Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Ny. D.

R
DENGAN DIAGNOSA MEDIS G3P2002 39 MINGGU T/H LMR SC 2X

A. Asuhan Keperawatan Perioperatif


1. Identitas Pasien
Nama : Ny. D.R
No. RM : 01414150
Umur : 36 th 10 bln 28 hr.
Jenis Kelamin :P
Agama : Hindu
Alamat : Jl. Danau Beratan no 22 Sanur Denpasar
Tanggal masuk : 5-11-2017
Tanggal pengkajian : 5-11-2017
Sumber informasi : Pasien dan keluarga

2. Riwayat Kesehatan
Dx Medis : G3P2002 39 minggu T/H LMR SC 2 x.
Rencana Op : Pro section caesarea + steril
Jenis Anestesi : RA BSA
Keluhan Utama : Nyeri perut (+)
Saat MRS : Nyeri perut (+)
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan nyeri perut hilang timbul
Riwayat Penyakit :
Pasien mengatakan datang dengan rencana sc + steril pkl.08.00 Wita sakit perut (+),
gerak anak dirasakan aktif. Pasien juga mengatakan riwayat menarche umur 12 th
dengan volume 100 cc serta siklus haid teratur dengan lama 3-5 hari. Pasien
mengatakan sudah pernah melakukan sc di persalinan terdahulu yaitu pada tahun
2008 dan tahun 2010 saat melahirkan anak keduanya.
Pengkajian nyeri :
P= pasien mengatakan terasa nyeri pada bagian perut
Q= pasien mengatakan nyeri terasa tumpul
R=pasien mengatakan nyeri hanya terasa pada bagian perut saja
S= pasien mengatakan rasa nyerinya dengan skala 4
T= pasien mengatakan nyerinya hilang timbul ±10 menit

B. Proses Keperawatan
1. Di Ruang Persiapan Operasi ( Tahap Pre Operasi )
a. Pengkajian
1) Kelengkapan administrasi
NO KOMPONEN ADA TIDAK KETERANGAN/PENJELASAN
1 Form
Informed
 Terisi dengan lengkap

consent
2 Form
persiapan
 Terisi dengan lengkap

operasi
3 Form lain

Persiapan pasien terkait rencana tindakan operasi :


1. Mengukur vital sign pasien.
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium.
3. Konsul anastesi.
4. Meminta persetujuan tindakan pembedahan dan pembiusan.
5. Amprah ruangan operasi.
2) Obat Premedikasi : Ampicilin 2gr pkl 07.00 Wita.
3) Persiapan saat di ruang penerimaan :
a. Melakukan pengecekan identitas pasien dan kelengkapan form operasi.
b. Memeriksa apakah pasien sudah menggunakan pulse oximetri dan sudah
berfungsi dengan baik.
c. Mengecek apakah pasien memiliki riwayat alergi.
d. Mengecek kepatenan infus pasien.
4) Pengkajian 6 B
a) B1 (Breath) Pernafasan
Bentuk dada :
RR : 20 x/mnt, Pola napas : Spontan, Suara napas : Vesikuler, Riwayat
merokok : Tidak ada
Saturasi : 99 %
Cuping hidung tidak ada, otot bantu pernapasan : tidak ada
Pergerakan dada tampak simetris.
b) B2 (Blood) Kardiovaskuler
Irama jantung : Reguler, nyeri dada : Tidak ada, Bunyi jantung : Redup,
Akral : Hangat
Tensi : 110/90 mmHg, Nadi : 80 x/mnt.
Crt <2 detik.
c) B3 (Brain) Saraf
Penglihatan (mata) : Normal, pendengaran (telinga) : Normal, komunikasi
: Normal.
GCS :E4V5M6 Kesadaran : Composmentis.
d) B4 (Bladder) Perkemihan
Kateter urine : Tidak ada, pasien BAK spontan (+), produksi (+), nyeri
saat BAK (-).
e) B5 (Bowel) Pencernaan
Puasa : Iya ( pkl. 02.00 Wita), Kondisi mulut : Tampak bersih, Mukosa :
Bibir tampak kering, NGT : tidak ada, Abdomen : asites tidak ada, nyeri
tekan : tidak ada, terdapat lesi bekas operasi sc.
f) B6 (Bone) Muskuloskeletal
Kemampuan pergerakan sendi : Lemah, kondisi tubuh : Lemah, tulang :
patah tulang tidak ada, lesi/luka tidak ada, deformitas (-).
Otot :
5555 5555
5555 5555
Data Tambahan :
 Pasien tampak meringis dan sesekali memegangi bagian perutnya.
 Pasien tampak gelisah.
 Kontraksi (+), ppv (-).
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 5-11-2017
 Hematologi Rutin
Parameter Results Flags Units Normal Range
WBC 8,00 + 10˄3/uL (4,1-11)
RBC 4,50 10˄6/uL (4,5-6)
HGB 14,5 g/dl (12-16)
HCT 37,00 % (36-46)
MCV 88,0 fL (80-100)
MCH 27,10 pg (26-34)
MCHC 31,25 g/dl (31-36)
PLT 265 10˄3/Ul (140-440)
RDW 11,90 % (11,6-14,8)
BT 2 Menit (1-3 menit)
CT 8 Menit (6-12 menit)

b. Dx Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.
c. Intervensi
Hari/tgl No. Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional TT
Dx D
Minggu , 1 Noc : Nic:
5/11/2017 -Pain level 1. Lakukan pengkajian 1. Untuk mengetahui
-Pain control nyeri secara seberapa besar nyeri
-Comfort level komprehensif. yang dirasakan dan
Setelah dilakukan tindakan mengganggu tingkat
keperawatan selama 1x30 kenyamanan pasien.
menit diharapkan pasien 2. Ajarkan tentang 2. Teknik nonfarmakologi
tidak mengalami nyeri teknik dapat membantu
dengan kriteria hasil : nonfarmakologi mengurangi nyeri
a. Mampu mengontrol (napas dalam, pasien.
nyeri. relaksasi, distraksi)
b. Melaporkan nyeri sebelum operasi
berkurang dengan dimulai.
menggunakan 3. Monitor vital sign. 3. Untuk mengetahui
manajemen nyeri. respon pasien.
c. Tanda vital dalam 4. Kolaborasi : 4. Analgetik sangat
rentang normal. Berikan analgetik membantu untuk
d. Mampu mengenali nyeri. untuk mengurangi mengurangi rasa nyeri
nyeri pasien.
d. Implementasi
Hari/tgl No. Implementasi Evaluasi TTD
Dx
Minggu , 1 Melakukan pengkajian nyeri secara Ds : pasien mengatakan nyeri
5/11/2017 komprehensif. pada perut & nyeri terasa
tumpul. Pasien juga
mengatakan nyeri hanya
dirasakan pada perut dengan
skala nyeri 4(0-10). Pasien
mengatakan nyeri terus
menerus ± 10 menit.
Do:
- Pasien tampak meringis
& sesekali memegangi
perutnya.
- Pasien tampak gelisah.
1 Memonitor vital sign Ds :-
Do :
- TD= 120/90 mmHg
- N= 84 x/mnt
- RR= 22 x/mnt
1 Mengajarkan pasien untuk melakukan Ds: pasien mengatakan sudah
teknik nonfarmakologi (relaksasi napas melakukan teknik relaksasi
dalam ) napas dalam & rasa nyerinya
sudah sedikit berkurang dengan
skala nyeri 3 (0-10)
Do:
- Pasien tampak mulai
tenang
- Pasien tampak sesekali
memegangi bagian
perutnya.
e. Evaluasi
Hari/tgl No.Dx Evaluasi TTD
Minggu, 1 S = Pasien mengatakan sudah melakukan teknik
5/11/2017 relaksasi napas dalam & rasa nyerinya sudah
sedikit berkurang dengan skala nyeri 3 (0-10).
O=
- Pasien tampak mulai tenang & sesekali
memegangi bagian perutnya.
- Pasien tampak melakukan relaksasi
napas dalam.
- TD= 120/90 mmHg, N= 84 x/mnt, RR=
22x/mnt.
A = Masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi
- Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif.
- Monitor vital sign.
- Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi.

2. Di Ruang Operasi ( Tahap Intra Operasi )


a. Pengkajian
1) Persiapan alat dan implant :
a) Persiapan alat-alat steril
- Desinfeksi klem 1 buah
- Doek klem 6 buah
- Handvatmess no 4 1 buah
- Pincet anatomis 2 buah
- Pincet cirurgis 2 buah
- Arteri klem van pean 5 buah
- Arteri klem van kocker 4 buah
- Ring klem 4 buah
- Chrom klem 4 buah
- Mikulicz 4 buah
- Gunting metzembaum 1 buah
- Gunting benang 1 buah
- Naldvoerder 2 buah
- Haak gigi 4 tajam 2 buah
- Langenbeck 2 buah
- Wound haak 1 buah
- Slang suction 1 buah
- Cucing 2 buah
- Bengkok 1 buah
b) Linen steril
- Doek besar 3 buah
- Doek kecil 2 buah
- Alas meja instrument 1 buah
- Schort 5 buah
- Handuk steril 5 buah
c) Bahan habis pakai
- Mess no 20
- Handscoen steril sesuai dengan ukuran
- Kassa steril sesuai dengan kebutuhan
- Big gauze steril sesuai dengan kebutuhan
- Providon iodine 3%
- Alcohol 70%
- NaCl 0,9%
- Tulle
- Slang suction bayi
- Benang bedah terdiri dari : chromic no 1,2/0, byosin no 0,
monosyn no 3/0
d) Alat tidak steril
- Gunting perban
- Hipafix
e) Prosedur
1. Tim bedah cuci tangan bedah
2. Tim bedah memakai gaun operasi dan handscoen steril
3. Instrumentator menata instrument di meja instrument
4. Desinfeksi area operasi dengan providon iodine 3% dan alcohol 70%
5. Drapping dengan 3 buah doek besar dan 2 buah doek kecil. Klem
dengan doek klem.
6. Memasang kabel diathermi dan slang suction. Klem dengan doek klem
7. Memberikan instruksi bahwa operasi sudah siap untuk dilaksanakan
8. Memberikan kassa kering untuk mengusap lapangan operasi
9. Memberikan pincet cirurgis dan handvatmess untuk insisi kulit sampai
pada fat
10. Memberikan kassa untuk menekan perdarahan
11. Memberikan haak gigi 4 tajam
12. Memberikan handvatmess untuk insisi fasia
13. Memberikan langenbeck
14. Memberikan gunting metzembaum dan pincet anatomis panjang untuk
memperlebar fasia
15. Memberikan still deppers untuk memperjelas peritoneum
16. Otot dibuka secara tumpul dengan pangkal gunting metzembaum
17. Memberikan 2 pincet cirurgis dan gunting metzembaum untuk
membuka peritoneum
18. Memberikan wound haak
19. Memberikan big gauze yang telah dibasahi dengan NaCl 0,9% untuk
melingkari area uterus
20. Memberikan pincet anatomis dan gunting metzembaum untuk
membuka perimetrium
21. Memberikan handvatmess untuk insisi myometrium dan endometrium
22. Memberikan gunting metzembaum untuk memperlebar insisi
23. Memberikan klem pean untuk merobek ketuban
24. Memberikan kassa kering untuk mengusap muka bayi
25. Bayi keluar
26. Memberikan slang suction yang dihubungkan dengan kanule suction
bayi untuk membersihkan mulut bayi
27. Memberikan chroom klem dan klem pean untuk menjepit tali pusat
bayi
28. Memberikan gunting metzembaum untuk memotong tali pusat bayi
29. Memberikan ring klem untuk menarik plasenta
30. Memberikan bengkok untuk tempat plasenta
31. Memberikan 2 ring klem dan 2 chroom klem untuk menjepit uterus
32. Memberikan still deppers yang dijepit dengan ring klem untuk
membersihkan uterus
33. Memberikan naldvolder dengan benang monosin no 1 dan pincet
cirurgis untuk menjahit endometrium dan myometrium
34. Memberikan naldvolder dengan benang chromic no 2/0 dan pinset
anatomis untuk menjahit perimetrium
35. Inventarisasi kassa, big gauze dan instrument
36. Memberikan mikulicz untuk menjepit peritoneum
37. Memberikan still kassa dan NaCl 0,9% untuk cuci
38. Memberikan still kassa kering untuk mengeringkan dan cuci
perdarahan
39. Memberikan naldvolder dengan benang chromic no 2/0 dan pincet
anatomis untuk menjahit peritoneum dan otot
40. Memberikan klem kocker untuk memegang fasia
41. Memberikan naldvolder dengan benang byosin no 0 dan pincet
cirurgis untuk menjahit fasia. Klem dengan klem pean pada jahitan
tengah
42. Memberikan naldvolder dengan benang chromic no 2/0 dan pincet
anatomis untuk jahit fat
43. Memberikan naldvolder dengan benang monosyn no 3/0 dan pincet
cirurgis untuk jahit kulit
44. Bersihkan kulit dari sisa darah dan antiseptic. Keringkan dengan kassa
kering
45. Tutup luka dengan tulle kassa dan hypafix
46. Bereskan alat dan cuci tangan
47. Operasi selesai
Nama instrument : Set sc, set jas operasi, set drapping.
Nama sirkuler :-
2) Persiapan pasien :
Posisi pasien : Supinasi.
Jenis Anastesi : RA BSA
Alat-alat monitor :
Alat-alat bantu posisi pasien :
- Bantal.
- Kontrol suhu = selimut/ matras penghangat.
3) Prosedur operasi
Nama tindakan : Serectio caesaria dan steril (tubektomi).
Anastesi mulai : Pk 08.00 Wita. Selesai : Pk 08.10 Wita.
Insisi dimulai : Pk 08.20 Wita. Operasi selesai Pk 09.30 Wita.
Pasien keluar kamar operasi : Pk 09.40 Wita. Durasi operasi 2 jam.
Jenis anestesi : RA BSA.
Obat premedikasi : -
Obat medikasi : Bupivacain 0,5% heavy 13,5 mg
Antibiotic profilaxis : ampicilin 2 gr pk 07.00 Wita.
4) Pengakhiran Pembedahan dan anesthesia
a) Pencucian luka dengan NaCl 0,9 % sebanyak 200 ml
Kondisi : tidak hangat
b) Penutupan luka : sofratule & has steril serta difiksasi dengan hypafix.
c) Drain (-).
d) Pemeriksaan patologi anatomi (-)
e) Evaluasi kondisi pasien sebelum meninggalkan kamar operasi :
Ku = composmentis
N = 84 x/mnt
S= 36 0C
TD= 130/78 mmHg
RR= 17 x/mnt
SaO2= 98 %
Jumlah perdarahan= 400 cc
Jumlah urin = 500cc
Jumlah cairan infus= 1000 cc
Jumlah transfusi= - cc
Kontraksi uterus (+), ppv normal, TFU 2 jari di bawah pusat.
5) Pengkajian 6B
a) B1 ( breath ) Pernafasan
RR= 14 x/mnt, Pola napas : spontan, Suara napas : Vesikuler, Alat bantu
pernapasan : nasal kanule, Therapy oksigen :4 lpm, Saturasi O2 : 99 %.
Cuping hidung tidak ada, otot bantu pernapasan tidak ada, dan pergerakan
dada tampak simetris.
b) B2 ( blood ) Kardiovaskuler
Irama jantung : Reguler, Nyeri dada : tidak ada, Akral : Hangat, Tensi :
128/72 mmHg, Nadi : 68 x/mnt, CRT : <2 detik.
c) B3 ( brain ) Saraf
Penglihatan (mata) : normal, Pendengaran ( telinga ) : normal, komunikasi
: normal, GCS : E4V5Mx. Kesadaran : Apatis.
d) B4 ( bladder ) Perkemihan
Kateter urine : Ada (Fr 16), Tgl Pasang : 5/11-2017, Produksi urine : 500
cc, waktu tamping sejak : 08.30 Wita.
e) B5 ( bowel ) Pencernaan
Muntah : tidak ada, Kondisi mulut : tampak bersih , Mukosa : bibir
tampak kering, NGT : tidak ada, Abdomen : Asites tidak ada, lesi (-),
nyeri tekan (-) bising usus : 10 x/mnt. Tidak terlihat adanya massa pada
abdomen
f) B6 ( bone ) Muskuloskeletal
Kemampuan pergerakan sendi : Lemah
Kondisi tubuh : Lemah
Tulang : Patah tulang (-), deformitas (-), lesi (-)
Otot :
5555 5555
5555 5555

Data tambahan :
 Status fisik ASA=2
 Penyulit pra anastesi= gravida.
 Jumlah perdarahan = 400 cc
 Bayi lahir pkl 08.55 Wita (laki-laki) langsung menangis.
 Terdapat luka bekas operasi sc dan tubektomi di bagian perut
bawah.
 Luka operasi tampak bersih dan tidak ada kemerahan.

b. Dx Keperawatan ( skala prioritas )


1. Risiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi terkait kehamilan.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh primer tidak adekuat.
c. Intervensi
Hari/tgl No. Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional TTD
Dx
Minggu, 1 Noc : Nic
5/11/2017 - blood lose severity Bleeding precaution:
- blood koagulation 1. Monitor ketat tanda-tanda 1. Untuk dapat
Setelah dilakukan tindakan perdarahan. melakukan
keperawatan selama 1 x 2 antisipasi bila
jam diharapkan tidak terjadi perdarahan.
terjadi perdarahan dengan 2. Monitor TTV ortostatik 2. Untuk memantau
kriteria hasil : status hemodinamik
a. Tekanan darah & dapat melakukan
dalam batas normal. tindakan cepat bila
b. Tidak ada distensi Bleeding reduction terjadi perdarahan.
abdomen. 3. Monitor status cairan yang 3. Pemantauan cairan
c. Hemoglobin & meliputi intake & output akan sangat
hematokrit dalam membantu bila
batas normal. terjadi perdarahan.
d. Kehilangan darah 4. Pertahankan patensi iv line 4. Untuk memudahkan
terlihat. dalam memberikan
cairan saat terjadi
kehilangan berlebih.
2 Noc : Nic :
- Immune status. 1. Pertahankan teknik aseptik. 1. Teknik aseptik
- Knowledge= dapat memutus
infection control. rantai infeksi.
- Risk control. 2. Monitor tanda dan gejala 2. Untuk mengetahui
Setelah dilakukan tindakan infeksi sistemik & lokal. apakah terjadi
keperawatan selama 1x2 infeksi &
jam diharapkan pasien penanganan dapat
tidak mengalami infeksi segera dilakukan.
dengan kriteria hasil : 3. Dorong masukan cairan. 3. Cairan dapat
a. Pasien bebas dari mempertahankan
tanda & gejala metabolisme
infeksi. tubuh.
b. Jumlah leukosit 4. Berikan terapi antibiotic. 4. Antibiotic dapat
dalam batas normal. memberikan
c. Status imun, perlindungan
gastrointestinal, terhadap tubuh.
genitourinaria
dalam batas normal.
d. Implementasi
Hari/tgl No. Implementasi Evaluasi TTD
Dx
Minggu, 1 Mempertahankan patensi iv line. Ds= -
5/11/2017 Do=
- Tampak infus pasien lancar & terpasang
cairan infuse NaCl 0,9% 500 cc (± 1 flash)
- Tampak tangan pasien yang terpasang
infus tidak bengkak.

2 Mempertahankan teknik aseptik. Ds=-


Do=
- Petugas tampak sudah melakukan cuci
tangan.
- Tampak alat-alat yang digunakan steril.
- Petugas tampak sudah menggunakan jas &
sarung tangan.
1 Memonitor status cairan. Ds=-
Do=
- Cairan masuk= infus NaCl 0,9% 3 flash
(±1500 cc)
- Cairan keluar=
Urine=500 cc
Perdarahan=300 cc

2 Memberikan terapi antibiotic Ds=-


(ampicillin). Do= Pasien tampak sudah diberikan antibiotik
ampicillin 2gr pkl. 07.00 Wita.
1,2 Memonitor TTV Ds=-
Do=
- TD= 110/68 mmHg
- N=67 x/mnt
- RR= 14 x/mnt
e. Evaluasi
Hari/tgl No. Evaluasi TTD
Dx
Minggu, 1 S=-
5/11-2017 O=
- Tampak infus pasien lancar & terpasang
cairan infus NaCl 0,9% 500 cc (flash II)
- Tampak tangan pasien yang terpasang infus
tidak bengkak.
- Cairan masuk= NaCl 0,9% 3 flash (±1500
cc)
- Cairan keluar
Urine= 500 cc
Perdarahan=300 cc
A= masalah tidak terjadi
P= pertahankan kondisi pasien

2 S=-
O=
- Pasien tampak sudah diberikan antibiotik
ampicillin 2 gr pkl 07.00 Wita.
- Petugas tampak sudah menggunakan jas &
sarung tangan.
- Tampak alat-alat yang digunakan steril.
- Petugas tampak sudah melakukan cuci
tangan.
- TD= 110/68 mmHg, N= 67 x/mnt, RR= 14
x/mnt.
A= Masalah risiko infeksi tidak terjadi.
P= Pertahankan kondisi pasien.
3. Di Ruang RR ( Tahap Post Operatif )
a. Pengkajian
a) B1 ( breath ) Pernafasan
RR= 18 x/mnt, Pola napas : Spontan , Suara napas : Vesikuler, Alat bantu
pernapasan : Oksigen nasal kanule, Therapy oksigen : 3 ltr/mnt, Saturasi O2 :
99 %. Cuping hidung tidak ada, otot bantu pernapasan tidak ada, dan
pergerakan dada tampak simetris.
b) B2 ( blood ) Kardiovaskuler
Irama jantung : Reguler, Nyeri dada : tidak ada, Akral : Hangat, Tensi :
130/80 mmHg, Nadi : 84 x/mnt, CRT : <2 detik.
c) B3 ( brain ) Saraf
Penglihatan (mata) : normal, Pendengaran ( telinga ) : normal, komunikasi :
normal, GCS : E3V4M6. Kesadaran : Composmentis.
d) B4 ( bladder ) Perkemihan
Kateter urine : ada (Fr 16), Tgl Pasang : 5/11-2017, Produksi urine : 300 cc,
waktu tampung sejak :08.30 Wita.
e) B5 ( bowel ) Pencernaan
Muntah : tidak ada, Kondisi mulut : tampak bersih , Mukosa : bibir tampak
kering, NGT : tidak ada, Abdomen : Asites tidak ada, lesi (-), bising usus : 10
x/mnt. Tidak terlihat adanya massa pada abdomen dan nyeri tekan (-), TFU 2
jari di bawah pusat, kontraksi uterus (+) perdarahan pervagina (+) normal.
f) B6 ( bone ) Muskuloskeletal
Kemampuan pergerakan sendi : Lemah
Kondisi tubuh : Lemah
Tulang : Patah tulang (-), deformitas (-), lesi (-)
Otot :
5555 5555
5555 5555
Data Tambahan :
 Pasien tampak terpasang gelang kuning.
 Tampak siderail sudah dinaikan.
 Tampak tempat tidur pasien sudah terkunci.
 Pasien mengatakan badannya terasa lemas & kedua kakinya masih belum
terasa.
 Pengkajian Nyeri :
P= Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah setelah operasi SC
dan steril dan bertambah saat bergerak.
Q= Pasien mengatakan nyeri terasa tumpul.
R= Pasien mengatakan nyeri hanya dirasakan pada perut bagian bawah
saja.
S= Pasien mengatakan nyerinya dengan skala 3 (0-10).
T= Pasien mengatakan nyerinya hilang timbul ± 15 menit.
 AS=8

b. Dx. Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (insisi luka operasi ).
2. Risiko cedera berhubungan dengan efek obat anestesi ( zat kimia ).
c. Intervensi
Hari/tgl No. Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional TTD
Dx hasil
Minggu, 1 Noc : Nic:
5/11/2017 -Pain level 1. Lakukan pengkajian 1. Untuk mengetahui
-Pain control nyeri secara seberapa besar nyeri yang
-Comfort level komprehensif. dirasakan dan
Setelah dilakukan mengganggu tingkat
tindakan keperawatan kenyamanan pasien.
selama 1x30 menit 2. Ajarkan tentang 2. Teknik nonfarmakologi
diharapkan pasien tidak teknik dapat membantu
mengalami nyeri dengan nonfarmakologi mengurangi nyeri pasien.
kriteria hasil : (napas dalam,
e. Mampu mengontrol relaksasi, distraksi)
nyeri. sebelum operasi
f. Melaporkan nyeri dimulai.
berkurang dengan 3. Monitor vital sign 3. Untuk mengetahui respon
menggunakan sebelum & sesudah pasien setelah diberikan
manajemen nyeri. pemberian analgetik analgetik.
g. Tanda vital dalam pertama kali.
rentang normal. 4. Kolaborasi : 4. Analgetik sangat
h. Mampu mengenali Berikan analgetik membantu untuk
nyeri. untuk mengurangi mengurangi rasa nyeri
nyeri pasien.

Minggu, 2 Noc : Nic :


5/11/2017 - Risk control. 1. Ciptakan lingkungan yang 1. Mencegah terjadinya
- Neurological status. aman untuk pasien. risiko cidera.
- Knowledge personal
safety. 2. Menjaga dengan siderail 2. Mencegah pasien
Setelah dilakukan asuhan jika diperlukan. mengalami risiko cidera.
keperawatan selama 1x2
jam diharapkan risiko 3. Kunci roda dari tempat tidur 3. Mengurangi risiko cidera.
cidera dapat saat memindahkan pasien.
diminimalisir dengan
kriteria hasil :
a. Pasien mengenal
tanda & gejala yang
mengindikasikan
faktor risiko cidera.
b. Tingkat kesadaran
pasien baik.
c. Status kognitif pasien
baik.
d. Orientasi kognitif
pasien baik.
e. Pasien mengetahui
tentang risiko cidera.
f. Pasien mengetahui
strategi untuk
mengatasi cidera.

d. Implementasi
Hari/tgl No. Implementasi Evaluasi TTD
Dx
Minggu, 1 Melakukan pengkajian nyeri secara Ds : pasien mengatakan nyeri
5/11/2017 komprehensif. pada luka operasi di perut
bagian bawah & bertambah
saat bergerak dan nyeri terasa
tumpul. Pasien juga
mengatakan nyeri hanya
dirasakan pada perut bagian
bawah dengan skala nyeri 3(0-
10). Pasien mengatakan nyeri
hilang timbul ± 15 menit.
Do:
- Pasien tampak meringis
& sesekali mengerutkan
bagian dahinya.
- Pasien tampak sesekali
memegangi bagian
perutnya.
2 Menciptakan lingkungan yang aman untuk Ds=-
pasien. Do=
- Pasien tampak berada di
ruang RR.
- Tampak siderail pasien
dinaikkan.
- Pasien tampak tenang.
1 Mengajarkan pasien untuk melakukan DS : pasien mengatakan sudah
relaksasi napas dalam. mulai melakukan tarik napas
Kolaborasi : dalam & nyeri berkurang
Memberikan terapi analgetik ( pasien dengan skala nyeri 2 (0-10)
terpasang drip analgetik fentanyl 300 mcg DO :
+ narfos 8 mg = 2,1 cc/ jam ( syringe - Pasien tampak
pump) melakukan teknik napas
dalam.
Pasien tampak tenang.
2 Mengkunci tempat tidur pasien selama Ds= Pasien mengatakan sudah
berada di ruang RR nyaman dengan tempat
tidurnya.
Do=
- Pasien tampak tenang.
- Tampak bed pasien
sudah terkunci.
2 Memasang siderail pasien selama berada di Ds= Pasien mengatakan
ruang RR badannya lemas dan kedua
kakinya belum terasa.
Do=
- Tampak siderail kanan
& kiri sudah dinaikan.
- Pasien tampak dalam
posisi telentang &
kedua kakinya belum
bisa digerakkan.
e. Evaluasi
Hari/tgl No. Dx Evaluasi TTD
Minggu, 1 S = Pasien mengatakan sudah
5/11/2017 melakukan teknik relaksasi napas
dalam & rasa nyerinya sudah
berkurang dengan skala nyeri 2 (0-
10). Pasien mengatakan nyerinya
hanya dirasakan pada luka operasi di
perut bagian bawah & nyeri hilang
timbul ±15 menit.
- Pasien tampak tenang.
- Pasien tampak melakukan
relaksasi napas dalam.
- TD= 110/78 mmHg, N= 78
x/mnt, RR= 17x/mnt, S= 360C
A = Masalah sudah teratasi.
P = Pertahankan kondisi pasien.

2 S= Pasien mengatakan sudah nyaman


dengan tempat tidurnya & kedua
kakinya masih belum terasa.
O=
- Pasien tampak tenang.
- Tampak bed pasien sudah
terkunci.
- Tampak siderail kanan & kiri
sudah dinaikan.
- Pasien tampak berada di
ruang RR.
A= Masalah tidak terjadi.
P= Pertahankan kondisi pasien.

Anda mungkin juga menyukai