saran mengenai penelitian yang dilakukan. Kesimpulan yang akan dipaparkan merujuk kepada tujuan dari penelitian ini sedangkan saran berisi tentang anjuran-anjuran agar penelitian ini dapat lebih dilengkapi di masa yang akan datang.