Anda di halaman 1dari 7

1. Apa yang dimaksud osteoarthritis?

Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan kerusakan kartilago
sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena OA.
2. Bagaimana patofisiologi dari skenario?

Fase 1
Terjadi penguraian proteolitik pada matriks kartilago. Metabolisme kondrosit menjadi
terpengaruh dan meningkatkan produksi enzim seperti metalloproteinase yang kemudian hancur
dalam matriks kartilago. Kondrosit juga memproduksi penghambat protease yang akan
memengaruhi proteolitik. Kondisi ini memberikan manifestasi pada penipisan kartilago.
Fase 2
Terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago, disertai adanya pelepasan proteoglikan dan
fragmen kolagen ke dalam cairan synovial.
Fase 3
Proses penguraian dari produk kartilago yang menginduksi respons inflamasi pada synovia.
Produksi makrofag synovia seperti IL-1 , TNF-∝ dan metalloproteinase menjadi meningkat.
Kondisi ini memberikan manifestasi balik pada kartilago dam secara langsung memberikan
dampak adanya destruksi pada kartilago. Molekul-molekul pro-inflamasi lainnya seperti NO juga
ikut terlibat. Kondisi ini memberikan manifestasi perubahan arsitektur sendi. Perubahan arsitektur
sendi dan stress inflamasi memberikan pengaruh pada permukaan articular menjadikan kondisi
gangguan yang rogresif.
Buku Ajar Gangguan Musculoskeletak Edisi 2 Zairin Noor

3. Apa faktor risiko dari OA?


a) Umur
OA hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur di bawah 40 th dan sering terjadi
atas 60 tahun. Perubahan tulang rawan sendi pada ketuaan berbeda dengan perubahan pada
OA.
b) Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena OA lutut dan OA banyak sendi, dan lelaki lebih sering terkena
OA paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, di bawah 45 th frekuensi OA
kurang lebih sama pada laki laki dan wanita, tetapi di atas 50 th (menopause) frekuensi OA
lebih banyak pada wanita daripada pria.
Meningkatnya kejadian OA pada wanita di atas 50 tahun diperkirakan karena turunnya kadar
estrogen yang signifikan setelah menopause. Kondrosit memiliki reseptor estrogen
fungsional, yang menunjukkan bahwa sel-sel ini dipengaruhi oleh estrogen. Penelitian yang
dilakukan pada beberapa tikus menunjukkan bahwa estrogen menyebabkan peningkatan
pengaturan reseptor estrogen pada kondrosit, dan peningkatan ini berhubungan dengan
peningkatan sintesis proteoglikan pada hewan percobaan.
c) Suku Bangsa
OA paha lebi jarang di antara ornag-orang kulit hitam dan Asia daripada Kaukasia. OA lebih
sering dijumpai pada orang-orang Amerika asli(Indian) daripad aornag-orang kulit putih. Hal
ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi
kelainan kongenital dan pertumbuhan
d) Genetik
Misalnya, pada ibu dari seorang wanita dengan OA pada sendi sendi interfalang distal
terdapat 2 kali lebih sering OA pada sendi tsb, dan anak perempuannya cenderung
mempunyai 3 kali lebih sering, daripada ibu dan anak perempuan dari wanita tanpa OA tsb.
Adanya mutase dalam gen prokolagen II atau gen structural lain untuk unsur-unsur tulang
rawan sendi spt kolagen tipe IX dan XII, protein pengikat atau proteoglikan dikatakan
berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada OA tertentu
e) Kegemukan
Efek obesitas terhadap perkembangan dan progresifitas OA terutama melalui peningkatan
beban pada sendi-sendi penopang berat badan. Tiga hingga enam kali berat badan
dibebankan pada sendi lutut pada saat tubuh bertumpu pada satu kaki. Peningkatan berat
badan akan melipatgandakan beban sendi lutut saat berjalan. Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa makin besar Indeks Massa Tubuh (IMT), risiko menderita OA lutut akan semakin
meningkat. Penderita OA dengan obesitas memiliki gejala OA yang lebih berat. Obesitas
tidak hanya mengawali timbulnya penyakit OA, tetapi juga merupakan akibat lanjut dari
inaktivitas para penderita OA.
Aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang berat / weight bearing seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiap hari),
berjalan jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari), mengangkat benda berat (10 kg – 50 kg
selama 10 kali atau lebih setiap minggu merupakan factor risiko terjadinya OA lutut.
Di sisi lain, seseorang dengan aktivitas minim sehari-hari juga berrisiko mengalami OA lutut.
Kurangnya aktivitas sendi yang berlangsung lama akan menyebabkan disuse atrophy yang
akan meningkatkan kerentanan terjadinya trauma pada kartilago. Pada penelitian terhadap
hewan coba, kartilago sendi yang diimobilisasi menunjukkan sintesis aggrecan proteoglikan
pada kartilago yang mempengaruhi biomekanisnya, berhubungan dengan peningkatan MMP
yang dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah.

4. Apa gejala dari OA?


1. Persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakkan. Pada mulanya hanya terjadi pada pagi
hari tetapi apabila dibiarkan akan bertambah buruk dan menimbulkan rasa sakit setiap
melakukan gerakan tertentu, terutama waktu menopang berat badan, namun bisa membaik
bila diistirahatkan. Terkadang juga dirasakan setelah bangun tidur di pagi hari.
2. Penurunan rentang gerak sendi
3. Adanya pembengkakan pada persendian
4. Kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian
5. Kesulitan menggunakan persendian
Pada pemeriksaan fisik focus didapatkan hal hal berikut
Look : Deformitas sendi, deformita tulang, perubahan kesejajaran disertai pembesaran sendi,
tanda peradangan (seperti kemerahan pada sendi)
Feel : Krepitus, spasme otot perartikular
Move : Keterbatasan rentang gerak sendi
Buku Ajar Gangguan Musculoskeletak Edisi 2 Zairin Noor
5. Bagaimana cara mendiagnosis OA?

6. Apa saja klasifikasi dari OA?


Osteoartritis dibedakan dalam dua kelompok yaitu:
1) Osteoartritis primer (OA idiopatik): tidak memiliki hubungan dengan penyakit sistemik lain
atau perubahan yang terjadi pada sendi, berarti hanya berupa osteoartritis saja
2) Osteoartritis sekunder: merupakan osteoartritis yang disertai adanya kelainan sistemik, seperti:
gangguan endokrin, proses inflamasi, gangguan metabolik, pertumbuhan, keturunan, trauma
mikro-makro, immobilisasi yang lama.
Soeroso dkk J., Isbagio H., Kalim H., Broto R., Pramudiyo R. 2009. Osteoartritis, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi pertama. Internal Publishing. Jakarta. h.2539-2549

7. Apa diagnosis dan diagnosis banding skenario?


8. Apa pemeriksaan penunjang dari OA?

Gambaran
Derajat Klasifikasi
Radiografis
0 Normal Tidak ada gambaran radiografis yang abnormal
1 Meragukan Tampak Osteofit kecil
2 Minimal Tampak osteofit, celah sendi normal
3 Sedang Osteofit jelas, penyempitan celah sendi
Penyempitan celah sendi berat dan adanya
4 Berat
Sklerosis

Beberapa pertanda biokimia yang dipandang dapat dipergunakan untuk menilai


kerusakan rawan sendi antara lain Fragmen C terminal dari kolagen tipe II C2C dan C1,2C.
Kadar kedua fragmen tersebut dapat dideteksi di cairan sendi dan serum. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya peningkatan kadar C2C dan C1,2C dalam serum mengindikasikan
adanya peningkatan degradasi rawan sendi. Selain itu dilaporkan pula bahwa kadar C2C juga
dapat memprediksi peningkatan risiko progresifisitas kerusakan sendi secara radiografis 4 tahun
ke depan pada pasien OA dini. Kadar C2C juga dapat digunakan untuk monitoring efek terapi,
dimana keberhasilan terapi akan menurunkan kadarnya.
Bila dicurigai terdapat robekan meniskus atau ligamen, dapat dilakukan pemeriksaan MRI
yang akan menunjukkan gambaran tersebut lebih jelas. Walaupun demikian, MRI bukan alat
diagnostik yang rutin, karena mahal dan seringkali tidak merubah rancangan terapi. Gambaran
laboratorium umumnya normal. Bila dilakukan analisis cairan sendi juga didapatkan gambaran
cairan sendi yang normal. Bila didapatkan peninggian jumlah leukosit, perlu dipikirkan
kemungkinan artropati kristal atau artritis inflamasi ataua
9. Bagaimana tata laksana farmakoterapi dan non farmakoterapi OA?
 Terapi Non-Farmakologis
a. Penerangan
Agar pasien tahu seluk beluk penyakitnya, bagaimana menjaga agar penyakitnya tidak
bertambah parah serta persendiannya tetap dipakai.
b. Terapi Fisik dan Rehabilitasi
Untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk
melindungi sendi yang sakit
c. Penurunan Berat Badan
 Terapi Farmakologis

OAINS
Obat Anti Inflammatory (OAINS), obat ini membantu meredakan nyeri dan bengkak .
Jenis OAINS termasuk spirin, ibuprofen, dan naproxen. Namun, penggunaan jangka panjang
OAINS dapat menyebabkan masalah lambung seperti ulkus dan pendarahan. Obat ini juga
dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. OAINS bekerja dengan cara
menghambat jalur siklooksigenase (COX) pada kaskade inflamasi. Terdapat 2 macam enzim
COX, yaitu COX-1 (bersifat fisiologik, terdapat pada lambung, ginjal dan trombosit)
danCOX-2 (berperan pada proses inflamasi). OAINS tradisional bekerja dengan cara
menghambat COX-1 dan COX-2, sehingga dapat mengakibatkan perdarahan lambung,
gangguan fungsi ginjal, retensi cairan dan hiperkalemia. OAINS yang bersifat inhibitor COX-
2 selektif akan memberikan efek gastrointestinal yang lebih kecil dibandingkan penggunaan
OAINS yang tradisional.

Chondroprotective Agent
Adalah obat obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan tulang rawam
sendi.
a. Tetrasiklin dan derivatnya  menghambat kerja enzim MMP dengan cara
menghambatnya. Salah satu contoh adalah doxycycline, syangnya obat ini baru dipakai
pada hewan dan belum dipakai pada manusia
b. Asam hialuronat disebutjuga sbg viscosuplement  memperbaiki viskositas cairan
synovial, diberikan secara intra-artikular; memegang peranan penting dalam
pembentukan matriks tulang rawan melalui agregasi dengan proteoglikan
c. Glikosaminoglikan  menghambat sejumlah enzim yang berperan dalam degradasi
tulang rawan, antara lain: hyaluronidase, protease, elastase dan juga merangsang sintesis
proteoglikan dan asam hialuronat pada kultur tulang rawan sendi manusia.
d. Kondroitin Sulfat  mempunyai efek protektif terhadap terjadinya kerusakan tulang
rawan sendi. Sedang Ronca dkk(!998) mengambil kesimpulan ttg penelitiannya:
efektifitas kondroitin sulfat melalui 3 mekanisme utama, yaitu anti inflamasi, efek
metabolic terhadap sintesis hialuronat dan proteoglikan, anti degradative melalui
hambatan enzim proteolitik dan menghambat efek oksigen reaktif.
e. Vitamin C  menghambat aktivitas enzim lisozim
f. Superoxide Dismutase  menghilangkan superoxide dan hydroxyl radicals. Secara in
vitro, radikal superoxide mampu merusak asam hialuronat, kolagen dan proteoglikan
sedang hydrogen peroxide dapat merusak kondrosit secara langsung.
Dapat mengurangi keluhan” pada pasien OA.
g. Steroid intra articular  mampu mengurangi rasa sakit, walaupun hanya dalam waktu
singkat.
Bagi penderita dengan OA yang sudah parah, maka operasi merupakan tindakan yang
efektif. Operasi yang dapat dilakukan antara lain arthroscopic debridement, joint debridement,
dekompresi tulang, osteotomi dan artroplasti. Walaupun tindakan operatif dapat
menghilangkan nyeri pada sendi OA, tetapi kadang-kadang fungsi sendi tersebut tidak dapat
diperbaiki secara adekuat, sehingga terapifisik pre dan pasca operatif harus dipersiapkan
dengan baik.

10. Bagaimana patogenesis Rheumatoid Arthritis?

11. Mengapa nyeri di pagi hari?


Pada beberapa pasien, nyeri atau kaku sendi dapat timbul seteoah imobilitas, seperti duduk di
kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama atau bahkan setelah bangun tidur
12. Target obat?
Untuk pasien berusia >75 tahun, penggunaan OAINS topikal lebih dianjurkan dibanding OAINS
oral. Pada kasus ini, penggunaan tramadol atau injeksi kortikosteroid intraartikuler dapat
dianjurkan. Tramadol sama efektif dengan morfin atau meperidin untuk nyeri ringan sampai
sedang, tetapi untuk nyeri berat atau kronik lebih lemah. Dosis maksimum per hari
yang dianjurkan untuk tramadol adalah 400 mg. Injeksi kortikosteroid intraartikuler dapat
diberikan bila terdapat infeksi lokal atau efusi sendi.

13. Kenapa nyeri bertambah hebat saat digunakan untuk beraktivitas?


14. Arti nyeri tekan pada arah jam 9?
15. Bagaimana bisa terjadi keluahan bengkak dan nyeri sendi lutut kiri?
16. Mengapa nyeri semakin berat dan terasa ditusuk-tusuk?
17. Kenapa tidak bisa ditekuk?
18. Kenapa keluhan tidak berkurang meski sudah diberi bat reumatik?
19. Adakah hubungan antara kaku sendi lutut kiri selama 6bln ini dengan keluhan bengkak dan nyeri
pada lutut kiri?
20. Kenapa gemertak dilutut?
Gejala ini mungkin timbul karena gesekan kedua permukaan tulang sendi pada saat sendi
digerakkan atau secara pasif dimanipulasi

21. Kenapa kaku 30 mnt dipagi hari?

Anda mungkin juga menyukai