Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL

TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBERDAYA LAHAN

Disusun Oleh :

Nama : Nurin Maziya Rifda

NIM : 165040200111141

Kelas :F

Asisten : Yuliana Safitri


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UVIVERSITAS BRAWIJAYA

2018

Pada daerah malawi terdapat empat zonalahan yang dibagi berdasarkan


tingkat pengaturannya, yakni fully managed, unmanaged dan forrest. Pengaturan
lahan ini mempengaruhi tingkat erosi pada keempat daerah tersebut. Pada daerah
unmanaged atau daerah yang tidak diatur sama sekali dapat diketahui bahwa
tingkat erosinya sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari air yang di ambil pada
saat terjadi hujan lebat pada daerah tersebut sangat keruh. Sesuai dengan
pernyataan Isjudarto (2016), Memburuknya kualitas air merupakan salah satu
dampak erosi, dimana air menjadi sangat keruh karena partikel-partikel tanah larut
dalam air. Selain itu, terlihatnya pengikisan tanah yang cukup lebar merupakan
salah satu indikator bahwa tanah pada lahan tersebut bererosi alur hingga parit.
Seperti pendapat dari Tarigan (2012), yang menyatakan bahwa erosi aluri terjadi
karena adanya pengikisan tanah oleh aliran air yang membentuk parit atau saluran
kecil, parit tersebut mengalami konsentrasi aliran air hujan yang akan mengikis
tanah. Suatu erosi dikelompokkan menjadi erosi alur apabila memiliki lebar
kurang dari 50 cm dan memiliki kedalaman kurang dari 30 cm. Sedangkan erosi
parit (gully erosion) merupakan keberlanjutan dari erosi alur.
Pada zona lain, yakni lahan yang di manage namun tidak menyeluruh
didapatkan erosi yang lebih rendah, dengan bukti air hujan yang keruh namun
tidak sekeruh air dari lahan unmanages. Hal ini dikarenakan pada lahan terseb6ut
masih terdapat tanaman covercrop yng membantu pengurangan hempasan air
hujan terhadap tanah. Menurut Simanjuntak (2004),adanya tanaman penutup
tanah pada lahan perkebunan maka permukaan tanah akan terlindung dari
hempasan air hujan dan pengikisan bahan organik diatas tanah.
Selanjutnya pada lahan fully managed, didapatkan hasil pengikisan tanah
yang jauh lebih sedikit dibandingkan lahan unmanaged dengan air pada saat hujan
juga jauh lebih jernih. Hal ini disebabkan karena selain adanya tanaman covercrop
juga terdapat tanaman pohon atau tanaman tahunan lainnya yang menyebabkan
pengurangan hempasan air hujan pada tanah berkurang serta sebagai penyanggan.
Menurut Kaharuddin (2014), dengan adanya tanaman pohon yang hidup di atas
perm6kaan tanah akan dapat memperbaiki kemampuan tanah dalam hal menyerap
air serta memperkecil kekuatan merusak oleh butir-butir hujan yang jatuh beserta
aliran air diatas permukaan tanah.
Tingkat erosi paling kecil terjadi pada daerah hutan, dengan perbandingan
erosi 1:10 jika dibandingkan dengan lahan unmanaged. Hal ini dikarenakan bahan
organik pada hutan masih tinggi, banyaknya seresah dan tanaman pohon yang
ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fadhil (2013), yang mengatakan bahwa
kandungan bahan organik hutan lebih tinggi dibandingkan dengan lahan kakao
sehingga membuat tanah hutan cukup resisten terhadap erosi. Untuk mengurangi
erosi yang ada dapat dilakukan dengan mengenmbalikan sisa tanaman budidaya
ataupun kotoran ternak pada lahan masing-masing.

Daftar Pustaka

Fadhil, Muhammad., Anthon Monde Dan Abdul Rahman. 2013. Tingkat Bahaya
Erosi (Tbe) pada Hutan dan Lahan Kakao di Desa Sejahtera, Kecamatan
Palolo, Kabupaten Sigi. Agrotekbis. 1(3) : 236-243.
Isjudarto. 2016. Peningkatan Erosi Tanah pada Lereng Timbunan Overburden
Akibat Kegiatan Penambangan Di Daerah Clereng, Pengasih, Kabupaten
Kulon Progo. 4(3) : 196-201.
Kaharuddin ., Mohammad Bisri Dan Pitojo Tri Juwono. Kajian Pengendalian Laju
Sedimen Dengan Bangunan Pengendali Di Das Hulu Batang Gadis Propinsi
Sumatera Utara. Jurnal Teknik Pengairan 5(1) : 91-102.
Simanjuntak, Dahlia Dan Matanri. 2004. Manfaatcovercrop Terhadap Erosi Dan
Kesuburan Lahan. Jurnal Penelitian Bidang Pertanian. 2(2) : 42-47.
Tarigan, Dela Risnain. 2012. Pengaruh Erosivitas Dan Topografi Terhadap
Kehilangan Tanah Pada Erosi Alur Di Daerah Aliran Sungai Secang Desa
Hargotirto Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo. 412-420.

Anda mungkin juga menyukai