Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1. Identifikasi Masalah

Pendidikan diyakini dapat meningkatkan kesadaran setiap manusia bahwa dirinya

merupakan bagian dari sebuah sistem dalam kehidupan yang diharapkan terus

berusaha memberikan hal yang positif kepada lingkungannya. Kondisi

pembelajaran yang terjadi selama ini khusunya yang berlangsung di kelas V SD

Negeri Mayanau pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam pembahasan

Menulis Karangan sederhana siswa mendapatkan hasil belajar di bawah KKM.

Hal tersebut terjadi akibat kurangnya antusias siswa untuk belajar serta kurang

bersemangat sehingga siswa hanya terfokus pada kesibukan masing-masing

dengan teman sebangkunya yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran

yang sedang berlangsung. Selain itu, proses pembelajaran yang diberikan guru

terhadap siswa tidak dapat membuat siswa menjadi tertarik untuk belajar, proses

pembelajaran yang dilakukan masih bersifat tradisional sehingga siswa menjadi

cepat bosan dan tidak mau mengikuti pembelajaran.

2. Analisis Masalah

Beberapa faktor penyebab dari permasalahan di atas yaitu siswa tidak disuguhkan

pada pembelajaran yang menyenangkan dengan kurangnya media yang

disuguhkan, siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas-tugas yang belum

tentu dia pahami, karena pada proses pembelajaran yang membosankan sehingga

siswa tidak bias mengembangkan pemikirannya dalam menulis karangan


sederhana menjadi lebih luas lagi. Hal ini menimbulkan kurangnya minat dan

antusias untuk belajar seahingga siswa lebih aktif pada kegiatannya sendiri, tidak

mau memperhatikan pembelajaran serta merta cepat bosan dalam mengikuti

pembelajaran.

Menurut Warsita (2008:85) Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat

peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik.

Untuk menuju hal tersebut, pembelajaran di harapkan penuh dengan dinamika

yang dapat mengaktifkan siswa, hal ini tentu memerlukan media pengajaran yang

menarik dan inovasi yang berkesinambungan meskipun media yang menarik tidak

identik dengan media yang mahal. Sepotong koran bekas yang sudah tidak

terpakai lagi bisa menjadi media yang sangat ampuh untuk menarik minat siswa

belajar dan mengetahui sesuatu. Media diperlukan karena belajar akan lebih baik

bila melibatkan banyak indera dan siswa akan menguasai hasil belajar dengan

optimal jika dalam belajar siswa dimungkinkan menggunakan sebanyak mungkin

indera untuk berinteraksi dengan isi pembelajaran.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Melihat dari permasalahan tersebut, tentunya perlu ada sebuah penelitian tindakan

kelas untuk membantu upaya perbaikan pembelajaran. Salah satu upaya perbaikan

pembelajaran yaitu dengan menggunakan media gambar yang menarik. Melalui

media gambar di harapkan siswa dapat lebih fokus dalam pembelajarannya, dan

dapat mengembangkan imajinasinya dalam membuat karangan sederhana. Seperti

halnya yang dikemukakan oleh sadiman

(1996:31) bahwa media gambar memiliki beberapa kelebihan yaitu :


1) Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika

dibandingkan dengan bahasa verbal.

2) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

3) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

4) Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk semua orang tanpa

memandang umur sehingga dapat mencegah atau membetulkan

kesalahpahaman.

5) Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan

Berdasarkan Latar belakang tersebut, penulis akan melakukan penelitian

tindakan kelas dengan mengambil judul “Peningkatan Kemampuan Menulis

Karangan Sederhana Melalui Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Kelas V di SD Negeri Mayanau”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka masalah pada

perbaikan pembelajaran ini yaitu : “Bagaimana cara meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana melalui media

gambar?”

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan utama yang ingin dicapai

dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini yaitu :

“Mendiskripsikan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampua

siswa dalam menulis karangan sederhana melalui media gambar.”

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, baik manfaat teoritis maupun manfaat

praktis.

a. Manfaat Teoritis

Dari segi teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

pengetahuan bagi pembaca, serta dapat digunakan sebagai literatur dalam

pelaksanaan penelitian di masa yang akan datang.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti

Perbaikan pembelajaran ini bermanfaat bagi peneliti untuk

mengembangkan disiplin ilmu tentang pelajaran Bahasa Indonesia dan

mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam

menulis karangan sederhana melalui media gambar.

2) Bagi Sekolah

Sebagai bahan kajian guru untuk mengetahi seberapa besar peningkatan

ketrampilan menulis karangan sederhana melalui media gambar di kelas III

pada mata pelajaran bahasa indonesia.

3) Bagi Guru

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam

menggunakan media pada materi menulis karangan sederhana mata

pelajaran Bahasa Indonesia.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Batasan tentang teori belajar yang dikemukakan para ahli tergantung sudut

pandang yang dipakai masing-masing dalam memberi arti belajar karena itu

banyak dijumpai pengertian-pengertian tentang belajar. Menurut Badawi

(1985:59) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh

perubahan tingkah laku baru individu secara keseluruhan sebagai hasil perjalanan

individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku itu terjadi

secara sadar, bersifat kontinyu, bersifat positif serta bertujuan dan berarah.

Seperti menurut Sudjana (2000:28) pengertian belajar adalah suatu proses yang

ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari

proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk perubahan pengetahuan,

pemahaman, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta

perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang sedang belajar.

Sedangkan menurut Sanjaya (2002:98), Belajar merupakan aktivitas sebagai

akibat dari perbuatan mengajar. Hal ini dapat diasumsikan bahwa tidak dapat

dikatakan seseorang telah mengajar apabila siswa yang diajar tidak belajar.

Dengan adanya pengertian-pengertian belajar di atas belajar dapat diartikan

sebagai tindakan atau usaha individu yang merupakan suatu proses dalam

berinteraksi dengan lingkungan agar memperoleh pengetahuan dalam rangka

mendapatkan perubahan tingkah laku baik yang berupa kognitif, afektif dan

psikomotor. Perubahan-perubahan tersebut bersifat kontinyu, positif, berarah dan


bertujuan serta terdapat dua aspek yang sama yaitu adanya perubahan tingkah laku

dan pengalaman yang mempengaruhi beberapa faktor, baik yang disadari maupun

yang timbul sendiri akibat praktek, pengalaman, latihan dan bukan secara

kebetulan, hal ini akibat dari proses mengajar.Menurut para pakar pendidikan,

praktek mengajar di sekolahsekolah pada umumnya lebih banyak berpusat pada

guru. Artinya bila guru mengajar ia lebih mempersiapkan dirinya supaya berhasil

dalam menyampaikan materi pelajaran. Ia harus menguasai materi, menguasai

metode mengajar, mampu melakukan evaluasi belajar dll, tanpa memperhatikan

bahwa siswa-siswanya dapat belajar atau tidak. Oleh karena itu istilah mengajar

yang dianggap berkonotasi “teacher centered”diganti dengan istilah pembelajaran.

Dengan ini guru diharapkan selalu ingat bahwa tugasnya adalah membelajarkan

siswa atau dengan kata lain membuat siswa dapat belajar untuk mencapai hasil

yang optimal. Menurut Rohani (1997:24) pembelajaran adalah usaha sadar guru

untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan

memproses pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Sesuai dengan pengertian

pembelajaran, yaitu usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar

mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Guru berfungsi

sebagai fasilitator, yaitu orang yang menyediakan fasilitas dan menciptakan

situasi yang mendukung agar siswa dapat mewujudkan kemampuan belajarnya.

2. Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja.

Oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran

adalah membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan

pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitas.
Tingkah laku itu meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang

berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media disebut juga alat-alat audio visual, artinya alat yang dapat dilihat dan

didengar yang dipakai dalam proses pembelajaran dengan maksud untuk membuat

cara berkomunikasi lebih efektif dan efisien. Menurut Yusufhadi (1986:56),

Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Sehingga media

mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi

belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.

Apapun yang disampaikan oleh guru sebaiknya menggunakan media, paling tidak

yang digunakannnya adalah media verbal yang berupa kata-kata yang diucapkan

dihadapan siswa.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Hamalik (1986:76) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam

proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran

akan sangat membantu keefektifan proses belajar mengajar dan penyampaian

pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Media pembelajaran juga dapat membantu

siswameningkatkan pemahaman, menyajikan dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.


3. Jenis Media Pembelajaran

Menurut Arief S. Sadiman (1990:28) bahwa jenis media yang

lazim dipakai dalam proses belajar mengajar khususnya di Indonesia yaitu :

1. Media Grafis

2. Media Audio

3. Media Proyeksi diam

4. Media audio visual

Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum

dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari pada tulisan,

apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan gambar

yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran. Di bawah ini beberapa pengertian media gambar,

diantaranya:

a. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam

bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya

bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque projector

(Hamalik, 1994:95).

b. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan

bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimanamana

(Sadiman,1996:29). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media

gambar adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda-benda,

pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yang di visualisasikan kedala bentuk

dua dimensi. Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan yang

berhubungan dengan pokok bahasan berhitung.


4. Fungsi Media Gambar

Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai

salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi

siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media

pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan

metode mengajar yang dipergunakan guru.

5. Kelebihan dan kelemahan media gambar adalah

a) Kelebihan media gambar adalah

 Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah,

jika dibandingkan dengan bahasa verbal.

 Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

 Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

 Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk semua orang

tanpa memandang umur sehingga dapat mencegah atau membetulkan

kesalahpahaman.

 Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan (Sadiman,1996:31).

b) Kelemahan media gambar adalah

 Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya

dapat terlihat oleh sekelompok siswa

 Gambar diintepretasikan secara personal dan subyektif.

 Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang

efektif dalam pembelajaran (Rahadi, 2003:27)


Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik media

pembelajaran yang efektif karena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara

jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata dan gambar.

C. Karangan Sederhana

1. Menulis Karangan

a. Pengertian Menulis (Mengarang)

Seperti halnya keterampilan berbahasa pada umumnya, keterampilan

menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa lainnya juga

mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis

seseorang dapat menyampaikan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud

tertentu. Menulis adalah menuangkan atau melukiskan lambang-lambang

grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang

sehingga orang lain dapat membaca lambang tersebut (Henri Tarigan,

2008:22)

Selain pendapat diatas masih ada pendapat lain yaitu menulis adalah

proses berfikir yang berkesinambungan, mulai dari mencoba, dan sampai

dengan mengulas kembali. (Saleh Abas, 2006:17)

Berdasarkan pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa menulis

dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melukiskan lambang

grafis yang dimengerti oleh penulis dan pembaca kedalam bentuk tulisan,

untuk menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, kehendak agar dipahami

oleh pembaca.

b. Mengarang

Mengarang adalah kegiatan yang sangat kompleks.


Mengarang dapat kita pahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan

seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa

tertulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud

penarang. Adapun menurut Burhan (1993:23) menulis itu sendiri adalah

proses perubahan bentuk pikiriran, angan-angan, perasaan dan sebagainya

menjadi wujud, lambang, tanda baca dan tulisan.

d. Kemampuan Mengarang dengan Penggunaan Tanda Baca dan Huruf Kapital.

1) Kemampuan Penggunaan Tanda Baca

Kemampuan yang dituntut dalam menggunakan ejaan dalam

mengarang berdasarkan gambar seri antara lain: kemampuan pungtuasi

(tanda baca), penulisan kata, pemakaian huruf.

2) Kemampuan Menggunakan Huruf Kapital

Penulisan huruf kapital pertama petikan berlangsung dipakai gelar

kehormatan, nama bangsa, suku dan bangsa, nama tahun, bulan, hari,

peristiwa sejarah, nama resmi, nama buku, surat kabar, judulkarangan,

hubungan kekerebatan seperti Bapak dan Ibu dan sebagainya.

Menurut Hadi Nafiah (1989:21), Dalam mengarang ada enam

manfaat mengarang, yaitu sebagai berikut:

1) Sarana untuk pengungkapan diri

2) Sarana untuk memahami sesuatu

3) Sarana untuk mengembangkan kepuasaan pribadi, kebanggaan, dan

rasa harga diri

4) Sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penyerapan

5) terhadap lingkungan sekeliling


6) Sarana untuk melibatkan diri dengan penuh semangat

7) Sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan

mempergunakan bahasa.

Berdasarkan enam manfaat mengarang diatas ada beberapa

alasan yang dapat dikemukakan mengenai pentingnya mengarang atau

menulis antara lain sebagai berikut:

1) Sarana untuk menemukan sesuatu,

2) Memunculkan ide baru,

3) Melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep

atau ide,

4) Melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang,

5) Membantu untuk menyerap dna memproses informasi,dan

6) Melatih untuk berpikir aktif.

Anda mungkin juga menyukai