Bab Ii Kajian Pustaka
Bab Ii Kajian Pustaka
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Nyeri punggung bawah (NPB) atau sering disebut juga low back pain
sering merasakan sakit pinggang (Idyan, 2007). NPB merupakan salah satu
baik, yang sering dialami oleh orang usia lanjut, namun tidak tertutup
psikologis dan mobilisasi yang salah. NPB dapat didefinisikan sebagai gangguan
penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik (Putranto dkk, 2014). Sedangkan
menurut Noor (2012) NPB adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala
utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak dan tidak nyaman di daerah
punggung bagian bawah (Halimah, 2011). NPB sering menjadi kronis, menetap
atau kadang berulang kali dengan memerlukan biaya yang tinggi dalam
2013).
7
8
spesifik. NPB spesifik (Specific low back pain) berupa gejala yang disebabkan
oleh mekanisme patologi yang spesifik, seperti hernia nuclei pulposi (HNP),
non spesifik (Non-specific low back pain) berupa gejala tanpa penyebab yang
jelas, diagnosisnya berdasarkan eklusi dari patologi spesifik. Kata “non spesifik”
syndromes, muscle spasm, mechanical LBP, back sprain, dan back strain. Setiap
kondisi ini termasuk nyeri di area lumbar yang mungkin menjalar ke satu atau
Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dua tahun
terakhir jumlah pasien NPB yang menjalani rawat jalan sebanyak 152 pasien,
tahun 2010 sebanyak 249 pasien (RSUP Sanglah denpasar, 2010). Sedangkan
jumlah pasien NPB yang datang ke tempat praktek fisioterapi perseorangan dua
tahun terakhir berjumlah 270 pasien. Penelitian yang dilakukan di Polandia dari
punggung adalah 830 atau 76,2%, terutama di segmen lumbal sebesar 74,8% dan
dan kronik. Nyeri punggung bawah akut biasanya didefenisikan suatu periode
nyeri kurang dari 6 minggu, nyeri punggung bawah subakut adalah suatu periode
9
nyeri antara 6-12 minggu dan nyeri punggung bawah kronik merupakan suatu
2.1.2 Etiologi
postural. Postural dalam hal ini adalah contohnya sikap duduk, dimana sikap
duduk yang tidak baik seperti membungkuk ke depan, tidak tegap, kepala
menunduk, dada kempis, dinding perut menonjol dan cekung kedepan pada
ini berlangsung lama maka akan menyebabkan tulang punggung beserta jaringan
tendon dan otot dipaksa untuk menjaga tubuh bagian atas secara berlebihan,
sehingga terjadi kelelahan pada otot punggung, terutama otot -otot daerah lumbal
(Rahardian, 2013).
2.1.3 Patofisiologi
bagian anterior dan bagian posterior. Bentuknya terdiri dari serangkaian badan
bersamaan oleh ligamen longitudinal anterior dan posterior (Ropper A.H, Brown
R.H, 2005). Berbagai struktur yang peka terhadap nyeri terdapat di punggung
bawah. Struktur tersebut adalah periosteum, 1/3 bangunan luar anulus fibrosus,
kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh berbagai stimulus lokal, akan dijawab
penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan atau lesi yang
lebih berat ialah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini
points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri (Meliala dkk, 2003).
dari korpus vertebra. Pembebanan ini ditransmisikan pada seluruh segmen tulang
ini kemudian digantikan oleh sel-sel fibroblast yang berdampak pada proliferasi
merupakan struktur yang peka terhadap nyeri. Kedua bagian ini mendapatkan
persarafan dari nervus sinuvertebral dan bagian lateral dari rammus communicans
dan diketahui bahwa kedua saraf ini merupakan saraf tipe nosiseptif yang
lapisan ini maka akan dirasakan nyeri lokal yang disebut dengan discogenic low
back pain. Nyeri yang dirasakan bersifat segmental karena saraf tersebut
interleukin-1, TNF-α) yang memicu proses inflamasi pada daerah akar saraf
(Biyani, 2006). Hal ini akan menimbulkan nyeri sesuai dengan area dermatome
yang dipersarafi oleh akar saraf yang terlibat. Pada umumnya nyeri yang
pembebanan yang sangat besar pada bagian posterior pillar tulang belakang
yang berlebihan antara kedua permukaan sendi, meningkatkan gaya friksi pada
terhadap pembebanan ini dan menghasilkan nyeri pada punggung bawah yang
intervertebralis yang dapat menekan akar saraf pada segmen terkait yang dapat
bawah meliputi faktor internal dan eksternal. Berikut adalah faktor-faktor internal
yaitu :
a. Umur
Secara teori, nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa saja dan pada
umur berapa saja. Namun demikian, pada kelompok usia 0-10 tahun keluhan ini
jarang dijumpai, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologik
tertentu yang lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini
mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden tertinggi
mempunyai kehidupan sosial yang aktif (20-24 tahun), dan mencapai puncaknya
pada mereka yang berusia lebih dari 40 (Secer et al, 2010). Menurut penelitian
Jones, G.T (2004) di Inggris ditemukan bahwa pada anak-anak dan remaja
memiliki resiko yang sama seperti orang dewasa dalam menderita NPB dengan
jarang ditemukan sehingga konsultasi kesehatan dan rawat inap masih jarang
dilakukan.
pada usia dari partisipan yang diteliti dan jenis metode penelitian yang dilakukan.
sekolah berumur 12-17 tahun adalah sebesar 26% di Swiss (Jones, 2004).
Beberapa studi intervensi tentang nyeri punggung bawah tersebut telah banyak
diterbitkan tetapi cara pencegahan belum ditemukan. Penelitian NPB pada remaja
layak menjadi prioritas untuk memberikan bukti sebagai strategi pencegahan yang
b. Riwayat Penyakit
yang sudah dimiliki oleh pekerja dari sebelum mulai bekerja, jadi penyakit
kelainan bentuk tulang belakang yang dapat menyebabkan tekanan yang lebih
besar pada saat seseorang duduk sehingga dapat mengakibatkan NPB. Skoliosis
pada orang dewasa didapat dari riwayat skoliosis saat kecil yang tidak diobati
(Idyan, 2006).
Pulposus (HNP) adalah suatu penyakit dimana bantalan lunak diantara ruas-ruas
tulang belakang (soft gel disc atau Nucleus Pulposus) mengalami tekanan di salah
satu bagian posterior atau lateral sehingga nucleus pulposus pecah dan luruh
14
sehingga terjadi penonjolan melalui anulus fibrosus ke dalam canalis spinalis dan
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih, risiko timbulnya
nyeri punggung bawah lebih tinggi karena beban pada sendi penumpu berat badan
bawah. Tinggi badan juga berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai
lengan beban anterior maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh.
d. Aktivitas
Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri punggung bawah yang
sering tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi
mengangkat beban pada posisi yang salah dapat menimbulkan NPB. Misalnya,
waktu menulis.
15
diangkat setelah jongkok terlebih dahulu. Selain sikap tubuh yang salah yang
dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari, melakukan aktivitas dengan
posisi duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam sehari dapat pula
e. Posisi Tubuh
gerakan fleksi ke depan, rotasi, dan mengangkat beban yang berat dengan tangan
yang terbentang. Beban aksial pada jangka pendek ditahan oleh serat kolagen
annular di diskus. Beban aksial yang lebih lama akan memberi tekanan pada
fibrosis annular dan meningkatkan tekanan pada lempeng ujung. Jika annulus dan
lempeng ujung utuh, maka beban dapat ditahan. Akan tetapi, daya kompresi dari
otot dan beban muatan dapat meningkatkan tekanan intradiskus yang melebihi
(Hillus et all, 2010). Ukuran panjang tungkai juga berpengaruh terhadap postur
tubuh seseorang ketika dalam posisi duduk jika kursi yang digunakan tidak sesuai
maka akan semakin kecil derajat yang dibentuk ketika dalam posisi duduk
ergonomis.
16
a. Panas
b. Getaran
Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam
c. Stasiun Kerja
Jika terjadi sikap kerja yang tidak alamiah, berarti ada kekurangserasian
d. Peralatan Kerja
muskuloskeletal (Grandjean,1998).
Unit fungsi dari tulang punggung adalah tulang vertebra yang secara
1. Anterior
Bagian ini terdiri dari korpus vertebra yang dihubungkan satu dengan yang
lain oleh diskus invertebra dan ditahan satu sama lain oleh ligamen longitudinal
ventral dan dorsal. Bagian ini terutama berfungsi untuk menyangga berat badan.
2. Posterior
dan lamina yang diikat satu sama lain oleh berbagai ligamen di antaranya ligamen
dan transversus melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi kolumna
vertebra.
Bagian ini penting sekali untuk menghubungkan tulang belakang dari ruas
ke ruas oleh karena bagian belakang ini dilengkapi juga oleh 2 pasang facies
artikularis superior dan inferior. Arah bidang dari facies artikularis ini akan
bersangkutan. Bagian ini juga sangat penting dalam menjaga stabilitas tulang
ektremitas atas, dan dinding toraks serta melalui gelang panggul meneruskan berat
rongganya terletak medula spinalis, radix nervi spinales, dan lapisan penutup
tersusun atas vertebra, sendi-sendi dan bantalan fibrocartilago yang disebut diskus
Struktur lain yang juga penting dalam persoalan NPB adalah diskus
berfungsi pula sebagai peredam kejut. Diskus ini terbentuk oleh annulus fibrosus
mirip gentong. Tepi atas dan bawah melekat pada “end plate” vertebra,
sedemikian rupa hingga terbentuk rongga antar vertebra. Rongga ini berisi
2.2.2 Sendi
Sendi facet disebut juga sendi zygapophyseal. merupakan sendi yang khas.
memberikan sifat mobilitas dan fleksibilitas. Sendi ini merupakan true synovial
joints dengan cairan sinovial (satu prosessus superior dari bawah dengan satu
prosessus inferior dari atas). Manfaat sendi ini adalah untuk memberikan
stabilisasi pergerakan antara dua vertebra dengan adanya translasi dan torsi saat
melakukan fleksi dan ekstensi karena bidang geraknya yang sagital. Sendi ini
2.2.3 Ligamen
struktur fibrosa yang bermula dari bagian anterior basal tulang occipital dan
Ligamen ini lebar dan kuat. Serabut terdalamnya bercampur dengan diskus
intervertebralis dan berikatan kuat pada setiap korpus vertebra. Ligamen ini akan
korpus vertebra.
posterior korpus vertebra. Ligamen ini membentuk batas anterior kanalis spinalis.
Pada kanalis lumbal, ligamen ini mulai menyempit saat melalui korpus pada
vertebra L1 dan menjadi setengah lebar asalnya pada ruang antara L5 dan S1,
meluas ke arah lateral saat melewati diskus. Konfigurasi seperti ini akan
menyebabkan bagian lateral menjadi bagian yang paling lemah dan paling mudah
berdekatan.
yang berdekatan.
2.2.4 Otot
Adapun otot-otot yang berorigo pada vertebra lumbalis dibagi menjadi otot
a. Otot-otot posterior :
2. Otot paraspinalis, terdiri dari otot erector spine (otot iliocostalis, otot
belakang.
1. Otot rotator
untuk mengontrol fleksi lumbal karena otot ini tidak menghasilkan kekuatan
1. Otot psoas, karena perlekatan langsung otot psoas pada vertebra lumbalis,
serta otot obliqus internus berperan sebagai "penguat" struktur abdomen dan
lumbal. Fascia ini mengurangi gaya geser yang diciptakan oleh otot lain dan oleh
menstabilkan pelvis selama berjalan, kelemahan atau inhibisi pada otot ini
permukaan sendi pasangannya baik slide ke atas maupun ke bawah. Hal ini
intervertebralis akibat adanya gerakan slide ke bawah selama ekstensi. Hal ini
berdampak pada penekan akar saraf secara segmental yang berakibat terjadinya
NPB.
Postur yang salah juga berkaitan dengan kejadian NPB. Dalam keadaan
netral, garis gravitasi jatuh melewati tubuh melalui prossesus mastoideus, bagian
anterior dari sacrum (S2), dan tepat di depan lutut. Hal ini menyebabkan gravitasi
tubuh dengan ideal tanpa adanya penggunaan otot yang berlebihan (Neuman,
2009).
Namun pada postur membungkuk, beban yang jatuh berada jauh di depan
tulang belakang, hal tersebut menghasilkan momen gaya eksternal (EMA) yang
lebih besar, menghasilkan over stretch pada otot ekstensor, sehingga diperlukan
kontraksi ekstensor trunk yang cukup besar untuk mengakomodasi momen gaya
yang jatuh di depan tubuh tersebut seperti pada gambar 2.5. Hal tersebut
menghasilkan strain pada otot ekstensor tersebut yang berujung pada NPB
Gambar 2.5 Garis Gravitasi Pada Postur Normal dan Tidak Normal
(Neuman, 2009)
dikali dengan massa dan lengan gaya menyebabkan jumlah berat badan yang
untuk menetralisir semua gaya yang menuju tulang belakang. Beban ini akan
pulposus yang kemudian menekan struktur bagian posterior yang pain sensitive
(Lippert, 2011).
Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.6, dimana beban yang diterima
tulang belakang lebih besar ketika tubuh duduk dan dalam posisi membungkuk
sebesar 36 lbs. Sebaliknya, ketika tubuh duduk dalam posisi yang ergonomis,
beban yang diterima oleh tulang belakang lebih sedikit yaitu sebesar 12 lbs.
26
2.3.1 Ergonomi
kenyamanan manusia di tempat kerja, rumah dan tempat bermain. Secara umum
ergonomi merupakan ilmu dari sistem interaksi antara manusia, mesin dan
pekerjanya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah postur dan sikap tubuh
pada saat melakukan aktivitas tersebut. Hal tersebut sangat penting untuk
diperhatikan karena apabila postur kerja yang digunakan pekerja salah atau tidak
(Santosa, 2004).
sesuai dengan rangsang yang diterimanya. Jika sikap mengarah pada objek
tertentu, berarti bahwa penyesuaian diri terhadap objek tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan sosial dan kesediaan untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap
objek, dimana pada posisi duduk dipengaruhi oleh sikap yang menjadi kebiasaan
Duduk memerlukan lebih sedikit energi dari pada berdiri, karena hal itu
mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Sikap duduk yang keliru
tulang belakang akan meningkat pada saat duduk, dibandingkan pada saat berdiri
ataupun berbaring. Menurut Anies (2005), sikap tubuh dalam pekerjaan sangat
dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan tata letak peralatan, penempatan
alat petunjuk, cara memperlakukan peralatan seperti macam gerak, arah dan
kekuatan.
Dari sudut otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit
membungkuk. Namun dari sudut tulang lebih baik tegak, agar punggung tidak
bungkuk dan otot perut tidak lemas. Maka dianjurkan pemilihan sikap duduk
yang tegak dan baik diselingi istirahat dengan sedikit membungkuk. Arah
untuk sikap kerja duduk 32 - 44 derajat ke bawah. Arah penglihatan ini sesuai
dengan sikap kepala yang istirahat, sehingga tidak mudah lelah (Anies, 2005).
Sikap kerja tidak alamiah atau kebiasaan duduk yang tidak ergonomis dapat
satu sisi tubuh dan sebagainya. Semakin jauh bagian tubuh dan gravitasi tubuh
maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot. Sikap duduk seseorang
bekerja dengan sikap duduk yang baik, maka produktivitas akan meningkat dan
sebaliknya bila sikap duduk tidak baik, maka produktivitas kerja akan menurun
(Budiono, 2003).
Begitu pula pada mahasiswa, apabila sikap duduk yang dilakukan salah atau
Berbicara mengenai postur yang baik, meski sudah banyak ahli yang
mendefinisikan namun ide dasar tentang apa yang disebut dengan postur yang
baik sebetulnya masih samar (Hutton WC dan Adams MA 1985 dalam Parjoto
2007). Postur yang baik yang selama ini digunakan adalah berasal dari tradisi
militer yaitu lebih berorientasi pada estetika dimana sewaktu duduk punggung
harus tegak dan tidak boleh membungkuk kedepan atau lunglai (Parjoto, 2007).
Duduk tegang dan kaku akan memberikan tekanan pada tulang belakang, sikap
duduk yang keliru akibat kursi yang tidak sesuai dengan Antropometri pemakai
29
juga dapat menambah tekanan yang terjadi dan merupakan penyebab utama
ergonomis. Salah satunya dapat dilihat pada gambar berikut ini yang menjelaskan
mengenai sikap duduk yang baik dilakukan dan sikap duduk yang salah (Gambar
2.7).
30
jaringan pada vertebra lumbal. Prevalensi NPB karena posisi duduk besarnya
duduk dengan posisi yang salah akan menyebabkan ketegangan otot-otot dan
lapisan paling tipis setinggi L2-L5. Keadaan ini mengakibatkan daerah tersebut
lebih sering terjadi gangguan. Posisi tubuh yang salah selama duduk membuat
31
tekanan diskus intervertebralis pada saat duduk tegak mencapai 150, dan ketika
besar dalam menjaga kestabilan tubuh. Tidak dapat dipungkiri, bahwa sebagian
besar aktivitas sehari-hari dilakukan dengan posisi duduk, sehingga penting untuk
mengetahui posisi tubuh yang benar saat duduk agar menjamin kesehatan tulang
punggung.
Posisi duduk yang tidak benar menyebabkan sirkulasi darah pada bagian
kaki, kelelahan, dan resiko penggumpalan darah di kaki. Duduk yang lama
akan mengurangi kerja dari otot-otot ekstensor untuk melawan beban yang
atau strain pada otot tersebut dapat dihindari. Dan juga, ketika postur dalam posisi
terjadi kerusakan struktur bagian posterior dari tulang belakang yang pain
Salah satu penyakit yang paling sering diderita karena sering melakukan
posisi duduk lama yaitu nyeri punggung bawah. Hal ini diperjelas oleh penelitian
Putri Perdiani pada tahun 2010 dengan desain penelitian studi kasus kontrol
32
terhadap 110 responden didapat bahwa posisi duduk memiliki hubungan yang
bermakna dengan nyeri punggung bawah (OR= 6,01) atau dapat disimpulkan
peluang timbulnya nyeri punggung bawah pada posisi tubuh duduk adalah 6.01
menderita LBP selama duduk dikelas terdiri dari 30% yang duduk selama 1 jam
dan 70% yang duduk lebih dari 1 jam. Jadi pendidikan di bidang kesehatan
tentang pencegahan NPB ini akan sangat membantu mengurangi angka insiden.
Nyeri pada kasus NPB dapat diukur menggunakan metode pengukuran nyeri
Visual Analogue Scale (VAS). Skala yang pertama sekali dikemukakan oleh Keele
pada tahun 1948 yang merupakan skala dengan garis lurus 10 cm, dimana awal
garis (0) penanda tidak ada nyeri dan akhir garis (10) menandakan nyeri hebat.
sepanjang garis tersebut untuk mengekspresikan nyeri yang dirasakan. Nilai VAS
antara 0 – 4 cm dianggap sebagai tingkat nyeri yang rendah dan nilai VAS > 4
dianggap nyeri sedang menuju berat sehingga pasien merasa tidak nyaman
sehingga (Gunawan, 2011). Setelah itu nilai tersebut dicatat untuk melihat