Anda di halaman 1dari 15

1.2.

Teori Dasar

1. Pengertian dari Induktor

Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan
berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet
ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry.

Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan,
lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum
induksi Faraday.

Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang
arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus
bolak-balik.

Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak
memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi,
beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi.

Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya.
Selain memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan
daya di dalam inti karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami
nonlinearitas karena penjenuhan.

Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal. Induktor berpasangan
dengan kondensator dan komponen lain membentuk sirkuit tertala. Penggunaan induktor
bervariasi dari penggunaan induktor besar pada pencatu daya untuk menghilangkan dengung
pencatu daya, hingga induktor kecil yang terpasang pada kabel untuk mencegah interferensi
frekuensi radio untuk dprd melalui kabel. Kombinasi induktor-kondensator menjadi
rangkaian tala dalam pemancar dan penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel
secara magnetik membentuk transformator.

Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya moda sakelar.
Induktor dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras pada sisa siklus. Perbandingan
transfer energi ini menentukan tegangan keluaran. Reaktansi induktif XL ini digunakan
bersama semikonduktor aktif untuk menjaga tegangan dengan akurat. Induktor juga
digunakan dalam sistem transmisi listrik, yang digunakan untuk mengikangkan paku-paku
tegangan yang berasal dari petir, dan juga membatasi arus pensakelaran dan arus kesalahan.
Dalam bidang ini, indukutor sering disebut dengan reaktor. Induktor yang memiliki
induktansi sangat tinggi dapat disimulasikan dengan menggunakan girator.

2. Pengertian dari Resistor

Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk
mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan) dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin, nilai tegangan terhadap resistansi
berbanding lurus dengan arus yang mengalir.
Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan
merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari
bermacam-maca kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan
resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan.
Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi. Resistor
dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.
Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup
dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

3. Rangkaian RC

Rangkaian RC (Resistor-Kapasitor) adalah suatu rangkaian listrik yang memiliki kombinasi


komponen resistor dan kapasitor dimana komponen tersebut biasanya dipasang secara seri
atau sejajar. Walaupun sering dijumpai rangkaian dengan resistor dan kapasitor yang
dipasang berdampingan secara seri rangaian ini juga dapat dipasang secara paralel. Pada satu
susunan rangkaian komponen resistor dan kapasitor juga dapat memiliki jumlah banyak atau
lebih dari satu.

Gambar 1.1. Gambar rangkaian RC

Rangkaian ini biasa disebut R-C Filter atau R-C Network. Karena memiliki resistor maka
dalam rangkaian ini terdapat efek resistansi, begitu pula pada kapasitor yang menghasilkan
kapasitansi. Catatan penting adalah rangkaian ini harus disusun berdasar aturan yang benar
agar bias dijalankan. Rangkaian RC (Resistor-Kapasitor) Circuits digunakan dalam
penyaringan sinyal dengan memberikan tahanan atau blok. Tahanan tersebut dihasilkan oleh
resistor melalui kemampuan resistansi . Selanjutnya sinyal juga akan disimpan dalam
kapasitor melalui efek kapasitansi.

Mengingat kembali bahwa resistor adalah komponen yang memungkinkan adanya hambatan
untuk Manahan aliran arus listrik dan kapasitor yang berfungsi untuk menyimpan sementara
arus listrik yang lewat maka metode penyaringan sinyal yang tepat telah ditemukan. Jika
dikaitkan pada hukum kirchoff maka pada rangkaian ini dengan mengabaikan unsur ekstern
maka kita akan mengetahui bahwa arus yang mengalir pada resistor dan kapasitor memiliki
nilai sama.
Pada Rangkaian resistor capacitor, besarnya arus yang mengalir dalam suatu rangkaian akan
memiliki nilai yang sama dengan Q atau muatan yang ada pada kapasitor. Fenomena tersebut
akan terjadi dalam selang waktu yang lama.

Perubahan besarnya arus dan muatan kapasitor dapat dihitung secara linear melalui metode
grafik. Selain itu GGL atau yang apabila dipanjangkan menjadi Gaya Gerak Listrik akan
memiliki nilai hambatan yang sama dengan tahanan yang dipunyai oleh resistor dan
kapasitior.

Selang waktu rata – rata pun dapat dicari dengan memperhatikan banyaknya muatan dan
tahanan ada pada rangkaian. Dengan demikian sesederhana apapu suatu Rangkaian RC,
konsep yang matang dan kejelian yang tinggi amat sangat diperlukan dalam pembuatan
rangkaian ini.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian RC (Resistor-Kapasitor), semoga artikel


rangkaian kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik
lainnya, seperti Rangkaian Star Delta, Rangkaian Inverter 1000 Watt, Rangkaian Digital dan
Rangkaian Lampu LED.

2. Rangkaian RL

Rangkaian R-L seri, sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah induktor yang
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda adalah terjadinya pembagian
tegangan secara vektoris. Arus (i) yang mengalir pada hubungan seri adalah sama besar. Arus
(i) tertinggal 90 derajad terhadap tegangan induktor (VL). Tidak terjadi perbedaan fasa antara
tegangan jatuh pada resistor (vR) dan arus (i). Gambar berikut memperlihatkan rangkaian
seri R-L dan hubungan arus (i), tegangan resistor (vR) dan tegangan induktor (vL) secara
vektoris.

Gambar 1.2. Gambar rangkaian RL

Melalui reaktansi induktif (XL) dan resistansi (R) arus yang sama i = im.sin ω t. Tegangan
efektif (v) = i.R berada sefasa dengan arus (i). Tegangan reaktansi induktif (vL) = i.XL
mendahului 900 terhadap arus (i). Tegangan gabungan vektor (v) adalah jumlah nilai sesaat
dari tegangan resistor (vR) dan tegangan induktif (vL), dimana tegangan ini juga mendahului
sebesar φ terhadap arus (i). Dalam diagram fasor aliran arus (i), yaitu arus yang mengalir
melalui resistor (R) dan reaktansi induktif (XL) diletakan pada garis t = 0. Fasor (vektor
fasa) tegangan jatuh pada resistor (vR) berada sefasa dengan arus (i), fasor tegangan jatuh
pada induktor (vL) mendahului sejauh 900.
Tegangan gabungan (v) adalah diagonal dalam persegi panjang dari tegangan jatuh pada
reaktansi induktif (vL) dan tegangan jatuh pada resistif (vR). Sudut antara tegangan vektor
(v) dan arus (i) merupakan sudut fasa (φ).

Osiloskop, Kegunaan dan Cara Kerjanya


by: Admin Alat Ukur News 0 comment August 15, 2015
Dual Trace Oscilloscop Analog ( Original ) Top Quality
Rp 4.650.000,00 Rp 4.185.000,00

Handheld Oscilloscope
Rp 6.000.000,00 Rp 5.400.000,00
Penggaris Besi 150cm
Rp 267.000,00 Rp 240.300,00

Penggaris Besi 100cm


Rp 92.000,00 Rp 82.800,00
Penggaris Besi 50cm
Rp 30.000,00 Rp 27.000,00

Penggaris Besi 30cm


Rp 12.960,00 Rp 7.700,00

Osiloskop, Kegunaan dan Cara Kerjanya


1. Pengertian :
Osiloskop ialah alat ukur yang dipakai guna memetakan atau membaca sinyal listrik maupun
frekuensi. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Piranti pemancar elektron
memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas
pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop mengakibatkan sorotan bergerak
berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu
sehingga dapat dipelajari.

2. Kegunaan/Fungsi :

 Dipakai untuk mengukur besar tegangan listrik dan Relasi terhadap waktu.
 Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
 Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
 Membedakan arus AC dengan arus DC.
 Mengetahui noise pada sebuah rangkaian listrik.

Osiloskop juga dipakai dalam pengukuran rangkaian elektronik seperti stasiun pemancar
radio, TV, atau dalam kegunaan memonitor frekuensi elektronik misalnya di rumah sakit dan
untuk kegunaan-kegunaan lainnya.

3. Cara Menggunakan/Mengukur :

 Pastikan Tombol ON-OFF pada posisi OFF


 Kondisikan semua tombol yang memiliki tiga posisi pada posisi tengah.
 Putar tombol INTENSITY pada posisi tengah.
 Tekan tombol PULL 5X MAG ke dalam agar memperoleh posisi normal.
 Tekan tombol TRIGGERING LEVEL pada posisi AUTO
 Hubungkan kabel saluran listrik bolak balik ke stop-kontak ACV
 Putar tombol ON-OFF ke posisi ON. Kira-kira 20 detik kemudian satu jalur garis
akan tergambar pada layar CRT. Jika garis ini belum terlihat, putar tombol
INTENSITY searah jarum jam.
 Atur tombol FOCUS dan INTENSITY untuk memperjelas jalur garis
 Atur ulang posisi vertikal dan horisontal sesuai dengan kebutuhan.
 Hubungkan probe ke input saluran-A/ channel -A (CH-A) atau ke input saluran B/
channel -B (CH-B) sesuai kebutuhan.
 Hubungkan probes ke terminal CAL untuk memperoleh kalibrasi 0,5Vp-p.
 Posisikan pelemah vertikal (vertical attenuator), saklar VOLTS/DIV pada posisi 10
mV, lalu putar tombol VARIABLE searah jarum jam. Putar TRIGGERING
SOURCE ke CH-A, gelombang persegi empat (square-wave) akan muncul di layar.
 Jika tampilan gelombang persegi empat kurang sempurna, maka atur trimmer yang
berada pada probe sehingga bentuk gelombang akan terlihat nyata.
 Pindahkan probe dari terminal CAL 0,5Vp-p. Oscilloscope sudah dapat digunakan.
4. Tingkat Ketelitian :

 0,5 Hz hingga 20 Mhz.

5. Cara Membaca Skala dan Hasil :

Setelah dilakukan pengukuran, maka Osiloskop dapat dibaca hasilnya. Contohnya hasil
pengukuran tersebut menggunakan v/div = 20 volt/div dan t/div = 2 ms/div. Hasilnya adalah :

 Vpp (tegangan puncak ke puncak) = jumlah kotak vertikal x volt/div = 4 x 20 = 80


volt.
 Vm (tegangan maksimum/puncak) = 0,5 x Vpp = 0,5 x 80 = 40 volt.
 Veff (tegangan efektif) = Vm/ (akar kuadrat 2) = 40/1,41 = 28,37 volt.
 T (Periode) = jumlah kotak horizontal x t/div = 1 x 2 = 2 ms
 f (frekuensi) = 1/T = 1/2 = 500 Hz.

6. Bagian-bagian :

 Position
 BAL
 Input
 AC, GND, DC.
 Volt/Div
 Variable
 Mode (CH1, CH2, Dual, Add, Sub )
 Led Pilot Lamp
 Illumi
 Intensity
 Focus
 ASTIG
 EXT-TRIG
 SOURCE
 SYNC
 Level
 Pull Auto
 Cal IV PP
 Ac Voltage Selector
 Int Mod

7. Cara Kalibrasi :

Mula mula yang harus kita lakukan yaitu pengkalibrasian. Setelah anda mengkoneksikan
osiloskop ke jaringan listrik PLN dan mengaktifkannya, maka yang akan muncul pada layar
monitor yang tampak di layar yaitu harus garis lurus mendatar (jika tidak ada sinyal
masukan).

Kemudian atur fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan mengatur
posisi tersebut kita akan dapat mengamati hasil pengukuran dengan jelas dan akan
memperoleh hasil pengukuran dengan tepat.

Setelah itu gunakan tegangan referensi yang berada di osiloskop maka kita dapat melakukan
pengkalibrasian sederhana. terdapat dua tegangan referensi yang dapat dijadikan pedoman
yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz.

Lalu tempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka pada layar monitor akan keluar
tegangan persegi.

8. Nama Lain :

 Osiloskop Sinar Katoda.

9. Jenis-jenis :

 Oscilloscop Analog.
 Oscilloscop Digital.

10. Cara Merawat :

 Usahakan Osiloskop bekerja pada temperatur 0˚–40˚C dengan kelembaban 85 % RH


max.
 Jangan simpan atau gunakan osiloskop pada daerah medan magnet atau bidang listrik
yang memiliki bidang kemagnetan
 Jangan mempergunakan Osiloskop pada pencahayaan berupa bintik pada waktu yang
lama dengan intensitas tinggi.
 Simpan CRO pada tempat dengan suhu kamar 5˚– 35˚C, dengan kelembaban 95 %
RH max.
 Hindari Osiloskop dari cahaya matahari langsung dan usahakan agar tetap ada
sirkulasi udara pada ruang/tempat penyimpanan CRO.

11. Skala Utama/Skala Nonius :

Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah
horizontal.
Jika anda membutuhkan Osiloskop beli di tokooomotif(dot)com

Pengertian Function Generator dan Jenis-


jenisnya
Dickson Kho Equipment

Pengertian Function Generator dan Jenis-jenisnya – Function Generator atau Generator


Fungsi adalah alat uji elektronik yang dapat membangkitkan berbagai bentuk gelombang.
Bentuk Gelombang yang dapat dihasilkan oleh Function Generator diantaranya seperti bentuk
gelombang Sinus (Sine Wave), gelombang Kotak (Square Wave), gelombang gigi gergaji
(Saw tooth wave), gelombang segitiga (Triangular wave) dan gelombang pulsa (Pulse).
Fungsi ini sedikit berbeda dengan RF Signal Generator ataupun Audio Signal Generator yang
pada umumnya hanya fokus pada pembangkitan bentuk gelombang sinus.
Baca juga : Pengertian Bentuk Gelombang (Electrical Wave) dan Jenis-jenisnya.

Function Generator dapat menghasilkan Frekuensi hingga 20MHz tergantung pada rancangan
produsennya. Frekuensi yang dihasilkan tersebut dapat kita atur sesuai dengan kebutuhan
kita. Selain pengaturan Frekuensi, kita juga dapat mengatur bentuk gelombang, DC Offset
dan Duty Cycle (Siklus Kerja). Sebagai pengetahuan, DC Offset digunakan untuk mengubah
tegangan rata-rata pada sinyal relatif terhadap 0V atau Ground. Sedangkan Yang dimaksud
dengan Duty Cycle atau Siklus kerja adalah perbandingan waktu ketika sinyal mencapai
kondisi ON dan ketika mencapai kondisi OFF dalam satu periode sinyal. Dengan kata lain,
Siklus Kerja atau Duty Cycle adalah perbandingan lamanya waktu kondisi ON dan kondisi
OFF suatu sinyal pada setiap periode. Fungsi pengaturan Duty Cycle untuk mengubah rasio
tegangan tertinggi ke tegangan terhadap tegangan terendah pada sinyal gelombang persegi.

Jenis-jenis Function Generator


Di pasaran, terdapat beberapa jenis Function Generator yang menawarkan kinerja dan harga
yang bervariasi. Berikut ini adalah jenis-jenis Function Generator atau Generator Fungsi yang
dimaksud.

 Analogue Function Generator (Generator Fungsi Analog) – Function Generator


jenis ini adalah Function Generator yang paling pertama dikembangkan yaitu sekitar
tahun 1950-an. Pada saat tersebut, penggunakan teknologi digital masih sangat
terbatas. Meskipun masih menggunakan Teknologi Analog, Function Generator jenis
ini memiliki beberapa kelebihan yaitu Harga yang relatif lebih murah, cara
penggunaan yang lebih mudah dan sederhana.
 Digital Function Generator (Generato Fungsi Digital) – Seperti namanya, Function
Generator jenis ini memanfaatkan Teknologi Digital untuk menghasilkan bentuk
gelombangnya. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk membangkitkan
bentuk gelombang, namun teknik yang paling umum digunakan adalah teknik Direct
Digital Synthesis (Sintesis Digital Langsung) atau disingkat dengan DDS.
Digital Function Generator ini mampu menghasilkan bentuk gelombang dengan
tingkat akurasi dan stabilitas yang tinggi karena rangkaian sistem Pewaktunya (clock)
dikendalikan oleh Kristal (Crystal). Digital Funciton Generator juga mampu
menghasilkan spektral yang murni (high spectral purity) dan Noise Fase yang rendah
(low phase noise).
Dengan beberapa kelebihan Digital Function Generator yang ditawarkan ini, Harga
Digital Function Generator menjadi lebih mahal dan pengoperasian lebih rumit jika
dibandingkan dengan Analog Function Generator.
 Sweep Function Generator (Generator Fungsi Sweep) – Function Generator jenis
ini memiliki kemampuan Sweep pada Frekuensinya. Pada umumnya, Sweep Function
Generator ini menggunakan Teknologi Digital, namun ada juga yang menggunakan
versi Analog. Kemampuan Sweep pada Function Generator jenis ini dapat mencapai
100:1 atau bahkan lebih tergantung pada tipe generatornya.

Pengertian dan Fungsi Kapasitor


Oleh adminPada April 3, 2017 19573 views

★★★★★

Pengertian dan Fungsi Kapasitor – Ketika anda memutuskan untuk menjadi seorang teknisi
elektronika, mengenal dan mempelajari berbagai macam komponen elektronika adalah wajib
hukumnya. Karena hal tersebut adalah salah satu ilmu dasar yang memang harus dikuasai dengan
baik.

Ada banyak sekali jenis komponen elektronika mulai dari kapasitor, resistor, transistor,
transformator, dan masih banyak lagi yang lain. Secara umum, komponen elektronika dibagi
menjadi dua macam, yakni komponen elektronika aktif dan komponen elektronika pasif. Bagi
anda yang belum tahu apa bedanya, silahkan baca di sini.

Pada kesempatan kali ini belajarelektronika.net akan mengajak anda semua untuk mencari
tahu informasi mengenai salah satu komponen elektronika yang bernama kapasitor. Mari kita
cari tahu bersama sebenarnya apa itu kapasitor, dan apa saja fungsinya? Jika anda ingin tahu
info lengkapnya, silahkan simak baik-baik.

Pengertian Kapasitor

Kapasitor adalah salah satu jenis komponen elektronika yang memiliki kemampuan dapat
menyimpan muatan arus listrik di dalam medan listrik selama batas waktu tertentu dengan
cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan arus listrik tersebut. Kapasitor
juga memiliki sebutan lain, yakni kondensator.

Kapasitor atau kondensator ini termasuk salah satu jenis komponen pasif. Komponen yang
satu ini ditemukan pertama kali oleh seorang ilmuan bernama Michael Faraday yang lahir
pada tahun 1791, dan wafat pada 1867. Karena itu satuan yang digunakan untuk kapasitor
adalah Farad (F) yang diambil dari nama ilmuan tersebut.

Sekedar informasi saja bahwa 1 Farad sama dengan 9 × 1011 cm2. Seperti yang telah kami
katakan tadi bahwa kapasitor punya nama lain kondensator. Kata “kondensator” sendiri
pertama kali disebut oleh seorang ilmuan berkebangsaan Italia bernama Alessandro Volta
pada tahun 1782.

Kata kondensator tersebut diambil dari bahasa Italia “condensatore”, yang berarti
kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik. Cara kerja kapasitor dalam sebuah
rangkaian elektronika terbilang sederhana. Listrik dialirkan menuju ke kapasitor atua
kondensator.

Saat kapasitor sudah terisi penuh dengan arus listrik, maka kapasitor tersebut akan
mengeluarkan muatannya, dan kembali mengisinya lagi seperti awal. Proses tersebut
berlangsung terus-menerus dan begitu seterusnya. Pada umumnya kapasitor terbuat dari
bahan dua buah lempengan logam yang dipisahkan oleh bahan dielektrik.

Bahan dielektrik sendiri adalah bahan yang tidak bisa dialiri listrik (isolator) seperti ruang
hampa udara, gelas, keramik, dan masih banyak lagi yang lain. Jika kedua ujung plat logam
diberikan aliran listrik, maka yang terjadi adalah muatan positif akan berkumpul pada ujuang
plat logam yang satunya atau sebaliknya.

Karena ada bahan dielektrik atau non konduktor, maka muatan positif tidak akan bisa menuju
ke muatan negatif, dan sebaliknya muatan negatif juga tidak akan bisa menuju ke muatan
positif. Muatan elektrik tersebut akan tersimpan selama tidak ada konduksi pada bagian
ujung-ujung kaki kapasitor.

Baca juga : Pengertian dan Fungsi Resistor

Fungsi Kapasitor

Nah, setelah tahu apa itu kapasitor dan bagaimana cara kerjanya, anda juga harus mengetahui
apa saja fungsi kapasitor. Dalam dunia elektronika kita mengenal beberapa fungsi yang
dimiliki oleh komponen kapasitor. Berikut kami berikan rangkuman mengenai beberapa
fungsi yang dimiliki oleh komponen kapasitor.

 Untuk menyimpan arus dan tegangan listrik sementara waktu


 Sebagai penyaring atau filter dalam sebuah rangkaian elektronika seperti power supply atau
adaptor
 Untuk menghilangkan bouncing (percikan api) abila dipasang pada saklar
 Sebagai kopling antara rangkaian elektronika satu dengan rangkaian elektronika yang lain
 Untuk menghemat daya listrik apabila dipasang pada lampu neon
 Sebagai isolator atau penahan arus listrik untuk arus DC atau searah
 Sebagai konduktor atau menghantarkan arus listrik untuk arus AC atau bolak-balik
 Untuk meratakan gelombang tegangan DC pada rangkaian pengubah tegangan AC ke DC
(adaptor)
 Sebagai oscilator atau pembangkit gelombang AC (bolak-balik)
 Dan lain sebagainya

Bagaimana, sudah paham tentang pengertian kapasitor dan fungsinya? Jika masih belum
paham, anda bisa meninggalkan komentar di kolom yang tersedia, atau bisa langsung
hubungi admin di fanspage sosial media Facebook. Nantikan update info seputar elektronika
lainnya, dan jangan lupa share jika informasi ini bermanfaat.

Incoming search terms:

 pengertian kapasitor
 apa itu kapasitor
 pengertian dan fungsi kapasitor
 kapasitor adalah
 apa yang dimaksud kapasitor
 pengertian capasitor
 apa yang dimaksud dengan kapasitor
 pengertian kapasistor
 apa yang di maksud dengan kapasitor
 jelaskan pengertian kapasitor

Anda mungkin juga menyukai