Anda di halaman 1dari 16

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO.

2, DESEMBER 2012 : 121 – 136 | 121

PENGARUH KUALITAS PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE


DAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN TERHADAP PERSISTENSI
LABA
Taufikul Ikhsan

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta, Kampus Baru UI Depok 16425


Taufikul_Ikhan@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini menguji pengaruh kualitas penerapan corporate governance dan konsentrasi
kepemilikan terhadap persistensi laba.Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang sampai dengan awal tahun 2011 terdaftar dan aktif
diperdagangkan sebanyak 425 perusahaan publik. Sampel penelitian ini adalah perusahaan public
yang telah memperoleh pemeringkatan CGPI oleh IICG dengan periode pengamatan tahun 2005
sampai dengan 2009.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diunduh
dari database Reuter Knowledge dan data OSIRIS serta website perusahaan public yang menjadi
sampel penelitian. Dalam penelitian ini variable kualitas penerapan corporate governance diukur
dengan menggunakan indeks persepsi corporate governance yang dikeluarkan oleh IICG. Sedangkan
konsentrasi kepemilikan menggunakan konsentrasi kepemilikan immediate dengan pisah batas 10 %
.Model pengujian hipotesis menggunakan persamaan regresi linear berganda.Prediksi sementara
bahwa kualitas penerapan corporate governance mempunyai pengaruh positif terhadap persistensi
laba akuntansi sedangkan konsentrasi kepemilikan tidak pengaruh terhadap persistensi laba
akuntansi.

Kata Kunci: corporate governance, kepemilikan, persistensi, laba

Abstract
This research tested the effect of corporate governance quality and owner consentration to the
profit persistention. This research population is all company that registered in Indonesia Stock
Exchange until early 2011 and actively traded by 425 public companies. The research sample is
public company that has acquired rank of CGPI by IICG in 2005 to 2009 observation period. The data
used in this research is secondary data that downloaded from Reuter Knowledge database and OSIRIS
data with public company website that used as research sample. The implementation corporate
governance quality variable in this research measured by perception index of corporate governance
published by IICG. While owner concentration used immediate owner concentration with 10%
limit.Tested model hypothesis use the multiple linear regretion equation. Temporary prediction is that
the quality of corporate governance implementation has the positive effect on the accounting profit
persistention while owner concentration doesn’t has any effect on accounting profit persistention.

Keywords: corporate governance, owner, persistention, profit

PENDAHULUAN perusahaan (principal) dengan pengelola


perusahaan (agent), khususnya pada
Tata kelola perusahaan (CG) yang perusahaan modern (Jensen dan Meckling,
menjelaskan hubungan antara berbagai 1976).Agency problem terjadi karena adanya
partisipan yang menentukan arah kinerja kesenjangan informasi antara agent dengan
perusahaan.Banyak kalangan menyatakan principal.Agent sebagai pihak internal
bahwa CG merupakan kelanjutan dari teori perusahaan mempunyai lebih banyak
agensi.Teori agensi muncul berkaitan informasi mengenai keadaan perusahaan
dengan fenomena pemisahan kepemilikan yang sesungguhnya dibandingkan principal.
122 | JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 - 136

Ketidakseimbangan informasi dapat di Asia. Namun Tabalujan (2002)


menyebabkan moral hazard dan adverse menginvestigasi masalah kegagalan
selection (Siregar dan Utama, 2005). Untuk corporate governance di Indonesia dalam
mengurangi adanya agency problem ini menghadapi krisis keuangan yang melanda
maka dibutuhkan agency cost. Pada Asia, dengan mencermati corporate
kenyataannya agency problem ini tidak governance kasus 3 bank sebelum krisis,
dapat dihilangkan tetapi dapat menemukan bukti bahwa masalah krisis di
diminimalisir.Aryoto (2000) menyatakan Indonesia tidak dapat dijelaskan semata-
bahwa corporate governance adalah mata karena lemahnya corporate
serangkaian mekanisme yang digunakan governance tetapi ada suatu faktor yang
untuk membatasi timbulnya agency menjadi kunci yaitu masalah legal culture.
problem.Sedangkan Dallas (2004) Mitton (2002) melakukan pengujian dampak
menyatakan bahwa corporate governance corporate governance terhadap krisis
merupakan suatu mekanisme yang keuangan di Asia Timur, menemukan bukti
digunakan oleh pemegang saham dan bahwa kinerja saham yang lebih baik secara
kreditor perusahaan untuk mengendalikan signifikan berhubungan dengan kualitas
tindakan manajer. Siregar dan Bachtiar pengungkapan yang lebih baik, kepemilikan
(2005) menyatakan bahwa Good Corporate yang terkonsentrasi dan adanya
Governance merupakan sistem yang perlindungan investor minoritas yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan cukup.
yang menciptakan nilai tambah (value Scott (2009) menyatakan bahwa laba
added) untuk semua stakeholder. dikatakan berkualitas jika laba tersebut
Berkaitan dengan struktur kepemilikan mempunyai value-relevance bagi investor
,La Porta et al. (2002) menemukan bukti sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
bahwa struktur kepemilikan yang ekonomi. Laba yang berkualitas tinggi
terkonsentrasi terjadi di negara-negara tercermin pada laba yang berkesinambungan
dengan tingkat corporate governance yang (sustainable) untuk suatu periode yang akan
lemah.Adanya konsentrasi kepemilikan datang. Salah satu atribut pengukuran
mengakibatkan konflik kepentingan berubah kualitas laba adalah dengan menggunakan
dari konflik antara agent dengan principal persistensi laba.Penman (2001) menyatakan
menjadi konflik antara pemegang saham bahwa persistensi laba adalah laba akuntansi
mayoritas (pengendali) dan pemegang yang diharapkan dimasa mendatang
saham minoritas.Pemegang saham (expected future earnings) yang tercermin
pengendali memiliki insentif untuk pada laba tahun berjalan (current earnings).
melakukan ekspropriasi terhadap pemegang Adanya kesenjangan informasi antara
saham minoritas. Pemegang saham manajemen dengan pemegang saham
pengendali juga memiliki kemampuan untuk memungkinkan manajemen untuk
mempengaruhi proses pelaporan keuangan melakukan tindakan pengelolaan laba,
sehingga dapat mempengaruhi kualitas sehingga laba yang dilaporkan tidak
laporan keuangan. mencerminkan laba yang sesungguhnya.
Banyak pihak berpendapat bahwa krisis Informasi laba seperti ini dapat menyesatkan
moneter tahun 1997-1999 yang terjadi di pemegang saham dalam menilai kinerja
Indonesia dan negara-negara Asia lainnya perusahaan dan pengambilan keputusan dan
disebabkan karena lemahnya corporate tidak akurat apabila digunakan sebagai dasar
governance. Darmawati (2005) menemukan prediksi laba yang akan datang. Pratik
bukti bahwa rendahnya kualitas corporate manajemen laba dapat berkurang apabila
governance dalam suatu negara berdampak perusahaan menerapkan mekanisme
pada pasar saham dan nilai tukar mata uang corporate governance yang baik.Good
negara yang bersangkutan pada masa krisis Corporate Governance terdapat empat
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 – 136 | 123

prinsip dasar yaitu: akuntabilitas, 1. Memberikan sumbangsih dalam


transparansi, keadilan dan responsibilitas. pengkayaan referensi penelitian
Praktik Good Corporate Governance dalam dibidang corporate governance dan
perusahaan dapat menekan manajemen kualitas laba yang diukur dengan
untuk menghasilkan informasi laba yang persistensi laba
lebih berkualitas sehingga memberikan 2. Memberikan tambahan wawasan bagi
jaminan terhadap keamanan investor. analis ,investor maupun kreditor dalam
Struktur kepemilikan merupakan salah satu melakukan penilaian terhadap
mekanisme corporate governance dan perusahaan untuk lebih berhati-hati
konsentrasi kepemilikan dapat membatasi mencermati laporan keuangan yang
manajemen untuk melakukan tindakan disampaikan oleh perusahaan.
manajemen laba , sehingga menghasilkan 3. Memberikan masukan bagi perusahaan
informasi laba yang lebih berkualitas. dalam pelaksanaan praktik corporate
Secara lebih terperinci yang menjadi governance
pokok permasalahan dalam penelitian ini 4. Memberikan masukan bagi regulator dan
adalah : Pertama, apakah mekanisme penyusun pedoman Good Corporate
corporate governance dapat mempengaruhi Governance dalam menyusun pedoman
kualitas laba yang tercermin pada persistensi yang akan diberlakukan.
laba?Kedua, apakah konsentrasi
kepemilikan dapat mempengaruhi kualitas METODE PENELITIAN
laba yang tercermin pada persistensi Sampel Penelitian
laba?Ketiga, apakah mekanisme corporate Populasi penelitian ini adalah semua
governance dan konsentrasi kepemilikan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
secara bersama-sama dapat meningkatkan Indonesia sampai dengan awal tahun 2011
persistensi laba perusahaan? terdaftar dan aktif diperdagangkan
sebanyak 425 perusahaan publik. Sampel
Tujuan Penelitian penelitian ini adalah perusahaan public yang
Penelitian ini bertujuan untuk menguji telah memperoleh pemeringkatan Corporate
dan menemukan bukti secara empiris Governance Perception Index (CGPI) oleh
terhadap permasalahan tersebut.Berikut The Indonesian Institute for Corporate
menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : Governance (IICG) dengan periode
1. Menguji dan menemukan bukti empiris pengamatan tahun 2005 sampai dengan
adanya pengaruh mekanisme corporate 2009, sehingga diperoleh sampel sebanyak
governance terhadap kualitas laba yang 71 perusahaan. Setiap tahun IICG
tercermin pada persistensi laba. menyelenggarakan riset dan pemeringkatan
2. Menguji dan menemukan bukti empiris CGPI dengan tujuan untuk mengajak
adanya pengaruh mekanisme corporate pelaku usaha di Indonesia untuk
governance terhadap kualitas laba yang mengaktualisasikan dan menegakkan
tercermin pada persistensi laba. prinsip Good Corporate Governance
3. Menguji dan menemukan bukti empiris (GCG), serta menyadari bahwa GCG adalah
adanya pengaruh mekanisme corporate hal yang dibutuhkan demi kelangsungan
governance dan konsentrasi kepemilikan perusahaan secara berkesinambungan.
secara bersama-sama terhadap kualitas Namun setiap tahun hanya sedikit
laba yang tercermin pada persistensi perusahaan public yang berpartisipasi dalam
laba. riset tersebut, sehingga relative sedikit
Penelitian ini dilakukan dengan harapan perusahaan public yang mempunyai
dapat memberikan kontribusi yang berarti peringkat Corporate Governance.
antara lain :
124 | JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 - 136

Jenis dan Sumber Data dikembangkan. Persamaan regresi linear


Data yang digunakan dalam penelitian ini berganda yang digunakan untuk menguji
adalah data sekunderr yang meliputi : (1). masing masing hipotesis adalah sebagai
Data perusahaan public yang memperoleh berikut:
peringkat CGPI dari tahun 2005 sampai
dengan 2009 , diperoleh dari laporan H1:Mekanisme CG berpengaruh positif
tahunan hasil riset dan pemeringkatan CGPI terhadap persistensilaba.
yang diterbitkan oleh IICG. (2). Data Mekanisme corporate governance diukur
laporan keuangan berupa neraca dan laporan dengan angka indeks CG yang dikeluarkan
laba rugi perusahaan public dari data oleh IICG yang disebut dengan Corporate
Reuters Knowledge dan data OSIRIS serta Governance Perception Index (CGPI).
website perusahaan public yang menjadi CGPI ini merupakan angka indeks yang
sampel penelitian. (3). Data struktur dihitung berdasarkan 10 aspek yang menjadi
kepemilikan perusahaan public diperoleh ukuran kwalitas penerapan CG dengan
dari data OSIRIS . pendekatan konsep yang dikembangkan
oleh Pascal Adaptation dari konsep 7s
Pengujian Hipotesis McKinsey dengan aspek penilaian meliputi :
Pengujian Utama komitmen terhadap pelaksanaan GCG,
Sebelum melakukan pengujian terhadap transparansi dalam pengungkapan informasi,
ketiga hipotesis yang dikembangkan maka akuntabilitas, responsibilitas, independensi,
langkah pertama adalah melakukan keadilan, kompetensi para penyelenggara
pengujian terhadap persistensi laba. dan pengawas perusahaan, pernyataan misi
Penman (2001) menyatakan bahwa perusahaan, kepemimpinan manajemen
persistensi laba adalah laba akuntansi yang puncak, dan kolaborasi staf. Dengan
diharapkan dimasa mendatang (expected demikian indeks yang diperoleh
future earnings) yang tercermin pada laba mencerminkan baik buruknya mekanisme
tahun berjalan (current earnings). Mengacu CG yang dijalankan oleh perusahaan secara
pada pengertian persistensi laba tersebut keseluruhan.Mengikuti Hanlon (2005) maka
maka pengujian persistensi laba dalam persamaan (2) berikut digunakan untuk
penelitian ini menggunakan persamaan ke menguji hipotesis pertama.Persamaan (2)
(1) seperti yang digunakan oleh Penman berikut adalah persamaan regresi linear
(2001), Penman dan Zhang (2002), berganda yang merupakan pengembangan
Richardson et al. (2005) sebagai berikut: dari persamaan pertama dengan
NIjt+1=α0+α1NIjt+εt+1………… (1) memasukkan variable indeks corporate
Dimana: governance dan menginteraksikannya
NIt+1 = Net Operating Income dengan variable NIt.
perusahaan j periode t+1,
NIt = Net Operating Income NIjt+1 = α0 + α1NIjt + α2IICGjt + α3 (NIjt
perusahaan j periode t, X IICGjt) + α4 SIZEjt + α5LEVjt +
εt+1 =error t+1. εt+1………………………………. (2)
Variable NIt+1 dan NIt ini diskalakan Dimana:
terhadap rata-rata total assets pada periode t. NIjt+1 = Net Operating Income perusahaan
Koefisien α1menunjukkan persistensi laba j periode t+1,
periode t untuk laba periode t+1 dengan NIjt = Net Operating Income
nilai 0 < α1< 1. perusahaan j periode t,
Setelah hasil pengujian persistensi laba IICGjt = Indeks corporate governance
diperoleh hasil signifikan secara statistic perusahaan j periode t,
maka selanjutnya dilakukan pengujian NIjt X IICGjt=
terhadap ketiga hipotesis yang
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 – 136 | 125

Interaksi antara NIjt dan IICGjt yang Selanjutnya untuk menginvestigasi


menunjukkan perubahan pengaruh mekanisme corporate governance
persistensi laba perusahaan j periode t dan adanya konsentrasi kepemilikan secara
karena pengaruh corporate governance. bersama-sama terhadap persistensi laba,
SIZEjt = Ukuran perusahaan j maka dikembangkan hipotesis yang ketiga.
periode t,
LEVjt = Leverage perusahaan j H3:MekanismeCG dan konsentrasi
periode t kepemilikan secara bersama sama
εt+1 =error t+1. meningkatkan persistensi laba.
Diestimasi bahwa nilai α2dan α3 adalah Hipotesis ketiga ini diuji dengan
positif signifikan. persamaan regresi linear berganda ke (4)
Hipotesis kedua yang dikembangkan dalam berikut:
penelitian ini adalah pengaruh adanya
konsentrasi kepemilikan terhadap persistensi NIjt+1 = γ0 + γ1NIjt + γ2IICGjt + γ3(NIjt
laba. X IICGjt) + γ4OWCjt + γ5(NIjt X OWCjt)
+γ6SIZEjt+γ7LEVjt+µt+1………..(4)
H2: Konsentrasi kepemilikan Dimana:
berpengaruh positif terhadap persistensi NjIt+1 = Net Operating Income
laba. perusahaan j periode t+1,
Hipotesis kedua diuji dengan NIjt = Net Operating Income
menggunakan persamaan regresi linear perusahaan j periode t,
berganda ke (3) berikut yang merupakan IICGjt =Indeks corporate governance
pengembangan dari persamaan pertama perusahaan j periode t,
dengan menambahkan variable konsentrasi NIjt X IICGjt= Interaksi antara NIjtdan
kepemilikan (concentrated ownership) dan IICGjt yang menunjukkan perubahan
menginteraksikannya dengan variable net persistensi laba perusahaan j periode t
income periode t, NIt. Persamaan regresi karena pengaruh corporate governance
linear berganda ke (3) yang dikembangkan OWCjt = Konsentrasi kepemilikan
adalah sebagai berikut : perusahaan j periode t,
NIjt+1 = β0 + β1NIjt + β2OWCjt + β3 (NIjt NIjt X OWCjt= Interaksi antara NIjt dan
X OWCjt) + β4SIZEjt + β5LEVjt + OWCjt yang menunjukkan perubahan
µt+1…………………………………. (3) persistensi laba perusahaan j periode t
Dimana: karena pengaruh konsentrasi
NIjt+1 = Net Operating Income kepemilikan
perusahaan j periode t+1, SIZEjt = Ukuran perusahaan j periode t,
NIjt = Net Operating Income LEVjt = Leverage perusahaan j periode t ,
perusahaan j periode t, dan εt+1 =error t+1.
OWCjt = Konsectrasi kepemilikan Diestimasi bahwa nilai γ2, γ3, γ4 danγ5
perusahaan j periode t, adalah positif signifikan.
NIjt X OWCjt= Interaksi antara NIjt dan
OWCjt yang menunjukkan perubahan Definisi Operasional Variabel dan
persistensi laba perusahaan j periode t Pengukuran
karena pengaruh konsentrasi kepemilikan. Variabel Dependen
SIZEjt = Ukuran perusahaan j periode t, Laba akuntansi yang dilaporkan oleh
LEVjt = Leverage perusahaan j periode t perusahaan masih merupakan informasi
εt+1 =error t+1. yang dominan bagi pemegang saham atau
Diestimasi bahwa nilai β2dan β2 adalah kreditor untuk menilai kinerja perusahaan.
positif signifikan. Kualitas laba tercermin pada laba yang
dapat berkelanjutan (sustainable) untuk
126 | JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 - 136

suatu periode yang akan datang, yang sering perusahaan dengan kepemilikan tersebar
disebut sebagai persistensi laba. Mengacu dan perusahaan dengan kepemilikan
pada Penman (2001), maka perkiraan laba terkonsentrasi. Klasifikasi kepemilikan
satu tahun yang akan datang (NIt+1) tersebar atau terkonsentrasi didasarkan
ditetapkan sebagai variable dependen. NIt+1 pada pisah batas (cut-off) hak kontrol
adalah net income satu tahun sesudah 10%. Mengikuti La Porta et al.(2002)
periode t yang diukur dengan laba bersih dan Claessens et al. (2002) yang
sesudah pajak diskalakan terhadap rata rata menyatakan bahwa hak kontrol 10%
assets periode t+1 data NIt+1 diperoleh dari cukup efektif untuk mengendalikan
laporan laba rugi perusahaan sampel. perusahaan. Konsentrasi kepemilikan,
OWCt dalam penelitian ini menggunakan
Variabel Independen kepemilikan immediate dengan pisah
a. Laba akuntansi sekarang (current batas 10%.Data kepemilikan diperoleh
earnings) dari data Reuter Knowledge dan data
Untuk menguji apakah laba sekarang OSIRIS.
mencerminkan informasi laba satu
periode yang akan datang, maka laba Variabel Kontrol
sekarang NIt digunakan sebagai variable a. Ukuran Perusahaan (SIZE)
independen untuk menentukan Ukuran perusahaan menjadi salah
persistensinya. NIt adalah net income satu variable kontrol dalam penelitian
periode t yakni laba bersih sesudah pajak ini. Menurut Claessens et al. (2002)
pada periode t yang diskalakan dengan menyatakan bahwa konflik keagenan
rata-rata assets periode t. Data NIt lebih besar pada perusahaan yang besar,
diperoleh dari laporan laba rugi maka pemegang saham pengendali
perusahaan sampel. lebih waspada akan kemungkinan
ekspropriasi pada perusahaan besar.
Ukuran perusahaan, SIZEt dalam
b. Indeks Persepsi Corporate Governance penelitian ini diukur dengan logaritma
(Corporate Governance Perception natural dari total asset periode t.
Index, CGPI) b. Leverage Perusahaan
Adalah merupakan angka indek yang Leverage perusahaan menjadi salah
mencerminkan penerapan mekanismeCG satu variable kontrol dalam penelitian
perusahaan sampel yang merupakan hasil ini bertujuan untuk mengontrol adanya
riset oleh IICG. Angka indeks persepsi risiko yang dihadapi oleh perusahaan.
CG ini merupakan hasil penilaian Variabel leverage, LEVt diukur dengan
terhadap 10 dimensi penilaian yang membagi total hutang periode t dengan
mencakup : Komitmen, Kompetensi, total asset periode t.
Transparansi, Akuntabilitas, Misi,
Responsibilitas, Kepemimpinan, Uji Asumsi Klasik Terhadap Model
Independensi, Kolaborasi Staf dan Pengujian Hipotesis
Keadilan. Kategori pemeringkatan oleh Terhadap persamaan regresi linear yang
IICG adalah : Skore 55 – 69 cukup digunakan untuk menguji masing-masing
terpercaya, Skore 70 – 84 terpercaya dan hipotesis dilakukan uji asumsi klasik untuk
85 – 100 sangat terpercaya. Dalam model meyakinkan bahwa persamaan yang
pengujian pada penelitian ini indeks CG diperoleh bukan suatu kebetulan. Uji asumsi
dinotasikan dengan IICGt. klasik yang dilakukan dalam penelitian ini
c. Konsentrasi Kepemilikan meliputi :
Kepemilikan perusahaan public
diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 – 136 | 127

a) Uji normalitas variable dependen pada rata-rata perusahaan sampel memperoleh


persamaan (1) , persamaan (2), peringkat corporate governance dengan
persamaan (3) dan persamaan (4) kategori terpercaya. Peringkat tertinggi
b) Uji multikolinearitas untuk menguji sebesar 0,906 dan minimum 0,564. Median
apakah antara masing-masing variable dari indeks CG sebesar 0,805 tidak jauh dari
independen terdapat hubungan yang kuat. nilai mean menunjukkan bahwa nilai rata-
Pengujian multikolinearitas dilakukan rata mendekati nilai tengahnya.
terhadap persamaan (2), persamaan (3) Variabel konsentrasi kepemilikan
dan persamaan (4). mempunyai nilai mean sebesar 0,531
c) Uji heteroskedastisitas untuk mengetahui dengan median sebesar 0,560 hal ini
apakah terjadi perbedaan varian error menggambarkan bahwa rata-rata perusahaan
dari setiap pengamatan. Pengujian sampel mempunyai konsentrasi kepemilikan
heteroskedastisitas dilakukan terhadap yang cukup tinggi yaitu diatas 50 %.
persamaan (2), persamaan (3) dan Sedangkan konsentrasi kepemilikan
Persamaan (4). maksimum sebesar 79,1% dan minimum
d) Uji outokorelasi untuk menguji apakah 15%. Minimum konsentrasi kepemilikan
hasil pengamatan pada perusahaan yang dibawah 10% karena penelitian ini
satu berkorelasi dengan pengamatan pada menggunakan pisah batas konsentrasi
perusahaan lainnya. Pengujian kepemilikan sebesar 10%.
outokorelasi dilakukan terhadap Deskripsi ukuran perusahaan sampel
persamaan (2), persamaan (3) dan dapat dilihat dari nilai total asset yang
persamaan (4). tergambar pada variable SIZEjt , atau bisa
juga dilihat dari besarnya ekuitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN Perusahaan sampel sangat beragam mulai
HasilUji Statistik Deskriptif dari yang mempunyai asset sebesar 510.883
Dengan melakukan uji statistic deskriptif juta rupiah hingga tertinggi sebesar
banyak informasi yang diperoleh mengenai 57.101.522 juta rupiah. Sedangkan jika
gambaran secara umum perusahaan yang dilihat dari ekuitas maka perusahaan sampel
menjadi sampel. Uji statistik deskriptif juga sangat beragam yakni minimum ekuitas
meliputi nilai mean, median, maksimum, sebesar 200.410 juta rupiah hingga terbesar
minimum dan standar deviasi. Dengan 33.109.614 juta rupiah. Kesenjangan yang
menggunakan bantuan software SPSS uji sangat tinggi pada ukuran perusahaan
statistic descriptif diperoleh hasil seperti sampel juga dapat dilihat dari besarnya nilai
dalam tabel 4.1 (lampiran) standar deviasi diatas nilai mean.
Tabel 4.1.menggambarkan statistic Nilai mean dari tingkat leverage sebesar
deskriptif dari 71 perusahaan yang dijadikan 61,4% dengan median sebesar 56% , hal ini
sampel penelitian. Net income periode t manggambarkan bahwa rata-rata perusahaan
(NIjt) memiliki mean sebesar 204.541 dan sampel mempunyai tingkat leverage yang
standar deviasi sebesar 474.993 , hal ini tinggi yakni diatas 50%. Bahkan ada
menunjukkan bahwa rata-rata net income perusahaan yang mempunyai tingkat
periode t perusahaan sampel sebesar leverage sangat tinggi yakni sebesar 95,3%
204,541 juta rupiah dengan nilai maksimum namun sebaliknya ada perusahaan yang
sebesar 3.733.395 juta rupiah dan nilai mempunyai tingkat leverage yang rendah
minimum sebesar 51.380 juta rupiah. Hal ini yaitu sebesar 21,3%. Diskripsi tingkat
menggambarkan bahwa net income yang leverage ini menggambarkan bahwa rata-
diperoleh perusahaan sampel sangat rata perusahaan sampel menggunakan
beragam. hutang sebagai sumber pendanaan
Nilai angka indeks CG menunjukkan perusahaan dengan porsi diatas 50 %.
mean sebesar 0,789 menunjukkan bahwa
128 | JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 - 136

Hasil Pengujian Persistensi Laba Hasil Pengujian Hipotesis 1


Sebagai langkah awal sebelum Hipotesis pertama yang dikembangkan
melakukan pengujian hipotesis lebih lanjut dalam penelitian ini adalah mekanisme
maka dilakukan pengujian untuk menguji corporate governance akan berpengaruh
perisitensi laba. Dengan menggunakan positif terhadap persistensi laba. Pengujian
persamaan yang digunakan oleh Penman dilakukan dengan menggunakan persamaan
(2001), Penman dan Zhang (2002), regresi linear berganda yang merupakan
Richardson et al. (2005) yaitu NIjt+1 = α0 + pengembangan dari persamaan persistensi
α1NIjt + εt+1 , diperoleh hasil pada table 1 laba dengan menambahkan variable
berikut: corporate governance dan
Tabel 3.2. Hasil Regresi Linear Persamaan menginteraksikannya.Tabel 2 berikut
(1) merupakan ringkasan hasil pengujian regresi
Model Persamaan Regresi Linear dengan menggunakan software SPSS.
NIjt+1 = α0 + α1NIjt + εt+1 Dari table 2 ditemukan bahwa koefisien
α1 positif (3.100) dan signifikan secara
Variab H K S statistic pada α = 10% dengan nilai t =
el ipotesi oefisie - ignifika 1.882. Hasil ini menunjukkan bahwa setelah
s n statis nsi memasukkan variable indeks corporate
tic governance maka laba masih tetap persisten.
Konsta 0 0 Koefisien α2positif (0.419) dan signifikan
nta .029 .720 .008*** pada α = 5% dengan nilai t = 2.171. Begitu
NIjt + 0 0 pula koefisien α3 juga positif (0.121) dan
.755 .991 .000*** signifikan pada α = 5% dengan t = 2.759.
Koefisien α2danα3positif dan signifikan
Sumber : hasil pengolahan data dengan
secara statistic sesuai dengan prediksi.
SPSS
Dengan hasil pengujian ini maka dapat
dikatakan bahwa hipotesis pertama
NIjt+1 sebagai variable dependen didukung yang artinya mekanisme
merupakan net income perusahaan j corporate governance mempunyai
periode t+1 , NIjt sebagai variable Tabel 2. Hasil Regresi Linear Berganda
independen adalah net income perusahaan untuk persamaan (2)
j periode t, koefisienα1menunjukkan
Model Persamaan Regresi Linear
persistensi laba. * Signifikan pada α =
Berganda
10%, ** signifikan pada α = 5%,***
NIjt+1 = α0 + α1NIjt + α2IICGjt +
signifikan pada α = 1%
α3 (NIjt X IICGjt) + α4 SIZEjt + α5LEVjt
Berdasarkan hasil pengujian statistic
+ εt+1
tersebut diperoleh hasil bahwa koefisien
Variab Hipot Koefis t- Signifik
α1adalah positif (0.755) dan signifikan pada
el esis ien statis ansi
level 1% (t = 7.991). Hasil pengujian ini
tic
menunjukkan bawa laba akuntansi periode t
Konsta 0.127 1.75 0.052*
adalah persisten dalam arti dapat digunakan
nta 6
sebagai prediksi terhadap laba pada satu
periode kedepan.Nilai Rsquare sebesar NIjt +3.100 1.88 0.064*
0.481 menunjukkan model mempunyai 2
kemampuan menjelaskan yang cukup IICGjt +0.419 2.17 0.034**
tinggi.Setelah diperoleh hasil bahwa laba 1
akuntansi adalah persisten maka baru dapat NIjt * +0.121 2.75 0.029**
melakukan pengujian terhadap hipotesis IICGjt 9
yang dikembangkan. SIZEjt -0.013 - 0.260
1.13
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 – 136 | 129

6 Wawo (2010) yang menemukan bukti


LEVjt -0.116 - 0.018** bahwa mekanisme corporate governance
2.42 mempunyai hubungan positif dengan kinerja
8 perusahaan. Ukuran perusahaan sebagai
Sumber : hasil pengolahan data dengan variable control tidak signifikan, α4 tidak
SPSS signifikan, sedangkan tingkat leverage
NIjt+1 sebagai variable dependen mempunyai pengaruh negative yang
merupakan net income satu periode ditunjukkan dengan koefisien α5 yang
kedepan (t+1), NIjt adalah net income bernilai -0.166 sifnifikan pada α = 5%
perusahaan j periode t , IICGjtadalah indeks dengan nilai t = -2.428. Hasil ini
persepsi corporate governance perusahaan j mengindikasikan bahwa semakin tinggi
periode t yang diukur dengan angka CGPI tingkat leverage perusahaan maka akan
yang dikeluarkan oleh IICG, NIjt * IICGjt berdampak pada penurunan persistensi laba
adalah interaksi antara net income akuntansi.
perusahaan j periode t dikalikan IICG
perusahaan j periode t yang digunakan Hasil Pengujian Hipotesis 2
untuk mengukur perubahan persistensi laba Hipotesis kedua yang dikembangkan
yang disebabkan oleh variable IICG, SIZEjt dalam penelitian ini adalah konsentrasi
adalah ukuran perusahaan sebagai variable kepemilikan mempunyai pengaruh positif
control yang diukur dengan logaritma terhadap persistensi laba.Tabel 3 berikut
natural dari total asset perusahaan j periode adalah ringkasan hasil pengujian regresi
t, LEVjt adalah variable control yang linear berganda persamaan (3) yang
menunjukkan risiko perusahaan diukur digunakan untuk pengujian hipotesis kedua
dengan perbandingan antara total hutang ini.
dengan total asset perusahaan j periode t .*
Signifikan pada α = 10%, ** signifikan Tabel 3. Hasil Regresi Linear Berganda
pada α = 5%, dan *** signifikan pada α = untuk persamaan (3)
1% Model Persamaan Regresi Linear
pertama didukung yang artinya Berganda
mekanisme corporate governance NIjt+1 = β0 + β1NIjt + β2OWCjt +
mempunyai pengaruh yang positif terhadap β3 (NIjt X OWCjt) + β4SIZEjt + β5LEVjt +
persistensi laba. Secara umum dapat µt+1
dikatakan bahwa semakin tinggi skore Varia Hipot Koefis t- Signifikan
indeks corporate governance semakin tinggi bel esis ien statis si
persistensi laba, yang artinya bahwa tic
semakin baik mekanisme corporate Konst 0.190 2.327 0.023**
governance yang dilakukan oleh suatu anta
perusahaan akan dapat meningkatkan NIjt +1.630 1.782 0.094*
kualitas laba yang diukur dengan persistensi OWCj +0.065 1.010 0.316
laba akuntansi. Nilai adjusted R square t
sebesar 0.526, yang berarti bahwa NIjt * +-0.077 - 0.259
kemampuan menjelaskan model (2) ini lebih OWCj 1.082
tinggi dibanding model persamaan (1), dapat t
juga dikatakan bahwa variable indeks SIZEj -0.019 - 0.119
corporate governance merupakan variable t 1.578
yang signifikan yang dapat meningkatkan LEVjt -0.078 - 0.081*
kemampuan menjelaskan model persistensi 1.772
laba. Hasil temuan ini sejalan dengan hasil
penelitian sebelumnya Siregar (2008) dan
130 | JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 - 136

Dari table 3 ini diperoleh hasil koefisien pengujian secara statistic terhadap
β1 masih positif ( 1.630) dan signifikan persamaan (4) yakni persamaan regresi
secara statistic pada α = 10% dengan nilai t linear berganda yang digunakan untuk
statistic sebesar 1.782, hasil ini menguji hipotesis ketiga diperoleh hasil
menunjukkan bahwa dengan memasukan seperti tertera pada table 4. Hasil pengujian
variable konsentrasi kepemilikan kedalam secara bersama sama pengaruh mekanisme
model persamaan persistensi diperoleh bukti corporate governance dengan adanya
bahwa laba akuntansi masih tetap persisten. konsentrasi kepemilikan terhadap persistensi
Namun koefisien β2 dan β3 tidak signifikan laba diperoleh hasil bahwa laba akuntansi
secara statistic yang berarti hipotesis kedua masih persisten yang ditunjukkan dengan
tidak didukung. Kalau hanya melihat dari koefisien γ1positif 3.540 dan signifikan
koefisien maka β2 nilainya positif 0.065 secara statistic pada α = 10% dengan nilai t
tetapi tidak signifikan dan koefisien β3 = 1.959. Variabel corporate governance
diperoleh nilai negative -0.077 dan juga masih signifikan , γ1= 0.474 signifikan pada
tidak signifikan secara statistic. Ukuran α = 5% dengan nilai t = 2.422. Akan tetapi
perusahaan kembali tidak signifikan dengan memasukan variable konsentrasi
sedangkan tingkat leverage signifikan secara kepemilikan maka koefisien interaksi antara
statistic yang ditunjukkan dengan nilai net income dengan indeks CG menjadi
koefisien β5 sebesar -0.078 dan signifikan negative (-1.348) dan tidak signifikan
pada α = 10% dengan nilai t = -1.772. dengan nilai t = -1.646. Variable konsentrasi
Dengan hasil ini maka bagaimana kepemilikan kembali tidak signifikan.
pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap Berdasarkan temuan ini menunjukkan
persistensi laba tidak dapat diambil bahwa hanya pengaruh CG terhadap
kesimpulan. Temuan ini tidak mendukung persistensi laba yang masih berpengaruh
hasil penelitian Wawo (2010), Siregar positif signifikan, tetapi perubahan pengaruh
(2008), Pivovarsky (2001) ,Mc.Conaughy et CG terhadap persistensi laba tidak lagi dapat
al. (2001) dalam Wawo (2010) yang dijelaskan jika pengaruh tersebut dilakukan
menemukan hubungan positif antara secara bersama-sama dengan konsentrasi
konsentrasi kepemilikan dengan kinerja kepemilikan.
perusahaan. Hasil penelitian ini juga tidak Tabel 4. Hasil Regresi Linear Berganda
mendukung penelitian Clark dan Wojeik untuk persamaan (4)
(2005) dalam Wawo (2010) yang Model Persamaan Regresi Linear
menemukan bukti bahwa ada hubungan Berganda
negative antara konsentrasi kepemilikan NIjt+1 = γ0 + γ1NIjt + γ2IICGjt + γ3(NIjt
dengan kinerja perusahaan. X IICGjt) + γ4OWCjt + γ5(NIjt X OWCjt)
+ γ6 SIZEjt + γ7LEVjt + µt+1
Hasil Pengujian Hipotesis 3 Variab Hipot Koefis t- Signifik
Pada hipotesis pertama memprediksi el esis ien statis ansi
bahwa mekanisme corporate governance tic
mempunyai pengaruh posif terhadap Konsta 0.190 1.30 0.352
persistensi laba. Dan hipotesis kedua nta 9
menduga bahwa terjadinya konsentrasi NIjt +3.540 1.95 0.055*
kepemilikan akan mempunyai pengaruh 9
positif terhadap persistensi laba. Untuk itu IICGjt +0.476 2.42 0.018**
pada hipotesis ketiga menduga bahwa 2
pengaruh corporate governance dan NIjt * +-1.348 - 0.105
konsentrasi kepemilikan secara bersama- IICGjt 1.64
sama akan dapat meningkatkan kualitas laba 6
yang diukur dengan persistensi laba. Hasil OWCj +0.101 1.57 0.120
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 – 136 | 131

t 5 α5LEVjt + εt+1
NIjt * +-0.533 - 0.310
OWCj 1.35
t 7 Varia Hipote Koefi t- Signifi
SIZ64t -0.020 - 0.110 bel sis sien stati kansi
1.62 stic
1 Konst 0.097 0.76 0.446
LEVjt -0.137 - 0.007** anta 9
2.80 NIjt + 1.369 2.89 0.006*
0 1 **
IICGj + 0.247 1.91 0.064*
Dengan menggunakan konsentrasi t 0
kepemilikan dengan pisah batas 50% NIjt * + 0.256 1.75 0.098*
diperoleh hasil yang hampir sama dengan IICGj 9
pengujian utama yang menggunakan pisah t
batas 10%. Hal ini menunjukkan bahwa SIZEj - 0.260
persistensi laba akuntansi dan pengaruh t 0.013 1.13
mekanisme corporate governance terhadap 6
persistensi laba akuntansi tidak sensitive LEVj 2.42 0.018*
terhadap perbedaan konsentrasi t 0.116 8 *
kepemilikan.
Hasil pengujian analisis sensitivitas Model Persamaan Regresi Linear
dengan menggunakan konsentrasi Berganda (3)
kepemilikan dengan pisah batas 50% NIjt+1 = β0 + β1NIjt +
diperoleh hasil yang hampir sama dengan β2OWCjt + β3 (NIjt X OWCjt) +
pengujian utama yang menggunakan pisah β4SIZEjt + β5LEVjt + µt+1
batas 10%. Hal ini menunjukkan bahwa
Persistensi laba akuntansi dan pengaruh Variabe Hipot Koefi t- Signifi
mekanisme corporate governance terhadap l esis sien stati kansi
persistensi laba akuntansi tidak sensitive stic
terhadap perbedaan konsentrasi Konsta 0.239 2.01 0.050*
kepemilikan. nta 2 *
Tabel 4.6.Hasil Pengujian Sensitivitas NIjt 1.093 2.09 0.036*
dengan pisah batas konsentrasi kepemilikan 7 *
50%. OWCjt - - 0.254
Model Persamaan Regresi Linear (1) 0.115 1.10
NIjt+1 = α0 + α1NIjt + εt+1 7
Variab Hipot Koefi t- Signifi NIjt * 0.487 1.57 0.116
el esis sien stati kansi OWCjt 6
stic SIZEjt - - 0.178
Konsta 0.024 0.079* 0.005 1.36
nta .795 3
NIjt + 0.614 6.37 0.000* LEVjt - - 0.011*
4 ** 0.134 2.64 *
Model Persamaan Regresi Linear 6
Berganda (2) Model Persamaan Regresi Linear
NIjt+1 = α0 + α1NIjt + α2IICGjt Berganda (4)
+ α3 (NIjt X IICGjt) + α4 SIZEjt + NIjt+1 = γ0 + γ1NIjt + γ2IICGjt +
γ3(NIjt X IICGjt) + γ4OWCjt + γ5(NIjt
132 | JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 - 136

X OWCjt) Ada tiga permasalahan yang diangkat


+ γ6 SIZEjt + γ7LEVjt + µt+1 dalam penelitian ini.Permasalahan yang
pertama adalah: apakah mekanisme
Variabe Hipot Koefi t- Signifi corporate governance dapat mempengaruhi
l esis sien stati kansi kwalitas laba yang tercermin pada
stic persistensi laba? Permasalahan yang kedua
Konsta 0.042 1.38 0.227 adalah: apakah adanya konsentrasi
nta 2 kepemilikan dapat mempengaruhi kwalitas
NIjt 1.109 1.57 0.126 laba yang tercermin pada persistensi laba ?
0 Dan permasalahan yang ketiga adalah:
IICGjt 0.250 1.69 0.097* apakah mekanisme corporate governance
2 dan konsentrasi kepemilikan secara
NIjt * - - 0.314 bersama-sama dapat meningkatkan
IICGjt 0.124 1.10 persistensi laba perusahaan ?
6 Untuk dapat menjawab ketiga
OWCjt - - 0.273 permasalahan yang diajukan, maka pertama
0.066 1.43 kali dilakukan pengujian terhadap
1 persistensi laba. Dengan menggunakan
NIjt * 0.250 1.15 0.185 model yang digunakan oleh Penman (2001),
OWCjt 5 Penman dan Zhang (2002), Richardson et al.
SIZEjt - - 0.267 (2005), maka hasil pengujian secara statistic
0.006 1.44 memperoleh hasil bahwa laba akuntansi
0 periode t adalah persisten terhadap laba
LEVjt - - 0.006* akuntansi satu periode kedepan (t+1).
0.164 2.86 ** Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap
3 hipotesis pertama yang dimaksudkan untuk
menjawab pokok permasalahan yang
pertama.Dengan menggunakan model
KESIMPULAN regresi linear berganda yang merupakan
pengembangan model persistensi laba
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dengan menambahkan variable corporate
pengaruh mekanisme corporate governance governance yang diukur dengan indeks
dan konsentrasi kepemilikan terhadap persepsi CG yang dihasilkan oleh IICG dan
persistensi laba. Secara umum banyak menginteraksikannya, maka diperoleh hasil
penelitian yang membuktikan bahwa bahwa mekanisme corporate governance
semakin baik mekanisme corporate mempunyai pengaruh positif signifikan
governance yang dijalankan oleh terhadap persistensi laba.Dengan demikian
perusahaan maka dapat memberikan control hipotesis pertama didukung.
kepada manajemen perusahaan sehingga Untuk menjawab poko permasalahan
manajemen mampu menghasilkan informasi yang kedua maka dilakukan pengujian
laba yang berkualitas. Berkaitan dengan hipotesis yang kedua.Hipotesis kedua diuji
adanya konsentrasi kepemilikan juga banyak dengan model regresi linear berganda yang
penelitian yang menemukan bukti bahwa merupakan pengembangan model
pemegang saham pengendali mampu persistensi laba dengan menambahkan
mempengaruhi manajemen sehingga dapat variable konsentrasi kepemilikan dan
membatasi adanya tindakan diskresi menginteraksikannya.Hasil pengujian secara
manajemen maka informasi laba yang statistic diperoleh hasil bahwa konsentrasi
dihasilkan menjadi lebih berkualitas. kepemilikan tidak signifikan berpengaruh
pada persistensi laba, sehingga hipotesis
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 – 136 | 133

kedua yang menyatakan bahwa konsentrasi dikeluarkan oleh IICG ini dengan harapan
kepemilikan berpengaruh positif terhadap bahwa angka tersebut mencerminkan baik
persistensi laba tidak didukung oleh hasil buruknya mekanisme CG yang dilakukan
penelitian ini. oleh perusahaan secara keseluruhan , karena
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa angka indeks tersebut diperoleh berdasarkan
mekanisme corporate governance dan penilain terhadap semua dimensi CG.
konsentrasi kepemilikan secara bersama- Keterbatasan kedua dari penelitian ini
sama akan berpengaruh meningkatkan adalah dalam pengukuran konsentrasi
persistensi laba. Hasil pengujian secara kepemilikan menggunakan kepemilikan
statistic diperoleh hasil bahwa secara immediate atau kepemilikan langsung
bersama sama hanya variable corporate karena keterbatasan ketersediaan data
governance yang mempunyai pengaruh kepemilikan.Penelitian yang dilakukan
positif terhadap persistensi laba, sedangkan diluar Indonesia dapat menggunakan ukuran
variable konsentrasi kepemilikan tidak kepemilikan ultimate, karena data
signifikan berpengaruh pada persistensi penelusuran kepemilikan perusahaan
laba. tersedia.
Untuk melihat keakuratan model
pengujian maka dilakukan analisis UCAPAN TERIMAKASIH
sensitivitas terhadap konsentrasi
kepemilikan. Pada pengujian pertama Ucapan terimakasih kepada manajemen
konsentrasi kepemilikan menggunakan Politeknik Negeri Jakarta dan UP2M yang
kepemilikan immediate dengan pisah batas telah memberikan kesempatan untuk
10% seperti yang dilakukan oleh : La Porta melakukan penelitian ini dan kepada
et al.(2002), Claessens et al. (2002), Siregar beberapa pihak yang telah memberikan
(2008) dan Wawo (2010). Dengan dukungan terselesaikannya penelitian ini.
mengikuti apa yang tersirat dalam PSAK
No.38 yang menyatakan bahwa DAFTAR PUSTAKA
pengendalian dianggap ada apabila pihak
pengendali memiliki lebih dari 50% hak [1] Chan, K., Chan, L.K., Jegadeesh, N.,
suara pada suatu perusahaan terkendali baik and Lakonishok, J. 2001. Earnings
secara langsung maupun secara tidak Quality and Stock Returns. NBER
langsung, maka uji sensitivitas penelitian ini Working Paper Series.
menggunakan pisah batas konsentrasi [2] Chtourou, SM., Jean Bedard. dan
kepemilikan sebesar 50%. Dan meskipun Lucie Courteau. 2001. Corporate
terjadi penurunan jumlah sampel tetapi hasil Governance and Earnings
yang ditemukan adalah hampir sama yaitu Management. Working Paper.
hanya variable corporate governance yang Universite Laval, Quebec City,
mempunyai pengaruh positif terhadap Canada. April.
persistensi laba. [3] Cohen, J., Krishnamoorthy, K. and
Salah satu yang menjadi keterbatasan Wright, A. 2004, "The corporate
dalam penelitian ini adalah sedikitnya governance mosaic and financial
jumlah sampel yaitu hanya 71 reporting quality", Journal of
perusahaan.Hal ini disebabkan karena Accounting Literature, Vol. 23, pp.
perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam 87-152.
riset dan pemeringkatan CG yang dilakukan [4] Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders
oleh IICG setiap tahunnya hanya sedikit, dan Tehranian H. ,2006. Earnings
berkisar antara 17 sampai 30 perusahaan. Management, Corporate Governance,
Peneliti menggunakan ukuran mekanisme and True Financial Performance.
CG menggunakan indeks persepsi CG yang http://papers.ssrn.com/
134 | JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 - 136

[5] Darmawati Deni.(2005). Hubungan [15] Komite Nasional Kebijakan


Corporate Governance dan Kinerja Governance, (2004). Pedoman
Perusahaan. Simposium Nasional Tentang Komisaris Independen.
Akuntansi VII, IAI, 2004. http://www.governance-
[6] Dechow M. Patricia., Richard G. indonesia.or.id/main.html
Sloan, Amy P. Sweeney. 1995. [16] La Porta, Rafael; F. Lopez-de-Silanes;
Detecting Earnings Management. The A. Shleifer; dan R. Vishny. 2002.
Accounting Review Vol 70. No. 2 193- Investor protection and corporate
225. governance. Journal of Financial
[7] Fama, E. and Jensen, M. ,1983a, Economics, 58, hal. 3-27.
‘‘Separation of Ownership and [17] Laporan Tahunan (Annual Report)
Control’’, The Journal of Law & Perusahaan Terbuka (Emiten) yang
Economics, Vol. 26 No. 2, pp. 301-25. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
[8] Fama, E. and Jensen, M. ,1983b, 2008-2010
‘‘Agency Problems and Residual [18] Machuga S. and Karen Teitel. 2007.
Claims’’, The Journal of Law and The Effects of the Mexican Corporate
Economics, Vol. 26 No. 2, pp. 327-49. Governance Code on Quality of
[9] Ghozali, Imam, 2005, Statistik Non Earnings and its Components. Journal
Parametrik: Teori dan Aplikasi dengan Of International Accounting Research
SPSS, (Non-Parametric Statistics: Vol. 6, No. 1. pp. 37–55.
Theory and Application using SPSS), [19] Mitton, T. 2002. A cross-firm analysis
Badan Penerbit Universitas of the impact of corporate governance
Diponegoro, Semarang. on the East Asian financial crisis.
[10] Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Journal of Financial Economics, hal.
Laba: Studi Pengaruh Mekanisme OECD. 1999. OECD Principles of
Corporate Governace dan Dampak Corporate Governance.
Manajemen Laba dengan [20] Rachmawati, Andri dan Hanung
Menggunakan Analisis Jalur. Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-
Simposium Nasional Akuntansi VIII, faktor yang Mempengaruhi Kualitas
IAI, 2005. Laba dan Nilai Perusahaan,
[11] Hamonangan dan M. Machfoedz. Simposium Nasional Akuntansi X
2006. Mekanisme Corporate Makasar: 26-28 Juli.
Governance, Kualitas Laba dan Nilai [21] Shleifer, A. dan R. Vishny, 1997, „A
Perusahaan. Simposium Nasional survey of corporate governance‟,
Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus Journal of Finance, vol. 52, hal. 737-
2006. 783.
[12] Ikatan Akuntan Indonesia, [22] Siregar, Baldric. dan Bachtiar 2005.
2009.Standar Akuntansi Keuangan, Pengaruh Pemisahan Hak Aliran Kas
per 1 April 2009, Penerbit Salemba dan Hak Kontrol Terhadap Dividen,
Empat, Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi
[13] Jensen, Michael C. dan W.H. (SNA) X Makassar
Meckling. ,1976, Theory of The Firm: [23] Siregar, Sylvia Veronica N.P., dan
Managerial Behavior, Agency Cost Siddharta Utama. 2005. Pengaruh
and Ownership Structure. Journal of Struktur Kepemilikan, Ukuran
Financial Economics 3. hal. 305-360. Perusahaan dan Praktik Corporate
[14] Klapper, Leora dan Inessa Love. 2002. Governance terhadap Pengelolaan
Corporate Governance, Investor Laba (Earnings Management)
Protection and Performance in Simposium Nasional Akuntansi
Emerging Market. http://ssrn.com. (SNA) VIII Solo
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 – 136 | 135

[24] Sloan, Richard G. (1996). Do Stock


Prices Fully Reflect Information in
Accruals and Cash Flows about Future
Earnings? The Accounting Review 71
(3), July: 289-315.
[25] Surantana, Darsono, dan Siti
Mutmainah. 2006. Pengaruh
Environmental Performance terhadap
Environmental Disclosure dan
Economic Performance. Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang. 23-26
Agustus. 18
[26] Wawo, Andi. 2010. Pengaruh
corporate governance dan Konsentrasi
Kepemilikan terhadap Daya Informasi
Akuntansi. Simposium Nasional
Akuntansi (SNA) XIII Purwokerto.
[27] Winarno, Wing W, 2009, Analisis
Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews, UPP Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Yogyakarta.
[28] Xie, Biao., Wallace N. Davidson and
Peter J. Dadalt. ,2003,. Earning
Management and Corporate
Governance: The Roles Of The Board
and The Audit Committee. Journal of
Corporate Finance, Vol.9. hal.295-
316.
[29] Xu, Xiaonian dan Yan Wang. 1997.
Ownership Structure, Corporate
Governance: The Cases of Chinese
Stock Company, Working Paper,
http://papers.ssrn.
[30] Yammeesri Jira, Siriyama Kanthi
Herath., 2010, Board characteristics
and corporate value: evidence from
Thailand, Corporate Governance.
Bradford: Vol. 10, Iss. 3; pg. 279.
136 | JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2012 : 121 - 136

Anda mungkin juga menyukai