Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI GIZI

PT. TIARA BUNDA


RSIA RESTU IBU
BENDUNGAN, PILANGSARI, NGRAMPAL, SRAGEN
 ( 0271 ) 894584, 891424, Fax : 891424, E-mail : restu_ibu06@yahoo.co.id
PEDOMAN
PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT
RSIA RESTU IBU

BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan
dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat. Semakin pesat laju pembangunan, semakin
besar pula tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayaan kesehatan yang lebih baik.

Perlu disadari bahwa semakin tinggi pendidikan dan kesejaheraan masyarakat, tuntutan
akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semangkit meningkat. Di lain pihak, pelayanan
rumah sakit yang memadai, penyelenggaraan gizi yang diselenggarakan oleh unit gizi rumah
sakit perlu menerapkan standar mutu untuk menjamin kualitas pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat.

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan yang optimal bagi


masyarakat. Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan pelayanan yang diberikan dan
disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status
metabolisme tubuh keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan
penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi
pasien.

B. Tujuan Pedoman :

Pedoman ini dibuat sebagai acuan pelayanan gizi di RSIA Restu Ibu guna menjadi salah satu
komponen penting dalam penatalaksanaan pasien yang dapat berperan meningkatkan mutu
gizi, sehingga membantu proses penyembuhan pasien.
C. Ruang Lingkup Pelayanan :

Pelayanan gizi di RSIA Restu Ibu meliputi :

1. Asuhan gizi rawat inap

2. Penyelenggaraan makan

D. Batasan operasional

1. Gizi : salah satu sarana penunjang medis yang memberikan layanan untuk memenuhi
kebutuhan gizi pasien di rumah sakit, untuk keperluan metabolism tubuh, peningkatan
kesehatan, mengoreksi kelainan metabolisme dalam upaya preventif, kuratif,
rehabilitative dan promotif.

2. Standar pelayanan gizi : sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat atau kelas rumah
sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan gizi
yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasrkan keadaan klinis, status gizi, dan
status metabolism tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh
terhadap gizi pasien tersebut.

3. Tenaga gizi : tenaga gizi yang telah lulus pendidikan di bidang gizi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

4. Standar Prosedur Operasional (SPO) : kumpulan intruksi, langkah-langkah yang telah


dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.

5. Kesehatan dan keselamatan kerja di unit gizi : bagian dari pengelolaan gizi secara
keseluruhan. Petugas di unit gizi harus memahami keamanan sehubungan dengan
pekerjaan sesuai dengan SPO.

6. Pencatatan dan pelaporan di unit gizi : upayan pemantauan seluruh kegiatan di unit gizi
secara cermat dan teliti untuk menghindari kesalahan akibat suatu tindakan.

E. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

3. Pedoman Gizi Rumah Sakit 2013


4. SK Direktur Utama PT. Tiara Bunda Nomor : 01 - 03/ SK / PT. TB / III / 2014 tanggal 23
Maret 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSIA Restu Ibu

5. Keputusan Direktur Utama PT. Tiara Bunda Nomor 01/ SK/ PT. TB/ I/ 2015 pada
tanggal 01 Januari 2015 tentang Pengangkatan Direktur RSIA Restu Ibu

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya manusia


1. Kepala Unit Gizi
Kepala Unit Gizi bertindak sebagai koordinator palaksanaan dan pengembangan pelayanan
gizi rumah sakit dan pelayanan pendidikan serta memfasilitasi penelitian di unit gizi yang
memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Memimpin dan mengelola Unit Gizi untuk pencapaian Visi dan Misi RSIA Restu Ibu
b. Mengembangkan pelayanan Unit Gizi sehingga mampu memberikan pelayanan yang
unggul dan berperan optimal sebagai revenue center
c. Memimpin dan mengembangkan SDM Unit Gizi
d. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan rutin dan berkala manajemen dan
administrasi Unit Gizi
e. Mengembangkan fungsi pengawasan dan evaluasi terhadap pengelolaan diet pasien
f. Membina hubungan baik intern dan ekstern RS
g. Penyelenggaraan tugas-tugas lain agar pelayanan gizi berjalan baik dan lancar

2. Juru Masak
Juru Masak adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai
berikut :
a. Membaca serta memahami menu hari itu.
b. Mempersiapkan alat-alat untuk memasak.
c. Meracik bumbu pengolahan
d. Membuat / memasak lauk sesuai menu
e. Mencuci alat yang sudah dipakai dan siapkan untuk pemasakan berikutnya.
f. Membersihkan kompor dan area kerja.
g. Menyapu dan membersihkan area dapur
h. Menyiapkan menu untuk Tim OP
i. Menyiapkan menu untuk karyawan di rumah sakit
j. Melayani kantin
3. Pramusaji
Juru saji adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan peralatan makan sesuai dengan jumlah pasien
b. Membersihkan trolley makan dan trolley snack
c. Menyiapkan snack untuk disajikan ke pasien dan mengantarkannya ke pasien
d. Menyiapkan makan sesuai diet pasien dan mengantarkannya ke pasien
e. Mangambil peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien
f. Mencuci peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien
g. Mengisi air panas kedalam termos
h. Menyiapkan dan mengantar air minum karyawan
i. Menyiapkan dan mengantar menu untuk tim OP

Berdasarkan uraian kompetensi tersebut, kualifikasi SDM unit gizi secara menyeluruh
disajikan pada tabel 1.1 sebagai berikut
Tabel 1.1
Tabel Kualifikasi SDM unit Gizi
Nama Jabatan Uraian Tugas Kualifikasi
Kepala unit gizi a. Memimpin dan mengelola Unit Gizi untuk D3 Gizi
dengan STR
pencapaian Visi dan Misi RSIA Restu Ibu
b. Mengembangkan pelayanan Unit Gizi sehingga
mampu memberikan pelayanan yang unggul dan
berperan optimal sebagai revenue center
c. Memimpin dan mengembangkan SDM Unit Gizi
d. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi
kegiatan rutin dan berkala manajemen dan
administrasi Unit Gizi
e. Mengembangkan fungsi pengawasan dan
evaluasi terhadap pengelolaan diet pasien
f. Membina hubungan baik intern dan ekstern RS
g. Penyelenggaraan tugas-tugas lain agar pelayanan
gizi berjalan baik dan lancar
Juru Masak a. Memasak nasi, nasi tim, bubur sesuai jumlah -
pasien
b. Memasak sayuran, lauk hewani dan nabati
sesuai jumlah pasien dan membedakannya
sesuai diet pasien
c. Memotong sayuran sesuai dengan menu
d. Menyiapkan bumbu sesuai dengan menu
e. Mencuci peralatan memasak
f. Merapihkan meja persiapan memasak
g. Mentester makanan yang sudah dimasak
h. Operan makanan yang sudah siap ke pramusaji

Pramusaji a. Menyiapkan peralatan makan sesuai dengan SMA


Sederajat
jumlah pasien
b. Membersihkan trolley makan dan trolley snack
c. Menyiapkan snack untuk disajikan ke pasien
dan mengantarkannya ke pasien
d. Menyiapkan makan sesuai diet pasien dan
mengantarkannya ke pasien
e. Mangambil peralatan makan yang kotor dari
ruang perawatan pasien
f. Mencuci peralatan makan yang kotor dari ruang
perawatan pasien
g. Mengisi air panas kedalam termos
h. Menyiapkan dan mengantar air minum
karyawan
i. Menyiapkan dan mengantar menu untuk tim OP

B. Distribusi Ketenagaan

1. Uraian pekerjaan

a. Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh ahli gizi adalah :

b. Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh juru masak adalah :

1) Operan tiap shift

2) Melihat menu yang akan dimasak pada waktu tersebut

3) Merekap belanja untuk dimasak hari ini dan hari esok

4) Melakukan pembelian bahan makanan

5) Mempersiapkan bumbu untuk pengolahan

6) Mempeersiapkan lauk yang akan diolah

7) Mempersiapkan sayur
8) Mengolah bahan makanan menjadi makanan siap saji

9) Membersihkan peralatan masak yang telah selesai digunakan

10) Membersihkan ruangan dapur

11) Melayani kantin untuk pengunjung RS

12) Mempersiakan menu Tim OP jika ada operasi

13) Menyiapkan teh dan susu untuk karyawan jaga malam, serta mengantarnya

14) Mengantar snack atau minum pasien malam jika diperlukan

15) Mengerjakan administrasi dapur

c. Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh pramusaji adalah :

1) Menata makanan dalam alat saji pasien


2) Mengantar menu makan pasien ke kamar
3) Mengambil alat makan menu pasien di kamar
4) Mengantar menu makan dokter ke ruangan yang diminta
5) Mengambil alat makan menu dokter di ruangan
6) Mengantar menu makan tim OP ke ruangan
7) Mengambil alat makan menu tim OP di ruangan
8) Membuat dan mengantar teh untuk karyawan jaga pagi dan siang
9) Mengambil alat gelas karyawan di ruangan
10) Mengantar menu untuk tamu, kemudian mengambil alat makan jika sudah selesai
11) Melaksanakan tugas dari atasan jika diminta
12) Melayani kantin

2. Analisi beban kerja

Diketahui :

a. Jumlah pasien rata-rata : 15 pasien, karyawan 100 orang

b. Waktu efektif kerja : 7 jam

1) Ahli Gizi

2) Juru masak
Beban kerja yang dilakukan oleh juru masak untuk melakukan tugasnya adalah
sebagai berikut
Waktu
Kegiatan
No (menit)
1 Operan shift 45
2 Melihat menu 15
3 Merekap belanja 20
4 Belanja 120
5 Mempersiapkan bumbu 45
6 Mempersiapkan lauk 30
7 Mempersiapkan sayur 100
8 Mengolah bahan makanan 540
9 Mebersihkan peralatan masak 105
10 Membersihkan ruangan 45
11 Melayani kantin 210
12 Menyiapkan menu Tim OP 200
113 Menyiapkan teh dan susu untuk karyawan jaga malam 30
14 mengantar teh karyawan jaga malam 30
15 Mengantar makan pasien malam jika dibutuhkan 20
16 Administrasi dapur 15
Lain-lain (sortasi beras, menggoreng bawang merah,
17 membuat bakso, dll) 240
Jumlah waktu yang dibutuhkan (menit) 1810

Berdasarkan tabel diatas, dalam 24 jam, juru masak membutuhkan waktu 1810
menit untuk melakukan tugasnya. Setiap shift, juru masak bekerja selama 7 jam
(420 menit), sehingga perhitungan kebutuhannya adalah sebagai berikut :
1810 : 420 = 4,3 dibulatkan menjadi 5. Jumlah juru masak yang dibutuhkan
adalah 5 orang.

3) Pramusaji

Beban kerja yang dilakukan oleh juru masak untuk melakukan tugasnya adalah
sebagai berikut
Waktu
Kegiatan
No (menit)
1 Melihat buku diet 5
2 Menata gelas pasien dan karyawan 30
3 Menata alat makan pasien 30
4 Membuat teh karyawan 45
5 Mengantar teh karyawan 90
6 Menyiapkan air putih 20
7 Menata makanan dalam alat saji 60
8 Mengecek kelengkapan alat makan sebelum distribusi 15
9 Mendistribusikan makan pasien 90
10 Mengambili gelas karyawan 45
11 Mencuci gelas 30
12 Merebus air 60
13 Membuat teh, susu, pasien 45
14 Menyiapkan snack 20
15 Mengantar snack pasien 20
16 Menyiapkan buah pasien 25
17 Mencuci alat makan pasien 60
18 Mengangkat alat makan yang telah kering 30
19 Melayani kantin 80
20 Melayani tim OP 80
21 Mengerjakan administrasi gizi 20
22 Lain-lain 60
Jumlah waktu yang dibutuhkan (menit) 960
2.285714286

Berdasarkan tabel diatas, dalam 14 jam, pramusaji membutuhkan waktu 960


menit untuk melakukan tugasnya. Setiap shift, pramusaji bekerja selama 7 jam
(420 menit), sehingga perhitungan kebutuhannya adalah sebagai berikut :
960 : 420 = 2,3 dibulatkan menjadi 3. Jumlah pramusaji yang dibutuhkan adalah 3
orang.

C. Pengaturan Jaga

Gizi merupakan salah satu penunjang medis di dalam rumah sakit, sehingga untuk memenuhi
kebutuhana tersebut, unit gizi berjaga selama 24 jam dengan pembagian jam dinas 7 jam
untuk dinas pagi dan dinas siang, serta 10 jam untuk dinas malam :

a. Dinas pagi 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang kepala unit, 2 orang juru
masak dan 1 orang pramusaji.

b. Dinas siang 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang juru masak dan 1 orang
pramusaji.

c. Dinas malam 10 jam kerja dengan kualifikasi 1 orang juru masak.


BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

R. Penyimpanan alat

R. Penyimpanan bahan kering


Kamar mandi R. Pencucian alat
R. Pencucian
alat masak

petugas makan

Rak Pencucian

R. Admin
R. penyimpanan bahan basah

gizi
3
Tempat pengolahan bahan

R. Penyajian makanan

2b
Masuk Troly

5
makanan

2a
2c
Masuk

1 R. Persiapan
BM

R. 4
Penerimaan

Pintu Keluar Troly


B. Standar Fasilitas

Unit gizi memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :

1. Ruang penerimaan bahan makanan digunakan sebagai penerimaan bahan makanan.


Ruang penerimaan bahan makanan memiliki alat : timbangan, kotak wadah sayur

2. Ruang persiapan bahan makanan digunakan sebagai tempat persiapan bahan makanan,
baik untuk langsung pengolahan maupun untuk disimpan. Ruang persiapan bahan
makanan memiliki meja distribusi.
3. Ruang pengolahan bahan makanan digunakan sebagaia tempat mengolah bahan mentah
menjadi makanan siap saji. Ruang pengolahan bahan makanan terdapat : kompor, meja,
telenan, pisau,

4. Ruang penyimpanan bahan makanan adalah ruang untuk menyimpan bahan makanan
basah (kulkas, freezer, thermometer), dan ruang penyimpanan bahan kering (rak,
thermohygrometer, lemari, panci, wajan, rantang, baki, dll).

5. Ruang pencucian adalah ruang untuk membersihkan alat makan di unit gizi. Di ruang
pencucian terdapat bak cuci, sabun, kran air mengalir, rak.

6. Ruang penyajian adalah ruang untuk menata makanan yang siap disajikan untuk pasien.
Di ruang penyajian terdapat meja penyajian, lemari, alat makan,dll.
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

1. Petugas gizi menerima laporan pasien baru dari bagian keperawatan atau ruang rawat
inap berupa diet pasien

2. Petugas perawatan melaporkan jika ada pasien baru masuk atau ada pasien pulang
sebelum jam makan pasien

3. Petugas unit gizi mencatat diet pasien di whiteboard

4. Juru masak mempersiapkan pengolahan makanan sesuai jadwal menu :

a. Makan pagi : 03.30 WIB

b. Makan siang : 08.00 WIB

c. Makan sore : 14.30 WIB

5. Makanan yang telah diolah diuji rasa, dan disajikan dalam wadah yang bersih

6. Juru masak mendistribusikan makanan ke ruang penyajian

BAB V

LOGISTIK

Keperluan logistik di unit gizi meliputi barang medis seperti handscoon, masker, dipenuhi oleh
unit farmasi. Sedangkan untuk alat tulis kantor dipenuhi oleh unit keuangan (kasir).

1. Alur permintaan barang

Unit Farmasi

Ka. Unit Gizi Permintaan barang Kasir

Pasar ?
2. Perencanaan barang

Barang yang dipesan disesuaikan dengan jumlah barang/ bahan yang dibutuhkan untuk
kegiatan harian sampai pengadaan berikutnya.

3. Permintaan

Permintaan barang dilakukan sesuai kebutuhan, kepada unit farmasi ataupun kasir.

4. Penyimpanan

Bahan makanan di unit gizi menggunakan sistem FIFO (First In First Out) yaitu barang
yang lebih dulu masuk, barang digunakan terlebih dahulu.

a. Tempat penyimpanan : Terhindar dari seranggga, dalam wadah tertutup. Kelembaban


di ruang penyimpanan 70-80%, dengan suhu sebagai berikut :

Lama Simpan
No Jenis BM
3 hr s/d 1 mg ≤1 minggu > 1 minggu

1 Daging dan ikan segar -5 s/d 0 °c -10 -- -5°c < - 10 °c

2 Telur -5 s/d 7 °c -5 – 0°c <-5 °c

3 Sayur dan buah 10 °c 10 °c 10 °c

4 Tepung & BM kering 25 °c 25 °c 25 °c

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut melimuti :assesmen

B. Tujuan :

a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

b. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit

c. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan


kejadian tidak diharapkan
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang dilakukan untuk
meminimalkan risiko. Kegiatan ini dilakukan dengan monitoring indikator mutu
pelayanan di tiap unit, pencegahan kejadian yang tidak diinginkan, dan pelaporan atas
insiden.

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Pedoman Umum

Keselamatan kerja merupakan kegiatan yang berkaitan dengan ketepatan petugas dalam
bekerja agar tidak berakibat membahayakan pada dirinya dan tidak berakibat kontaminasi
bakteri terhadap makanan. Hal ini dapat dicapai apabila pekerjaan terorganisir, dikerjakan
sesuai dengan prosedur, dan tempat kerja yang aman maupun bersih. Prosedur dalam
keselamatan kerja diantaranya adalah :

1. Ruang penerimaan dan penyimpanan:


a. Menggunakan alat seperlunya untuk membuka bungkus bahan makanan.
b. Bahan makanan yang berat diletakkan paling bawah.
c. Makanan segar maupun terolah dalam wadah harus selalu tertutup.
d. Tidak diperkenankan merokok di ruang penerimaan dan penyimpanan.
e. Lampu dimatikan jika tidak dipergunakan.
f. Menggunakan alat untuk memindahkan barang.
g. Segera membersihkan bahan makanan ataupun makanan yang tumpah di lantai, meja,
maupun tempat lain di ruangan.

2. Ruang persiapan dan pengolahan makanan :


a. Menggunakan peralatan (pisau, telenan, parutan,dll) yang baik dan benar sesuai
kebutuhan.
b. Tidak bercakap-cakap, tidak menggaruk badan selama mengolah makanan.
c. Tidak batuk atau bersih di dekat makanan.
d. Membersihkan alat yang telah selesai digunakan.
e. Menggunakan alat pelindung diri (Celemek, handscoon, masker, sepatu khusus).
f. Berhati-hati dalam menggunakan mesin (blender), kompor, dan pemasangan tabung gas.
3. Ruang penyajian makanan :
a. Tidak menyajikan makanan yang melebihi porsi atau kapasitas alat makan.
b. Menggunakan trolly dengan berhati-hati, tidak terlalu penuh
c. Tidak menggaruk badan, batuk, bercakap, ataupun bersin didekat makanan.
d. Menggunakan alat pelindung diri (Celemek, handscoon, masker, sepatu khusus).

4. Alat pelindung kerja :


a. Baju kerja, celemek, handscoon, masker.
b. Sepatu khusus yang tidak licin.
c. Menggunakan cempala atau serbet seperlunya.
d. Tersedia pencuci tangan yang terpisah dari pencucian alat maupun bahan makanan.
e. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik.

5. Kesehatan petugas gizi :


Untuk menjamin kesehatan para petugas gizi, petugas gizi mengikuti program imunisasi
yaitu vaksin HBSAG. Selain itu, petugas gizi dapat memeriksakan kesehatan rutin
termasuk pemeriksaan laboratorium

6. Sarana dan prasarana K3 di unit gizi yang perlu disiapkan :


a. Baju kerja, celemek, dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin dan enak
dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja
b. Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada dilingkungan dapur (jangan
menggunakan sepatu yang berhak tinggi)
c. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya
d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan jumlah yang
cukup, sabun, alat pengering dsb
e. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah dijangkau
f. Tersedia alat/obat P3K yang sederhana

7. Petugas hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini :


a. Menggunakan alat pembuka pet/bungkus bahan makanan menurut cara yang tepat dan
jangan melakukan dan meletakkan posisi tangan pada tempat kea rah bagian alat yang
tajam
b. Barang yang berat selalu ditempatkan dibagian bawah dan angkatlah dengan alat
pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut
c. Pergunakan tutup panci yang sesuai dan hindari tumpahan bahan
d. Tidak diperkenankan merokok di ruangan
e. Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan
f. Tidak mengangkut barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan anda
g. Tidak mengangkut barang dalam jumlah yang besar, yang dapat membahayakan badan
dan kualitas barang
h. Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin
i. Tidak menggaruk, batuk, selama mengerjakan/mengolah bahan makanan
j. Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk pemakaiannya
k. Bersihkan mesin sesuai petunjuk dan matikan mesin jika tidak digunakan
l. Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang akan dibersihkan
m. Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau mematikan mesin, lampu,
gas/listrik dan lain-lainnya
n. Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan
o. Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya, dan jangan melebihi porsi yang
ditetapkan
p. Tidak memasukkan muatan ke dalam kereta makan yang melebihi kapasitasnya
q. Meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi
r. Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat dan jangan mengisi terlalu penuh
s. Perhatikanlah, bila membawa makanan pada baki, jangan sampai tertumpah atau
makanan tersebut tercampur

B. Penanganan Limbah
Gizi dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang
berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah harus dilakukan
dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negative. Penanganan limbah yang
pertama adalah dengan pemisahan jenis limbah (organic dan anorganik), penampungan
ditempat yang aman sampai batas waktu yang ditentukan, kemudian pembuangan limbah
sesuai jenisnya.
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengawasan merupakan salah satu upaya agar kegiatan pelayanan gizi terlaksana sesuai
rencana, pedoman, atau standar yang telah ditetapkan guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Sedangkan pengendalian merupakan upaya untuk melakukan pembetulan atau perbaikan yang
terjadi sesuai arah yang ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan gizi dapat
tercapai dengan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan. Pencatatan dan pelaporan tersebut
diantaranya adalah dengan adanya :
1. Buku menu : Berisi menu yang diolah disetiap waktu makan
2. Buku rekap belanja : Berisi jenis barang yang dibeli setiap hari
3. Buku pencatatan suhu : Berisi suhu ruang dan suhu freezer pagi dan siang
4. Buku diet pasien : Berisi jenis diet pasien beserta kelas perawatan
BAB IX

PENUTUP

Demikian Pedoman ini dibuat dengan harapan mudah-mudahan dapat dijadikan acuan
dalam pelaksanaan pemberian pelayanan di Instalasi Gizi baik untuk program kerja, kebijakan
dan standar pelayanan. Kami menyadari dalam penyusunan pedoman ini masih banyak
kekurangan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai