Laporan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hal yang sangat penting dalam kehidupan adalah kendaraan. Kendaraan
merupakan alat untuk beraktifitas seseorng. Dalam berkendara sangat penting kita
memperhatikan keselamatan. System pengeriman pada kendaraan sangatlah harus
diperhatikan. Karena pada kondisi cuaca, dan kondisi saat mengemudi sangatlah
membahayakan, jika tidak berhati-hati. Menurut sumber dari artikel yang kami
muat, diketahui bahwa kecelakaan yang terjadi pada kendaraan bermotor adalah
karena system pengeremannya. Yang ada pada diagram dibawah ini. Karena dapat
diketahui pada tahun 2011- 2017 angka kecelakaannya sangan meninggkat

Kecelakaan Akibat
Penggunaan Rem cakram
55%
2011
10% 2013
40%
2015
25%

Dengan demikian, kelompok kami membuat system pengereman pada


sepedamotor dengan disimulasikan pada fluidsim. Yang diharapkan dapat
mengurangi angka kecelakaan. Karena dapat dilihat dari diagram, presentase
kenaikan yang ada pada penggunaan rem pada sepedamotor sangatlah meningkat.
Karena pada sepedamotor yang belum dilengkapi dengan rem ABS. dengan
demikian, diharapkan alat yang kami buat dapat membantu kurangnya angka
kecelakaan yang diakibatkan system pengeremannya ,
memudahkan mensimulasikan

1.2 Perumusan Masalah


Dari permasalahan diatas, kita ketahui bahwa masalah yang terjadi pada
masarakat yaitu kecelakaan yang meningkat akibat pengereman yang ada pada

1
sepedamotor. Diharapkan dengan adanya ABS (Anti Blocking System) membantu
untuk mengurangi prosentase kecelakaan yang terjadi dalam masyarakat
1.3 Tujuan
Dari masalah yang ada, diharapkan tujuan dari ABS (Anti Blocking System)
berpengaruh dalam penggunaan sepedamotor atau lebih spesifiknya pada system
pengereman pada sepeda motor sehingga masyarakat pada saat mengerem pada
kondisi apapun tidak terjadi keclakaan.

1.4 Manfaat Program


Manfaat dari alat ini adalah agar pada saat pengendara menaiki sepeda motor atau
kendaraan lainnya tidak terjatuh karena licin. Dan alat ini juga sangat cocok agar
pada saat di simulasikan akan menghemat penggunaan Ban sepeda motor atau
kendaraan bermotor lainnya. Karena pada saat pengereman alat ini bekerja tidak
langsung mengerem, melainkan secara perlahan

BAB 2.
TARGET LUARAN
2.1 Publikasi Ilmiah
Untuk meningkatkan dan memperkenalkan karya yang telah dibuat yaitu sistem
pengereman ABS yang berfungsi mencegah rotasi roda berhenti secara mendadak.
Dengan ini kami melaksanakan publikasi dengan cara menjelaskan cara kerja alat
sistem pengereman ABS.

2.2 Diproduksi secara luas


Sistem pengereman ABS dapat dijadikan teknologi untuk keamanan bergendara
yang aman, sehingga kami berharap dapat mengembangkan dan memproduksi
secara luas untuk kebutuhan masyarakat.

2
BAB 3.
METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan pada metode aplikasi fluidsim

Gambar 3. ABS pada fluidsim

3.1 Pengkajian Masalah


Menganalisa tentang:
1. Saat ABS tidak bekerja(pengereman normal).
2. Saat ABS bekerja(model tekanan reduksi).
3. Saat ABS bekerja(model penambahan tekanan)
4. Pengaturan rem pada permukaan yang tidak rata(koefisien gaya rem).
5. Kontrol rem dijalan licin(koefisien gaya rendah).
3.2 Studi Literatur
Studi literarur ini berisi tentang serangkaian kegiatan pencarian dan pengkajian
sumber – sumber yang relevan baik dari buku atau media online. Dalam hal
perancangan pada simulasi fluid sim dan mengacu pada jurnal

3
3.3 Perancangan Sistem

Gambar 4. Skema ABS


Dalam perancangan ABS terdiri dari bebagai tinjauan seperti pada gambar di
atas yang meliputi:

A. Roda dengan rem ABS : saat uji berlangsung roda diputar dengan
kecepatan tertentru dan selanjutnya dilaksanakan pengereman sesuai
prosedur uji.
B. Simulator Slip : Dengan kopling mekanis dimana tuas penekannya
diatur oleh Motor DC untuk mendapatkan slip yang ditentukan (Yang
menggambarkan Traksi roda).
C. Simulator Kecepatan Kendaraan : Dengan Motor AC 3 Phase untuk
memutarkan roda melalui simulator slip yang putarannya dikontrol
secara elektronik untuk mendapatkan putaran yang dapat meyerupai
kecepatan kendaraan dengan perlambatan tertentu.
D. DISAIN ELEKTRONIK
Komponen elektronik dirancang sebagai berikut:
a. Dengan driver motor DC dirancang dapat mengatur posisi
tuas penekan kpling untuk mengatur besarnya kemampuan
transfer momen motor AC ke roda.

4
b. Pengaturan putaran Motor AC dengan inverter yang
memiliki analog input yang besarnya dapat set sesuai
dengan kinerja rem ABS.
c. Disain unit control menggunakan PC (Personal Computer)
dengan interface PCI 1710 HG melalui simulasi fluidsim
Prinsip Kerja Sistem ABS (Anti-Lock Brake System)
Keempat roda di control oleh ABS untuk anti-lock dan cara kerjanya :
A. Saat ABS tidak bekerja (pengereman normal)
Karena tidak ada signal dari ABS control module dan solenoid valve tidak
bekerja maka flow control valve tertekan oleh spring sehingga ABS tidak
bekerja, pada kondisi ini cairan ditekan dari master selinder menuju flow
control valve dan menuju port 1 – port 2 selanjutnya menuju cyilender
roda.
B. Saat ABS bekerja (model tekanan reduksi)
Saat roda mengunci (direm) ABS control module membuka solenoid
valve, maka sisa cairan rem dengan tekanan yang rendah mengalir ke
reservoir dan menekan Flow control valve ke bawah sehingga saluran port
2 menutup dan cairan rem tidak mengalir ke cylinder roda. Ketika
perbedaa tekanan antara bawah dan atas semakin bertambah, maka flow
control valve menekan ke bawah danport 3 terbuka selanjutnya cairan rem
dalam cylinder roda mengalir ke port 3 – port 4 dan ke dalam reservoir
(tekanan di dalam cylinder roda menurun/berkurang. Selama pump dan
ABS system bekerja cairan rem dalam reservoir menurun/berkurang
karena dialirkan ke cylinder master.
C. Saat ABS Bekerja (model penambahan tekanan)
Ketika wheel cylinder memerlukan tekanan cairan yang tinggi, ABS
control module menutup solenoid valve akibatnya low control valve
berada pada posisi di bawah sehingga cairan rem dari master cylinder
mengalir ke port 1 dan 3 selanjutnya menuju wheel selinder bertambah.
Pada saat yang sama, flow control valve bekerja akibatnya perbedaan
tekanan cairan rem antara atas dan bawah menjadi sama sehingga port 1
terbuka dan berhubungan dengan master cylinder sehingga tekanan cairan

5
di wheel cylinder bertambah secara konstan. Siklus Kontrol ABS (Anti-
Lock Brake System)
a) Pengaturan rem pada permukaan yang tidak rata (koefisien gaya
rem)
Saat awal pengeman, tekanan rem di dalam wheel brake cylinder
dan masing-masing akan naik turun. Di akhir tahap 1, deselerasi
roda melebihi ambang batas (-a), akibatnya solenoid valve akan
memindahkan posisi “pressure hold” sesuai dengan kebutuhannya.
Tekanan rem tidak harus berkurang karena ambang batas (-a) dapat
dilebihkan ke dalam range stabil dari koefisiennya, atau dari kurva
brake slip.Pada saat bersamaan kecepan referensi dikurangi,
besaran untuk slip switching ambang batas •1 di dapat dari
keceatan referensi.
Kecepatan roda turun dibawah ambang batas •1 di akhir tahap 2.
Kemudian solenoid valve pindah ke posisi “pressure drop” ,
sehingga tekanan rem bisa dikurangi sampai deselerasi roda
melebihi ambang batas (-a). Kecepatan turun lagi dibawah ambang
batas (-a) di akhir tahap 3 dan tekanan bertahan mengikuti
panjangnya.Pada saat tersebut akselerasi roda bertambah mengikuti
bertambahnya ambang batas (+a).Tekanan tetap konstan.Dan
diakhir tahap 4, akselerasi melebihi kecepatan ambang batas (+A)
tertinggi, tekanan rem kemudian bertambah mengikuti naiknya
ambang batas (+A). Di tahap 6, tekanan ren dipertahankan kembali
agar tetap konstan karena ambang batas (+a) dilebihkan.Di akhir
tahap ini, akselerasi sekeliling roda turun dibawah ambang batas
(+a).ini menandakan bahwa roda sudah memasuki batasan gaya
rem yang stabil (coefficient/brake slip curve) dan agak ringan.
Tekanan rem sekarang mulai masuk tahapan 7 sampai deselerasi
roda melebihi ambang batas (-a) (akhir tahap 7).Pada saat tersebut,
tekanan rem langsung diturunkan tanpa melalui sinyal •1.
Kontrol rem di jalan licin (koefisisen gaya rendah)

6
b) Pada permukaan jalan licin seperti ini, dengan sedikit injakan saja
pada brake pedal, bisa cukup untuk membuat roda terkunci
sehingga memungkinkan terjadi selip pada ban.Logic circuit di
dalam ECU dapat mengenali kondisi aspal suatu jalan kemudian
menyesuaikannya karakter ABS.
c) Pada tahap 1 dan 2, pengaturan rem dilakukan dengan cara yang
sama berdasarkan koefisien gaya pengereman tinggi. Tahap 3
dimulai dengan penahanan tekanan dalam waktu singkat, kemudian
kecepatan roda diperbandingkan dengan slip switching ambang
batas •1. Selama kecepan roda kurang dari angka ambang batas slip
switching, tekanan rem akan diturunkan sebentar, dalam waktu
yang tetap, dan ini diikuti oleh tahap selanjutnya yaitu penahanan
tekanan singkat. Kemudian dibuat pembaharuan perbandingan
antara kecepatan roda dan switching ambang batas •1, sehingga
tekanan bisa turun dalam waktu singkat.
d) Roda kemudian berputar kembali mengikuti tahapan tekanannya
dan roda-roda tersebut berputar melebihi ambang batas
(+a).selanjutnya, tekanan tertahan sampai akselerasinya dibawah
ambang batas (+a) lagi (akhir tahap 4). Ini di ikuti oleh tahap 5
melalui step-type yang terbentuk di dalam tekanan yang sudah
dikenalnya dari bagian sebelumnya sampai siklus kontrol baru bias
dikenali oleh pressure reduction tahap 6.
e) Pada siklus yang telah dijelaskan sebelumnya, controller logic
dapat mengenali kedua tahapan penurunan tekanan sebelumnya
dimana diperlukan untuk akselerasi roda kembali setelah
penurunan tekanan yang dikenali oleh sinyal (-a).Roda berputar
dengan batasan selip tinggi untuk waktu yang relatif lama,
sehingga tidak aman untuk kestabilan mobil dan penguasaan
kemudi. Untuk mengatasi kedua masalah ini, diperlukan
perbandingan secara terus-menerus antara kecepatan roda dan slip
switching ambang batas •1 ini dan juga siklus control berikutnya.
Sebagai akibatnya, di tahan 6 tekanan rem secara tetap akan

7
dikurangi sampai akselerasi roda melebihi ambang batas (+a) tahap
7. Berkat penurunanan tekanan secara tetap, roda berputar dengan
selip tinggi dalam waktu singkat, sehingga bisa meningkatkan
kestabilan kendaraan dan kontrol kemudi dibanding dengan siklus
pertama..

3.4 Pembuatan Alat


Hasil pengambilan data dari sensor:

Pada simualsi di atas kita menggunakan katup 3/2 NC spring return. Terdapat 2
aktuator atau 2 piston dimana piston tersebut diibaratkan sebagai kampas rem
yaang terdapat pada bagian roda, dimana pada roda terssbut dipasang sebuah
sensor ABS pada gambar di atas sensor kita ganti dengan menggunakan limit
switch. Ketika terjadi pengguncian pada roda sensor akan mendeteksi dan akan
mengirim sebuah sinya kepada katup ABS dimana secara bertahap katup akan
menggurangi kekuatan penggereman sehinggaa potensi dari pengguncian maupun
selip dapat diminimalisir. Hal tersebut dapat terjadi karena aktuator atau yang
berfungsi sebagai kampas rem akan meengurangi kekuatan dari penggereman

8
BAB 4.
HASIL YANG DICAPAI

4.1 Hasil yang Dicapai Berdasarkan Pelaksanaan Program


Tabel 1. Tabel dan hasil yang telah dicapai

NAMA
No. KOMPONEN KOMPONEN FUNGSI
1 Kompressor / Pompa Sumber udara pneumatic
dengan tekanan kerja
yang dipakai system
pneumatic.
2 Katup / Pedal rem

Sebagai switch/saklar
aliran udara
3 Katup

Sebagai switch/saklar
aliran udara
4 Piston / kampas rem Menekan permukaan
tromol atau piringan rem
agar terjadi gesekan
diantara kedua komponen

5. Throttling valves Katup


memperlambat/pembatas
aliran

9
BAB 5.
POTENSIAL HASIL

Merancang dan membuat alat ABS ((Anti-Lock Brake System)


yang dapat memonitoring penggunaan dan kondisi pengereman pada sebuah
motor yang dikonsumsi masyarakat secara berkala real time dan presisi serta
membantu kedua pihak, baik masyarakat pengguna motor maupun penyedia
motor dalam memonitoring

BAB 6.
RENCANA TAHAP SELANJUTNYA
Setelah melewati beberapa tahap. Yaitu pencarian jurnal, dan pembuatan
proposal. Dan setelah pembuatan proposal telah dilkukan simulasi pada fluidsim.
Dan rencana selanjutnya dari kelompok kami adalah praktikum rangkaian yang
disimulasikan. Dan presentasi hasil yang telah diperoleh saat praktikum

DAFTAR PUSTAKA
http://www.viarohidinthea.com/2014/10/sistem-rem-brake-system.html (dikutip
pada tanggal 10 oktober 2017)
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=eCoOWLTIC8zvvAS03qyoBQ#q=sist
em+pengereman+dan+slip+pada+roda (dikutip pada tanggal 10 oktober 2017)
http://www.viarohidinthea.com/2014/10/sistem-rem-brake-system.html (dikutip
pada tanggal 13 oktober 2017)

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=BRwPWKD5FJSOvQT2oqvwDw#q=a
nti+slip+pada+kereta+api (dikutip pada tanggal 15 oktober 2017)

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=BRwPWKD5FJSOvQT2oqvwDw#q=k
atup+wsp+pada+kereta+api (dikutip pada tanggal 13 oktober 2017)

http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0135459 (dikutip
pada tanggal 16 oktober 2016)

10
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=BRwPWKD5FJSOvQT2oqvwDw#q=l
ogic+diagram+wsp+valve (dikutip pada tanggal 14 oktober 2017)

11

Anda mungkin juga menyukai