Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Infeksi Menular Seksual

Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit yang


disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin
yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis
ataupun sesama jenis.

Terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba(bakteri, virus, dan parasit) yang dapat
ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah
infeksi gonorrhea, chlamydia, syphilis,trichomoniasis, chancroid, herpes genital,
infeksi human immunodeficiensy virus (HIV) dan hepatitis B. HIV dan syphilis juga
dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan dan kelahiran, dan juga
melalui darah serta jaringan tubuh.

Etiologi Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual dapat diklasifikasikan berdasarkan agen


penyebabnya, yakni:

a. Dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum,


Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis,
Gardnerella vaginalis, Salmonella sp, Shigella sp, Campylobacter sp,
Streptococcus group B, Mobiluncus sp.
b. Dari golongan protozoa, yakni Trichomonas vaginalis, Entamoeba
histolytica, Giardia lamblia,
c. Dari golongan virus, yakni Human Immunodeficiency Virus(tipe 1 dan 2),
Herpes Simplex Virus (tipe 1 dan 2), Human papiloma Virus,
Cytomegalovirus, Epstein-barr virus, Molluscum contagiosum virus,
d. Dari golongan ektoparasit, yakni Phthirus pubis dan Sarcoptes scabei
Penularan Infeksi Menular Seksual

Sesuai dengan sebutannya cara penularan Infeksi Menular Seksual ini


terutama melalui hubungan seksual yang tidak terlindungi, baik pervaginal, anal,
maupun oral. Cara penularan lainnya secara perinatal, yaitu dari ibu ke bayinya, baik
selama kehamilan, saat kelahiran ataupun setelah lahir. Bisa melalui transfuse darah
atau kontak langsung dengan cairan darah atau produk darah. Dan juga bisa melalui
penggunaan pakaian dalam atau handuk yang telah dipakai penderita Infeksi Menular
Seksual (IMS).

Perilaku seks yang dapat mempermudah penularan IMS adalah :

1. Berhubungan seks yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom).


2. Gonta-ganti pasangan seks.
3. Prostitusi.
4. Melakukan hubungan seks anal (dubur), perilaku ini akan menimbulkan luka
atau radang karena epitel mukosa anus relative tipis dan lebih mudah terluka
disbanding epitel dinding vagina.
5. Penggunaan pakaian dalam atau handunk yang telah dipakai penderita IMS

Jenis-Jenis Infeksi Menular Seksual

Secara garis besar Infeksi Menular Seksual dapat dibedakan menjadi empat
kelompok, antara lain:

a. IMS yang menunjukkan gejala klinis berupa keluarnya cairan yang keluar
dari alat kelamin, yaitu penyakit Gonore dan Uretritis Non Spesifik(UNS)
b. IMS yang menunjukkan adanya luka pada alat kelamin misalnya penyakit
Chanroid(Ulkus mole), Sifilis, LGV, dan Herpes simpleks.
c. IMS yang menunjukkan adanya benjolan atau tumor, terdapat pada
penyakit Kondiloma akuminata.
d. IMS yang memberi gejala pada tahap permulaan, misalnya penyakit
Hepatitis B.
Gejala-Gejala Umum Penyakit Menular Seksual.

Pada anak perempuan gejalanya berupa:

a. Cairan yang tidak biasa keluar dari alat kelamin perempuan warnanya
kekuningan-kuningan, berbau tidak sedap.
b. Menstruasi atau haid tidak teratur.
c. Rasa sakit di perut bagian bawah.
d. Rasa gatal yang berkepanjangan di sekitar kelamin.

Pada anak laki-laki gejalanya berupa:

a. Keluarnya darah saat kencing.


b. Rasa sakit saat pipis
c. Keluarnya nanah dari penis.
d. Adanya luka pada alat kelamin.
e. Rasa gatal pada penis atau dubur.

Pencegahan Infeksi Menular Seksual


Adapun upaya pencegahan Infeksi Menular Seksual yang dapat dilakukan
adalah:

a. Tidak melakukan hubungan seks jika belum menikah.


b. Menjaga perilaku seksual (seperti: penggunaan kondom).
c. Bila sudah berperilaku seks yang aktif tetaplah setia pada pasngannya.
d. Hindari penggunaan pakaian dalam serta handuk dari penderita IMS.
e. Tawakal pada Tuhan Yang Maha Esa.
f. Bila Nampak gejala-gejala IMS segera ke dokter atau petugas kesehatan
setempat.
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual

Penanganan pasien infeksi menular seksual terdiri dari dua cara, bisa dengan
penaganan berdasarkan kasus(case management) ataupun penanganan berdasarkan
sindrom (syndrome management). Penanganan berdasarkan kasus yang efektif tidak
hanya berupa pemberian terapi antimikroba untuk menyembuhkan dan mengurangi
infektifitas mikroba, tetapi juga diberikan perawatan kesehatan reproduksi yang
komprehensif. Sedangkan penanganan berdasarkan sindrom didasarkan pada
identifikasi dari sekelompok tanda dan gejala yang konsisten, dan penyediaan
pengobatan untuk mikroba tertentu yang menimbulkan sindrom.

Penanganan infeksi menular seksual yang ideal adalah penanganan


berdasarkan mikrooganisme penyebnya. Namun, dalam kenyataannya penderita
infeksi menular seksual selalu diberi pengobatan secara empiris.

Antibiotika untuk pengobatan IMS adalah:

1. Pengobatan gonore: penisilin, ampisilin, amoksisilin, seftriakson, spektinomisin,


kuinolon, tiamfenikol, dan kanamisin.
2. Pengobatan sifilis: penisilin, sefalosporin, termasuk sefaloridin, tetrasiklin,
eritromisin, dan kloramfenikol.
3. Pengobatan herpes genital: asiklovir, famsiklovir, valasiklovir.
4. Pengobatan klamidia: azithromisin, doksisiklin, eritromisin.
5. Pengobatan trikomoniasis: metronidazole.
Resisten adalah suatu fenomena kompleks yang terjadi dengan pengaruh dari
mikroba, obat antimikroba, lingkungan dan penderita. Resisten antibiotika
menyebabkan penyakit makin berat, makin lama menderita, lebih lama di rumah
sakit, dan biaya lebih mahal.

Komplikasi Penyakit Menular Seksual

Suatu studi epidemiologi menggambarkan bahwa pasien dengan infeksi


menular seksual lebih rentan terhadan HIV. Infeksi menular seksual diimplikasikan
sebagai faktor yang memfasilitasi penyebaran HIV.

Anda mungkin juga menyukai