ii
RINGKASAN
iii
SUMMARY
iv
PRAKATA
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kandungan utama SiO2 dan Al2O3 yang mempunyai sisi aktif sehingga
dimungkinkan digunakan sebagai adsorben logam berat tetapi untuk meningkatan
kapasitas adsorbsi dengan di-treatment menjadi geopolimer.
Limbah logam berat dapat membuat pencemaran lingkungan dan berdampak
buruk bagi kesehatan. Logam Cu memiliki efek racun bagi manusia sehingga
dapat mengakibatkan keterbelakangan mental , anemia, arthritis, hipertensi,
nausea/ muntah muntah, hiperaktif, skizofrenia, insomnia, autisme, radang liver,
dan masalah jantung (Ariffin dkk., 2017).
Pemanfaatan fly ash sebagai bahan baku pembuatan geopolimer yang
berfungsi sebagai adsorben dapat menyelesaikan dua masalah secara bersamaan,
limbah fly ash yang termasuk dalam limbah B3 dan limbah logam Cu di
lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Pengunaan fly ash sebagai bahan baku pembuatan adsorben sudah banyak
digunakan dan memiliki kemampuan yang baik dalam mengadsorbsi logam berat
seperti logam Cu. Limbah logam Cu yang terdapat pada pipa air, pemanas air
tembaga, kaleng, dan botol dapat menyebabkan dampak buruk seperti
keterbelakangan mental, anemia, arthritis, dan autism. Penelitian ini bertujuan
untuk membuat geopolimer yang berfungsi sebagai adsorben dengan bahan baku
fly ash untuk menyerap logam Cu dan menganalisa pengaruh waktu kontak, Ph
dan jumlah adsorben terhadap adsorpsi logam Cu.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Membuat geopolimer dengan bahan baku fly ash yang dimanfaatkan sebagai
adsorben.
2. Menganalisa adsorben berbahan dasar geopolimer untuk mengadsorbsi logam
Cu.
3. Mempelajari pengaruh jumlah adsorben, waktu kontak, dan pH terhadap
adsorbsi logam Cu.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Mampu mengurangi jumlah limbah logam Cu dan fly ash pada lingkungan.
2. Mampu menganalisa pengaruh jumlah adsorben, waktu kontak, dan pH
terhadap adsorbsi logam Cu.
3. Mahasiswa mampu pengaruh jumlah adsorben terhadap adsorbsi logam Cu.
2
BAB II
2.1 Fly Ash
Menurut Choudhary (2017), fly ash adalah hasil samping dari pembakaran
batu bara pada pembangkit tenaga batu bara. Jumlah fly ash yang terbentuk setiap
tahunnya mencapai jutaan ton. Fly ash merupakan bahan yang berbahaya bagi
keberlangsungan lingkungan sekitar, menurut Upe (2006), bahwa fly ash termasuk
limbah B3 dengan kode limbah nomor : D 223. Fly ash termasuk limbah B3 karena
mengandung logam berat dan serta silika yang dapat mengganggu saluran
pernapasan. Untuk mengurangi limbah fly ash, fly ash digunakan kembali untuk
dimanfaatkan sebagai berbagai macam bahan. Menurut Choudhary (2017), bahwa
fly ash dapat dimanfaatkan sebagai bahan semen, pengisi tambang, batu bata,
beton, bahan baku geopolimer dan lain lain. Dibawah ini merupakan gambar dari
fly ash.
3
Sumber : Choudary, 2017
2.2 Geopolimer
Geopolimer adalah salah satu bagian turunan dari material mirip keramik yang
diproduksi dengan reaksi geosintetis dari mineral aluminosilikat dengan larutan
basa pada temperature rendah (kurang dari 100°C). Beberapa bahan geopolimer
adalah fly ash, dolomit, zeolite, kaolinit. Geopolimer memiliki berbagai macam
kegunaan seperti material konstruksi hijau, keramik, pelapis, perekat, bahan tahan
api, anti korosif, adsorben, dll. Geopolimer ini memiliki sifat utama untuk
menurunkan secara drastis mobilitas ion logam berat, sehingga geopolimer dapat
digunakan sebagai adsorben logam berat (Ariffin, 2017).
4
spesifik dalam proses adsorpsi, tetapi adsorpsi isotermis digunakan untuk
menggambarkan mekanisme yang terjadi pada ion adsorbat ketika berinteraksi
pada permukaan adsorben.
Kinetika adsorpsi
1. Pseudo
𝑑𝑞𝑡
orde = 𝑘1 (𝑞𝑒 − 𝑞𝑡 ) qe dan qt adalah kapasitas
𝑑𝑡
pertama penyerapan saat kesetimbangan
5
pada waktu t, k1 adalah konstanta
kecepatan orde pertama
qe dan qt adalah kapasitas
2. Pseudo
𝑑𝑞𝑡 penyerapan saat kesetimbangan
orde = 𝑘1 (𝑞𝑒 − 𝑞𝑡 )2
𝑑𝑡 pada waktu t, k1 adalah konstanta
kedua
kecepatan orde kedua
Kc adalah konstanta kesetimbangan
, CA adalah konsentrasi fase padat
Dalam prosesnya, logam berat dalam konsentrasi tinggi dan rendah dapat
dihilangkan dan diminimalkan dengan adsorben. Selain itu, proses adsorpsi dapat
menghasilkan larutan berkualitas tinggi dan desain operasi yang fleksibel.
Adsorben yang digunakan dapat diregenerasi dengan proses desorpsi karena
memiliki karakteristik reverisble. Pemilihan adsorben merupakan hal yang
penting, adsorben harus memiliki kemampuan yang baik untuk menghilangkan
polutan dan bersifat ekonomis (Ariffin dkk., 2017).
2.4 Logam Berat
Logam berat merupakan salah satu limbah yang cukup memiliki dampak buruk
yang besar bagi lingkungan karena dapat terakumulasi dalam mahluk hidup dan
menyebabkan berbagai penyakit. Logam berat biasa terdapat pada leachate yang
merupakan cairan yang mengalir dan melarutkan limbah limbah yang dilewati dan
terikut terbawa aliran. Logam berat sulit untuk dihancurkan atau dihilangkan,
contoh dari logam berat adalah besi, tembaga, kadmium, mangan, raksa, nikel,
perak, zink. Berbagai macam dan efek dari logam berat dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2.3 Sumber dan efek dari logam berat
Logam Berat Sumber Efek
6
Tembaga Pipa air, pemanas air Keterbelakangan mental ,
tembaga, barang anemia, arthritis, hipertensi,
barang dengan bahan nausea/ muntah muntah,
baku tembaga seperti hiperaktif, skizofrenia,
kaleng, botol dll. Pil insomnia, autisme, radang
hormon, peptisida, liver, masalah jantung.
insektisida, dll
Nikel Limbah dari tambang Dermatis, myokarditis,
perak, elektroplating, encephalophaty, pulmonari
pengecoran bahan baku fibrosis, kanker paru paru,
zink, dan industri hidung dan tulang, sakit
baterai kepala, pusing, nausea, sakit
dada, dan asma.
Kromium Industri tekstil dan baja Ruam kulit, masalah
pernapasan, hemolisis, gagal
ginjal, imun sistem melemah,
kanker paru paru dll.
Timbal Industri tambang baja, Nausea, encephalophaty,
automobil, baterai, dan sakit kepala, sulit belajar,
cat. keterbalakangan mental,
hiperaktif, kerusakan ginjal ,
otot lemah, anoreksia,
fatigue.
Raksa Industri kloro-alkali, Tremor, keguguran, gagal
cat, kertas, tambang ginjal, nausea, buta dan tuli,
minyak, proses karet gingivitis, kerusakan
dan fertilisasi, baterai, kromosom, keterbelakangan
adesif penambal gigi, mental, ompong, seizures,
pelicin pakaian, lampu cerebral palsy, minamata.
fluoresein, peptisida,
kosmetik, farmasi
Sumber : Ariffin dkk. (2017)
7
8