Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM KERJA

UNIT GIZI

RUMAH SAKIT SUMBER KASIH

Jl. Siliwangi No. 135 Cirebon

1
LEMBAR PENGESAHAN

Pedoman yang berjudul “Program kerja ” telah disahkan dan disetujui pada :

hari : Kamis

tanggal : 7 Januari 2022

disetujui oleh,

DIREKTUR RUMAH SAKIT

dr. Lucia Dewi Puspitasari, MM

2
TIM PENYUSUN

dr. Lucia Dewi Puspitasari, MM


( Direktur Rumah Sakit Sumber Kasih )

dr. Yuni Darti, SpGK.


(Dokter Spesialis Gizi Klinis)

Evi Septriana, Amd


(Koordinator Unit Gizi)

Chaerunissa, Amd
(Staff Ahli Gizi)

3
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
kepada kami, maka Pedoman Program Kerja Unit Gizi ini dapat diselesaikan.

Dengan tersusunnya Pedoman Program Kerja Unit Gizi di RS Sumber Kasih ini
diharapkan akan bermanfaat bagi upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di RS
Sumber Kasih. Selain itu manfaat secara luas lainnya adalah untuk melindungi profesi
pelayanan kesehatan dan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan.

Program kerja ini senantiasa akan terus dievaluasi, diperbaiki secara berkala dan
dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi kedokteran dan kesehatan dan ketentuan
dari pengguna jasa pelayanan medis di RS Sumber Kasih.

Cirebon, Januari 2022

Tim Penyusun

4
A. PENDAHULUAN

Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung


berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM) di usatu Negara, yang
digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usaha harapan hidup, dan tingkat
pendidikan. Tenaga SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingakat
kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang
bertujuan untuk meningkatkan status gizi.

Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai dengan kondisi perorangan yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan. Kecendrungan
peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi pada semua kelompok rentan mulai dari ibu
hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia, memerlukan penatalaksanaan gizi secara
khusus. Oleh karena itu diperlukan pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan
mempertahankanstatus gizi yang optimal dan mempercepat penyembuhan.

Resiko kurang gizi akan muncul secara klinin pada orang sakit, terutama pada
penderita anoreksia, kondisi mulut.gigi geligi buruk serta kesulitan menelan, penyakit
saluran cerna disertai mual, muntah dan diare, infeksi berat, usila tidak sadar dalam
jangka lama, kegagalan fungsi saluran cerna dan pasien yang mendapat kemoterapi.
Asupan energi yang tidak adekuat, llama hari rawat, penyakit non infeksi, dan diet khusus
merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi di Rumah Sakit.
1. Latar Belakang

Tenaga Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai
oleh tingkat kesehatan dan status gizi yang baik, sehingga diperlukan upaca
perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui
upaca perbaikan gizi di dalam keluarga dan pelayanan gizi individu.

Pelayanan gizi rawat jalan dan rawat inap adalah serangakain proses kegiatan
asuhan gizi yang berkesinambungan dimulai dari assessmentil pengkajian, pemberian
diagnosis, intervensi gizi dan monitor dan evaluasi kepada pasien.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Unit Gizi
b. Tujuan Khusus

5
1) Pelayanan gizi dapat berjalan dengan optimal
2) Keberhasilan asuhan gizi
3) Keberhasilan konseling gizi
4) Keberhasilan penyuluhan gizi
5) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM)
6) Peningkatan managemen penyelenggaraan makanan rumah sakit.

6
3. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN


1. Program Evaluasi
a. Rutin a. Rapat pelaksanaan evaluasi kerja
b. Insidential b. Apabila ditemukan kendala dalam pelaksanaan

2. Pengkajian Gizi Mendapatkan data yang akurat dan objektif


(Subjektiv Global
Assesment = SGA)

3. Konseling Gizi a. Terciptanya sikap positif terhadap gizi


b. Terbentuknya pengetahuan dan kecakapan
memilih dan menggunakan sumber-sumber pangan
c. Timbulnya kebiasaan makan baik.
d. Adanya motifasi ingin mengetahui lebih lanjut
tentang hal-hal yang berhubungan dengan gizi

4 Penyuluhan Gizi a. Terciptanya sikap positif terhadap gizi.


b. Memberikan pengetahuan kepada pasien, keluarga
pasien dan masyarakat umum tentang gizi
c. Terbentuknya pengetahuan dan kecakapan memilih
dan menggunakan sumber pangan
d. Adanya motivasi ingin mengetahui lebih lanjut
tentang hal-hal yang berhubungan dengan gizi

5. Seminar/Pelatihan a. Menambah pengetahuan mengenai gizi


yang berkaitan b. Menambah keterampilan mengenai pelayanan gizi
dengan pelayanan gizi
di Rumah Sakit.

6. Managemen a. Menghitung jumlah pasien.


penyelenggaraan b. Menghitung kebutuhan BM pasien hari ini.
makanan rumah sakit c. Membuat rencana kebutuhan BM pasien.
d. Melakukan penerimaan BM

7
e. Melakukan penyortiran BM
f. Melakuka penyimpanan BM
g. Melakukan penyaluran bahan makanan
h. Melakukan pengolahan bahan makanan
i. Melakukan penyajian makanan
j. Melakukan distribusi makanan
k. Melakuka pengambilan alat makan pasien.

l. Melakukan monitoring penyelenggaraan makanan


rumah sakit.

A. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Pengkajian Gizi (Subjektive Global Assesment = SGA)

a. Mengidentifikasi data umum pasien melalui nama, umur, jenis kelamin, dokter
yang merawat, diagnose klinisserta diet yang diberikan.

b. Menentukan data antropomentri anata lain pengukuran berat badan, tinggi


badan/panjang badan, tinggi lutut dan Lingkar Lengan Atas (LLA).

c. Menanyakan keluhan-keluhan yang dialami pasien (mual, muntah, diare serta


penurunan nafsu makan)
d. Menentukan data-data hasil pemeriksaan laboratorium yang berkelaianan.

e. Menentukan ada tidaknya riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan


masalah gizi
f. Menanyakan asupan makanan pasien selama di rumah sakit.
g. Melakukan konseling dan edukasi gizi.
2. Konseling gizi

a. Pasien datang ke Poliklinik Gizi dengan membawa surat rujukan dokter dari
poliklinik yang ada di rumah sakit atau dari luar rumah sakit.

b. Nutrisionis melakukan assessmen/pengkajian gizi dimulai dengan pengukuran


antropometri pasien (Berat badan dan Tinggi badan).

c. Nutrisionis menetapkan status gizi pasien, mencatat keluhan pasien, tensi dan
hasil pemeriksaan laboratorium.

8
d. Dokter menetapkan diagnosa gizi pasien, memberikan intervensi dan edukasi,
serta menetapkan preskripsi diet pasien.

e. Nutrisionis memberikan konseling gizi kepada pasien berdasarkan preskripsi diet


yang sudah ditentukan oleh dokter degan menggunakan leaflet dan food model.
Menjeaskan tentang makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, cara
pemasakan disesuaikan dengan pola makanan dan pola hidup pasien.

f. Dokter menganjurkan pasien kunjungan ulang, untuk mengetahui keberhasilan


intervensi dilakukan monitoring dan evaluasi gizi.

g. Pencatatan hasil konseling gizi dicatat pada rekam medis dan buku pelaporan Unit
gizi.
3. Penyuluhan Gizi
a. Mengenal masalah, masyarakat dan wilayah
1) Menentukan masalah yang akan ditanggulangi
2) Memahami sosial ekonomi masyarakat
3) Perhatikan keadaan loasi pelaksanaan
b. Menentukan Prioritas

Setelah mengenal masalah, masyarakat dan wilayah adalah penentuan tema


sebagai dasar acuan penyuuhan. Kemampuan seseorang untuk mempelajari
sesuatu berbeda-beda, demikian juga tahap perkembangan mental, keadaan
lingkungan dan kesempatannya berbeda-beda sehingga diperlukan penentuan
prioritas untuk menjadi acuan penjelasan.
c. Menentukan Tujuan.
Tujuan penyuluhan sebaiknya meliputi :
1) Jangka pendek : diharapkan terciptanya pengertian, sikap, norma.
2) Jangka menengah : perilaku sehat
3) Jangka panjang : status kesehatan yag optimal
d. Menentukan Sasaran

1) Tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran Penyuluh harus


mengetahui dalam tingkat mana sebagian besar dari sasaran itu berbeda.
Setelah itu harus menghubungkannya dengan tujuan yang akan dicapainya.
Hal ini penting untuk dapat menentukanmetode mana yang paling tepat.

9
2) Sosial budaya Penyuluh harus mengetahui adat kebiasaan sasaran, norma-
norma yang berlaku dan status kepemimpinan yang ada. Hal ini penting bukan
saja dalam pemilihan metode penyuluhan tetapi bukan saja dalam pemilihan
metode penyuluhan tetapi juga dalam menentukan teknik-teknik
penyuluhannya.

3) Banyaknya yang hendak dicapai oleh seseorang penyuluh pada suatu waktu
tertentu akan menentukan metode penyuluhan yang akan dicapai.
e. Menentukan materi penyuluhan.
Yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini antara lain :
1) Kemampuan Penyuluh

Pengalaman dan kemampuan Penyuluh yang meliputi penguasaan ilmu dan


keterampilan serta sikap yang dimilikinya perlu dipeertimbangkan
2) Materi penyuluhan

Setelah menentukan sasaran maka yang penting selanjuynya adalah


penentuan materi penyuluhan yang sesuai dengan tema, dan tujuan. Dengan
itu maka dalam penentuan metode akan lebih jelas.
f. Menentukan metode penyuluhan

1) Metode ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan


suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran
sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.

2) Metode diskusi kelompok adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah


dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5–20 peserta
(sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

3) Metoda Crush Pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana


setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang
terpikirkan oleh peserta, dan evaluasi atas pendapat tadi dilakukan kemudian.

4) Metode Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan


pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih
panelis dengan seorang pemimpin.

5) Metode Bermain peran adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan


manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih
untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

10
6) Metode Demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide
dan produser tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk
memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan
dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok
yang tidak terlalu besar jumlahnya.

7) Metode Simposium adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai


5 orang dengan topik uang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

8) Metode Seminar adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul


untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang
menguasai bidangnya.
g. Memilih Media

Media penyuluhan kesehatan adalah media yang digunakan untuk menyampaikan


pesan kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah
penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat yang dituju.

1) Media cetak yaitu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media
cetak terdiri dari :

a) Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan dan


bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

b) Leaflet adalah suatu bentuk penyampaian informasi melalui lembar yang


dilipat. Isi informasi dapat berupa kalimat maupun gambar.

c) Selebaran adalah suatu bentuk informasi yang berupa kalimat maupun


kombinasi

d) Flip chart adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan


dalam bentuk lembar balik berisi gambar dan dibaliknya berisi pesan yang
berkaitan dengan gambar tersebut.

e) Rubrik atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan suatu masalah
kesehatan

f) Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan kesehatan yang biasanya
ditempel di tempat umum

g) Foto yang mengungkap informasi keehatan yang berfungsi untuk memberi


informasi dan menghibur.

11
2) Media Elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dalam menyampaika pesannya melalui alat bantu elektronika.
Adapun macam media elektronik :
a) Telivisi
b) Radio
c) Video
d) Slide
e) Film

3) Luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruangan


secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya :
a) Pameran
b) Banner
c) TV layar lebar
d) Spanduk
e) Papan reklame
h. Menyusun kriteria penilaian
1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.
2) Menetapkan masalah kesehatan masyarakat

3) Meprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan


kesehatan masyarakat.
i. Menyusun rencana pelaksanaan.
1) Waktu dan tempat penyuluhan

2) Rencana kegiatan penyuluhan yang sesuai dengan tema, tujua, sasaran serta
metode dan media.
4. Seminar/Pelatihan

Mengikuti pelatihan formal dan informal, untuk meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan SDM mengenai gizi, sehingga menghasilkan pelayanan gizi yang
optimal. Seminar/pelatihan dapat dilaksanakan oleh Rumah Sakit ataupun diluar
Rumah Sakit.
5. Managemen Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
a. Menghitung jumlah pasien.
b. Menghitung kebutuhan BM pasien hari ini

12
c. Membuat rencana kebutuhan BM pssien
d. Melakukan penerimaam BM
e. Melakukan penyortiran BM
f. Melakukan penyimpanan BM
g. Melakukan penyaluran bahan makanan
h. Melakukan pengolahan bahan makanan.
i. Melakukan penyajian makanan
j. Melakukan distribusi makanan
k. Melakukan pengambilan alat makanan pasien
l. Melakukan monitoring penyelenggara makanan rumah sakit

B. SASARAN
NO PROGRAM SASARAN TARGET
1. Program evaluasi Seluruh anggota instal a. Rapat terlaksana
a. Rutin jangwat dengan baik dan hasil
b. Insidential maksimal
b. Kendala dalam
pelaksanaan teratasi

2. Pengkajian Gizi Pasien rawat inap Seluruh pasien rawat


(Subjektiv Global inap yang memerlukan
Assesment = SGA) tatalaksana gizi dapat
teratasi

3. Konseling Gizi Pasie rawat inap dan Keberhasilan konseling


pasien rawat jalan gizi mencapai 100%
dengan gangguan
sindrom metabolik,
penyakit lain yang
berhubungan dengan
malnutrisi dan yang
memerlukan edukasi
mengenai gizi.

13
4. Penyuluhan Gizi Pasien rawat inap, Penyuluhan
pasien rawat jalan, dilaksanakan 3x setahu
keluarga pasien,
pengunjung di ruang
inap penyakit dalam
dan poliklinik penyakit
dalam.

5. Seminar/Pelatihan Seluruh anggota unit -


gizi

6. Managemen Unit gizi dan pasien Kepuasaaan pasien dan


Penyelenggaraan rawat inap tidak ada kesalahan diet
Makanan Rumah Sakit

C. INDIKATOR MUTU

NO MUTU PELAYANAN SASARAN TARGET


1. Angka penolakan Makanan Pasien rawat inap <10%
2. Angka keterlambatan penyediaan Pasien rawat inap < 10%
makanan pada pasien dengan
waktu > 30 menit

3 Angka terjadinya tercemarnya Pasien rawat inap 0


makanan.

4 Angka kesalahan pemberian diit Pasien rawat inap 0


untuk pasien maternitas

5 Angka dihabiskannya diit kurang Pasien rawat inap <10%


dari seperempat porsi

6 Angka kesalahan pemberian Pasien rawat inap 0


snack

14
D. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan Sumber Daya Jumlah Pelaksanaan Tempat Ket
Manusia
(Sdm)

1. Program evaluasi Seluruh a. Satu bulan Unit Gizi


a. Rutin anggota unit sekali
b. isidental Gizi 13 b. Jika ada
kendala dalam
pelaksanaan

2. Pengkajian Gizi Nutrisionis 2 Setiap Hari Seluruh Ruang


(Subjektiv Global Rawat Inap
Assesment = SGA)

3. Konseling Gizi Nutrisionis 2 Setiap Hari - Poliklinik


Gizi
- Ruang
rawat inap

4. Penyuluhan Gizi Nutrisionis 2 4x sebulan - Poliklinik


Penyakit
Dalam
- Ruang
Rawat Inap
penyakit
Dalam

5. Seminar/Pelatihan Nutrisionis 2 - -
6. Managemen Anggota Unit 11 Setiap Hari -
Penyelenggaraan Gizi
Makanan Rumah
Sakit

15
E. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Setelah kegiatan dilaksanakan, evaluasi langsung dilakukan

F. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

Pencatatan dilakukan secara rutin setiap selesai pelaksanaan kegiatan kemudian


dilaporkan secara berkala dan di evaluasi pada akhir tahun untuk mengetahui pencapaian
program yang telah dibuat.

Ditetapkan di : Cirebon
Pada Tanggal : Januari 2022
Direktur Rumah Sakit

dr. Lucia Dewi P,MM

16

Anda mungkin juga menyukai