Anda di halaman 1dari 2

III.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman tahunan merupakan jenis tanaman yang tergolong dalam tanaman herba dan
memiliki batang yang berkayu yang umumnya memiliki umur untuk hidup lebih dari 2 tahun.
Tanaman tahunan atau yang biasa disebut sebagai Perennial crops terbagi kedalam dua
kelompok yaitu short-lived perennials hidup selama 3-5 tahun dan long-lived perennials
dengan umur lebih dari 5 tahun (Miller and Gross, 2011). Kakao(Theobroma cacao L.)
,merupakan jenis tanaman yang sangat penting dan tumbuh di hutan hujan tropis dan diketahui
sebagai anggota dari family Malvaceae dan merupakan tanaman yang berasal dari daerah
amerika selatan (Zhang dan Motilal, 2016). Tanaman kakao yang termasuk kedalam long-
lived perennials merupakan jenis tanaman yang mampu menghasilkan biji yang digunakan
sebagai bahan baku dalam pembuatan coklat yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan
merupakan komoditas ekspor andalan Indonesia. Mutu biji kakao merupakan salah satu hal
terpenting dalam menentukan tingkat harga di pasar internasional. Industri makanan dan
minuman sebagai pengguna terbesar biji kakao menetapkan berbagai syarat yang ketat dari
aspek citarasa dan keamanan pangan (Ariyanti, 2017). Untuk mendapatkan kakao yang
berkualitas makaharus dihasilkan dari tanaman yang bermutu dan berkualitas dan dimulai dari
tahap awal yaitu persiapan bahan tanam.
Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan biji sebagai benih secara generatif maupun
perbanyakan dengan vegetatif. Benih kakao adalah benih yang tidak memiliki dormansi
(istirahat) atau biasa disebut rekalsitran. Setelah masak fisiologis, buah langsung dapat
berkecambah sehingga tidak tahan lama dalam tahap penyimpanan (Rahardjo, 2011). Kualitas
dari suatu benih dapat dilihat dari uji konvensional yang umum dilakukan yaitu gaya
berkecambah dan Indeks Vigor. Gaya berkecambah untuk mengetahui persentase dari total
keseluruhan biji yang mampu berkecambah. Sementara, indeks vigor merupakan tingkat
keseragaman biji saat berkecambah sehinggga diharapkan pada saat menjelang panen juga pada
waktu yang hampir bersamaan. Penurunan kualitas dari biji salah satunya viabilitas benih dapat
disebabkan oleh Letak biji dalam buah kakao yang digunakan sebagai benih kakao yang
berasal dari bagian bawah buah kakao mempunyai viabilitas yang lebih rendah (Prihastanti,
2015).
Daftar pustaka

Ariyanti,M. 2017. Karakterisasi mutu biji kakao (Theobroma cacao L.) dengan perlakuan
waktu fermentasi berdasarkan SNI 2323-2008. Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol
12(1):34-42

Miller, A.J. and B. L. Gross. 2011. FROM FOREST TO FIELD: Perennial fruit crop
domestication. American Journal of Botany 98(9): 1389–1414.

Prihastanti, E. (2011). Perkecambahan Biji dan Pertumbuhan Semai Kakao (Theobroma cacao
L.) Asal Sulawesi Tengah yang Dibudidayakan di Kabupaten Banyumas Jawa
Tengah. BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA, 19(1).

Prihastanti,E. 2015. Perkecambahan Biji dan Pertumbuhan Semai Kakao (Theobroma cacao
L.) Asal Sulawesi Tengah yang Dibudidayakan di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.
Jurnal Biologi FMIPA Undip Vol 1(2):8-15.

Rahardjo, P. 2011. Menghasilkan Benih dan Bibit Kakao Unggul. Penebar Swadaya Publisher,
Jakarta.

Zhang, D. and L. Motilal. 2016. Origin, Dispersal, and Current Global Distribution of Cacao
Genetic Diversity. Cocoa Research Centre, The University of the West Indies, St.
Augustine, Trinidad and Tobago.

Anda mungkin juga menyukai