Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara definisi sistem pneumatik dapat diartikan sebagai setiap sistem yang menggunakan
gas atau udara sebagai fluida/media penggerak ataupun transmisi. Disebut media
penggerak karena memang sifat udara yang compressible dapat dikonversi menjadi
tenaga mekanik. Seperti pompa, piston ataupun valve yang dioperasikan secara
pneumatik. Dibandingkan dengan sistem hidraulik yang menggunakan cairan/oli sebagai
fluida. Pneumatik memiliki kelebihan diantaranya : bersih dan harga yang murah. Namun
besarnya tenaga yang diberikan tidak sebesar tenaga hidraulik. Pada umumnya tekanan
kerja udara yang dioperasikan pada sistem penggerak pneumatik sebesar 7 – 10 barg.
Aplikasi sistem penggerak pneumatik banyak ditemukan diindustri manufacturing,
petrokimia ataupun industri migas. Sistem pneumatik dapat pula dimanfaatkan sebagai
media transmisi sinyal. ISA-S7.4 (Air Pressures for Pneumatic Controllers, Transmitters,
and Transmission Systems) melakukan standardisasi rentang untuk sinyal pneumatik : 20
– 100 kPag atau 3 -15 psig. Pada masa kini sistem instrumentasi yang masih
menggunakan sinyal pneumatik sangat jarang ditemukan, selain dikarenakan harga
instalasi yang mahal juga adanya waktu tunda (delay) dalam pengiriman sinyal. Saat ini
transmisi sinyal pneumatik pada plant lama sendiri banyak digantikan dengan
menggunakan transmisi sinyal listrik analog 4-20 mA ataupun komunikasi digital seperti
fieldbus/Profibus. Kecuali pada plant yang telah tua, rangkaian pneumatik sudah jarang
ditemukan pada suatu industri migas. Namun pada beberapa aplikasi masih sangat sering
dijumpai, misalnya: Wellhead Control Panel, Fusible Loop Panel ataupun Control Panel
pada On-Off Valve. Pada beberapa aplikasi, sistem pneumatik kerap kali dikombinasikan
juga dengan sistem lainnya seperti sistem elektrik ataupun hidraulik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi Pneumatik A+B+A-B- di bidang Industri?
2. Bagaimana cara kerja dari rangkaian pneumatic A+B+A-B-?
3. Komponen apa saja yang digunakan pada rangkaian pneumatic A+B+A-B-
1.3 Tujuan
1. Untuk mengeahui implementasi Pneumatik A+B+A-B- di bidang Industri
2. Untuk mengetahui cara kerja dari rangkaian pneumatic A+B+A-B-

1
3. Untuk mengetahui komponen – komponen yang digunakan pada rangkaian
pneumatic A+B+A-B-
1.4 Manfaat
1. Manfaat dari dibuatnya laporan ini adalah, agar ita semua mengetahui implementasi
pneumatic dalam bidang industri, serta mengetahui komponen- komponen yang ada
pada pneumatik.
2. Untuk mempermudah pengerjaan suatu bahan pada bidang industri

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Implementasi pneumatik pada bidang industry

Cara kerja dari mesin filling minyak goring adalah menggunakan prinsip pneumatic
dan menggunakan prinsip A+B+A-B-. yaitu pada saat penutupan botol. Dapat dilihat
jika piston A mengepres maka, jarak beberapa detik piston B akan juga mengepres.

2
2.2 Cara kerja pneumatic A+B+A-B-

Pada saat tombol ON ditekan, maka arus masuk pada K1, kemudian K1 mengarili
arus pada B-, sehingga katup B- menutup, dan menjalankan valve solenoid X1 dan
piston keluar, lalu arus masuk pada A+ dan menutup rangkaian, sehingga arus masuk
dan menggerakkan X3 dan piston keluar, lalu arus masuk pada B+ dan menutup katup
B-, sehingga arus masuk dan menggerakkan valve X2 dan piston bergerak kembali
lagi yaitu ke A-, dan arus masuk menggerakkan valve X4, dan piston B- kembali
kesemula.
2.3 Komponen – komponen system
1) Aktuator
Mengubah tekanan udara menjadi gerakan 1/4 putaran yang digunakan untuk
membuka-tutup valve. Didalam aktuator terdapat ruang udara dan pegas (spring).
Kesetimbangan gaya pegas dan tekanan udara dimanfaatkan untuk mengontrol
gerakan piston.
2) Main Valve
Adalah objek kontrol dari sistem pneumatik. Mekanisme buka-tutup valve
diakibatkan oleh gerakan piston didalam aktuator. Untuk kasus ini, main valve dalam

3
keadaan terbuka pada saat aktuator mendapat tekanan pneumatik. Hilangnya tekanan
udara/pneumatik pada aktuator menyebabkan main valve tertutup.
3) Two Way Ball Valve S
ebagai isolasi sistem pneumatik terhadap supply udara dari luar. Pada saat sistem
pneumatik dioperasikan valve ini harus dalam keadaan terbuka dan ditutup pada saat
ada pemeliharaan (maintenance) misalnya ada kebocoran atau penggantian
komponen.
4) Air Filter Regulator
Menjaga tekanan supply udara pada harga yang ditentukan sekaligus membuang
(release) kelebihan tekanan. Selain itu juga berfungsi sebagai penyaring udara
(ukuran 5 micron) dari partikel debu pengotor. Akumulasi uap air yang terjebak
dibuang secara manual (manual drain).
5) Pressure Gauge
Untuk pembacaan / indikasi besarnya tekanan udara yang masuk ke sistem
pneumatik. Range yang umum digunakan 0-10 barg ataupun 0 – 14 barg.
6) 3/2 Way Solenoid Valve dengan Manual Reset.
Buka-tutup valve diaktuasi oleh signal listrik.
7) Flow Control Valve
Mengatur besar-kecilnya aliran udara yang masuk kedalam aktuator.
8) Safety Relief Valve
Jika pressure regulator tidak befungsi dengan baik (fail), maka tekanan udara yang
akan masuk kedalam aktuator menjadi tidak terkendali sehingga perlu ditambahkan
proteksi untuk membuang kelebihan tekanan tersebut. Aktuator sendiri memiliki
batas maksimum tekanan kerja yang umumnya berada pada rentang 8 – 10 barg,
tergantung pada jenis /ukuran aktuator yang dipilih.
9) Quick Exhaust Valve
Mempercepat buangan sisa tekanan didalam aktuator ke luar atmosfer. Valve ini
hanya berfungsi pada saat tidak ada supply udara kedalam aktuator. Adanya valve ini
akan mempercepat respon tutupnya main valve.
10) Silencer

4
Dipasang pada akhir rangkaian pneumatik yaitu jalur tubing menuju venting ke
atmosfer. Gunanya mencegah masuknya benda asing sekaligus mengurangi suara
bising akibat buangan tekanan udara dari aktuator.

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

http://www.viarohidinthea.com/2014/10/sistem-rem-brake-system.html (dikutip pada tanggal 1


November 2017)

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=eCoOWLTIC8zvvAS03qyoBQ#q=sistem+pengereman+dan
+slip+pada+roda (dikutip pada tanggal 1 November 2017)

http://www.viarohidinthea.com/2014/10/sistem-rem-brake-system.html (dikutip pada tanggal 1


November 2017)

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=BRwPWKD5FJSOvQT2oqvwDw#q=anti+slip+pada+kereta+
api (dikutip pada tanggal 1 November 2017)

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=BRwPWKD5FJSOvQT2oqvwDw#q=katup+wsp+pada+keret
a+api (dikutip pada tanggal 1 November 2017)

http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0135459 (dikutip pada tanggal 1


November 2017)

https://www.google.co.id/search?q=cara+kerja+mesin+filling+minyak+goreng&tbm=isch&source=iu
&pf=m&ictx=1&fir=uTt8DQHYl6lSRM%253A%252C9sKXMtYPXQ_r8M%252C_&usg=__00s0_DT1MHk
zhNvG4QdzIpT7c5A%3D&sa=X&ved=0ahUKEwi7lMbSpq7XAhVHGJQKHb6-
BGIQ9QEIUzAL#imgrc=uTt8DQHYl6lSRM (dikutip pada tanggal 8 November 2017)

Anda mungkin juga menyukai