Anda di halaman 1dari 5

Perjalanan darat dari Johor

Bahru kembali ke Singapore


December 26, 2017 Delftenaren Leave a comment

Johor Bahru merupakan tempat wisata yang cukup banyak dikunjungi turis dari
mancanegara. Karena lokasinya yang sangat berdekatan dengan Singapore, cukup
banyak turis yang berada di Singapore meluangkan waktu untuk berkunjung ke
Johor Bahru, kemudian melakukan perjalanan darat dari Johor Bahru kembali ke
Singapore. Saya akan memberikan informasi untuk melakukan perjalanan ini.

Perjalanan kembali ke Singapore, saya melalui Johor Bahru Checkpoint, sama


seperti saya masuk dari Singapore. Ketika sudah sampai di Johor Bahru Checkpoint,
cukup rumit untuk menuju loket imigrasi karena tidak cukup petunjuk dan bahkan
kurang sekali petugas yang membantu para turis untuk menuju imigrasi JB. Cobalah
untuk bertanya atau mencari petunjuk menuju imigrasi Johor Bahru. Bagi traveler
yang masuk ke JB dari Woodlands Singapore, akan sedikit bingung ketika kalian
berencana untuk kembali ke Singapore. Karena ternyata, loket imigrasi yang kita
harus lalui untuk keluar dari Malaysia, adalah loket yang sama persis dengan loket
imigrasi pada saat kita masuk ke Malaysia. Jadi di loket tersebut, mereka punya 2
cap, yaitu cap arival dan departure. Setelah kita bertanya di petugas imigrasi,
dijelaskan bahwa loketnya memang sama. Jadi sedikit lucu dan aneh juga kalau
pintu masuk dan keluar sama, salah jalan kita balik lagi masuk ke Malaysia sebagai
pendatang gelap karena pasport sudah dicap departure. Setelah melewati imigrasi
terdapat dua pintu untuk menuju bus atau teksi yang menuju ke dalam Johor Bahru,
Malaysia dan ada pintu untuk menuju bus yang mengantar kita menyebrangi
jembatan menuju Singapore. Jangan salah jalan ya.. Sangat-sangat
membingungkan dan aneh!!

Setelah akhirnya dengan bingung-bingung tanya sana-sini tanpa mendapatkan


penjelasan berarti, kita menuju tempat pemberhentian bus, dan mencari loket CW2,
yang akan menuju ke Queen Street Singapore. Di Loket ini harap siakan uang pas
sebesar RM 3.40 karena petugas Causeway Link, menyatakan tidak ada uang
kembalian. Alasan yang sangat tidak masuk akal. Memang pembayaran dilakukan
diatas bus pada saat masuk, tapi tetap tidak masuk akal pernyataan petugas
tersebut karena uang tiket mereka terima bukan masuk ke dalam kotak. Mereka juga
menerima uang SGD, tapi lagi-lagi, harga yang harus dibayar adalah sebesar SGD
3, yang mana berarti kita membayar 3 kali lebih mahal jika dibandingkan kita
membayar dengan RM. Tiket jangan sampai hilang, karena nanti akan ditunjukkan
pada saat mau naik bus dari Woodlands Checkpoint.

Perjalanan dari JB Checkpoint ke Woodlands sangat cepat, sekitar 10 menit


menyebrangi jembatan, kemudian turun untuk proses arival di imigrasi Singapore.
Disini kita di haruskan untuk mengisi arival dan departure imigration card, harap
menyiapkan pulpen sendiri. Karena imigrasi ini sangat berbeda jika di bandingkan
dengan imigrasi yang ada di bandara Changi. Tidak disediakan pulpen untuk
menulis.

Menurut saya imigrasi Woodlands ini sangat tidak nyaman untuk kita masuk ke
Singapore. Ketika saya mengantri di imigrasi bersama dengan istri, posisi istri
berada di depan saya sehingga masuk lebih dahulu ke loket imigrasi, Berbeda
dengan biasanya petugas banyak menanyakan pertanyaan2. Seperti datang ke
Singapore bersama dengan siapa. Ketika dijelaskan datang bersama suami,
petugas menanyakan berapa lama di Singapore lalu tinggal di hotel mana, tiket
pulang ke Jakarta sudah pesan atau belum, tetapi anehnya saat mau ditunjukan
booking tiket pesawat yang ada di hp istri petugas menolak untuk melihatnya.
Sebenarnya pertanyaan umum tapi sepertinya dia sedikit heran karena kami hanya
pulang pergi ke Malaysia dan kemudian balik ke Singapore lagi pada hari yang
sama. Ketika istri sudah lolos dari imigrasi, ternyata saat giliran saya tidak lolos dari
loket imigrasi, kemudian ditahan dan dibawa ke kantor security immigration di lantai
atas untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Ternyata disana sudah cukup ramai para
turis yang “terciduk” oleh petugas imigrasi tanpa alasan yang jelas. Turis ataupun
pekerja yang terciduk berasal dari berbagai macam negara dan juga multi etnis. Ada
juga pekerja yang memang ada masalah dengan ijin bekerja karena sudah
melampaui batas masa tinggal di Singapore.

Setelah 30 menit di ruang tunggu, saya dipanggil petugas, masih di ruang tunggu,
kemudian ada banyak pertanyaan seputar tujuan kunjungan, berapa hari akan ada
di singapore, menginap dimana, tiket pulang harap ditunjukkan dll. Setelah itu
diminta untuk menunggu lagi. Selama dalam penantian, terlihat sekali ketidak
ramahan dari petugas imigrasi disini terhadap para pendatang. Beberapa turis yang
sudah lama menunggu, akhirnya di panggil masuk ke ruangan. Kemudian keluar dari
ruangan, kemudian diminta menunggu lagi. Dari para turis yang “diamankan”
tersebut, rata-rata datang dengan keluarga, tapi yang dipanggil hanya suami saja.
Istri dibiarkan lolos, tapi suami ditahan. Untuk pergi ke kamar kecil pun di kawal oleh
petugas, layaknya tahanan polisi yang khawatir bahwa tawanannya akan melarikan
diri. Sangat menjengkelkan dan tidak nyaman. Akhirnya saya dipanggil lagi masuk
ke ruangan, ditanya lagi hal yang sama. Ditanya juga bawa uang RM dan SGD
berapa banyak, sampai diminta KTP juga oleh petugas ini. Benar2 KTP DKI Jakarta
lho.. hehehe untung saya WNI ya bukan WN Thailand yang ID nya bisa saja alfabet

Thai.. setelah itu disuruh kembali ke ruang tunggu. Kemudian di panggil


petugas imigrasi lagi untuk melakukan fingerprint check, baru kemudian di lepas
untuk masuk ke Singapore. Proses “penahanan” saya sekitar 2.5 jam..

Bayangkan..

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika kita bepergian ke luar negeri, antara
lain selalu siapkan tiket pulang, booking hotel, di masing-masing turis. Jika tidak di
print, siapkan di HP dalam bentuk offline, sehingga bisa ditunjukkan walaupun tidak
terkoneksi internet. Karena dalam perjalanan bersama keluarga keluar negeri
biasanya tidak semua HP yang didaftarkan untuk roaming international ataupun
menggunakan prepaid internet lokal, sisanya menggunakan hotspot atau wifi

gratisan . Alhamdulillah saya masih beruntung karena membawa HP pinjaman


dari hotel saya menginap, yang ada fasilitas internet sehingga bisa menghubungi

istri diluar yang sedang menunggu dengan panik . Sekali lagi penting sekali
menyimpan data dalam bentuk offline, sehingga ketika suami atau istri ditahan di
imigrasi secara terpisah, kita bisa menunjukkan data-data penting yang diminta
petugas seperti tiket pulang, booking hotel, dan mungkin surat undangan dari
perusahaan setempat jika kita dalam perjalanan dinas.
Setelah 2,5 jam menunggu tidak jelas di kantor imigrasi, tibalah saatnya untuk
melanjutkan perjalanan ke Singapore dengan melakukan antrian sesuai dengan tiket
bus yang sudah kita beli pada saat ini Johor Bahru. Antrian CW2 yang menuju
Queen Street cukup panjang. Karena mungkin saat itu malam Natal sehingga tidak
secepat pagi hari karena terkena kemacetan di Johor Bahru. Karena mengejar
waktu saat antrian masuk bus tepat giliran kami bus telah penuh hanya tersedia
posisi berdiri, petugas menawarkan mau berdiri atau menunggu bus selanjutnya
datang. Kami putuskan untuk ikut bus tadi gapapalah berdiri yang penting cepat
sampai hotel karena sudah malas banget liat tulisan immigration check point..
hahaha..

Dalam pengalaman yang menarik ini, ada satu keluarga yang senasib dengan saya
saat itu, kebetulan WNI juga, akhirnya mereka tidak bisa mengikuti ibadah misa
malam Natal di Singapore karena salah satu anggota keluarganya tertahan di
imigrasi tanpa alasan yang jelas. Iya mungkin hanya terkena random check di
imigrasi, tetapi sangat disayangkan jika harus membuang waktu hingga 2,5 jam
hanya untuk melakukan pemeriksaan normal seperti layaknya di imigrasi yang
reguler.

Demikian adalah informasi bagi kalian yang akan pulang ke Singapore dari Johor
Bahru dengan menggunakan transportasi darat yang relatif murah dan cepat (jika

tidak terkena “random check”)

Anda mungkin juga menyukai