ketidak berwujudan dari fenomena itu sendiri. Oleh karena tinggi derajat
Karena jasa bukan benda tetapi merupakan suatu seri aktivitas atau proses
demikian, pada suatu tingkatan sangat sulit untuk mengontrol kualitas dan
3. Bervariasi (Variability)
penyampaian suatu jasa belum tentu sama terhadap tiap pelanggan lain.
menyimpan jasa seperti barang. Walaupun jasa tidak dapat disimpan tetapi
Jasa dikelompokan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,
Jasa dikelompokan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,
penyampaian diskrit)
10
Jasa diklasifikasi ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu, di
Gambar
G 2.4 Klasifikasi
K J
Jasa Berdasaarkan Sifat Permintaan
P d Penawaran
dan
Jaasa
Sumber : Tjitono(2005
T )
5. Berdasarkan
B metode pennyampaian jaasa
Jasa
J dikelom d sumbu, di
mpokan kedaalam sebuahh matriks yaang terdiri dua
mana
m sumbu vertikalnya menunjukkaan sifat interraksi antara pelanggan
p d
dan
perusahaan
p jasa (pelangggan mendataangi perusahhaan jasa, peerusahaan jaasa
mendatangi
m p
pelanggan, serta pelangggan dan peerusahaan jaasa melakukkan
adalah
a keterssediaan outleet jasa.
13
Gambar 2.5
2 Klasifikaasi jasa Berddasarkan Mettode Penyam
mpaian Jasa
Menu
urut Doyle (dalam buuku Tjiptonno 2005) jaasa ditinjau dari sumbber
p
pendapatany
ya yaitu :
1. Jasa
J yang sum
mber dana utamanya
u berrasal dari pelanggan
Contoh
C : peruusahaan pennerbangan , Dry
D cleanerss , restoran dan
d lain-lain..
2. Jasa
J yang sum
mber dana teerutama beraasal dari donnasi
Contoh
C : yayyasan sosial.
3. Jasa
J uang sum
mber dana utamanya
u darri pajak
Contoh
C : insttansi pemerinntah.
14
2.2 Harga
Menurut Tjiptono (2006 :p178), secara sederhana istilah harga dapat diartikan
sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang
suatu jasa. Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan
untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian, pengunaan atau kepemilikan barang dan
jasa. Menurut bayangan orang-orang harga adalah uang yang dibayarkan atas suatu
faktor internal. Faktor internal yang sering disebut sebagai kotak hitam konsumen
elastic terhadap harga apabila permintaan berubah setiap kali harga turun
sekunder, misalnya: barang atau jasa rekreasi, hiburan dan barang atau
jasa kebutuhan rumah tangga oleh karena itu sifat kebutuhan akan barang
tingkat bawah.
Pada saat konsumen melakukan evaluasi dan penelitian terhadap harga dari
suatu produk sangat dipengaruhi oleh perilaku dari konsumen itu sendiri. Sementara
perilaku konsumen menurut Philip Kotler dalam Kotler and Keller (2006),
dipengaruhi 4 aspek utama yaitu budaya, sosial, personal (umur, pekerjaan, kondisi
Sedangkan menurut Schiffman & Kanuk (2000) persepsi adalah suatu proses
mahal, murah atau biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena
dan kondisi individu. Dalam kenyataan konsumen dalam menilai harga suatu produk,
sangat tergantung bukan hanya dari nilai nominal secara absolute tetapi melalui
persepsi mereka pada harga ( Nagle & Holden, 1995) dalam Isman Pepadri (2002).
harga).
17
pembeli cenderung untuk selalu melakukan evaluasi terhadap perbedaan harga antara
harga yang ditawarkan terhadap harga dasar yang diketahui. Sebagai contoh, Suatu
nilai harga yang lebih tinggi dianggap suatu hal yang relevan dan rasional, sehingga
konsumen dapat menerima tawaran harga pada tiap-tiap produk jasa yang ditawarkan
bahwa persepsi konsumen terhadap perubahan harga tergantung pada presentase dari
perubahaan harga tersebut, bukan terhadap perbedaan absolutnya dan besaran harga
baru tersebut tetap berada pada “ acceptable price” (Isman Pepadri,2002). Faktor lain
yang mempengaruhi persepsi terhadap kewajaran suatu harga adalah price references
yang dimiliki oleh pelanggan yang didapat dari pengalaman sendiri (internal price)
dan informasi luar yaitu iklan dan pengalaman orang lain (external references price).
yang sama.
(acquisition utility) apabila harga tersebut dikaitan dengan keuntungan atau kerugian
keuangan yang didapat dari perbedaan antara internal reference prices dengan harga
2.2.3 Hipotesis
Dalam industi jasa, setiap perusahaan harus memiliki tujuan pelayanan yang
sangat memuaskan dalam melayani setiap pelanggan. Minat beli konsumen terhadap
suatu produk atau jasa dapat terwujud setelah setiap individu-individu konsumen
menerima produk atau jasa yang sesuai dengan harapan mereka. Beberapa faktor
yang mempengaruhi minat beli konsumen antara lain adalah harga produk jasa itu
sendiri, tingkat kualitas pelayanan yang ditawarkan dari citra produk itu sendiri.
Menurut Bei, Lien-Ti & Yu-Ching Chiao (2001) dalam An Integrated Model
for the Effects of Perceived Product, Perceived Service Quality, and Perceived Price
Kualitas Produk, Harga, dan Isi Extra Produk Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra
Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Maju Bersama Jl. Mangkubumi
Medan maka dapat diambil asumsi untuk jasa penerbangan murah ini.
19
Pengaruh harga atas produk atau jasa yang diberikan khususnya di Indonesia
sangatlah berpengaruh terhadap minat beli dari konsumen itu sendiri. Di Negara
berkembang seperti Indonesia besar kecilnya nilai suatu harga dapat dinilai sebagai
kualitas pelayanan jasa yang diberikan oleh perusahaan, masyarakat Indonesia masih
beranggapan terbang itu adalah sesuatu yang mahal dan mewah. Maka dari itu, jika
ada maskapai penerbangan yang menawarkan harga tiket yang murah mereka sudah
dapat dipastikan ingin mencobanya, dan hal ini menimbulkan minat beli konsumen
berikut:
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan
Menurut Juran (dalam Suardi 2003:3), mutu berarti kesesuaian dengan pengguna.
Sedangkan mutu menurut ISO 9000:2000 yang mengatur definisi dan kosakata
Kualitas (mutu) menurut Kotler (2002:67) adalah keseluruhan ciri serta sifat
karakteristik atau sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada
jasa dan spesifikasi kualitas jasa. Kesenjangan terjadi antara lain karena
Yaitu perbedaan presepsi antara jasa yang di rasakan dan yang diharapkan
Peneliti dari Texas University A&M dan kemudian dikuatkan dalam penelitian
konsumen.
dipercaya dimiliki para staf, bebas dari bahaya resiko dan keragu-raguan.
Cara mengukur kualitas jasa dapat berfokus pada dua macam riset: riset
komplain konsumen, survei purna jual, wawancara kelompok fokus, dan survei
mengenai kelemahan dan kekuatan perusahaan, serta kinerja karyawan, dan juga
dapat menilai kinerja jasa pesaing dan dapat dijadikan basis perbandingan (Tjiptono,
294:2002).
2.3.2 Hipotesis
Kualitas pelayanan akan membentuk persepi kualitas dari suatu produk atau
jasa dimata konsumen. Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau
jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh langsung
kepada minat beli konsumen kepada jasa yang diberikan oleh suatu perusahaan.
Kualitas pelayanan ini sangat penting bagi konsumen karena negative atau positifnya
suatu pelayanan jasa tergantung dari bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan
Customer Service Innovation yang meneliti kualitas pelayanan yang diberikan oleh
Maskapai Penerbanagan Singapore Airlines. Layanan yang diberikan oleh ini sangat
jasa penerbanagan SQ dan mendapatkan point yang dapat ditukarkan untuk hotel
maupun penerbangan dengan SQ seraca gratis. Layanan Singapore Airline ini dapat
digunakan juga sebagai asumsi untuk kualitas pelayanan terhadap minat beli
(intentions to buy)
Definisi Merek menurut (Aaker, 1991, h.2), adalah cara membedakan sebuah
nama dan/atau simbol seperti logo, trademark, atau desain kemasan yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasikan produk atau jasa dari satu produsen atau satu
kelompok produsen dan untuk membedakan produk atau jasa itu dari produsen
pesaing.
Menurut Kotler (2003,p94) brand adalah sebuah symbol yang kompleks yang
1. Atribut (Attributes)
atribut yang terdapat di dalam merk itu sendiri. Contoh: berkualitas, elegan,
tahan lama.
2. Manfaat (Benefit)
Atribut dari sebuah merk tersebut harus dapat diterjemahkan dalam bentuk
manfaat baik dari sisi fungsi maupun emosi. Contoh: atribut berkualitas
3. Nilai (Value)
Sebuah merk dapat turut serta memberikan nilai lebih bagi produsennya.
4. Budaya (Culture)
5. Personal (Personality)
6. Pemakai (User)
Tag Heuer sesuai untuk jenis konsumen yang sudah matang atau mapan,
baik dari segi usia maupun pekerjaan, misalnya top eksekutif yang berusia
nilai tambah yang diberikan terhadap suatu produk merk tertentu dipasaran.
produk “bisa dirasakan” (sporty, mewah, high technology) dan perasaan itu cocok
Penilaian subjektif dari kostumer dan tak berwujud dari merk, di atas dan
melampaui nilai obyektik yang dirasakan (Keller, p.83), mengelola brand equity
membutuhkan perspektif jangka panjang yang luas dari sebuah merk. Sebuah
pandangan yang luas dari brand equity sangat penting, terutama ketika perusahaan
menjual beberapa produk dan beberapa merk di beberapa pasar (Keller, p.283).
elemen, yaitu :
diharapkan.
merk produk.
terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap
merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan
dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif
asosiasi yang ada dalam benak konsumen terhadap suatu merek, biasanya
terorganisasi menjadi suatu makna . Hubungan terhadap suatu merek akan semakin
kuat jika didasarkan pada pengalaman dan mendapat banyak informasi. Citra atau
ataupun tidak. Citra yang terbentuk dari asosiasi inilah yang mendasari dari
Konsumen lebih sering membeli produk dengan merek yang terkenal karena merasa
lebih nyaman dengan hal-hal yang sudah dikenal, adanya asumsi bahwa merek
terkenal lebih dapat diandalkan, selalu tersedia dan mudah dicari, dan memiliki
kualitas yang tidak diragukan, sehingga merek yang lebih dikenal lebih sering dipilih
Menurut Davis (2000, h.53-72), citra merek memilki dua komponen, yaitu:
janji- janji yang dibuat oleh merek tersebut, positif maupun negatif, dan
konsumen dari merek tersebut. Suatu merek memiliki akar yang kuat,
2.4.3 Hipotesis
Jika dihubungkan antara harga dan kualitas pelayanan maka terkait erat
dengan citra merek(brand image) itu sendiri. Karena dari citra merek itu konsumen
dapat melihat dari segi kualitasnya maupun dilihat dari segi harga produk dan jasanya
29
bahwa harga penerbangan dengan SQ ini sangat mahal tetapi segi kualitas pelayanan
pembelian mobil Toyota kijang Inova pada PT. Agung Automall Pekanbaru dapat
menjadi asumsi bahwa penerbangan murah juga menpunyai citra produk masing
berikut :
angkutan udara, navigasi, penerbangan serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum
lainnya”.
security) . Menurut pasal tersebut keamanan penerbangan adalah “suatu keadaan yang
30
Dalam dunia penerbangan, terdapat tiga hal yang saling berkaitan, yaitu
Suherman, ada berbagai faktor yang yang akhirnya berkombinasi menentukan ada
yang merupakan sifat-sifat pesawat yang sedemikian rupa sehingga saat terjadi
kecelakaan yang seharusnya survivable tidak didapati penumpang yang terluka parah,
selanjutnya adalah kelaik udaraan yang berkenaan pada saat pengoperasian pesawat,
dan yang ketiga adalah perawatan pesawat. Kemudian berkenaan dengan personel
atau awak pesawat, adanya pendidikan dan latihan, lisensi, kesehatan serta batas
31
waktu terbang, menjadi upaya yang penting sebagai antisipasi dan optimalisasi
kesiapan terbang .
Prasarana berupa bandar udara dengan segala alat bantu , dari mulai navigasi
yang menggunakan alat mutakhir hingga ruang tunggu yang nyaman bagi calon
penumpang. Kriteria alat dan fasilitas dari bandar udara akan menentukan klasifikasi
baik buruknya atas bandar udara. Selain bandar udara juga ada prasarana lainnya
adalah rambu-rambu lalu-lintas udara dan alat bantu navigasi di luar pelabuhan udara
yang perlu diperhatikan perawatanya. Selain itu prasarana juga sangat berhubungan
Selain faktor tersebut, masih ada faktor lingkungan atau alam . Seperti cuaca
yang tidak menentu sebagai akibat perubahan iklim juga merupakan faktor yang kuat
pengelolaan (management).
jawab semua unsur baik langsung maupun tidak langsung, baik regulator, operator,
konseptual tersebut perlu diwujudkan, salah satu caranya adalah dengan adanya
sebagai berikut:
pengangkut kepada pihak kedua (penumpang dan pemilik barang kiriman) dan
besaran nilai ganti rugi, dan tanggung jawab pihak ketiga dan besaran nilai
ganti rugi . Sebagian ketentuan dalam Ordonansi Nomor 100 Tahun 1939
barang kiriman) dan besaran nilai ganti rugi, dan (2) tanggung jawab pihak
Penerbangan
pelaksana yang lebih rinci dan teknis yang merupakan petunjuk pelaksanaan
Penerbangan
transportasi dan seolah telah menjadi berita yang wajar sehari-hari di media
sini lebih sedikit tetapi dampak kecelakaan yang lebih jauh, membuatnya
Indonesia Nomor 21 Tahun 1992, artikel-artikel yang relevan dalam tulisan ilmiah
populer maupun yang terdapat dalam annal of air and space law, usulan Tentara
iklim global, kasus kecelakaan pesawat serta bahan dan hasil workshop yang
2.5.1 Hipotesis
penerbangan . Dalam penerbangan faktor keselamatan ini adalah hal yang terpenting
karena menyangkut keselamatan beribu- ribu jiwa manusia . Selain harga dan kualitas
produk jasa harus juga dipandang dari segi keselamatan jangan hanya memandang
sangat baik begitu juga keselamatan (Safety) yang diperoleh oleh dari penerbangan
of Human Service yang meneliti tentang keamanan makanan yang setiap masyarakat
harus memilih makanan yang baik untuk dikonsumsi maka asumsi ini belaku untuk
penerbangan dimana setiap pengguna jasa layanan penerbangan harus melihat dari
(intentions to buy)
36
Salah satu cirri perusahaan yang bersikap aktif terrhadap pasar adalah
membeli para pelanggan atas suatu barang dan jasa yang mereka jual. Termasuk
dalam motivasi pembelian adalah manfaat yang dibutuhkan atau yang diinginkan
pelanggan sehingga menyebabkan mereka membeli barang atau jasa yang dijual.
Motivasi pembelian juga dapat diartikan sebagai hal atau sebab yang mendorong
diukur melalui lima indikator berupa variabel teramati yang diadaptasi dari penelitian
Percy (2005), yaitu: keinginan membeli, berencana membeli, berharap membeli, akan
Menurut Ernest (1991) dalam Sutejo (2002) dalam Sutejo (2002) bahwa
motivasi pembelian pelanggan terdiri atas berbagai macam hal dan dapat digolongkan
1. Motivasi pembelian yang bersifat emosional, adalah hal atau sebab yang
mengkonsumsi jasa seperti mengunakan jam tangan Tag heuer atau dalam
2. Motivasi pembelian yang bersifat rasional, yaitu hal atau sebab bersifat
membeli produk.
Selain diatas akan dibahas mengenai motif motif pembelian yaitu para calon
pembeli memiliki motif- motif pembelian yang mendorong mereka untuk melakukan
pembelian atas barang atau jasa tertentu. Motif pembelian ada tiga macam yaitu :
misalnya, kalau orang mau makan pasti orang tersebut akan mencari nasi.
ditunjukkan kepada tempat atau took tertentu. Pemilihan ini dapat timbul
Ada juga kebiasaan membeli yaitu dengan maksud waktu kapan seorang suka
melakukan belanja pada awal bulan karena baru mendapatkan gaji atau bahkan saat
pembelian konsumen, dalam hal ini terhadap pelayanan jasa yang diberikan oleh
perusahaan penerbangan murah . Untuk itu, penelitian ini akan menganalisis tentang
sejauh mana faktor-faktor seperti harga, kualitas pelayanan dan brand image
Persepsi
Harga
Kualitas
Minat
Beli
Safety
(keselamatan)
Brand
Image