06A/R1 SEMARANG
Penyusun :
1
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
Puji syukur kehadirat Alloh SWT karena berkat RahmatNya, divisi keperawatan
medikal bedah dapat menyusun buku modul praktikum keperawatan medikal bedah bagi
mahasiswa semester III Program Studi Keperawatan Purwokerto Politeknik Kesehatan
Semarang.
Buku ini memberikan panduan bagi mahasiswa untuk belajar mandiri dengan
bantuan dosen yang lebih banyak sebagai fasilitator dalam pelaksanaan praktikum. Buku
ini dilengkapi dengan ringkasan teori dan prosedur kerja dan praktikum yang akan
dilakukan.
Ucapan terima kasih kepada seluruh rekan rekan dosen bagian keperawatan
medikal bedah dan mahasiswa yang telah memberikan masukan dan saran bagi
tersusunnya buku praktikum ini. Kami merasa buku ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu saran dan kritik untuk pengembangan dan perbaikan buku ini baik dari
teman sejawat ataupun dari mahasiswa sangat kami harapkan.
Purwokerto,
Penulis
2
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
3
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
Ns.Supadi, M.Kep.,Sp.MB
Sugeng Riyadi, S.Kep.,Ns.,MSi
NIP: 19730116 199803 1003 NIP: 19701123 1998 03 1004 Walin, SST, M.Kes
NIP: 19650423198803 2 002
PEMERIKSAAN ECHOCARDIOGRAPHY
4
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
1) Definisi Echocardiography
Salah satu pemeriksaan radiologi untuk mendeteksi gangguan
jantung adalah alat echocardiography. Echocardiography merupakan
pemeriksaan jantung dengan menggunakan ultrasound (gelombang suara)
frekuensi 2-6 MHz. Nama lain echocardiography adalah USG
Jantungdantest gema. Echocardiography adalah suatu alat yang mengambil
gambar dari hati atau jantung dengan menggunakan gelombang
suara.Echocardiography (ultrasound pengujian untuk hati atau jantung)
mengijinkan suatu ahli jantung untuk menguji struktur , fungsi, dan aliran
darah dari hati atau jantung tanpa penggunaan dari sinar-x.
Echocardiography dilakukan dengan penggunaan suatu tongkat plastik
yang lembut (suatu echo-transducer) untuk memancarkan gelombang
suara ke dada atau abdomen. Gelombang suara lewat dengan aman sampai
badan dan gema yang dihasilkan akan ditafsirkan oleh suatu sistem yang
terkomputerisasi.
Pemeriksaan dengan Echocardiography merupakan suatu
pemeriksaan yang multak harus dilakukan pada penderita penyakit jantung
(pasien diduga terkena penyakit jantung), baik pada anak-anak maupun
pada orang dewasa. Rasanya tidak lengkap bila seorang penderita penyakit
jantung belum dilakukan pemeriksaan Echocardiography. Pemeriksaan
Echocardiography biasanya dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan
klinis yang seksama dan pemeriksaan EKG, treadmil atau foto rontgen.
2) Pemeriksaan echocardiography
Terdapat empat jenis pemeriksaan yang dapat dideteksi
dengan echocardiography yaitu :
5
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
c. Stress Echocardiography
6
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
d. Fetal Echocardiography
Fetal Echocardiography juga sering disebut dengan
echocardiography janin karena jenis pemeriksaan ini digunakan
untuk melihat jantung bayi yang belum lahir.Seorang dokter dapat
merekomendasikan pemeriksaan ini untuk memeriksa bayi untuk
masalah jantung.Pemeriksaan ini dapat dilakukan selama
kehamilan sekitar 18 - 22 minggu. Untuk pemeriksaan ini,
tranduser diletakkan diatas perut ibu hamil yang mana hasilnya
akan muncul di layar.
7
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
Pada hari pemeriksaan, jangan makan atau minum apapun kecuali air
selama empat jam sebelum tes. Jangan minum atau makan produk kafein
(cola, coklat, kopi, teh) selama 24 jam sebelum tes. Kafein akan
mengganggu dengan hasil pemeriksaan. Karena obat over-the-counter
banyak mengandung kafein, jangan minum obat over-the-counter yang
8
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
6) Tujuan pemeriksaan
Pemeriksaan ekokardiografi seperti ‘mengintip’ kondisi jantung Anda.
Pemeriksaan ini bisa melihat hampir semua struktur anatomi jantung.
Bagaimana ketebalan otot jantung Anda. Bagaimana kondisi sekat jantung
Anda. Adakah kebocoran pada sekat jantung. Bagaimana kondisi rongga-
rongga jantung Anda (bilik dan serambi jantung). Adakah pembesaran
rongga jantung.
Ekokardiografi menilai bagaimana kondisi katup jantung Anda. Adakah
kebocoran atau penyempitan katup. Ekokardiografi juga bisa menilai
pangkal pembuluh darah besar yang keluar dari jantung Anda, yaitu
pembuluh aorta dan paru. Ekokardiografi juga bisa melihat adanya hal-hal
yang tidak normal dalam rongga jantung seperti tumor atau gumpalan
darah. Bahkan ekokardiografi juga bisa menilai kondisi lapisan selaput
jantung. Adakah cairan di dalam selaput jantung.
Ekokardiografi juga bisa menilai fungsi jantung. Bagaimana kemampuan
pompa jantung Anda (dokter menyebutnya fungsi sistolik). Bagaimana
9
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
7) Kegunaan echocardiography
Echocardiography memiliki kegunaan diantaranya adalah :
Memberikan gambaran structural anatomi jantung dan pembuluh
besar.
Berperan dalam diagnose kelainan jantung bawaan (congenital).
Mendeteksi kelainan struktur anatomi katup jantung misalnya
adanya kekakuan, gangguan pembukaan-penutupan katup, tebal
dan geraknya, serta apakah ada perlekatan.
Membantu dokter dalam menilai kemampuan gerak otot –otot
dinding jantung akibat penyempitan pembuluh koroner,
pembengkakan otot jantung (dilated cardiomypathy), dan
penebalan otot jantung (hiperthrophy cardiomypathy) yang
disebabkan hipertensi dan kelainan otot jantung bawaan.
Melihat massa tumor seperti thrombus, vegetasi atau cairan
perikad.
8) Persiapan alat
Mesin Echocardiography
Gel
9) Persiapan pasien
Pemeriksaan dapat dilakukan setiap saat tanpa persiapan khusus dan
pasien hanya berbaring
10
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
sisi kiri di meja uji. Dia akan menempatkan tongkat (yang disebut
transdusersuara-gelombang) pada beberapa daerah dada. Tongkat akan
memiliki sedikit gel di ujung, yang tidak akan membahayakan kulit. Gel
ini digunakan untuk membantu menghasilkan gambar yang lebih jelas.
Suara merupakan bagian dari sinyal Doppler, mungkin atau
mungkin tidak mendengar suara selama pengujian.Anda mungkin diminta
untuk mengubah posisi beberapa kali selama pemeriksaan agar teknisi
dapat mengambil gambar jantung pada berbagai daerah.Anda juga
mungkin diminta untuk menahan nafas pada waktu selama ujian.Anda
mungkin merasa kesejukan dari gel pada transduser dan tekanan sedikit
dari transduser di dada Anda.Desakan berlangsung sekitar 40 menit.
Sesudah pemeriksaan, Anda dapat berpakaian dan menjalani kegiatan
sehari-hari Anda .Dokter Anda akan mendiskusikan hasil tes dengan
Anda.
Namun jika anda akan melakukan pemeriksaan secara stress
echocardiography, terdapat beberapa prosedur yang berbeda. Berikut
adalah prosedur khusus untuk stress echocardiography :
Pada hari pemeriksaan, jangan makan atau minum apapun kecuali
air selama empat jam sebelum tes. Jangan minum atau makan produk
kafein (cola, coklat, kopi, teh) selama 24 jam sebelum tes. Kafein akan
mengganggu dengan hasil pemeriksaan. Karena obat over-the-counter
banyak mengandung kafein, jangan minum obat over-the-counter yang
mengandung kafein selama 24 jam sebelum tes. Jangan meminum obat
jantung setelah selama 24 jam sebelum pengujian Anda kecuali dokter
Anda memberitahu Anda sebaliknya, atau kecuali obat yang dibutuhkan
untuk mengobati ketidak nyamanan dada. Misalnya :
Beta blockers (misalnya, Tenormin, Lopressor, Toprol, atau
Inderal).
Mononitratedinitrate (misalnya, Isordil, Sorbitrate)
11
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
12
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
dipantau selama 20-30 menit setelah ujian, yang memakan waktu sekitar
90 menit untuk melakukan.
Seseorang akan perlu untuk mengantar anda pulang setelah tes.
Anda tidak harus makan atau minum sampai habis semprot bius atau
sampai mati rasa di tenggorokan Anda hilang sekitar satu jam setelah
ujian. Dokter Anda akan mendiskusikan hasil tes dengan Anda.
11) Gambar
13
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
14
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
Gambar 1c.
Gambar 1a.echocardiography secarafisik
Gambar 1b.pemeriksaan echocardiography
Gambar 1c.hasilpemeriksaan echocardiography
15
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
16
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
17
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
DAFTAR PUSTAKA
18
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
19
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
NO TINDAKAN YA TIDAK
B FASE ORIENTASI
1. Memberikan salam terapeutik dan kenalan
a. Memberikan salam
b. Menyampaikan tujuan interaksi
c. Menjelaskan prosedur tindakan
2. Melakukan evaluasi dan validasi data
a. Menanyakan keadaan pasien hari ini
b. Memvalidasi/evaluasi masalah pasien
C FASE KERJA
1. Memosisikan pasien terbaring pada satu sisi
bagian tubuh atau punggung
2. Mengoleskan cairan (jelly) khusus pada bagian
atas probe dan akan meletakkan diatas wilayah
dada.
3. Dengan menggunakan gelombang suara Ultra-
High-Frequency akan menggambil gambar dari
hati anda serta klep (valve) jantung anda, pada
penggunaan alat ini tak akan menggunakan
sinar-X.
4. Pergerakan (denyut) dari jantung atau hati anda
dapat dilihat pada suatu layar video. Sebuah
video atau foto dapat membuat gambar dari
pergerakan (denyut) tadi. Anda dapat pula
mengamatinya pada saat test ini berlangsung,
20
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
D FASE TERMINASI
1. Mengevaluasi respon pasien terhadap
tindakan:
a. Data subjektif
b. Data objektif
2. Merapikan alat-alat
3. Memberikan reinforcement positif
4. Melakukan rencana tindak lanjut
5. Berpamitan dengan pasien
6. Mendokumentasikan hasil
JUMLAH
21
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
22
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
23
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
24
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
25
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
26
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
27
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
28
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
3. Pembukaan mata
Periksalah rangsangan minimum apa yang bisa membuka
satu dan kedua matanya dengan catatan mata tidak dalam
keadaan terbalut ataupun edema.
Nilai 4 : Mata membuka spontan, misalnya sesudah disentuh
Nilai 3 : Mata baru membuka kalau diajak bicara atau
dipanggil nama atau diperintahkan membuka mata
Nilai 2 : Mata membuka hanya kalau dirangsang kuat/nyeri
Nilai 1 : Tidak membuka mata walaupun diberikan rangsangan
nyeri
29
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
NO TINDAKAN YA TIDAK
B FASE ORIENTASI
3. Memberikan salam terapeutik dan kenalan
d. Memberikan salam
e. Menyampaikan tujuan interaksi
f. Menjelaskan prosedur tindakan
4. Melakukan evaluasi dan validasi data
c. Menanyakan keadaan pasien hari ini
d. Memvalidasi/evaluasi masalah pasien
C FASE KERJA
1. Inspeksi dan palpasi
a. Posisikan klien terlentang dengan pemeriksa
berada disebelah kanan klien
b. Lokalisasi tanda pada dada, pertama dengan
memalpasi sudut louis atau sudut sternal yang
teraba, seperti suatu tonjolan datar memanjang
pada sternum kurang lebih 5 cm dibawah takik
sentral
c. Gerakan jari-jari sepanjang sudut pada masing-
masing sisi sternum untuk meraba iga kedua yang
berdekatan
d. Palpasi spasium interkostal ke-2 kanan untuk
menentukan area aorta dan spasium interkostalis
ke-2 kiri untuk area pulmonal
e. Inspeksi dan kemudian palpasi area aorta dan area
pulmonal untuk mengetahui ada/tidaknya pulsasi
f. Palpasi spasium interkostalis ke-5 kiri untuk
mengetahui area trikuspidalis/ventrikular amati
30
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
adanya pulsasi
g. Dari area trikuspidalis, pindahkan tangan secara
lateral 5-7 cm ke garis midklavikula iri untuk
menemukan area apical atau titik denyut
maksimal (Point of Maximal Impuls, PMI)
h. Inspeksi dan palpasi area apical tersebut untuk
mengetahui pulsasi
i. Untuk mengetahui pulsasi aorta lakukan inspeksi
dan palpasi pada area epigastrik tepat dibawah
ujung sternum
2. Perkusi
a. Buka area dan beri tahu klien.
b. Lakukan perkusi dari lateral kiri ke medial untuk
mengetahui batas kiri jantung.
c. Lakukan perkusi dari sisi kanan ke kiri untuk
mengetahui batas kanan jantung.
d. Lakukan perkusi dari atas kebawah untuk
menentukan batas atas jantung.
e. Suara redup menunjukan jantung dibawah area
yang diperkusi
3. Auskultasi
a. Anjurkan klien bernapas secara normal dan
kemudian tahan napas saat ekspirasi
b. Dengarkan suara jatung 1/S1 sambil palpasi nada
karotis, perhatikan adanya splitting S1 ( bunyi S1
ganda yang terjadi dalam waktu yang sangat
berhimpitan)
c. Pada awal sistole dengarkan secara seksama
untuk mengetahui adanya bunyi tambahan atau
mur-mur S1
d. Pada periode diastole dengarkan secara saksama
untuk mengetahui adanya bunyi tambahan atau
murmur
e. Anjurkan klien bernapas normal, dengarkan S2
31
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
D FASE TERMINASI
7. Mengevaluasi respon pasien terhadap tindakan:
c. Data subjektif
d. Data objektif
8. Merapikan alat-alat
9. Memberikan reinforcement positif
10. Melakukan rencana tindak lanjut
11. Berpamitan dengan pasien
12. Mendokumentasikan hasil
JUMLAH
32
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
1) Pengertian
Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu
percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau
dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk
mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya.
2) Tujuan
a. Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang
sedang dialami atau dirasakan oleh pasien.
b. Untuk membangun hubungan yang baik antara seorang dokter dan
pasiennya.
3) Jenis
a. Autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap
pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan
dokter dan menceritakan permasalahannya.
b. Alloanamnesis atau Heteroanamnesis yaitu anamnesis yang
didapat dari informasi orang lain
4) Persiapan
Anamnesis yang baik hanya dapat dilakukan apabila yang melakukan
anamnesis tersebut menguasai dengan baik teori atau pengetahuannya.
Umumnya setelah selesai melakukan anamnesis sudah harus mampu
membuat kesimpulan perkiraan diagnosis atau diagnosis banding yang
paling mungkin untuk kasus yang dihadapinya.
33
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
tenaga kesehatan yang tampak rapi dan bersih akan lebih baik dari
pada yang tampak lusuh dan kotor. Demikian juga seorang tenaga
kesehatan yang tampak ramah, santai akan lebih mudah melakukan
anamnesis daripada yang tampak galak, ketus dan tegang.
c. Periksa kartu dan data pasien
Sebelum anamnesis dilakukan sebaiknya periksa terlebih dahulu
kartu atau data pasien dan cocokkan dengan keberadaan pasiennya.
Tidak tertutup kemungkinan kadang-kadang terjadi kesalahan data
pasien atau mungkin juga kesalahan kartu data, misalkan pasien A
tetapi kartu datanya milik pasien B, atau mungkin saja ada 2 pasien
dengan nama yang sama persis. Untuk pasien lama lihat juga data-
data pemeriksaan, diagnosis dan terapi sebelumnya. Informasi data
kesehatan sebelumnya seringkali berguna untuk anamnesis dan
pemeriksaan saat ini.
d. Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannya
Pada saat anamnesis dilakukan berikan perhatian dan dorongan
agar pasien dapat dengan leluasa menceritakan apa saja
keluhannya. Biarkan pasien bercerita dengan bahasanya sendiri.
Ikuti cerita pasien, jangan terus menerus memotong, tetapi arahkan
bila melantur. Pada saat pasien bercerita, apabila diperlukan ajukan
pertanyaan-pertanyaan singkat untuk minta klarifikasi atau
informasi lebih detail dari keluhannya. Jaga agar jangan sampai
terbawa cerita pasien sehingga melantur kemana mana.
e. Gunakan bahasa/istilah yang dapat dimengerti
Selama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah
umum yang dapat dimengerti pasien. Apabila ada istilah yang tidak
ada padanannya dalam bahasa Indonesia atau sulit dimengerti,
berika penjelasan atau deskripsi dari istilah tersebut.
f. Buat catatan
Adalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil
saat seorang tenaga kesehatan melakukan anamnesis, terutama bila
pasien yang mempunyai riwayat penyakit yang panjang.
34
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
g. Perhatikan pasiennya
Selama anamnesis berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicara
dan gerak gerik pasien. Apakah pasien dalam keadaaan sadar
sepenuhnya atau apatis, apakah dalam posisi bebas atau posisi letak
paksa, apakah tampak santai atau menahan sakit, apakah tampak
sesak, apakah dapat bercerita dengan kalimat-kalimat panjang atau
terputus-putus, apakah tampak segar atau lesu, pucat dan lain-lain.
h. Gunakan metode yang sistematis
Anamnesis yang baik haruslah dilakukan dengan sistematis
menurut kerangka anamnesis yang baku. Dengan cara demikian
maka diharapkan tidak ada informasi yang terlewat.
35
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
36
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
7) Sistematika Anamnesa
Sebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau
sistematika yang baku sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar
selama melakukan anamnesis seorang tenaga kesehatan tidak kehilangan
arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang terlewat. Sistematika
ini juga berguna dalam pembuatan status pasien agar memudahkan siapa
saja yang membacanya. Sistematika tersebut terdiri dari :
37
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
b. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang
paling berat sehingga mendorong pasien datang berobat atau
mencari pertolongan medis. Tidak jarang pasien datang dengan
beberapa keluhan sekaligus, sehingga seorang dokter harus jeli dan
cermat untuk menentukan keluhan mana yang merupakan keluhan
utamanya. Pada tahap ini sebaiknya seorang dokter sudah mulai
memikirkan beberapa kemungkinan diagnosis banding yang
berhubungan dengan keluhan utama tersebut. Pemikiran ini akan
membantu dalam mengarahkan pertanyaan-pertanyaan dalam
anamnesis selanjutnya. Pertanyaan diarahkan untuk makin
menguatkan diagnosis yang dipikirkan atau menyingkirkan
kemungkinan-kemungkinan diagnosis banding.
38
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
39
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
8) Anamnesis Sistem
Anamnesis sistem adalah semacam review dimana seorang dokter secara
singkat dan sistematis menanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin
ada dan belum disebutkan oleh pasien. Keluhan ini mungkin saja tidak
berhubugan dengan penyakit yang sekarang diderita tapi mungkin juga
merupakan informasi berharga yang terlewatkan.
40
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
NO TINDAKAN
YA TIDAK
B FASE ORIENTASI
1. Memberikan salam terapeutik dan kenalan
a. Memberikan salam
b. Menyampaikan tujuan interaksi
c. Menjelaskan prosedur tindakan
2. Melakukan evaluasi dan validasi data
a. Menanyakan keadaan pasien hari ini
b. Memvalidasi/evaluasi masalah pasien
C FASE KERJA
1. Menjaga privasi
2. Memberi kesempatan kepada klien untuk
bertanya sebelum dilakukan tindakan
3. Mengatur posisi klien
4. Membina hubungan saling percaya
5. Menanyakan keluhan klien, gunakan
pertanyaan terbuka
D FASE TERMINASI
13. Mengevaluasi respon pasien terhadap
tindakan:
a. Data subjektif
b. Data objektif
14. Merapikan alat-alat
15. Memberikan reinforcement positif
16. Melakukan rencana tindak lanjut
17. Berpamitan dengan pasien
1. Mendokumentasikan hasil
JUMLAH
41
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
TREADMILL
A. Definisi Treadmill
42
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
43
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
Adapun tujuan dari pelaksanaan Treadmill Test ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari diagnose penyebab sakit dada.
2. Menilai fungsi jantung sesudah serangan infark atau pembedahan.
3. Mendeteksi penyakit jantung koroner yang tidak/belum menimbulkan
gejala (asimtomatik).
4. Mendeteksi aritmia yang timbul pada saat kerja fisik.
5. Menilai hasil pengobatan dengan obat-obatan antiaritmia atau anti angina.
44
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
45
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
2. Relatif:
a. Stenosis di pembuluh darah koroner left main.
b. Penyakit jantung katup stenosis.
c. Gangguan elektrolit.
d. Hipertensi berat.
e. Takiaritmia dan bradiaritmia.
f. Kardiomiopati hipertrofi dan bentuk lain hambatan aliran ke luar
jantung.
g. Gangguan fisik dan mental yang mengganggu jalannya
pemeriksaan.
h. Blok atrioventrikular derajat tinggi.
46
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
o Kenakan pakaian yang nyaman dan sepatu yang sesuai untuk latihan
(olahraga).
o Penjelasan mengenai tes ini akan diberikan oleh dokter dan Anda akan
diminta untuk menandatangani surat persetujuan tindakan.
H. Cara Pelaksanaan
47
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
c. 12-LEAD EKG akan direkam secara tertulis. Setiap lead dari EKG
akan menunjukkan hasil yang berbeda dari jantung.
Sebagai contoh:
o Lead 2, 3, dan aVF = menunjukan bagian inferior jantung.
o V1 dan V2 = Septum jantung
DAFTAR PUSTAKA
48
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
Smeltzer, A. C & Bare, B.B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Sudoyo, dkk (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4 Jilid 2. FKUI :
Jakarta
49
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
TREADMILL
DILAKUKAN
NO TINDAKAN
YA TIDAK
3. Mencuci tangan
B FASE ORIENTASI
2. Menjelaskan tujuan.
50
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
C FASE KERJA
51
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
Jumlah
52
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
EKG
A. Pengertian EKG
53
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
54
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
C. Sadapan EKG
Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua:
1. Sadapan bipolar
Sadapan Bipolar (I, II, III).Sadapan ini dinamakan bipolar karena
merekam perbedaan potensial dari dua elektrode. Sadapan ini
memandang jantung secara arah vertikal (ke atas-bawah, dan ke
samping). Sadapan ini merekam dua kutub listrik yang berbeda, yaitu
kutub dan kutub negatif. Masing-masing elektrode dipasang di kedua
tangan dan kaki.
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang
diteruskan dari jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di
kedua tangan dan kaki. Masing-masing LA (left arm), RA (right arm), LF
(left foot), RF (right foot). Dari empat kabel elektrode ini aka dihasilkan
beberapa sudut atau sadapan sebagai berikut.
a. Sadapan I.
Sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang
dibuat bermuatan negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif
sehingga arah listrik jantung bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke
arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat
dilihat oleh sadapan I.
b. Sadapan II.
55
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
2. Sadapan unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent.
Sadapan ini terbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar
prekordial.
a. Unipolar Ekstremitas
Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada
ekstremitas. Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk
elektrode indifferent (potensial 0). Sadapan ini diletakkan pada kedua
lengan dan kaki dengan menggunakan kabel seperti yang digunakan
pada sadapan bipolar.
Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang
terhadap jantung dalam arah vertikal.
o Sadapan aVL.
Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang
dibuat bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent
sehingga listrik bergerak ke arah -30 derajat (sudutnya ke arah
lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat
juga oleh sadapan aVL.
56
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
o Sadapan aVF.
Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang
dibuat bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent
sehingga listrik bergerak ke arah positif 90 derajat (tepat ke arah
inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung selain sadapan
II dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF.
b. Unipolar Prekordial
Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik
dengan elektrode eksplorasi diletakkan pada dinding dada.
Elektrode indifferent (potensial 0) diperoleh dari penggabungan
ketiga elektrode esktremitas. Sadapan ini memandang jantung
secara horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior
dan ventrikel sebelah kanan).
57
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
58
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji
stres jantung.
DAFTAR PUSTAKA
59
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
Thaler MS, 2000, Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan, Edisi 2,
Hipokrates, Jakarta.
PEMERIKSAAN EKG
Dilakukan
NO TINDAKAN
Ya Tidak
60
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
B FASE ORIENTASI
1.Memberikan salam terapeutik, panggil klien
dengan namanya.
2. Menjelaskan tujuan.
3. Menjelaskan prosedur tindakan.
4. Menanyakan keadaan pasien hari ini.
5. Mengevaluasi masalah pasien.
C FASE KERJA
61
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
kalibrasi ulang.
11. Semua elektroda dilepas.
12. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien.
13. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah
selesai.
14. Matikan mesin EKG.
15. Catat : nama pasien, umur, tanggal dan jam
pengambilan.
16. Bersihkan dan rapikan alat.
D FASE TERMINASI
4. Mencuci tangan.
Jumlah
62
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
63
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
1. Darah Kapiler
Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau anak daun telinga untuk
mengambil darah kapiler, sedangkan pada bayi atau anak kecil dapat
diambil di tumit atau ibu jari kaki. Tempat yang dipilih tidak boleh
memperlihatkan gangguan peredaran darah.
64
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
Pada orang dewasa dipakai salah satu vena dalam fossa cubiti, pada bayi
dapat digunakan vena jugularis superficialis atau sinus sagittalis superior.
Cara pengambilan spesimen sebagai berikut :
a. Ikat lengan atas dengan menggunakan karet pengikat/torniquet,
kemudian tangan dikepalkan.
b. Tentukan vena yang akan ditusuk, kemudian sterilkan dengan kapas
berakohol 70%.
c. Tusuk jarum spuit/disposable syringe dengan posisi 45o dengan
lengan.
d. Setelah darah terlihat masuk dalam spuit, rubah posisi spuit menjadi
30o dengan lengan, kemudian hisap darah perlahan-lahan hingga
volume yang diinginkan.
e.Setelah volume cukup, buka karet pengikat lengan kemudian tempelkan
kapas beralkohol pada ujung jarum yang menempel dikulit kemudian
tarik jarum perlahan-lahan.
f. Biarkan kapas beralkohol pada tempat tusukan, kemudian lengan
ditekuk/dilipat dan biarkan hingga darah tidak keluar.
g.Pindahkan darah dari disposibel syringe ke wadah berisi anti koagulan
yang disediakan, kemudian digoyang secara perlahan agar bercampur.
h. Jika spesimen ingin tetap dalam spuit, setelah darah dihisap kemudian
dengan spuit yang sama dihisap pengawet/anti koagulan.
65
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
F. Wadah Spesimen
66
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
5. Bengkok
6. Hand scoon
7. Perlak dan pengalas
H. Prosedur
1. Mendekatkan alat
2. Memberitahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah prosedur
3. Memasang perlak dan pengalas
4. Memakai hand scoon
5. Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung jenis pemeriksaan
6. Kulit dihapushamakan dengan kapas alkohol
7. Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol
8. Merapikan alat
9. Melepaskan hand scoon
DAFTAR PUSTAKA
Varney Hellen, Dkk. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4: EGC.
67
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
DILAKUKAN
NO TINDAKAN
YA TIDAK
B FASE ORIENTASI
1. Memberikan salam terapeutik, panggil klien dengan
namanya.
2. Menjelaskan tujuan.
3. Menjelaskan prosedur tindakan.
4. Menanyakan keadaan pasien hari ini.
5. Mengevaluasi masalah pasien.
68
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
C FASE KERJA
1. Siapkan alat dan bahan, bawa ke dekat pasien
2. Pasang sampiran
3. Atur posisi pasien senyaman mungkin
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan
6. Bebaskan daerah yang akan disuntik dari pasien
7. Cari daerah yang terlihat jelas venanya
8. Pasang pengalas di bawah tempat yang akan di ambil
darah
9. Ikat bagian di atas daerah yang akan disuntik dengan
turniquet, dan anjurkan pasien untuk mengepalkan
tangannya.
10. Desinfeksi kulit dengan kapas alkohol
11. Tusukkan jarum ke dalam vena
12. Aspirasi spuit apakah jarum sudah masuk vena
13. Buka torniquet , dan anjurkan pasien melepas kepalan
tangannya.
14. Tarik spuit, sesuai kebutuhan.
15. Tarik jarum keluar, tutup luka tusukan dengan kapas
alkohol yang kering
16. Masukan darah dalam botol spesimen.
17. Beri label pada botol spesimen.
18. Bereskan alat.
19. Lepas sarung tangan lalu cuci tangan bersih
D FASE TERMINASI
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Melakukan rencana tindakan lanjut.
3. Mengakhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan
peralatan dikembalikan ketempat semula.
4. Mencuci tangan.
5. Mendokumentasi tindakan yang dilakukan.
69
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
70
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-
06A/R1 SEMARANG
71