Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU PENYAKLIT DALAM


RUMAH SAKIT RIZKY AMALIA

DISPEPSIA
1. Pengertian Dispepsia didefinisikan sebagai rasa nyeri atau tidak nyaman yang
terutama dirasakan di daerah perut bagian atas, sedangkan
menurut Kriteria Roma III terbaru, dispepsia fungsional
didefinisikan sebagai sindrom yang mencakup satu atau lebih dari
gejala-gejala berikut: perasaan perut penuh setelah makan, cepat
kenyang, atau rasa terbakar di ulu hati, yang berlangsung
sedikitnya dalam 3 bulan terakhir, dengan awal mula gejala
sedikitnya timbul 6 bulan sebelum diagnosis
2. Anamnesis Keluhan
Pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan panas seperti
terbakar pada perut bagian atas. Keluhan mereda atau memburuk
bila diikuti dengan makan, mual, muntah dan kembung.

Faktor Risiko
1. Pola makan yang tidak baik: waktu makan terlambat, jenis
makanan pedas, porsi makan yang besar
2. Sering minum kopi dan teh
3. Infeksi bakteri atau parasit
4. Pengunaan obat analgetik dan steroid
5. Usia lanjut
6. Alkoholisme
7. Stress
8. Penyakit lainnya, seperti: penyakit refluks empedu, penyakit
autoimun, HIV/AIDS, Chron disease
3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik Patognomonis
1. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat.
2. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan
pendarahan saluran cerna berupa hematemesis dan
melena.
3. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva
tampak anemis.
4. Kriteria diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Untuk diagnosis definitif dilakukan pemeriksaan penunjang.

5. Diagnosis Kerja Dispepsia

6. Diagnosis Banding 1. Kolesistitis


2. Kolelitiasis
3. Chron disease
4. Kanker lambung
5. Gastroenteritis
6. Limfoma
7. Ulkus peptikum
8. Sarkoidosis
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Darah rutin.
2. Untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori:
pemeriksaan Urea breath test dan feses.
3. Rontgen dengan barium enema.
4. Endoskopi

8. Tata Laksana Penatalaksanaan


Terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain: H2 Bloker
2x/hari (Ranitidin 150 mg/kali, Famotidin 20 mg/kali,
Simetidin 400-800 mg/kali), PPI 2x/hari (Omeprazol 20
mg/kali, Lansoprazol 30 mg/kali), serta Antasida dosis 3 x
5001000 mg/hari.
9. Edukasi ( Hospital Health Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu
Promotion ) terjadinya keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu, makan
sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan yang
meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi,
teh, makanan pedas dan kol.
10. Prognosis Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang,
komplikasi, dan pengobatannya. Umumnya prognosis gastritis
adalah bonam, namun dapat terjadi berulang bila pola hidup tidak
berubah.
11. Kepustakaan 1. Sudoyo, A.W. Setiyohadi, B. Alwi, I. Simadibrata, M. Setiati, S.
eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4 ed. Vol. III. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006.
(Sudoyo, et al., 2006

Anda mungkin juga menyukai