Beban yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 (satu) tahun
merupakan biaya pada tahun yang bersangkutan, misalnya gaji, biaya
administrasi dan bunga, biaya rutin pengolahan limbah dan sebagainya,
sedangkan pengeluaran yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)
tahun, pembebanannya dilakukan melalui penyusutan atau melalui
amortisasi. Di samping itu, apabila dalam suatu tahun pajak didapat
kerugian karena penjualan harta atau karena selisih kurs, kerugian-kerugian
tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
c. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan;
Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan boleh dibebankan sebagai biaya, sedangkan iuran yang
dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya tidak atau belum
disahkan oleh Menteri Keuangan tidak boleh dibebankan sebagai biaya.
h. Pajak Penghasilan;
Yang dimaksudkan dengan Pajak Penghasilan dalam ketentuan ini adalah
Pajak Penghasilan yang terutang oleh Wajib Pajak yang bersangkutan.
Pengecualian Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam
negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan pembentukan atau pemupukan dana
cadangan, kecuali:
1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak piutang
2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
PENGERTIAN
1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak piutang yang meliputi:
1. cadangan piutang tak tertagih untuk:
2. cadangan piutang tak tertagih untuk badan usaha lain yang menyalurkan kredit,
yaitu badan usaha selain bank umum dan bank perkreditan rakyat yang
menyalurkan kredit kepada masyarakat, yang meliputi:
3. cadangan piutang tak tertagih untuk sewa guna usaha dengan hak opsi yaitu
cadangan piutang tak tertagih untuk kegiatan pembiayaan dengan menyediakan
barang modal untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran dengan hak opsi (Finance
Lease)
5. cadangan piutang tak tertagih untuk perusahaan anjak piutang yaitu cadangan
piutang tak tertagih untuk perusahaan yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan
berikut pengurusan atas piutang tersebut.
2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial meliputi
4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan, yaitu cadangan biaya untuk
kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu
sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna
sesuai peruntukannya.
5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan yaitu cadangan biaya
penanaman kembali bagi perusahaan yang diwajibkan melakukan penanaman kembali
atas hutan yang telah diekploitasi untuk usaha yang terkait dengan sistem pengurusan
yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang
diselenggarakan secara terpadu.
3. 15% (lima belas persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan kurang
lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan
4. 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan
diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan
5. 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan macet
setelah dikurangi dengan nilai agunan.
1. 1% (satu persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan lancar, tidak
termasuk Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dan surat berharga yang diterbitkan
Pemerintah berdasarkan prinsip syariah
3. 15% (lima belas persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan kurang
lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan
4. 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan
diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan
5. 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan macet
setelah dikurangi dengan nilai agunan.
1. 0,5% (setengah persen) dari piutang dengan kualitas lancar tidak termasuk
Sertifikat Bank Indonesia
2. 10% (sepuluh persen) dari piutang dengan kualitas kurang lancar setelah
dikurangi dengan nilai agunan
3. 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas diragukan setelah
dikurangi dengan nilai agunan
4. 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas macet setelah dikurangi
dengan nilai agunan.
1. 0,5% (setengah persen) dari piutang dengan kualitas lancar tidak termasuk
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
2. 10% (sepuluh persen) dari piutang dengan kualitas kurang lancar setelah
dikurangi dengan nilai agunan
3. 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas diragukan setelah
dikurangi dengan nilai agunan
4. 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas macet setelah dikurangi
dengan nilai agunan.
2. 10% (sepuluh persen) dari piutang dengan kualitas kurang lancar setelah
dikurangi dengan nilai agunan
3. 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas diragukan setelah
dikurangi dengan nilai agunan
4. 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas macet setelah dikurangi
dengan nilai agunan
1. 2,5% (dua setengah persen) dari piutang yang digolongkan dalam perhatian
khusus setelah dikurangi nilai agunan;
2. 5% (lima persen) dari piutang yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi
dengan nilai agunan;
3. 50% (lima puluh persen) dari piutang yang digolongkan diragukan setelah
dikurangi dengan nilai agunan; dan
4. 100% (seratus persen) dari piutang yang digolongkan macet setelah dikurangi
dengan nilai agunan.
2. 5% (lima persen) dari piutang dengan kualitas dalam perhatian khusus setelah
dikurangi nilai agunan;
3. 15% (lima belas persen) dari piutang dengan kualitas kurang lancar setelah
dikurangi nilai agunan;
4. 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas diragukan setelah
dikurangi nilai agunan; dan
5. 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas macet setelah dikurangi
nilai agunan
3. 15% (lima belas persen) daripiutang dengan kualitas yang digolongkan kurang
lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan;
4. 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan
diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan; dan
5. 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan macet
setelah dikurangi dengan nilai agunan.
1. 15% (lima belas persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan kurang
lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan;
2. 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan
diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan; dan
3. 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan macet
setelah dikurangi dengan nilai agunan.
10. Perusahaan sewa guna usaha dengan hak opsi paling tinggi sebesar 2,5% (dua
setengah persen) dari rata-rata saldo awal dan saldo akhir piutang
11. Perusahaan pembiayaan konsumen paling tinggi sebesar 5% (lima persen) dari rata-
rata saldo awal dan saldo akhir piutang
12. Perusahaan anjak piutang paling tinggi sebesar 5% (lima persen) dari rata-rata saldo
awal dan saldo akhir piutang.
14. Perusahaan asuransi jiwa Besarnya cadangan premi untuk perusahaan asuransi jiwa
ditentukan sesuai dengan penghitungan aktuaria yang telah mendapat pengesahan
dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
15. Lembaga Penjamin Simpanan Besarnya cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin
Simpanan adalah 80% (delapan puluh persen) dari surplus yang diperoleh Lembaga
Penjamin Simpanan dari kegiatan operasional selama 1 (satu) tahun yang
diakumulasikan sesuai peraturan perundang-undangan mengenai Lembaga Penjamin
Simpanan.
16. Usaha pertambangan Besarnya cadangan biaya reklamasi untuk perusahaan yang
melakukan usaha pertambangan adalah yang sebenamya dibebankan pada perkiraan
cadangan biaya reklamasi
17. Usaha kehutanan Besarnya cadangan biaya penanaman kembali untuk perusahaan
yang melakukan usaha kehutanan adalah yang sebenarnya dibebankan pada perkiraan
cadangan biaya penanaman kembali.
18. Usaha pengolahan limbah industri Besarnya cadangan biaya penutupan dan
pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah
industri adalah yang sebenamya dibebankan pada perkiraan cadangan biaya penutupan
dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah
KETENTUAN TAMBAHAN
Dalam hal Wajib Pajak secara bersamaan melakukan kegiatan usaha sewa guna usaha dengan
hak opsi, pembiayaan konsumen, dan/atau anjak piutang, besarnya cadangan piutang tak
tertagih yang dapat dibiayakan dihitung berdasarkan besarnya piutang untuk masing-masing
usaha
Jumlah piutang yang digunakan sebagai dasar untuk membentuk dana cadangan adalah
POKOK PINJAMAN
yang diberikan oleh bank umum, bank perkreditan rakyat, koperasi simpan pinjam, PT
Permodalan Nasional Madani (Persero), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, perusahaan
pembiayaan infrastruktur, atau PT. Perusahaan Pengelola Aset.
KERUGIAN YANG BERASAL DARI PIUTANG YANG NYATA-NYATA TIDAK DAPAT DITAGIH
Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibebankan pada
perkiraan cadangan piutang tak tertagih
Dasar Hukum:
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9 Ayat (1) Huruf c
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 219 Tahun 2012
Aplikasi:
e-SPT Tahunan PPh WP Badan ( 1771 atau 1771/$ )
Formulir:
Formulir SPT Tahunan PPh Badan 1771 atau Formulir SPT Tahunan PPh Badan 1771/$
Segmentasi:
Badan
Proses:
Penghitungan
Sumber : http://www.pajak.go.id/content/2211523-pembentukan-atau-
pemupukan-dana-cadangan