Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu unsur yang penting untuk menjadikan sumber
daya manusia yang berkualitas dan produktif dan kesehatan bukanlah semata-mata
merupakan tanggung jawab departemen kesehatan, melainkan juga tanggungjawab
dari seluruh sektor, termasuk masyarakat dan swasta. Derajat kesehatan
masyarakat sangat di pengaruhi oleh upaya pembangunan dan kondisi lingkungan
sosial masyarakat yang kondusif bagi terciptanya status kesehatan. Dalam
melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan, partisipasi aktif lintas sektoral
dan seluruh potensi masyarakat termasuk swasta sangatlah diharapkan.
Menciptakan kondisi kesehatan masyarakat telah terbingkai dalam
pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Undang-undang No 23 tahun 1992,
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Salah
satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya untuk
memperbaiki kualita pelayanan kesehatan. Pelayanan yang berkualitas ini harus
dapat dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun
swasta. Dengan pelayanan bermutu ini diharapkan masyarakat akan lebih berminat
untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan Rumah sakit dan sarana
pelayanan kesehatan lainnya.
Rumah sakit telah menyediakan dan menawarkan beberapa bentuk pelayanan
medis sebagai bentuk pendukung dari pelayanan bermutu kepada masyarakat salah
satu diantaranya adalah pelayanan radiologi. Pelayanan Radiologi merupakan
pelayanan penunjang medis yang bertujuan memberikan hasil diagnosa. Radiologi
dalam operasionalnya memanfaatkan radiasi pengion dalam hal ini Sinar-X, yang
telah diketahui selain manfaatnya juga efek atau dampak megative dari sinar-X perlu
mendapat perhatian. Sehingga dalam pemanfaatan sinar-X nya dapat
memperhatikan kaidah-kaidah keselamatan pasien.
Untuk mencapai hal-hal tersebut dipelukan standar Pelayanan Unit Radiologi ini
yang disusun dari berbagai buku acuan dan standar yang berlaku, yang disesuaikan
dengan kondisi RSUD H.Pajonga Daeng Ngalle sehingga dapat memberikan
gambaran Pelayanan Unit Radiologi dari sisi landasan hukum mekanisme
pelayanan, sarana pendukung SDM, logistik dan fasilitas setra peralatan, sanitasi
dan K3, dan tak kalah penting pembiayaan dan pengawasan dan pengendalian
mutu. Buku standar pelayanan Unit Radiologi ini juga merupakan acuan bagi pelaku
pelayanan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.

B. Ruang Lingkup
Pelayanan Radiologi di RSUD H.Pajonga Daeng Ngalle mempunyai ruang
lingkup Radiodiagnostik sederhana. Konvensional Unit / Protable X-Ray .

C. Batasan Operasional
1. Radiologi
Radiologi (Ilmu Sinar) adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi
pengion dan bentuk energi lainnya (nonpengion) dalam bidang diagnostik imejing
dan terapi, yang meliputi energi pengion lain dihasilkan oleh generator dan bahan
radio aktif seperti antara lain Sinar Rontgen (Sinar X), sinar gama, pancaran
partikel pengion (elektron, neutron, positron dan proton) serta bukan energi
pengion (non pengion) seperti antara lain gelombang ultrasonik, gelombang
infrared, gelombang magnetis, gelombang mikro (microwae) dan radio frekuensi.
2. Radiodiagnostik Imaging
Adalah cabang dari Ilmu radiologi dalam bidang diagnosik yang menggunakan
alat-alat yang memancarkan energi radiasi pengion maupun bukan pengion
(nonpengion) yang dihasilkan oleh generator dan bahan radio aktif yang
menghasilkan citra (imej) dari morfologi tubuh manusia dan faal tubuh manusia
untuk diagnosis medis yang menggunakan sinar rontgen (sinar x), sinar
inframerah, radio nuklir, gelombang ultrasonik, gelombang magnetis dan emisi
positron.
3. Radioterapi
Adalah cabang dari Ilmu Radiologi dalam bidang terapi yang menggunakan alat-
alat yang menghasilkan radiasi pengion dan bukan pengion (nonpengion) yang
dihasilkan oleh generator dan bahan radioaktif yang mengeluarkan sinar rontgen
(sinar X), sinar gamma, pancaran partikel pengion dab glombang yang
menghasilkan panas yang dihasilkan antara lain oleh gelombang mikron,
gelombang radio frekuensi dan gelombang ultrasonik
4. Pelayanan Radiologi Sederhana
Adalah pelayanan penunjang untuk diagnostik dan terapi dengan menggunakan
peralatan radiologi sederhana yang meliputi pemeriksaan Thorax dan
Abdomen/polos.
5. Standar Pelayanan Radiologi
Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat atau kelas rumah sakit dan
sarana pelayanan kesehatan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan
radiologi tersebut.
6. Pesawat X-Ray Sederhana
Adalah peralatan radiodiagnostik yang paling sederhana (radiografi dan
fluoroscofy).
7. Tenaga Profesional / formal Radiologi adalah yang mencakup : dokter spesialis
radiologi (radiologist), Radiografer, Fisikawan Medik.
8. Tenaga penunjang radiologi adalah tenaga yang mencakup : Teknisi Pesawat
rontgn pesawat radiologi, dokter umum ditatar dibidang radiologi, paramedis
ditatar dibidang radiologi, petugas administrasi radiologi, petugas kamar gelap.
9. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah kumpulan instruksi langkah-langkah
yang telah dibukukan untuk menyelesaikan proes kerja rutin tertentu.
10. Tim Monitoring Pelayanan radiologi adalah tim yang berasa di Dinas Kesehatan
yang bertugas memonitor dan membina pelayanan radiologi yang berada
diwilayahnya.
11. Foto Rontgen
Adalah pemeriksaan organ tubuh manusia yang menggunakan sinar X, yaitu
gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang yang sangat
pendek (0,05 A – 0,125 A) sehingga mempunyai data tembus tinggi.
12. Fluoroscopy adalah alat pemeriksaan dengan menggunakan sinar X dimana
petugas radiologi dapat secara langsung melihat obyek dengan menggunakan
layar (screen) atau monitor TV.
13. USG
Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia dengan
menggunakan gelombang suara yang frekwensinya 1-10 juta Hz.
14. CT Scan
CT scan (Computerizes Tomografi Scaner) adalah suatu alat pencitraan dengan
menggunakan sinar X yang bergerak secara memutar dan hasil gambarnya
diproses dengan komputer.
15. Informed Concent
Informed Concent adalah surat persetujuan pasien/keluarga untuk pelaksanaan
tindakan medis .
16. Apron adalah alat pelindung diri dari radiasi sinar X
17. Grid adalah suatu alat berbentuk lempengan berisi kisi-kisi, berfungsi untuk
menghilangkan sinar hambur yang mengenai kaset.
18. Developer dan fixer adalah zat kimia yang berfungsi untuk memproses film
sehingga berbentu bayangan tampak.
19. Marker adalah tanda atau kode yang terbuat dari bahan tidak tembus sinar X
yang berfungsi untuk identifikasi pasien.
20. Kaset adalah alat yang digunakan untuk menempatkan film sehingga terlindungi
dari cahaya pada saat pemeriksaan rontgen.
21. Pemeriksaan khusus dengan media kontras adalah pemeriksaan yang
menggunakan media kontras, meliputi : BNO-IVP, colon in loop, myelografi,
cystografi, urethrografi, HSG, barium follow through, fistulografi, CT scan
(Abdomen Kontras, kepala Kontras, Thorax Kontras, SPN Kontras dll).
22. Ap (Antero Posterior) yaitu arah sinar dari sisi depan pasien menuju ke sisi
belakang pasien sejajar bidang sagital.
23. Lateral yaitu arah sinar dari sisi samping pasien atau sejajar dengan bidang
coronal pasien.
24. Oblique yaitu arah sinar membentuk sudut 45 derajat dari bidang sagital atau
coronal pasien.
25. Prosedur Mutu adalah prosedur kerja yang mengatur pekerjaan secara umum di
Instalasi radiologi
26. Instruksi kerja adalah pedoman langkah-langkah kerja tehnis di Instalasi
Radiologi.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Peraturan pemerintah No. 11 tahun 1975 tentang keselamatan kerja terhadap
Radiasi.
4. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1975, tentang Izin pemakaian zat radioaktif
dan atau sumber radiasi lainnya.
5. Peraturan MENKES No. 366.MENKES/PER/V/1997, tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi.
6. Buku Pedoman pelayanan radiologi Rumah sakit dan Sarana pelayanan
Kesehatan lainnya.
7. Surat edaran dirjen yan Medik Depkes RI No. 943/Yanmed/RS-Umdik/VII/1985,
tentang Rekomendasi penggunaan Zat radio Aktif dan sumber radiasi lainnya
dibidang kesehatan, serta Surat Edaran Dirjen Yan Medik Depkes RI No.
627/Yanmed/ RS-Umdik/VI/1991 tentang Penyempurnaan Surat Edaran Dirjen
Yan Medik Depkes RI No. 943/Yanmed/RS-Umdik/VII/1985.
8. Peraturan pemerintah No. 32 tahun 1992 tentang Tenaga Kesehatan.
9. Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan dirjen Batan No.
525/Menkes/VIII/1989-/VIII/1989 – No 01.01/94/DJ/89 tentang Pendelegasian
Wewenang Pemeriksaan terhadap Pemakaian Zat radioaktif dan sumber Radiasi
lainnya dibidang kesehatan dari Batan kepada Departemen Kesehatan RI

BAB II
KETENAGAAN PELAYANAN RADIOLOGI

Untuk menjalankan pelayanan Radiologi didukung oleh tenaga profesional


radiologi dan tenaga penunjang radiologi .
A. Kualifikasi Tenaga Unit Radiologi
1. Kepala Instalasi Radiologi
Nama Jabatan : Kepala Instalasi Radiologi
Unit Kerja : Penunjang Medis
1. Ikhtisar Jabatan :
a. Membuat dan mengevaluasi sistem, pedoman, SPO, juknis kegiatan
pelayanan Radiologi, meliputi penerimaan pasien, penyelesaian administrasi,
proses pelayanan dan akhir pelayanan radiologi.
a. Merencanakn sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi
kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan.
b. Mengkoordinir, mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan tenaga dan
fasilitas unit keja dengan berorientasi pada mutu pelayanan
c. Memberi petunjuk dan bimbingan dalam pendayagunaan tenagadan fasilitas
unit Radiologi.
d. Mengawasi perawatan dan izin penggunaan alat-alat radiologi.
e. Membuat, memeriksa, memaraf dan atau menandatangani surat, nota dinas.
f. Menyusun program kerja dan anggaran unit Radiologi.
g. Membuat dan mengatur jadwal dinas dokter radiologi.
h. Melaporkan adanya pelanggaran disiplin atau peraturan Rumah Sakit
i. Menangani dokumen sesuai kewenangan yang dimiliki, antara lain surat
usulan, laporan bulanan, permintaan fasilitas rutin dan notulen rapat.
j. Menyelenggarakan dan memimpin rapat unit radiologi.
k. Bertanggungjawab dan menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di radiologi.

2. Hasil kerja :
a. SPO, petunjuk teknis kegiatan pelayanan Radiologi, pedoman
pengorganisasian
b. Petunjuk kerja bawahan.
c. Supervisi pelaksanaan tugas bawahan
d. Jadwal dinas dokter radiologi,
e. Rencana kerja dan anggaran kebutuhan Radiologi,
f. Program kerja tahunan dan anggaran kebutuhan unit kerja
g. Supervisi internal dan eksternal.
3. Uraian Tugas
a. Melaksanakan Fungsi Perencanaan (PI), meliputi :
1) Menyusun sistem kerja dan SPO
2) Mengevaluasi prosedur kerja
3) Membuat program pengembangan profesionalitas SDM Radiologi.
4) Menyusun program kerja tahunan
5) Menyusun program orientasi bagi tenaga baru
6) Menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu bila
diperlukan.
7) Menyusun rencana kebutuhan tenaga dari segi jumlah maupun kualifikasi
sesuai kebutuhan
8) Meyusun rencana kebutuhan peralatan dari segi jumlah maupun jenis dan
kualitas alat.
9) Menyusun program pengembangan staf sesuai kebutuhan pelayanan
yang berada diwilayah tanggungjawabnya.
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2), meliputi
1) Menyampaikan dan menjelaskan kebijaksanaan pada staf yang berada di
bawah tanggungjawabnya.
2) Memberi bimbingan pelaksanaan kepada seluruh tenaga dalam lingkup
tugasnya
3) Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh manajer direksi,
4) Mengadakan pertemuan secara berkala atau sewaktu-waktu bila
diperlukan
5) Menerima laporan rutin dan berkala dari Kepala Ruangan radiologi tentang
SDM fasilitas, produktifitas dan mutu pelayanan
6) Membantu menyelesaikan masalah - masalah internal radiologi.
7) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan di unit radiologi
sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan/ ketentuan rumah sakit
8) Melaksanakan program orentasi kepada tenaga baru
9) Memelihara suasana kerja harmonis di tempat kerja
10) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan
Lingkungan
11) Meneliti dan mempertimbangkan surat permohonan, cuti, pindah, berhenti
dd dari karyawan Radiologi.
c. Melaksanakan Fungsi Pengawasan, pengedalian dan penilaian (P3),
meliputi:
1) Mengendalikan pelaksanaan peraturan/tata tertib/ SPO/ unit Radiologi
yang berlaku
2) Mengendalikan pendayagunaan peralatan, tenaga secara efektif dan
efisien.
4. Tanggung Jawab :
a. Mewujudkan terlaksananya SPO dan penunjuk teknis pelayanan Radiologi
b. Ketepatan dan kesesuaian catatan pemenuhan kebutuhan SDM dengan
realisasi
c. Kesesuaian dan kebenaran dalam membuat laporan kepada manajemen
d. Dapat menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di radiologi
e. Bertanggungjawab terhadap seluruh pemeriksaan radiologi
f. Kelancaran, ketepatan waktu pelaksanaan tugas semua tenaga dan menjaga
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan unit radiologi.
g. Kebenaran dan ketepatan usulan rencana kebutuhan dan pengaturan tenaga di
instalasi Radiologi
h. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga dan unit kerja,
i. Mengatur rencana kegiatan pelayanan instalasi Radiologi.
j. Memberikan ide/masukan kepada atasan mengenai pengembangan Radiologi.
k. Menilai, menegur dan memotivasi karyawan radiologi, Meminta masukkan dari
staf karyawan dan unit kerja lainnya.
n. Meminta arahan dari atasan
5. Syarat Jabatan :

NO JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN


1 Minimal S2 Dokter memiliki Surat Izin Pengalaman di
spesialisasi Radiologi Bekerja (SIB) Radiologi minimal 5
tahun

B. Kepala Ruangan Radiologi (KARU)


Nama Jabatan : Kepala Ruangan
Unit Kerja : Instalasi radiologi
1. Landasan Jabatan :
a. Mengelola pelaksanaan pemeriksaan radiologi.
b. Membantu Kepala Instalasi dalam membuat dan mengevaluasi sistem, SPO,
petunjuk teknis pelayanan radiologi
c. Merencanakan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi
kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan.
d. Memberikan petunjuk, membagi tugas serta mengawasi pelaksanan tugas
staf, mengatur shift dinas, jadwal cuti, libur, membuat permintaan kebutuhan
sumber daya dan kebutuhan lain untuk pelaksanaan kegiatan Instalasi
Radiologi.
e. Membuat laporan kinerja pelayanan radiologi sebagai dasar perncanaan,
penilaian sebagai penunjang pengambilan keputusan manajemn untuk
pngmbangan radiologi
f. Membantu Kepala Instalasi dalam perawatan alat-alat radiologi dan proses
pembuatan izin penggunaan alat-alat radiologi.
g. Melaporkan adanya pelanggaran disiplin atau peraturan Rumah Sakit
h. Menandatangani dokumen sesuai kewenangan yang dimiliki, antara lain surat
usulan, laporan bulanan, permintaan fasilitas rutin dan notulen rapat.
i. Menyelenggarakan dan memimpin rapat unit kerja
j. Menghadiri rapat koordinasi yang diselenggarakan manajemen Rumah Sakit.

2. Hasil kerja :
a. SPO dan sistem kerja Radiologi
b. Uraian tugas staf Radiologi
c. Jadwal dinas staff, daftar cuti, libur
d. Program kerja, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pelayanan Radiologi
e. Jadwal rutin pemeliharaan alat-alat radiologi (kalibrasi)
f. Jadwal dinas shift, daftar cuti, libur
g. Dokumen nilai prestasi kerja (NPK)
h. Laporan internal dan eksternal
i. Notulen rapat.
3. Uraian Tugas :
a. Melaksanakan fungsi perencanaan (PI) Meliputi :
1) Menyusun program kerja tahunan
2) Menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu bila
diperlukan
3) Menyusun program orientasi bagi karyawan baru
b. Melaksanakan fungsi penggerakkan dan pelaksanaan (P2), meliputi :
1) Mengatur dan mengelola pelaksanaan kegiatan pelayanan
2) Mengkoordinir pengiriman film badge staf radiologi ke BPFK (Balai
Pemeriksaan Fasilitas Kesehatan )
3) Membuat laporan kartu dosis dan pengarsipannya
4) Mengelola dan mengatur keamanan, pemakaian, pemeliharaan peralatan
Radiologi dan barang inventaris di Instalasi Radiologi
5) Menentukan stock minimal dan efisiensu pemakan film, serta bahan-bahan
habis pakai di instalasi Radiologi.
6) Memberikan pelatihan di bidang radiologi kepada staf untuk peningkatan
profesionalitas.
7) Membuat laporan kinerja radiologi yang digunakan sebagai dasar untuk
peningkatan pelayanan radiologi.
8) Memberikan petunjuk dan arahan dalam melakukan pemeriksaan radiologi
9) Memberikan petunjuk dan mengawasi dalam pemberian pelayanan
radiologi yang herus memenuhi kaidah penggunaan radiasi.
10) Mengatur dan memfasilitasi serta melakukan pengarsipan terhadap check-
up kesehatan karyawan Radiologi.
11) Melakukan penjadwalan kalibrasi dan service tahunan alat-alat radiologi
12) Melakukan pengawasan terhadap proses adminitrasi pembayaran
pelayanan radiologi.
c. Melaksanakan Fungsi Pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3)
meliputi :
1) memberikan pengawasan dan petunjuk dalam pelaksanaan sistem kerja
dan SPO di Instalasi Radiologi
2) mengelola dan mengatur keamanan, pemakaian, pemeliharaan peralatan
Radiologi dan barang inventaris di Instalasi Radiologi.
4. Tanggung Jawab :
a. Menjamin pelaksanaan pelayanan radiologi dapat berjalan sesuai dengan SPO
dan sistem kerja yang ada
b. Menjamin tidak adanya masalah dalam pemberian pelayanana Radiologi
c. Adanya kebenaran dan ketepatan dalam pembuatan laporan rutin kinerja
radiologi
d. Menjamin tetap terjaganya Profesionalitas dalam bekerja
e. Ketepatan dalam melakukan pelayanan radiologi dengan memperhatikan
kaidah penggunaan radiasi
f. Menjamin adanya efesiensi dalam penggunan film dan bahan habis pakai.
g. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja karyawan dan unit kerja
h. Kebenaran dan ketepatan dan pemeliharaan peralatan di unit kerja.
5. Wewenang :
a. Mengatur kegiatan pelayanan radiologi
b. Menilai, mengawasi dan menegur staf radiologi untuk menjaga
keprofesionalisan
c. Meminta arahan dari atasan dalam rangka untuk pengembangan kinerja.
d. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
e. Meminta masukkan dari para karyawan radiologi dan unit kerja yang lain
f. Mengatur dan menjadwalkan check-up ksehatan tahunan karyawan radiologi
g. Melakukan penjadwalan kalibrasi dan service tahunan alat-alat radiologi
6. Syarat jabatan :

NO JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN


1 Minimal DIII Teknik memiliki Surat Izin Bekerja Pengalaman di Radiologi
Radiodiagnostik dan minimal 2 tahun
Radioterapi

C. Penanggung Jawab Administrasi/logistik


Nama Jabatan : Penanggung jawab administrasi/logistik
Unit Kerja : Instalasi radiologi
1. Ikhtisar Jabatan :
a. Menyusun langkah kegiatan penerimaan pendaftaran pasien dan kegiatan
pencatatan registrasi
b. Membuat laporan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi dan
logistik
c. Membuat laporan kegiatan pelayanan radiologi berupa kunjungan pasien
radiologi
d. Melakukan pengawasan terhadap keadaan stock barang-barang logistik dan
masa expirenya.
e. Membuat dan mengatur pengarsipan surat menyurat radiologi.
2. Hasil kerja :
a. Pasien tercatat dalam pembukuan/registrasi radiologi
b. Adanya bukti slip pembayaran pemeriksaan dari pasien
c. Laporan kunjungan pasien
d. Laporan Dosis radiasi karyawan radiologi
e. Adanya uraian dan petunjuk kerja
f. Pencatatan surat-menyurat
g. Laporan stock barang-barang logistik
3. Uraian Tugas :
a. Membuat laporan harian radiologi
b. Mengawasi dan mencatat surat masuk dan keluar
c. Mengawasi dan mencatat permintaan barang-barang logistik
d. Mengontrol alat-alat atau fasilitas yang berhubungan dengan aktifitas tulis
menulis
e. Mengawasi penggunaan film badge
f. Membuat laporan catatan dosis radiasi karyawan radiologi
g. Membuat jadwal dinas dan oncall
h. Bertanggungjawab untuk penggantian lap tangan, keset dan baju pasien
4. Tanggung jawab :
a. Kelancaran proses administrasi pasien
b. Kebenaran laporan kegiatan pelayanan radiologi
c. Kelancaran dan ketepatan dalam pengadaan barang-barang logistik
d. Kelancaran dalam pelayanan radiologi
e. Ketepatan dalam kaibrasi dan service alat-alat radiologi
5. Wewenang :
a. Mengawasi proses pembayaran administrasi pasien
b. Mengatur petugas dalam pembuatan laporan kegiatan pelayanan radiologi
c. Meminta masukan dan arahan dari atasan
d. Mengontrol dan meminta stock barang-barang logistik
e. Melakukan protes/komplain jika proses administrasi pasien mengalami
masalah
f. Membuat dan mengatur proses surat-menyurat dan pengarsipan
g. Mengatur pergantian pemakaian film badge.

6. Syarat Jabatan :

NO JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN


1 SMA Pengalaman minimal satu bulan

D. Penanggung Jawab Radiologi Konvensional


Nama Jabatan : Penanggung jawab
Unit Kerja : Instalasi Radiologi
1. Ikhtisat Jabatan :
a. Melakukan pengawasan terhadap kebersihan alat-alat radiologi
b. Membuat dan mengatur laporan jadwal kalibrasi alat radiologi
c. Mengatur jadwal pergantian cairan pencuci film radiologi
d. Memberi arahan pada pelaksana di ruang X Ray
e. Melaporkan pada unit terkait apabila ada keruskan peralatan
f. Menjamin tersedianya peralatan maupun obat-obatan emergensi
g. Menjaga kelengkapan, kerapian dan kebersihan peralatan yang ada di ruang X
Ray
h. Melaksanakan tugas lain dari atasan
i. Membuat laporan dan pengawasan terhadap persediaan barang-barang
logistik radiologi
j. Mengatur jadwal pemeriksaan khusus radiologi

2. Hasil Kerja :
a. Jadwal pemeriksaan khusus radiologi
b. Jadwal kalibrasi alat-alat radiologi
c. Laporan kunjungan pasien radiologi
d. Jadwal pergantian cairan pencuci film
e. Pengaturan penggunaan alat-alat radiologi
f. Jadwal kebersihan alat-alat radiologi
3. Uraian Tugas :
a. Menjaga kebersihan alat-alat radiologi
a. Mengatur jadwal pemeriksaan khusus radiologi
b. Mengontrol keadaan alat-alat pendukung pemeriksaan khusus radiologi
c. Mengontrol fungsi dan kerja alat-alat radiologi
d. Mengontrol logistik farmasi radiologi
e. Mengawasi dan mengatur jadwal pergantian cairan pencucian film
f. Menjaga kerapian dan kebersihan ruangan radiologi
4. Tanggung Jawab :
a. Terlaksananya aktifitas kebersihan alat-alat radiologi
b. Terlaksananya kalibrasi dan service alat-alat radiologi
c. Ketepatan dan kelancaran pelaksanaan pemeriksan khusus radiologi sesuai
dengan perjanjian
d. Tersedianya stock barang-barang logistik farmasi
e. Terjaga kerapian ruangan
f. Tetap terjaga kualitas alat-alat radiologi

5. Wewenang :
a. Mengatur rencana pemeriksaan khusus
b. Membagi tugas kebersihan alat-alat
c. Memberi dan meminta saran kepada atasan berkenaan dengan alat-alat
radiologi
d. Meminta stock barang logistik radiologi

6. Syarat Jabatan :

NO JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN


1 D III Teknik Radiodiagnostik Surat Izin Bekerja Pengalaman minimal
dan Radioterapi (SIB) satu tahun
BAB III

STANDAR FASILITAS RADIOLOGI

A. Denah Instalasi Radiologi

Ruang
Pencucian film
Ruang operator

Ruang foto

B. Fasilitas Radiologi
Instalasi radiologi memiliki fasilitas ruang yang terdiri dari :
 1 Ruang radiologi Konvensional
 1 Ruang Operator radiologi
 1 Ruang pencucian film
1. Ruang Radiologi Konvensional
Ruang pemeriksaan dengan ukuran 3 m x 3 m m tembok terbuat dari bata
dengan ketebalan 20 cm dilapisi dengan timbal setebal 2 mm. Ruang ini
digunakan untuk pemeriksaan radiologi dan administrasi pasien
Fasilitas yang tersedia pada ruangan radiologi konvensional adalah :
a. Buckystand
b. 1 unit AC
c. Pesawat mobile X ray merek Toshiba
d. Meja pemeriksaan
e. Pesawat X- Ray Dental
f. Plat Pb/Plat timbal di lengkapi kaca Pb/kaca timbal
g. 1 buah lemari
h. Meja dan kursi administrasi

2. Ruang Operator
Ruang operator dengan menggunakan perisai radiasi yang di lengkapi kaca Pb
ukuran 1m x 1 m. Ruang ini digunakan untuk pengoperasian alat radiologi.
Fasilitas yang tersedia pada ruang operator adalah :
- Tombol Panel
Alat proteksi radiasi, meliputi :
- Apron = 2 buah
- AC =1
3. Ruang pencucian Film
Ruang ini berukuran 1 m x 2 m. Fasilitas yang ada di dalamnya adalah :
a. wastafel air bersih
b. Tangki cairan defeloper
c. tangki cairan fixer
d. Kaset dan Film green sensitif screen:
- 24 x 30 = 1 Buah
- 30 x 40 = 1 buah
- 35 x 35 = 1 buah

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran Pemeriksaan
Pemeriksaan radiologi berdasarkan permintaan dari dokter. Dalam hal ini dokter
yang meminta pemeriksaan dapat terjadi kemungkinan sebagai berikut
1. Dokter Internal RSUD Haji Padjonga Daeng Ngalle:
a. Dokter pengirim dari RSUD Haji Padjonga Daeng Ngalle baik pasien rawat
inap maupun rawat jalan harus mengisi Formulir permintaan pemeriksaan
radiologi di sertai klinisnya sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi
b. Pasien rawat jalan membawa sendiri Formulir Permintaan Pemeriksaan
radiologi dari dokter pengirim ke Unit radiologi dan perawat ruangan
mengantarkan pasien rawat inap untuk pemeriksaan radiologi ke Unit radiologi.
2. Dokter Eksternal RSUD Haji Padjonga Daeng Ngalle
a. Pasien rawat jalan dari luar yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi harus
membawa surat pengantar pemeriksaan radiologi dari dokter pengirimnya.
b. Petugas membuat surat permintaan radiologi kembali di RSUD Haji Padjonga
Daeng Ngalle untuk menyertai surat pengantar pemeriksaan radiologi dan
dokter pengirim luar

B. Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan Rutin (Non Kontras/ tanpa persiapan )
1. Kepala
2. Sinus paranasal (SPN)
3. Thorax AP/PA/Laternal
4. Abdomen Polos
5. Abdomen 3 posisi
6. Pelvis
7. Extremitas Atas (Humerus, Antebrachi,Skapula, Clavikula,manus,elbow
joint,Radius Ulna)
8. Etremitas bawah (Femur, Cruaris, Pedis, Genu, Ankle, Calcaneus Hip Joint
9. Columna Vertebrae (Cervical, Thoracal, lumbal, sacral, Coxiggeus)
Dalam pelaksanaan persiapan pemeriksaan persiapan pasien rawat inap dilakukan
oleh perawat, sedangkan pasien rawat jalan dilakukan oleh petugas Radiologi.

C. Pelaksana Pemeriksaan
Saat ini instalasi radiologi RSUD Haji Padjonga Daeng Ngalle hanya
menggunakan Pemeriksaan radiologi tanpa kontras, pelaksanaan pemeriksaan
meliputi :
a. Petugas radiologi membaca formulir pemeriksaan
b. Mempersiapkan peralatan radiologi dengan mengatur faktor kondisi Mas dan KV
sesuai dengan organ tubuh yang akan diperiksa
c. Pasien diposisikan sesuai dengan SPO
d. Atur Central Ray, Central Point dan FFDnya
e. Lakukan Exposure atau penyinaran
f. Melakukan prosesing film di kamar gelap
g. Menginput data pasien dan jenis pemeriksaannya pada komputer
h. Print hasil baca foto radiografi yang sudah dbaca oleh dokter Radiolog

F. Pemberian Expertise
Pemberian expertise dilaksanakan oleh dokter spesialis radiologi dengan standar
sebagi berikut :
1. Didalam jam kerja
2. Di luar jam kerja
3. Pemeriksaan cito
4. Pemeriksaan non cito

G. Penyerahan Hasil
1. Pasien Rawat jalan Luar dan Dalam
a. Petugas radiologi menulis identitas pasien di sampul foto pada pasien yang
telah dilakukan pemeriksaan
b. Semua pemeriksan radiologi yang telah dilakukan mendapat expertise dari
dokter spesialis radiologi dan di asisteni oleh petugas radiologi
c. Pasien rawat jalan mengambil sendiri foto dan hasil pemeriksaan radiologi
dengan menggunakan slip pengambilan
d. Ketika pasien mengambil hasil, pasien harus menulis nama dan tanda tangan
pada buku pengambilan foto
2. Pasien Rawat Inap
Petugas ruangan atau perawat mengambil foto dan hasil pemeriksaan radiologi
dan mencatat pada buku pengambilan foto.

H. Pelayanan Di Luar Jam Kerja/ On Call


Pelayanan yang di lakukan petugas radiologi di luar jam kerja radiologi. Pelayanan ini
dilakukan dimana jadwal radiologi tidak berlaku 24 jam hal itu dikarenakan kurangnya
SDM/petugas Radiografer. Adapun tujuan dilakukannya pelayanan diluar jam kerja /
on call yaitu :
1. Agar pelayanan radiologi di luar jam kerja tetap berjalan
2. Agar tindakan pemeriksaan pasien cepat tertangani

I. Pelayanan Pemeriksaan Dengan Perjanjian


Pelayanan oleh petugas radiologi yang dilakukan dengan perjanjian terlebih
dahulu. Hal itu dikarenakan pemeriksaan tersebut butuh persiapan / perencanaan
sesuai dengan prosedur yang sudah di tetapkan. Adapun tujuan dilakukannya
pemeriksaan dengan perjanjian adalah sebagai berikut :
1. Agar pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan yang direncanakan
2. Mempersiapkan keadaan pasien secara psikologis
3. Agar pelaksanaan pemeriksaan lebih terjadwal dan teratur.

BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan barang-barang logistik radiologi terdiri dari :
- Obat-obatan dan bahan habis pakai (BHP)
- Barang rumah tangga (RT) dan Alat Tulis Kantor (ATK)
- Pengelolaan keduanya meliputi alur, perencanaan , permintaan, penyimpanan,
penggunaan, pencatatan dan pelaporan adalah sebagai berikut :

A. Obat-obatan dan Bahan Habis pakai (BHP)


1. Alur

Pelaksana Bag Logistik


Ka. Instalasi Radiologi
sarana Farmasi

2. Perencanaan
Petugas radiologi mendata kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai
setiap tahun dan mengajukan kebutuhan tersebut ke Bagian farmasi. Rencana
kebutuhan berdasar pemakaian tahun lalu ditambah 10%.
a. Permintaan
Permintaan obat-obatan dilakukan setiap awal bulan sesuai jadwal bagian
Farmasi. Apabila ada kebutuhan mendesak dan stok barang di Radiologi kosong
maka permintaan barang bisa dilakukan sewaktu-waktu pada jam kerja sesuai
kebutuhan.
b. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan di gudang radiologi untuk pemakaian selama satu
bulan.
c. Penggunaan
Penggunaan obat-obatan dan barang habis pakai dengan memperhatikan waktu
kadaluarsa. barang yang memiliki waktu kadaluarsa paling pendek digunakan
terlebih dulu.

d. Pencatatan dan pelaporan


Pencatatan dan pelaporan barang-barang logistik di Instalasi dilakukan setiap
bulan pada saat membuat laporan bulanan.

B. Alat Rumah Tangga, Alat Tulis Kantor dan Linen


1. Alur

Pelaksana Bag
Ka. Inst. Radiologi
sarana Logistik/linen

2. Perencanaan
Petugas radiologi mendata kebutuhan barang-barang contohnya alat tulis dan alat
Rumah tangga setiap tahun dan mengajukan kebutuhan tersebut ke bagian umum
rencana kebutuhan berdasar pemakaian tahun sebelumnya ditambah 10 %.
3. Permintaan
Petugas radiologi mengajukan permintaan alat tulis kantor/ barang habis pakai
berdasarkan kebutuhan tiap bulan
4. Penyimpanan dan pemakaian
Penyimpanan dilakukan di gedung radiologi untuk pemakaian barang habis pakai /
pemakain sesuai kebutuhan

BAB IV
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengetian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakuakan tindakan
yang seharusnya dilakukan

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit teradap pasien dan masyarakat
3. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan

C. Tatalaksana Keselamatan Pasien


Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang
dilakukan melalui assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko RSUD Haji Padjonga Daeng Ngalle kegiatan ini
dilakukan melalui : monitoring indicator mutu pelayanan tiap unit kerja terutama yang
terkait dengan pelaksanaan patient safety, tindakan preventif, pengendalian
proses/produk tidak sesuai, tindakan konektif danaudit mutu internal.
1. Monitoring indikator mutu pelayanan
Kegiatan ini merupakan kegitan assesmen risiko. Indikator mutu pelayanan rumah
sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada pedoman mutu pelayanan,
pedoman mutu pelayanan unit radiologi secara rinci ada pada BAB IX
pengendalian mutu. Indikator mutu pelayanan yang menyangkut patien safety
secara rinci dapat dilihat pada format indikator mutu pelayanan pada pedoman
mutu pelayanan. Indikator tersebut merupakan milik unit kerja ditentukan periode
pengambilan data di analisisnya. Bila terjadi penyimpanan atau terjadi kejadian
tidak diinginkan pimpinan unit melaporkan pada pertemuan manajemen seperti
diatur pada tindakan preventif.
2. Tindakan preventif
Tindakan preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan
preventif dilakukan melalui pencegahan kejadian tidak diinginkan dan peralatan
yang memenuhi K3 dan pertemuan rutin di rapat truktural seminggu sekali,
morning report, evaluasi prosedur tiap 3 bulan dan audit internal.
3. Pengendalian proses/ produk tidak sesuai
Pengendalian adalah identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien. Kejadian tidak diinginkan yang menyangkut keselamatan pasien
juga merupakan salah satu mekanisme pengendalian proses/produk tidak sesuai
identifikasinya melalui audit mutu internal, audit mutu eksternal, temuan oleh
manajemen, laporan pelanggan . laporan identifikasi tersebut ditindaklanjuti
melalui : rapat tertutup direksi dan kepala bidang, ketua komite dan unit terkait
untuk menemukan akar permasalahan dan jalan keluarnya. Kepala bidang
melakukan prbaikan sesuai dengan dengan tindakan korektif.
4. Tindakan korektif
Tindakan korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko Tindakan korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan
dalam pertemuan tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi. Hasil
inspeksi harus menunjukan telah dilakukannya tindakan koreksi.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin,
pesawat alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan
kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi Keselamatan kerja
merupakan tugas semua orang yang berada di rumah sakit termasuk instalasi
radiologi dengan demikian keselamatan kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap
tenaga kerja dan orang lain yang berada di rumah sakit serta masyarakat di sekitar
rumah sakit yang mungkin terkena dampak akibat suatu proses kerja. Dengan
demikian jelas bahwa keselamatan kerja adalah merupakan sarana utama untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang
berupa luka/cidera, cacat/ kematian, kerugian harta benda dan kerusakan
peralatan mesin dan lingkungan secara luas.

B. Tujuan Keselamatan Kerja


1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan ketika melakukan pekerjaan
2. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya paparan sinar
radiasi
3. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun
psikis
4. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertibanMenerapkan ergonomi di
tempat kerja
5. Mengamankan dan memelihara alat-alat perlengkapan radiologi
6. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
7. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
8. Mensesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

C. Klasifikasi Kecelakaan Kerja


Klasifikasi kecelakaan kerja di Instalasi radiologi secara garis besar, diantaranya :
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
a. Terpapar radiasi
b. Terjatuh
c. Tersandung benda
d. Terbentur alat
e. Terkena arus listrik dll
2. Klasifikasi menurut agen penyebabnya
a. Alat-alat radiologi seperti kesetrum, terbentur, radiasi
b. Lingkungan kerja, seperti ruangan panas, pencahayaan kurang.
3. Klasifikasi menurut jenis luka dan cideranya
a. Efek terkena radiasi
b. Efek terkena arus listrik
c. Patah tulang
d. Keseleo/dislokasi/terkilir
e. Kenyerian otot dan kejang
f. Luka tergores
4. Klasifikasi menurut lokasi bagian tubuh yang terluka
a. Kepala, leher, badan, lengan, kaki dan berbagai bagian tubuh lainnya
b. Luka umum dsb
5. Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerja yang di lakukan instalasi radiologi RSKD Ibu dan
Anak Pertiwi. Diantaranya adalah :
6. Desain ruangan
Ruangan radiologi di desain dengan aturan yang berlaku seperti luas ruangan di
desain lebih dari ukuran standar yaitu 4,82 m (panjang) x 3,78 m (lebar) x 3,22m
(tinggi); WC dilegkapi keset kering untuk mencegah jatuh terpeleset; ruangan ber
AC
7. Pengoperasian dan pengendalian
Dilaksanakan sesuai dengan standar menggunakan alat pelindung diri dan
dibatasi dengan dinding yang dilapisi timbal.

8. Pencegahan kesalahan manusia


Untuk mencegah terjadinya kesalahan orang, petugas selalu melakukan
anamnesa ulang dan selalu berkomunikasi kepada pasien dengan menyebut
nama pasien setiap melakukan tindakan
9. Pemeliharaan dan monitoring
Pemeliharaan dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah pemakaian
10. Pengawasan
Kinerja petugas selalu di evaluasi berdasarkan hasil kerja sehingga mutu
pelayanan tetap terjaga dan keselamatan pasien dan pegawai terjamin

BAB VIII
PROTEKSI RADIASI

Pelayanan di Instalasi radiologi menggunakan peralatan yang menggunakan zat


radioaktif atau sumber radiasi lainnya. Zat-zat tersebut mengandug resiko bahaya radiasi
terhadap pekerja, pasien, maupun lingkungan., maka memerlukan pengamanan.
Pengamanan petugas, pasien dan lingkungan dari bahaya radiologi diatur dalam
prosedur Mutu, sebagai berikut :

A. Bangunan.
Bangunan ruang X-Ray didesain sesuai dengan persyaratan Depkes RI untuk
pengamanan bagi petugas, pasien dan lingkungan dari bahaya radiasi

B. Petugas dan Pasien


1. Dokter radiologi petugas radiologi dan pengantar pasien wajib memakai apron
apabila berada di area radiasi pada saat pemeriksaa.
2. Petugas melarang orang yang tidak berkepentingan berada di ruang pemeriksaan
pada saa pemeriksaan berlangsung.
3. Instalasi Radiologi menolak permintaan foto rontgen untuk pasien wanita hamil
kecuali ada indikasi penting, dan pada pelaksanaan pemotretan daerah abdomen
ditutup dengan apron.

C. Pengelolaan Film Badge sesuai dengan Instruksi Kerja Pengelolaan Film Badge
1. Dokter Radiologi dan petugas Radiologi waib memakai alat monitor sinar X (film
badge) pada saat bertugas.
2. Petugas proteksi radiasi (PPR) mengirim film budge ke BPFK untuk dievaluasi
dan hasil evaluasi film badge dikirim ke radiologi untuk dicatat dalam kartu dosis
dan diarsipkan.

D. Pengukuran Paparan Sinar X dan kalibrasi Pesawat Sinar X


1. Setiap dua tahun sekali dilakukan kalibrasi pesawat sinar X dan pengukuran
paparan radiasi disekitar ruang rontgen
2. Apabila ada pesawat sinar X baru atau perubahan ruang rontgen maka PPR
koordinasi dengan Instalasi pemeliharaan Peralatan Medis untuk melakukan
kalibrasi dengan pengukuran paparan radiasi disekitar ruang rontgen yang akan
dilakukan oleh BPFK.

BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

A. Pengertian
Mutu pelayanan harus memiliki standar mutu yang jelas artinya setiap jenis
pelayanan haruslah mempunyai indikator dan standarnya. Dengan demikian
pengguna jasa dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui
indikator dan standarnya .

B. Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Unit radiologi


Mutu terkait dengan input-proses-output. Pengukuran mutu pelayanan
kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3 variabel, yaitu indikator mutu input,
proses dan output. Pengukuran ketiga indikator tersebut sebagai berikut :
1. Indikator input
Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan, diantaranya tenaga, fasilitas, peralatan. Pelayanan kesehatan yang
bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Indikator input Instalasi
radiologi diperlukan agar manajemen dapat mengevaluasi sejauh mana
kemampuan manajemen memenuhi sumber daya di unit radiologi. Indikator input
adalah kelengkapan peralatan, kelayakan peralatan dan ketersediaan SDM.
Penjelasan masing-masing indikator sebagai berikut .
a. kelengkapan Peralatan
1) Tujuan
Untuk menilai sampai sejauh mana manajemen berhasil memenuhi
kelengkapan minimal peralatan medis pada masing-masing unit
pelayanan.
2) Cara Mengukur
∑ Bobot Peralatan yang ada

∑ Bobot Peralatan sesuai standar

b. Kelayakan peralatan
1) Tujuan
Untuk memenuhi sampai sejauh mana kelayakan minimal peralatan
tersedia terhadap standar pelayanan
2) Cara mengukur
∑ Peralatan yang memiliki
x 100%
∑ peralatan yang wajib kalibrasi
∑ Peralatan yang kondisi baik
∑ Peralatan yang ada
3) Sumber Data Laporan hasil .......
4) Waktu pengukuran akhir tahun
5) Petugas pengukur masing-masing
6) Pemilik indikator
7) Standar 80%
c. Ketersediaan SDM
1) Tujuan
Untuk menilai sampai sejauh mana rumah sakit berhasil memenuhi
ketersediaan tenaga pelayanan minimal sesuai Rumah sakit Type C
2) Cara mengukur
∑ Tenaga per unit pelayanan x Bobot
X 100%
∑ tenaga sesuai standar x Bobot
3) Sumber Data : Daftar Pegawai
4) Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Anggaran
5) Petugas Pengukur : PJ Personalia Instalasi Radiologi
6) Pemilik Indikator : sub Bagian Kepegawaian
7) Standart :80%

d. Ketersediaan Ruangan
1) Tujuan
Untuk memenuhi sampai sejauh mana manajemen berhasil memenuhi
kelengkapan minimal luas ruangan pelayanan medis sesuai Rumah Sakit
Type B
2) Cara Mengukur

∑ luas ruangan per unit pelayanan


X 100%
∑ luas ruangan sesuai standar

3) Sumber Data : daftar Inventaris Gedung


4) Waktu pengukuran : akhir tahun Anggaran
5) Petugas pengukur : PJ sarana prasarana Unit radiologi
6) Pemilik Indikator : Sub Bag Rumah tangga
7) Standar 80 %

D. Indikator proses
Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien/masyarakat). Proses ini merupakan variabel penilaian mutu yang
penting.
1. Dilaksanakannya audit mutu internal setahun2x, sesuai dengan prosedur mutu
audit mutu internal
2. Dilaksanakannya audit mutu eksternal maksimaksimal sesuai dengan ketepatan
ISO
3. Dilaksanakannya survey akreditasi tiap 3 tahun sekali sesuai dengan jadwal survi
akreditasi
4. Dilaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan Instalasi Radiologi tiap bulanan

E. Indikator output
Output ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan alat untuk menilai mutu
pelayanan. Sasaran mutu Instalasi Radiologi tertuang dalam Manual Mutu. Tabel
berikut adalah indikator mutu pelayanan radiologi yang merupakan salah satu jenis
pelayanan dari indikator mutu pelayanan rumah sakit.
Indikator Mutu Pelayanan Radiologi

Jenis Standar Pelayanan


No Indikator
pelayanan Minimal (SPM)
1. Radiologi 1. Waktu tunggu pelayanan < 3jam
Dokter Sp.Rad 100 %
thorax foto
Kerusakan foto < 2%
2. Pelaksana ekspertisi
3. Kejadian kegagalan
80 %
pelayanan Rontgen
4. Angka kepuasan pasien

Agar indikator tersebut dapat dimonitor diorganisir dan dievaluasi diperlukan formasi
formula penghitungan, standar minimal, periode pengukuran, sumber data, pengumpul
data, pembuat laporan dan periode analisa. Hal tersebut dijelaskan pada profil indikator
kinerja. Penjelasan profil indikator kinerja mutu masing-masing indikator sebagai berikut:
a. Profil Indikator Kinerja Angka Keterlambatan penyerahan hasil foto
1. Jenis Kinerja Kinerja pelayanan (waktu)
2. Indikator kinerja Waktu tunggu pelayanan thorax foto
3. Tujuan Untuk mengetahui ketepatan waktu pelayanan
4. Formula Jumlah pemeriksaan foto yang selesai melebihi
Waktu pemeriksaan yang ditetapkan
X 100%
Jumlah seluruh pemeriksaan foto sesuai jenisnya

5. Standar Kerja < 3jam


Minimal
6. Periode Tiap bulan
pengukuran
7. Sumber data Penyerahan hasil yang terlambat
8. Pengumpulan data
9. Pembuat laporan
10. Pemilik indikator
11. Catatan

b. Profil Indikator Kinerja


1. Jenis Kinerja Kinerja pelayanan
2. Indikator kinerja Pelaksana ekspertisi
3. Tujuan Setiap hasil foto rontgen dibaca /
diekspertisi dilakukan oleh dokter
radiologi
4. Formula Jumlah pemeriksaan yang diperiksa
dokter radiologi 100%
Total seluruh pemeriksaan
5. Standar kerja minimal
6. Periode pengukuran Tiap bulan
7. Sumber data Penyerahan hasil ekspertisi yang
dilakukan oleh bukan dokter radiologi
8. Pengumpulan data Rekam Medik Instalasi radiologi
9. Pembuat laporan Dr spesialis mediologi
10. Pemilik indikator Instalasi Radiologi
11. Catatan Analisa dilakukan tiap 6 bulan

c. Profil indikator Kinerja Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen


1. Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan (kinerja)
2. Indikator kinerja Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen
3. Tujuan Mengetahui kualitas pelayanan terhadap
pelayanan foto Rontgen
4. Formula Jumlah Kegagalan Foto Ruangan X
100%
Jumlah seluruh hasil foto
5. Standar Kerja Minimal <2%
6. Periode pengukuran Tiap bulan
7. Sumber data Data kegagalan hasil foto Rontgen
8. Pengumpul data Farmasi
9. Pembuat laporan Dr. Spesialis radiologi
10. Pemilik Indikator Instalasi Radiologi
11. Catatan Analisis tiap 6 bulan
d. Profil Indikator Kinerja Kepuasan Pelanggan

12. Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan (kepuasan pelanggan )


13. Indikator kinerja Ketidakpuasan pelanggan
14. Tujuan Untuk mengetahui tanggapan terhadap
pelaku pelayanan instalasi radiologi
15. Formula Jumlah yang mengatakan tidak puas X 100%
Jumlah seluruh responden
16. Standar Kerja 80%
Minimal
17. Periode Tiap bulan
pengukuran
18. Sumber data Quesioner
19. Pengumpul data Instalasi Radiologi
20. Pembuat laporan Dr. Spesialis radiologi
21. Pemilik Indikator Instalasi Radiologi
22. Catatan Analisis tiap 6 bulan

BAB X
PENUTUP

Era globalisasi menurut perkembangan pengetahuan dan tehnologi disegala


bidang , termasuk bidang kesehatan. Pelayanan Radiologi di RSUD Haji Padjonga
Daeng Ngalle sebagai bagian dari pelayanan kesehatan rumah sakit tentunya senantiasa
perlu penyesuaian mengikuti perkembangan tersebut.
Pelayanan radiologi RSUD Haji Padjonga Daeng Ngalle merupakan bagian
integral dari sistem pelayanan RSUD Haji Padjonga Daeng Ngalle. Upaya peningkatan
mutu pelayanan radiologi berarti peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
Upaya peningkatan mutu pelayanan memerlukan landasan hukum dan batasan
operasional, standart ketenagaan, standart fasilitas, tata laksana, logistik. Hal tersebut
diperlengkapi dengan keselamatan pasien, keselamatan kerja dan proteksi radiasi agar
diperoleh mutu yang optimal. Untuk mengukur mutu pelayanan diperlukan indicator mutu
pelayanan. Pengukuran indikator mutu input, proses, output dan outcome dapat
memberikan gambaran mutu Instalasi Radiologi. Standart Pelayanan Intalasi radiologi ini
disusun memberikan informasi tentang hal-hal tersebut.
Pedoman standart pelayanan radiologi ini diharapkan menjadi acuan bagi
pelaksanaan kegiatan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan, sehingga indikator mutu
output dapat dicapai. Bagi manajemen pedoman ini berharap dapat bermanfaat untuk
pemenuhan kebutuhan sumberdaya sehingga indikator mutu input dapat tercapai
Daftar Isi

Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………………………… 01
B. Ruang Lingkup……………………………………………………………… 02
C. Batasan Operasional…………………………………………………… .. 02
D. Landasan Hukum………………………………………………………….. 05
Bab II. Ketenagaan Radiologi
A. Kualifikasi Tenaga Unit Radiologi…………………………………........ 06
B. Kepala Ruangan Radiologi……………………………………………..............09
C. Penanggungjawab Administrasi/Logistic………………………..........12
D. Penanggungjawab Radiologi Konvensional……………………......... 14
Bab III. Dena Instalasi Radiologi
A. Dena Instalasi Radiologi…………………………………………………..... 16
B. Fasilitas Radiologi…………………………………………………………. 16
Bab IV. Tata Laksana Pelayanan
A. Pendaftaran Pemeriksaan ……………………………………………..............18
B. Jenis Pemeriksaan………………………………………………………… 18
C. Pelaksana Pemeriksaan………………………………………………… 19
D. Pemberian Expertise…………………………………………………….. 19
E. Penyerahan Hasil…………………………………………………………. 19
F. Pelayanan Di Luar Jam Kerja…………………………………………... 20
G. Pelayanan Pemeriksaan Dengan Perjanjian……………………........ 20
Bab V. Logistik
A. Obat-Obatan Dan Bahan Habis Pakai (BHP)……………………....... 21
B. Alat Rumah Tanggan, Alat Tulis Kantor Dan Line……………...........22
Bab VI. Keselamatan Pasien
A. Pengertian…………………………………………………………………… 23
B. Tujuan…………………………………………………………………………. 23
C. Tatalaksana Keselamatan Pasien…………………………………...... 23
Bab VII. Keselamatan Kerja
A. Pengertian Keselamatan Kerja………………………………………..... 25
B. Tujuan Keselamatan Kerja…………………………………………….... 25
C. Klasifikasi Kecelakaan Kerja………………………………………….... 26
Bab VIII. Proteksi Radiasi
A. Bangunan…………………………………………………………………… 28
B. Petugas Dan Pasien……………………………………………………………..28
C. Pengelolaan Film Badge Sesuai Dengan Instruksi Kerja
Pengelolaan Film Badge……………………………………………………... 28
D. Pengukuran Paparan Sinar X Dan Kalibrasipesawat Sinar X…................ 28
Bab IX. Pengendalian Mutu
A. Pengertian……………………………………………………………………… 30
B. Indicator Mutu Pelayanan Dan Standard Mutu Unit Radiologi................... 30
C. Indicator Proses………………………………………………………………… 32
D. Indicator Output………………………………………………………………… 32
Bab X. Penutup

Anda mungkin juga menyukai