Argento
Argento
Beranda
BAB 1
PENDAHULUAN
3. Penetapan kadar Cl dalam air laut dan garam dapur dengan metode fajans.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Titrasi Pengendapan
Titrasi pengendapan adalah salah satu golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya
merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya ialah reaksi pengendapan
yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran, tidak ada pengotor yang
mengganggu serta diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi. Hanya reaksi
pengendapan yang dapat digunakan pada titrasi. (Khopkar, 1990)
Volume I II x
Larutan NaCl 10 ml 10 ml 10 ml
Volume I II x
Volume I II x
Sampel garam 25 ml 25 ml 25 ml
Volume I II x
Volume I II x
Sampel garam 25 ml 25 ml 25 ml
Larutan AgNO3 34 ml 33,8 ml 33,9 ml
4.2 PERHITUNGAN
Pembuatan larutan standar AgNO3 0,1 N
4.3 REAKSI
Metode Mohr
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
putih
2 AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2KNO3
merah coklat
Metode Fajans
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
putih
4.4 PEMBAHASAN
Dasar teori argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara
titran dan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana
Ag+ dari titran akan bereaksi dengan Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah
larut.
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah metode mohr
dengan indikator K2CrO4. Penambahan indikator ini akan menjadikan warna larutan menjadi
kuning. Titrasi dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen ditandai dengan
berubahnya warna larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara
permanen. Pada percobaan ini, larutan AgNO3 yang digunakan dibuat dengan melarutkan
8,49 gram AgNO3 dengan aquadest hingga volumenya 500 ml ke dalam labu ukur.
Konsentrasi yang didapatkan adalah 0,0980 N dengan rata-rata volume titrasi 10,2 ml.
Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan kadar Cl dalam sampel garam dapur dan air
laut. Titrasi yang digunakan adalah argentometri dengan metode mohr dan fajans. Hal
pertama yang dilakukan adalah membuat larutan sampel. Untuk sampel garam dapur
ditimbang 0,6 gram yang dilarutkan dengan aquadest ke dalam labu ukur 100 ml. sedangkan
untuk sampel air laut ditimbang 10 gram dan dilarutkan dengan aquadest ke dalam labu ukur
100 ml.
Pada metode mohr, sampel garam dan air laut dititrasi dengan larutan AgNO3 standar dan
larutan K2CrO4 sebagai indikator. Dari larutan garam dan air laut yang telah dibuat, masing-
masing dipipet 25 ml untuk dititrasi. Pada awal penambahan, ion Cl- dari NaCl yang terdapat
dalam larutan bereaksi dengan ion Ag+ yang ditambah sehingga membentuk endapan putih
AgCl. Sedangkan larutan pada awalnya berwarna kuning karena penambahan indikator
K2CrO4 5%. Saat terjadi titik ekuivalen yaitu saat ion Cl- tepat habis bereaksi dengan ion Ag+,
penambahan AgNO3 yang sedikit berlebih menyebabkan ion Ag+ bereaksi dengan ion CrO42-
dari indikator membentuk endapan putih dengan warna larutan merah bata. Dari percobaan
yang dilakukan didapatkan kadar Cl sebesar 1,82 % untuk air laut, sedangkan kadar Cl pada
garam dapur sebesar 55,78 %.
Pada metode fajans, penentuan kadar Cl dalam garam dan air laut menggunakan indikator
adsorpsi yaitu indikator flouresein, dari larutan garam dapur dan air laut, masing-masing
dipipet 25 ml ke dalam Erlenmeyer. Ditambahkan indikator flouresein akan membuat larutan
menjadi warna kuning kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 standar dimana titik akhir
titrasi dicapai saat larutan membentuk endapan merah muda. Dari percobaan yang telah
dilakukan didapatkan kadar Cl dalam garam dapur sebesar 78,62 %, sedangkan kadar Cl
dalam air laut sebesar 1,88 %.
Dari percobaan ini, dapat dibuktikan bahwa air laut dan garam dapur mengandung ion Cl-
. Hal ini terlihat dari terbentuknya endapan putih yang menunjukkan jika ion Ag+ telah
bereaksi terlebih dahulu dengan ion Cl- membentuk AgCl.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Standarisai larutan AgNO3 dilakukan dengan metode mohr; larutan standar primer yang
digunakan adalah NaCl 0,1 N dan larutan K2CrO4 sebagai indikator. Konsentrasi yang
didapatkan adalah 0,0980 N.
2. Penentuan kadar Cl dalam air laut dan garam dapur dengan metode mohr menggunakan
larutan peniter AgNO3standar dan indikator K2CrO4. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan
adanya endapan merah bata. Kadar Cl dalam air laut sebesar 1,82 % dan garam dapur 55,78
%.
3. Penentuan kadar Cl dalam air laut dan garam dapur dengan metode fajans menggunakan
indikator adsorpsi yaitu indikator flouresein. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan adanya
endapan merah muda. Kadar Cl dalam air laut sebesar 1,88 % dan garam dapur 78,62 %.
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Buku Kedokteran :
EGC. Jakarta.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia. Jakarta.
Day, RA. Jr dan Al Underwood. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif edisi kelima. Erlangga. Jakarta.
Diposting oleh wangi kristaLini di 21.49
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Posting Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
▼ 2014 (6)
o ► Juni (1)
o ▼ Januari (5)
Laporan Asidimetri - Alkalimetri
Laporan Kecepatan Reaksi Kimia
Laporan Titrasi Pengendapan - Argentometri
Laporan Praktikum Reaksi RedOks
Laporan Penentuan Kadar Vitamin C - Iodometri
Mengenai Saya
wangi kristaLini
Lihat profil lengkapku
Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.