Anda di halaman 1dari 22

KESEHATAN MASYARAKAT

“PHC dan KIA”


Disusun Untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

Kelas 1A

Ayu Wulandari P3.73.24.2.17.101


Bianca Angelia W P3.73.24.2.17.009
Cindy Reynisa F P3.73.24.2.17.010
Dewi Yulianti P3.73.24.2.17.011
Della Theresia P3.73.24.2.17.012
Diva Prita Dewi P3.73.24.2.17.013
Divera Aprilia P3.73.24.2.17.014

PRODI D-III KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN AJARAN 2017 - 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas selesainya penulisan makalah yang membahas mengenai PHC dan KIA .
Tugas ini kami buat berdasarkan buku-buku penunjang dan dari situs-situs yang
berhubungan dengan mata kuliah ini serta dari berbagai sumber lainnya.

Kami juga berterima kasih yang tengah membimbing kami pada mata
kuliah Kesehatan Masyarakat ini yaitu Ibu Rus Martini, M.Epid . Kami berharap
semoga tugas singkat ini nantinya bermanfaat bagi kita semua terutama pada para
pembacanya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan lebih dan kurang kami mohon
maaf dan demi perbaikan hasil Makalah studi kasus singkat ini, kami perlukan
kritik beserta saran dari para pembaca sekalian agar kelak mendapat masukan
yang lebih baik untuk kedepannya, akhir kata kami ucapkan terima kasih,
wabbillahi taufikwallidaya wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bekasi, 21 Febuari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................4

1.3 Tujuan......................................................................................................4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PHC..............................................................................................6

2.2 Latar Belakang Dibentuknya PHC.................................................................6

2.3 Tujuan PHC....................................................................................................8

2.4 Program PHC.................................................................................................8

2.5 Unsur PHC.....................................................................................................8

2.6 Elemen-elemen PHC......................................................................................9

2.7 Prinsip-prinsip PHC.......................................................................................9

2.8 Pengertian KIA.............................................................................................10

2.9 Tujuan KIA...................................................................................................11

2.10 Target Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)........................................12

2.11 Prinsip pengelolaan program KIA..............................................................13

2.12 Pelayanan Antenatal...................................................................................13

2.13 Pertolongan Persalinan...............................................................................14

ii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................17

3.2 Saran.............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Sebelum deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Perawatan Kesehatan
Utama (PHC), Indonesia telah mengembangkan berbagai bentuk Puskesmas di
beberapa daerah. Berdasarkan penelitian pada tahun 1976 diketahui bahwa
200 masyarakat kegiatan kesehatan berbasis (CBHA) telah di terapkan dan di
laksanakan dalam masyarakat.

Seiring waktu, Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk


CBHA dan salah satu itu di catat sebagai Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).
Aktivitas itu meliputi lima program utama, yaitu keluarga perencanaan,
kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, imunisasi dan diare pencegahan.
Selain posyandu, ada rumah sakit bersalin desa (VMH) yang dikelola oleh
bidan desa sebagai cara untuk membuat kesehatan ibu dan anak dekat dengan
masyarakat jasa.

CBHA dapat tumbuh secara progresif karena didukung oleh pusat


kesehatan. Namun, CBHA pergi ke penurunan ketika krisis moneter pada
tahun 2997 meledak yang mengakibatkan multi-dimensi krisis,
krisismenciptakan reformasi total dalam banyak aspek, termasuk di sektor
kesehatan. Meskipun penting, desentralisasi menguasasi aspek yang paling
pembangunan, termasuk sektor kesehatan. Ini telah benar-benar mengubah
model perencanaan, yang sebelumnya adalah sentralisasi menjadi tergantung
pada masing-masing kabupaten. Ini memiliki implikasi pada prioritas
pengaturan masing-masing kabupaten. Banyak perhatian lebih pada
pemerintah daerah aspek kuratif daripada promotf dan tindakan pencegahan.
Setelah euforia demokrasi berakhir, semua sektor termasuk kesehatan mulai
menghidupkan kembali dan merevisi prioritas mereka untuk skala yang lebih

1
baik. Pada tingkat visi misi pusat dan nilai-nilai DepKes dirumuskan dan
dijelaskan ke empat strategi utama, yaitu:

1. Untuk mengaktifkan dan memberdayakan masyarakat hidup sehat


2. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
berkualitas
3. Untuk meningkatkan sistem informasi surveilans, monitoring dan kesehatan
4. Untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan
Semua strategi di atas terkait dengan Primary Health Care, dua yang
pertama pada nomor 1 dan 2 erat terkait dengan perawatan kesehatan primer.
Hal itu menunjukkan peran pentingnya Primary Health Care dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia.
Pelayanan kesehatan primer atau PHC merupakan pelayanan kesehatan
essensial yang dibuat dan bisa teeerjangkau secara universal oleh individu dan
keluarga di dalam masyarakat. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas
jangkauannya dan merangkum beerbagai aspek masyarakat dan kebutuhan
kesehatan. PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana
konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi dan ikut serta
mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih baik.
Akses ke pelayanan kesehatan merupakan hak asasi manusia dan
negara bertanggung jawab untuk memenuhinya. Di beberapa negara di dunia,
termasuk Indonesia, pelayanan kesehatannya tumbuh menjadi industri yang
tak terkendali dan menjadi tidak manusiawi. Mengalami hal yang oleh Badan
Kesehatan Dunia (WHO) sebagai “the commercialization of health care in
unregulated health systems”. Kondisi ini ditandai dengan maraknya
komersialisasi pelayanan dan pendidikan, yang dipicu oleh pembiayaan
kesehatan yang belum baik. Setelah deklarasi Alma Ata (1978), program
kesehatan menjadi gerakan politik universal. Deklarasi ini telah menjadi
tonggak sejarah peradaban manusia. Kesehatan diakui sebagai hak asasi
manusia tanpa memandang status sosial ekonomi, ras dan kewaranegaraan,
agama serta gender.
Sebagai hak asasi manusia, kesehatan menjadi sektor yang harus di
perjuangkan, serta meningkatkan bahwa kesehatan berperan sebagai alat
pembangunan sosial dan bukan sekadar hasil dari kemajuan pembangunan

2
ekonomi semata. Kesadaran ini melahirkan konsep primary health care (PHC)
yang intinya: pertama, menggalang potensi pemerintah – swasta – masyarakat
lintas sektor, mengingat kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Kedua,
menyeimbangkan layanan kuratif dan preventif serta menolak dominasi elite
dokter yang cenderungf mengutamakan pelayanan rumah sakit, peralatan
canggih dan mahal. Ketiga memanfaatkan teknologi secara tepat guna pada
setiap tingkat pelayanan. Berbagai negara di belahan dunia, seperti Uni Eropa,
Amerika Latin, serta di beberapa negara Asia, berhasil menata kembali sistem
kesehatannya dengan kembali menerapkan primary health care (PHC) sebagai
ujung tombak pembangunan kesehatan.
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan
masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat
darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem
kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan
untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi atau komunikasi,
pendanaan, pendonor darah, pencatatan pemantauan dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada
masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun
bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak. Pengertian Program
Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun pertanyaan yang akan ditanyakan dan dibahas dalam makalah ini,
yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Primary Health Care (PHC) ?
2. Apa latar belakang dibentuknya PHC?
3. Apa tujuan PHC?

3
4. Program apa saja yang dijalankan oleh PHC?
5. Apa saja unsur-unsur PHC?
6. Apa saja elemen-elemen PHC?
7. Apa saja prinsip-prinsip PHC?
8. Pengertian Program KIA ?
9. Apa tujuan KIA?
10. Target Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ?
11. Prinsip pengelolaan program KIA?
12. Apa itu pelayanan Antenatal?
13. Pertolongan Persalinan.

1.4 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang Primary Health Care (PHC).
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang latar belakang terbentuknya
PHC.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang tujuan PHC.
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang program yang dijalankan oleh
PHC.
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang unsur-unsur PHC.
6. Untuk mengetahui dan memahami tentang elemen-elemen PHC.
7. Untuk mengetahui dan memahami tentang prinsip-prinsip PHC.
8. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian program KIA.
9. Untuk mengetahui dan memahami tentang apa tujuan KIA.
10. Untuk mengetahui dan memahami tentang target Program Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA).
11. Untuk mengetahui dan memahami tentang prinsip pengelolaan program
KIA.
12. Untuk mengetahui dan memahami tentang pelayanan Antenatal.
13. Untuk mengetahui dan memahami tentang pertolongan persalinan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PHC


1. Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan social yang
dapat diterima secara baik oleh individu maupun keluarga dalam
masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap
tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self
reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination)
2. Primary Health Care (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk
mencapai tingkat minimal dan pelayanan kesehatan semua penduduk
PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metoda
dan teknologi praktis, ilmiah, dan social yang dapat diterima secara umum
baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi
mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan
mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan
menentukan nasib sendiri (self determination).

2.2 Latar Belakang Dibentuknya PHC


World Health Essembly tahun 1977 telah menghasilkan kesepakatan
global untuk mencapai “Kesehatan Bagi Semua atau Health for All” . Pada
tahun 2000 (KBS 2000 / HFA by The Year 2000), yaitu tercapainya suatu
derajat kesehatan yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif baik secara sosial maupun ekonomi.

Selanjutnya pada tahun 1978, konferensi di Alma Ata menetapkan


Primary Health Care (PHC) sebagai pendekatan atau strategi global untuk

5
mencapai kesehatan bagi semua (KBS) atau Health for All by The Year 2000
(HFA 2000). Dalam konferensi tersebut Indonesia juga ikut menandatangani
dan telah mengambil kesepakatan global pula dengan menyatakan bahwa
untuk mencapai kesehatan bagi semua tahun 2000 (HFA 2000) kuncinya
adalah PHC (Primary Health Care) dan bentuk operasional dari PHC tersebut
di Indonesia adalah PKMD (Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa).

Hal tersebut disadari bahwa kesehatan adalah kebutuhan dasar dan


modal utama untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan
memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau
mampu memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah
bersama secara global, diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk,
sosial ekonomi yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan gizi, pemeliharaan kese hatan, perididikan dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya.Oleh karena itu Primary Health Care merupakan
salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai Kesehatan Bagi Semua Pada
Tahun 2000 sebagai tujuan pembangunan kesehatan semesta dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Di Indonesia bentuk operasional PHC adalah
PKMD dengan berlandasakan kepada Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) yang merupakan ketetapan MPR untuk dilaksanakan dengan
melibatkan kerjasama lintas sektoral dari instansi-instansi yang berwenang
dalam mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Pada tahun 1981 setelah diidentifikasi tujuan kesehatan untuk semua


dan strategi PHC untuk merealisasikan tujuan, WHO membuat indikator
global untuk pemantauan dan evaluasi yang dicapai tentang sehat untuk semua
pada tahun 1986. indikator tersebut adalah :

1. perkembangan sosial dan ekonomi


2. penyediaan pelayanan kesehatan status kesehatan
3. kesehatan sebagai objek atau bagian dari perkembangan sosial ekonomi.

6
Pemimpin perawat yang menjadi kunci dalam mencetuskan usaha
perawatan PHC adalah Dr. Amelia Maglacas pada tahun 1986.

2.3 Tujuan PHC


1. Tujuan umum
Adalah mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada
masyarakat yang menerima pelayanan.
2. Tujuan khusus
a) Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
b) Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
c) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dan populasi yang
dilayani
d) Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber-
sumberdaya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

2.4 Program PHC


Program-program Primary Health Care (PHC), yaitu:

1. Asuransi kesehatan
2. Pos obat desa (POD)
3. Tanaman obat keluarga (TOGA)
4. Pos kesehatan
5. Kemitraan dengan sektor di luar kesehatan
6. peningkatan pemberdayaan masyarakat
7. Kader kesehatan
8. Kegiatan peningkatan pendapatan (perkreditan, perikanan, industri rumah
tangga)
9. tenaga kesehatan sukarela
10. pelayanan kesehatan dasar
11. upaya promotif dan preventif

7
2.5 Unsur PHC
Ada 3 unsur yang terkandung dalam PHC, yaitu:

1. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan


2. Melibatkan peran serta masyarakat
3. Melibatkan kerja sama lintas sektoral

2.6 Elemen-elemen PHC


Ada 8 elemen yang dimiliki oleh PHC, yaitu:

1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit


serta pengendaliannya
2. Peningkatan penyedediaan makanan dan perbaikan gizi
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
4. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
5. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat
7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
8. Penyediaan obat-obat essensial

2.7 Prinsip-prinsip PHC


Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-
prinsip PHC sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan
bagi semua. Lima prinsip PHC sebagai berikut :

a. Pemerataan upaya kesehatan


Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan
primer dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama dalam
masyarakat harus diberikan sama bagi semua individu tanpa memandang jenis
kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan atau pedesaan dan kelas sosial.

b. Penekanan pada upaya preventif


Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha,
pekerjaan dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

8
dengan peran serta individu agar berprilaku sehat serta mencegah
berjangkitnya penyakit.

c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan


Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau,
layak dan diterima budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk
vaksin cold storage).

d. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian


Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan
maksimal dari lokal, nasional dan sumber daya yang tersedia lainnya.
Partisipasi masyarakat adalah proses di mana individu dan keluarga
bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan orang-orang di sekitar
mereka dan mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi dalam
pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi
kebutuhan atau selama pelaksanaan.
Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau
tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih mudah di tingkat lingkungan atau
desa karena masalah heterogenitas yang minim.

e. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan


Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi
hanya dalam sektor kesehatan formal; sektor lain yang sama pentingnya dalam
mempromosikan kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini
mencakup, sekurang-kurangnya: pertanian (misalnya keamanan makanan),
pendidikan, komunikasi (misalnya menyangkut masalah kesehatan yang
berlaku dan metode pencegahan dan pengontrolan mereka); perumahan;
pekerjaan umum (misalnya menjamin pasokan yang cukup dari air bersih dan
sanitasi dasar) ; pembangunan perdesaan; industri; organisasi masyarakat
(termasuk Panchayats atau pemerintah daerah , organisasi-organisasi sukarela ,
dll).

9
2.8 Pengertian KIA
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan
masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat
darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem
kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan
untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi atau komunikasi,
pendanaan, pendonor darah, pencatatan pemantauan dan informasi KB. Dalam
pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat,
pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta
pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak. Pengertian Program Kesehatan
Ibu dan anak (KIA) adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan
anak balita serta anak prasekolah.

2.9 Tujuan KIA


Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal,
bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :


 Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10
keluarga, Posyandu dan sebagainya.
 Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah

secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga,

10
Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau
TK.
 Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui.
 Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu

meneteki, bayi dan anak balita.


 Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan

seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak


prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

2.10 Target Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Target Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkatnya
ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi
seluruh masyarakat pada tahun 2014 dalam program gizi serta kesehatan ibu
dan anak yaitu :
 Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.
 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.
 Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.
 Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1)
sebesar 90% dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.
 Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%.
 Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/balita
seluruhnya (D/S) sebesar 85%).
 ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.
 Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar 90%.
 Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan Balita usia

6-59 bulan mendapatkan Kapsul Vitamin A sebanyak 85%.


 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11 bulan sebesar 90 %.
 Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional
(GAIN) UCI, sehingga desa dan kelurahan dapat mencapai Universal
Child Immunization (UCI) sebanyak 100%.
 Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam
mendukung terwujudnya Desa dan Kelurahan Siaga aktif sebesar 80%.

11
2.11 Prinsip pengelolaan program KIA
Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan
pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut :

1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di


semua fasilitas kesehatan.
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten
diarahkan ke fasilitas kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan ataupun melalui kunjungan rumah.
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan
neonatus oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat.
6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara
adekuat dan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di
semua fasilitas kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar
di semua fasilitas kesehatan.
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.

2.12 Pelayanan Antenatal


Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan
(SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan
fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus,
serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam
pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas:

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.


2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4. Ukur tinggi fundus uteri.

12
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan golongan


darah, hemoglobin, protein urine dan gula darah puasa. Pemeriksaan khusus
dilakukan di daerah prevalensi tinggi dan atau kelompok ber-risiko,
pemeriksaan yang dilakukan adalah hepatitis B, HIV, Sifilis, malaria,
tuberkulosis, kecacingan dan thalasemia.

Dengan demikian maka secara operasional, pelayanan antenatal


disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi
standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal
adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian
pelayanan yang dianjurkan sebagai berikut :

 Minimal 1 kali pada triwulan pertama.

 Minimal 1 kali pada triwulan kedua.

 Minimal 2 kali pada triwulan ketiga.

Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk


menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan dan penanganan komplikasi.

2.13 Pertolongan Persalinan


Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
Pada kenyataan di lapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan

13
tenaga kesehatan dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu secara bertahap seluruh persalinan akan ditolong oleh tenaga
kesehatan kompeten dan diarahkan ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal


sebagai berikut :

1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar.

3. Manajemen aktif kala III

4. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang


lebih tinggi.

5. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

6. Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir.

A. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar


pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan.
Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal
sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu :

 Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari


setelah persalinan.
 Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8 –
14 hari).

 Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36


– 42 hari).

Pelayanan yang diberikan adalah :

14
1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri(involusi uterus).
3. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya.
4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.
5. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali , pertama
segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian
kapsul Vitamin A pertama.
6. Pelayanan KB pasca salin

B. Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar


yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus
sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di
fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :

1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6 – 48


Jam setelah lahir.
2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke
3 sampai dengan hari ke 7 setelah lahir.

3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke


8 sampai dengan hari ke 28 setelah lahir.

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus


terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat
kelainan/masalah kesehatan pada neonatus. Risiko terbesar kematian neonatus
terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama
kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan
untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Primary Health Care (PHC) merupakan hasil pengkajian,
pemikiran, pengalaman dalam pembangunan kesehatan di banyak negara
yang diawali dengan kampanye massal pada tahun 1950-an dalam
pemberantasan penyakit menular, karena pada waktu itu banyak negara
tidak mampu mengatasi dan meenanggulangi wabah penyakit TBC,
campak, diare dan sebagainya. Primary Health Care (PHC) adalah
pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan
teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik
oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi
mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan
mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan
menentukan nasib sendiri (Self determination).
Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum
dilaksanakan melalui pusat kesehatan dan di bawahnya (termsuk sub-pusat
kesehatan, pusat kesehatan berjalan) dan banyak kegiatan berbasis
kesehatan masyarakat seperti Rumah BersalinDesa dan Pelayanan
Kesehatan Desa seperti Layanan Pos Terpadu (ISP atau Posyandu). Secara
administratif, indonesia terdiri dari 33 provinsi, 349 Kabupaten dan 91
Kotamadya, 5.263 Kecamatan dan 62.806 Desa. Di Indonesia, PHC
memiliki tiga strategi utama, yaitu kerjassama multisektoral, partisipasi
masyarakat dan penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
dengan pelaksanaan di masyarakat. Sampai saat ini semua penerapan itu
telah berjalan meskipun ada beberapa hambatan dalam pelaksanaannya.

Pengertian Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah upaya


dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu

16
hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak
prasekolah.

3.2 Saran
Dari pembahasan makalah di atas, dalam penulisan ini pembaca
diharapkan dapat memahami dan telah mengetahui tentang Primary Health
Care (PHC) dan KIA. Penulis menyadari maasih banyak kekurangan,
untuk itu diharapkan kepada pembaca agar memberikan saran dan kritik
yang dapat membangun pada makalah ini, terima kasih.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8221261/Makalah_PHC

http://titaharita.blogspot.co.id/p/unsur-prinsip-dan-program-phc.html

http://luthfinst.blogspot.co.id/2013/12/makalah-ilmu-kesehatan-masyarakat.html

Anda mungkin juga menyukai