Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah merupakan bagian dari tubuh alam yang menutupi bumi dengan lapisan
tipis, disintesis dalam bentuk profil dari pelapukan batu dan mineral, dan
mendekomposisi bahan organik yang kemudian menyediakan air dan unsur hara
yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Yang membuat tanah itu subur
diantaranya pelapukan lanjut, bahan mineralogi, kapasitas pertukaran kation yang
tinggi, kelembaban air dan pH netral.

Tanah bersifat sangat penting bagi kehidupan, sehingga perlindungan kualitas


dan kesehatan tanah sebagaimana perlindungan terhadap kualitas udara dan air
harus sangat dijaga. Namun banyak faktor yang dapat menurunkan kualitas dan
kesehatan tanah tersebut, misalnya kadar hara yang terkandung dalam tanah,
vegetasi, iklim, sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Fitri, 2011).

Kesehatan tanah itu sendiri dapat didefinisikan secara umum sebagai


kemampuan berkelanjutan dari suatu tanah untuk berfungsi sebagai suatu sistem
kehidupan yang penting didalam batas – batas ekosistem dan tata guna lahannya,
untuk menyokong produktivitas hayati, meningkatkan kualitas udara dan lingkungan
perairan, serta memelihara kesehatan tanaman, hewan dan manusia. Kualitas tanah
itu sendiri dapat didefinisikan secara umum sebagai kemampuan tanah untuk
menghasilkan produk tanaman yang bergizi dan aman secara berkelanjutan, serta
meningkatkan kesehatan manusia dan ternak, tanpa menimbulkan dampak negatif
terhadap sumberdaya dan lingkungan

Faktor yang mempengaruhi kualitas tanah pada bagian fisiknya adalah tekstur
tanah, bahan organik, agregasi, kapasitas lapang air, drainase, topografi, dan iklim.
Sedangkan yang mempengaruhi pada bagian pengolahannya adalah Intensitas
pengolahan tanah, penambahan organik tanah, pengetesan pH tanah, aktivitas
mikrobia dan garam. Tanah sebagai habitat biota tanah sebagai medium alam untuk
pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisiologinya. Tanah menyediakan nutrisi, air
dan sumber karbon yang diperlukan untuk pertumbuhan dan aktivitasnya. Di dalam
hal ini, lingkungan tanah seperti faktor abiotik (yang meliputi sifat fisik dan kimia
tanah) dan faktor biotik (adanya biota tanah dengan tanaman tingkat tinggi) ikut
berperan dalam menentukan tingkat pertumbuhan dan aktivitas biota tanah tersebut
(Fitri, 2011).

Terkait pada kedua definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa kualitas dan
kesehatan tanah adalah faktor penting yang harus dijaga agar fungsi tanah sebagai
mediator tumbuh organisme, biota tanah dan vegetasi dapat terlaksana dengan baik
yang kemudian dapat diaplikasikan untuk menunjang kehidupan, karena semua
faktor yang terkait dengan keadaan tanah dan daya dukung tanah akan berpengaruh
secara langsung dan tidak langsung terhadap perkembangan populasi
mikroorganisme tanah.

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 1


B. Rumusan Masalah

Apa itu Biologi Tanah ?

Sejarah Munculnya Biologi tanah ?

Apa itu bahan organik tanah ?

Apa fungsi dari bahan organik tanah ?

Apakah itu Organisme Tanah ?

C. Tujuan
Mempelajari tentang berbagai organisme mikro, mezo, dan makro penting yang
bermanfaat di bidang pertanian. Dengan mempelajarinya maka dapat memahami
cara mengaplikasikan dan mengoptimalisasi peran organisme mikro, mezo dan
makro untuk mendukung peningkatan kesuburan dan kesehatan tanah.
Agar mahasiswa memeahami tentang pentingnya mempelajari biologi tanah dan
bahan organik tanah bagi tanaman

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Biologi Tanah

Tanah merupakan suatu komponen penting dalam modal dasar pertanian. Sifat, ciri
dan tingkat kesuburan (produktivitas) nya, tanah sangat dipengaruhi oleh sifat kimia,fisika
dan biologi tanah.
Biologi tanah adalah ilmu yang mempelajari mahluk-mahluk hidup didalam tanah.
Karena ada bagian-bagian hidup di dalam tanah, maka tanah itu disebut sebagai “Living
System” contohnya akar tanaman dan organisme lainnya di dalam tanah.
Tanah yang mempunyai nilai produktivitas yang tinggi,tidak hanya terdiri dari bagian
padat, cair dan udara saja, tetapi harus ada jasad hidup yang merupakan organisme hidup.
Sebaliknya aktivitas organism tanah dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
a) Iklim organisme tanah lebih banyak ditemui jumlah (populasi) nya dan keragamannya
pada tanah didaerah yang mempunyai curah hujan dan temperatur yang tinggi
dibandingkan di daerah yang mempunyai curah hujan dan temperatur rendah.
b) Tanah Tingkat kemasaman, kandungan hara dan umur tanah dapat mempengaruhi
organisme dalam tanah. Bahteri lebih banyak ditemui pada daerah yang berkemasaman
sedang (normal), sedangkan jamur/cendawan lebih banyak pada tanah yang
kemasaman rendah (masam). Tanah-tanah yang diberi kapur dan pupuk, umumnya
lebih banyak populasi organismenya. Pada tanah perawan, populasi dan keragaman
organisme nya lebih banyak dibandingkan pada tanah-tanah tua.
c) Vegetasi àpada lokasi tanah-tanah hutan ditemui organism yang lebih banyak dan lebih
beragam dibandingkan pada lokasi padang rumput.

B. Sejarah munculnya biologi tanah

Biologi tanah diawali dengan munculnya mikrobiologi tanah yaitu pada tahun 1838
setelah J.B.Boussinggault menunjukkan bahwa legume dapat memperoleh nitrogen (N) dari
udara bila ditumbuhkan pada tanah yang tidak dipanasi. Lima tahun kemudian
M.W.Beijerink, dapat memisahkan bahteri dari bintil akar. Sedangkan Anthony Van
Loewenholk dari Belanda telah mampu membuat gambar mikrobia.
Pada th 1881, Darwin mengenalkan bahwa cacing tanah sangat berperan dalam
proses pelapukan di dalam tanah. Tahun 1886 Adametz menemukan bahwa fungi melimpah
di dalam tanah. Lipmann and Brown pada tahun 1903 mempelajari tentang transformasi
dari unsur-unsur hara dalam tanah. Setahun kemudian Hitler and Stomer menemukan
bahwa Actinomycetes adalah salah satu organisme tanah yang penting di dalam tanah.
Antara th 1921 s/d 1927 Rayner and Meilin mulai mendalami studi tentang
cendawan mikoriza. Alexander Flemming pada th 1929 menemukan penicillin sebagai
antibiotic. Sepuluh tahun kemudian Ehrenburg memperkenalkan bahwa sejumlah protozoa
yang mendiami tanah sebagai penyebab yang merugikan atau musuh bagi bahteri.
Bersamaan waktu itu Mosse mendalami penelitian tentang ekto dan endomikoriza.

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 3


C. Bahan Organik

Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang

sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi

maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia

heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya.

Sumber Bahan Organik Tanah, Bahan organik tanah dapat berasal dari:

1) sumber primer, yaitu: jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa: (a) daun, (b)

ranting dan cabang, (c) batang, (d) buah, dan (e) akar.

2) sumber sekunder, yaitu: jaringan organik fauna, yang dapat berupa: kotorannya dan

mikrofauna.

3) sumber lain dari luar, yaitu: pemberian pupuk organik berupa: (a) pupuk kandang, (b)

pupuk hijau, (c) pupuk bokasi (kompos), dan (d) pupuk hayati.

Komposisi Biokimia Bahan Organik Menurut Waksman (1948) dalam Brady (1990) bahwa
biomass bahan organik yang berasal dari biomass hijauan, terdiri dari:

(1) air (75%) dan (2) biomass kering (25%).

Komposisi biokimia bahan organik dari biomass kering tersebut, terdiri dari:
(1) karbohidrat (60%),
(2) lignin (25%),
(3) protein (10%),
(4) lemak, lilin dan tanin (5%).

Karbohidrat penyusun biomass kering tersebut, terdiri dari:


(1) gula dan pati (1% -s/d- 5%),
(2) hemiselulosa (10% -s/d- 30%), dan
(3) selulosa (20% -s/d- 50%).

Berdasarkan kategori unsur hara penyusun biomass kering, terdiri dari:


(1) Karbon (C = 44%),
(2) Oksigen (O = 40%),
(3) Hidrogen (H = 8%), dan
(4) Mineral (8%).

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 4


Dekomposisi Bahan Organik
Proses dekomposisi bahan organik melalui 3 reaksi, yaitu:
1) reaksi enzimatik atau oksidasi enzimatik, yaitu: reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon
yang terjadi melalui reaksi enzimatik menghasilkan produk akhir berupa karbon dioksida
(CO2), air (H2O), energi dan panas.
2) reaksi spesifik berupa mineralisasi dan atau immobilisasi unsur hara essensial berupa
hara nitrogen (N), fosfor (P), dan belerang (S).
3) pembentukan senyawa-senyawa baru atau turunan yang sangat resisten berupa humus
tanah.

Berdasarkan kategori produk akhir yang dihasilkan, maka proses dekomposisi bahan organik
digolongkan menjadi 2, yaitu:
(1) proses mineralisasi, dan
(2) proses humifikasi.

Proses mineralisasi terjadi terutama terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa


yang tidak resisten, seperti: selulosa, gula, dan protein. Proses akhir mineralisasi dihasilkan
ion atau hara yang tersedia bagi tanaman.
Proses humifikasi terjadi terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa yang
resisten, seperti: lignin, resin, minyak dan lemak. Proses akhir humifikasi dihasilkan humus
yang lebih resisten terhadap proses dekomposisi.
Urutan kemudahan dekomposisi dari berbagai bahan penyusun bahan organik tanah
dari yang terdekomposisi paling cepat sampai dengan yang terdekomposisi paling lambat,
adalah sebagai berikut:
(1) gula, pati, dan protein sederhana,
(2) protein kasar (protein yang leih kompleks),
(3) hemiselulosa,
(4) selulosa,
(5) lemak, minyak dan lilin, serta
(6) lignin.

Humus
Humus dapat didefinisikan sebagai senyawa kompleks asal jaringan organik tanaman
(flora) dan atau fauna yang telah dimodifikasi atau disintesis oleh mikrobia, yang bersifat
agak resisten terhadap pelapukan, berwarna coklat, amorfus (tanpa bentuk/nonkristalin)
dan bersifat koloidal.

Ciri-Ciri Humus
Beberapa ciri dari humus tanah sebagai berikut:
1) Bersifat koloidal (ukuran kurang dari 1 mikrometer), karena ukuran yang kecil
menjadikan humus koloid ini memiliki luas permukaan persatuan bobot lebih tinggi,
sehingga daya jerap tinggi melebihi liat. KTK koloid organik ini sebesar 150 s/d 300
me/100 g yang lebih tinggi daripada KTK liat yaitu 8 s/d 100 me/100g. Humus memiliki
daya jerap terhadap air sebesar 80% s/d 90% dan ini jauh lebih tinggi daripada liat yang
hanya 15% s/d 20%. Humus memiliki gugus fungsional karboksil dan fenolik yang lebih
banyak.

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 5


2) Daya kohesi dan plastisitas rendah, sehingga mengurangi sifat lekat tanah dan
membantu granulasi aggregat tanah.
3) Tersusun dari lignin, poliuronida, dan protein kasar.
4) berwarna coklat kehitaman, sehingga dapat menyebabkan warna tanah menjadi gelap.

Peranan Bahan Organik Terhadap Tanah


Bahan organik dapat berpengaruh terhadap perubahan terhadap sifat-sifat tanah berikut:
(1) sifat fisik tanah,
(2) sifat kimia tanah, dan
(3) sifat biologi tanah.

Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat fisik tanah, meliputi:


1) stimulan terhadap granulasi tanah,
2) memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah,
3) menurunkan plastisitas dan kohesi tanah,
4) meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembaban
dan temperatur tanah menjadi stabil,
5) mempengaruhi warna tanah menjadi coklat sampai hitam,
6) menetralisir daya rusak butir-butir hujan,
7) menghambat erosi, dan
8) mengurangi pelindian (pencucian/leaching).

Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat kimia tanah, meliputi:


1) meningkatkan hara tersedia dari proses mineralisasi bagian bahan organik yang mudah
terurai,
2) menghasilkan humus tanah yang berperanan secara koloidal dari senyawa sisa
mineralisasi dan senyawa sulit terurai dalam proses humifikasi,
3) meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah 30 kali lebih besar ketimbang koloid
anorganik,
4) menurunkan muatan positif tanah melalui proses pengkelatan terhadap mineral oksida
dan kation Al dan Fe yang reaktif, sehingga menurunkan fiksasi P tanah.
5) meningkatkan ketersediaan dan efisiensi pemupukan serta melalui peningkatan
pelarutan P oleh asam-asam organik hasil dekomposisi bahan organik.

Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat biologi tanah, meliputi:


(1) meningkatkan keragaman organisme yang dapat hidup dalam tanah (makrobia dan
mikrobia tanah), dan
(2) meningkatkan populasi organisme tanah (makrobia dan mikrobia tanah)

Peningkatan baik keragaman mupun populasi berkaitan erat dengan fungsi bahan organik
bagi organisme tanah, yaitu sebagai:
1) bahan organik sebagai sumber energi bagi organisme tanah terutama organisme tanah
heterotropik, dan
2) bahan organik sebagai sumber hara bagi organisme tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 6


D. Fungsi dari bahan organik tanah

Bahan organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena memiliki

beberapa peranan kunci di tanah. Peranan-peranan kunci bahan organik tanah dapat

dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

Fungsi Biologi:

menyediakan makanan dan tempat hidup (habitat) untuk organisme (termasuk mikroba)
tanah menyediakan energi untuk proses-proses biologi tanah memberikan kontribusi pada
daya pulih (resiliansi) tanah

Fungsi Kimia:

merupakan ukuran kapasitas retensi hara tanah penting untuk daya pulih tanah akibat
perubahan pH tanah menyimpan cadangan hara penting,khususnya N dan K

Fungsi Fisika:

mengikat partikel-partikel tanah menjadi lebih remah untuk meningkatkan stabilitas


struktur tanah meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air perubahahan
moderate terhadap suhu tanah.

Fungsi-fungsi bahan organik tanah ini saling berkaitan satu dengan yang lain. Sebagai contoh
bahan organik tanah menyediakan nutrisi untuk aktivitas mikroba yang juga dapat
meningkatkan dekomposisi bahan organik, meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan
meningkatkan daya pulih tanah (www.csiro.au).

Faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah juga harus diperhatikan karena


mempengaruhi jumlah bahan organik. Miller et al. (1985) berpendapat bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah bahan organik dalam tanah adalah sifat dan jumlah bahan
organik yang dikembalikan, kelembaban tanah, temperatur tanah, tingkat aerasi tanah,
topografi dan sifat penyediaan hara.

Pemberian bahan organik ke dalam tanah memberikan dampak yang baik terhadap tanah,
tempat tumbuh tanaman. Tanaman akan memberikan respon yang positif apabila tempat
tanaman tersebut tumbuh memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan dan
perkembangannya.

Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah menyediakan zat pengatur tumbuh
tanaman yang memberikan keuntungan bagi pertumbuhan tanaman seperti vitamin, asam
amino, auksin dan giberelin yang terbentuk melalui dekomposisi bahan organik (Brady,
1990)

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 7


E. Organisme tanah

Organisme tanah atau disebut juga biota tanah merupakan semua makhluk hidup

baik hewan (fauna) maupun tumbuhan (flora) yang seluruh atau sebagian dari fase

hidupnya berada dalam sistem tanah.

Organisme tanah dapat menguntungkan petani karena mereka memperbaiki

kesuburan tanah dan dapat membantu ketersediaan hara bagi tanaman dan

membantu pengendalian hama penyakit.

Organisme tanah memerlukan makanan, oksigen, air, dan habitat yang layak untuk

tumbuh.

Petani dapat memperkaya organisme tanah dengan jalan menyediakan penutup

tanah organic yang cukup, menambah bahan organik ke dalam tanah, memelihara

drainase tanah yang baik, dan menghindari pengolahan tanah yang berlebihan.

Di bawah permukaan tanah terdapat satu dunia lain yang penuh dengan jasad hidup

atau organisme tanah. Organisme tanah ini berfungsi sebegai tenaga kerja bagi para

petani karena mereka membantu menyediakan ketersediaan hara yang dibutuhkan

tanaman dan memperbaiki struktur tanah.

a. Pengelompokan Organisme Tanah


Ada beberapa jenis organisme tanah, diantaranya adalah:
1. Pemecah bahan organik seperti slaters (spesies Isopoda), tungau (mites),

kumbang, dan collembola yang memecah-mecah bahan organic yang besar


menjadi bagian-bagian kecil.
2. Pembusuk (decomposer) bahan organik seperti jamur dan bakteri yang

memecahkan bahan-bahan cellular.


3. Organisme bersimbiosis hidup pada/di dalam akar tanaman dan membantu

tanaman untuk mendapatkan hara dari dalam tanah. Mycorrhiza bersimbiosis

dengan tanaman dan membantu tanaman untuk mendapatkan hara posfor,

sedangkan rhizobium membantu tanaman untuk mendapatkan nitrogen.

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 8


4. Pengikat hara yang hidup bebas seperti alga dan azotobakter mengikat
hara di dalam tanah.
5. Pembangun struktur tanah seperti akar tanaman, cacing tanah, ulat-ulat,
dan jamur semuanya membantu mengikat partikel-partikel tanah
sehingga struktur tanah menjadi stabil dan tahan terhadap erosi.
6. Patogen seperti jenis jamur tertentu, bakteri dan nematoda dapat
menyerang jaringan tanaman.
7. Predator atau pemangsa, termasuk protozoa, nematoda parasite dan jenis
jamur tertentu, semuanya memangsa organisme tanah yang lain sebsagai
sumber makanan mereka.
8. Occupant / penghuni adalah jenis organisme tanah yang menggunakan
tanah sebagai tempat tinggal sementara pada tahap siklus hidup tertentu,
seperti ulat (larvae) dan telur cacing.

b. Klasifikasi organism tanah

Bacteria
Microflora <5 µm
Fungi
Micro-organisme
Protozoa
Microfauna <100 µm
Nematodes

Springtails
Meso-organisms 100 µm - 2 mm
Mites

Earthworms
Macro-organisme
Millipedes
Macro-organisms 2 - 20 mm
Woodlice

Snails and slugs

Algae 10 µm
Tumbuhan
Roots > 10 µm

Catatan: Partikel liat lebih kecil dari 2 µm.

Sumber Swift, Heal and Anderson, 1979.

c. Berdasarkan peranannya
Organisme tanah dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: (a) organisme yang

menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, (b) organisme yang

merugikan tanaman, dan (c) organisme yang tidak menguntungkan dan tidak merugikan.

Contoh organisme tanah yang menguntungkan:

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 9


1. Organisme tanah yang dapat menyumbangkan nitrogen ke tanah dan tanaman, yaitu:

bakteri pemfiksasi nitrogen (Rhizobium, Azosphirillum, Azotobacter, dll),

2. Organisme tanah yang dapat melarutkan fosfat, yaitu: bakteri pelarut fosfat (

Pseudomonas) dan fungi pelarut fosfat,

3. Organisme tanah yang dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman, yaitu:

cacing tanah.

Salah satu organisme tanah yang umum dijumpai adalah cacing tanah. Cacing tanah

mempunyai arti penting bagi lahan pertanian. Lahan yang banyak mengandung cacing tanah

akan menjadi subur. Cacing tanah juga dapat menigkatkan daya serap air permukaan. Secara

singkat dapat dikatakan cacing tanah berperan memperbaiki dan memper-tahankan struktur

tanah agar tetap gembur. Biota tanah lain yang umum dijumpai adalah Arthropoda.

Arthropoda merupakan fauna tanah yang macam dan jumlahnya cukup banyak, yang paling

menonjol adalah springtail dan kutu. Fauna tanah ini mempunyai kerangka luar yang

dihubungkan dengan kaki, sebagian besar mempunyai semacam sistem peredaran darah dan

jantung.

Aktivitas biota tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah. Aktivitas biota tanah

dapat diukur dengan mengukur besar respirasi di dalam tanah. Respirasi yaitu suatu proses

pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan

menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan

kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.

d. Pentingnya Organisme Tanah

Beberapa fungsi penting dari organism tanah (biota) adalah:

Fungsi-fungsi Organisme yang terlibat

Memelihara struktur Bioturbating invertebrates and plant roots;


tanah mycorrhizae and some other micro-organisms

Regulasi proses Most bioturbating invertebrates and plant


hidrologis roots

Pertukaran gas dan


Mostly micro-organisms and plant roots; some
sequestration karbon
C protected in large compact biogenic
(akumulasi dalam
invertebrate aggregates
tanah)

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 10


Detoksifikasi tanah Mostly micro-organisms

Mostly micro-organisms and plant roots; some


Siklus unsure hara
soil- and litter-feeding invertebrates

Various saprophytic and litter-feeding


Dekomposisi bahan
invertebrates (detritivores); fungi; bacteria;
organic
actinomycetes and other micro-organisms

Plants; mycorrhizae and other fungi;


Mengendalikan
nematodes; bacteria and various other micro-
gangguan hama-parasit
organisms; collembolan; earthworms; various
-penyakit
predators
Plant roots; various insects (crickets; beetle
Sumber makanan dan larvae; ants; termites); earthworms;
obat-obatan vertebrates; micro-organisms and their by-
products
Hubungan Symbiotic Rhizobia; mycorrhizae; actinomycetes;
dan asymbiotic dengan diazotrophic bacteria and various other
tanaman dan akarnya rhizosphere micro-organisms; ants
Direct effects: plant roots; rhizobia;
mycorrhizae; actinomycetes; pathogens;
Mengontrol
phytoparasitic nematodes; rhizophagous
pertumbuhan tanaman
insects; plant-growth promoting rhizosphere
(positive dan negative)
micro-organisms; biocontrol agents Indirect
effects: most soil biota

Mikroba tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Mereka


memperbanyak diri dan aktif membantu penyediaan unsure hara bagi tanaman
melalui proses simbiosis dengan jalan melepaskan unsur hara yang “terikat” menjadi
bentuk yang tersedia bagi akar tanaman. Mikroba tanah ini juga mempunyai peran
aktif melindungi tanaman melawan penyakit “soil-borne diseases”.

Pentingnya organism tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 11


A. Mendaur ulang bahan organik tanah

Organisme tanah mendaur ulang (recycle) bahan organik dengan cara memakan

bahan tanaman dan hewan yang mati, kotoran hewan dan organisme tanah yang lain.

Mereka memecah bahan organik menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga dapat

dibusukkan oleh jasad renik seperti jamur dan bakteri. Ketika mereka memakan bahan

organik, sisa makanan dan kotoran mereka dapat membantu perbaikan struktur dan

kesuburan tanah.

Siklus bahan organic tanah


Sumber: http://www.fao.org/docrep/009/a0100e/a0100e00.gif diunduh (02/5/2018)

Ketika organisme tanah memakan bahan organik atau makanan yang lain,

sebagian hara yang tersedia disimpan didalam tubuh mereka dan hara yang tidak

diperlukan, dikeluarkan didalam kotoran mereka (sebagai contoh, phosphor dan

nitrogen). Hara di dalam kotoran orgnisma tanah ini dapat diserap oleh akar tanaman.

Sebagian organisme tanah membina hubungan simbiosis dengan akar

tanaman dan dapat membantu akar tanaman menyerap lebih banyak unsur hara

dibandingkan kalau tidak ada kerjasama dengan organisme tanah. Sebagai contoh

adalah mycorrhiza, yang membantu tanaman untuk menyerap lebih banyak posfor,

sedangkan rhizobia membantu tanaman untuk menyerap lebih banyak nitrogen.

Bahan sekresi dari organisme tanah dapat mengikat partikel-partikel tanah

menjadi agregate yang lebih besar. Contohnya, bakteri mengeluarkan kotoran yang

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 12


berbentuk dan bersifat seperti perekat (organic gum). Jamur-jamuran memproduksi

bahan berupa benang-benang halus yang disebut hifa. Zat perekat dari bakteri dan

hifa jamur dapat mengikat partikel-partikel tanah secara kuat sehingga agregate tanah

yang besar pun tidak mudah pecah walaupun basah. Agregate tanah yang besar

tersebut dapat menyimpan air tanah dalam pori-pori halus di antara partikel-partikel

tanah untuk digunakan oleh tanaman. Dalam keadaan air berlebihan, air dapat

dengan mudah mengalir keluar melalui pori-pori besar diantara agregate–agregate

tanah yang besar.

Organisme tanah yang lebih besar dapat memperbaiki struktur tanah dengan

cara membuat saluran-saluran (lubang-lubang) di dalam tanah (contohnya lubang

cacing), dan membantu mengaduk-aduk dan mencampur baurkan partikel-partikel

tanah, sehingga aerasi (aliran udara) tanah menjadi lebih baik. Pembuatan saluran-

saluran dan lubang-lubang ini memperbaiki infiltrasi dan pergerakan air didalam

tanah, serta drainase.

Struktur tanah Genesis struktur tanah

Organisme tanah yang memakan organisme lain yang lebih kecil dapat

menekan serangan hama penyakit dengan cara mengontrol jenis dan jumlah

organisme di dalam tanah.

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 13


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulam
Tanah merupakan suatu komponen penting dalam modal dasar pertanian. Sifat, ciri

dan tingkat kesuburan (produktivitas) nya, tanah sangat dipengaruhi oleh sifat kimia,fisika

dan biologi tanah.

Biologi tanah adalah ilmu yang mempelajari mahluk-mahluk hidup didalam tanah.

“Kehidupan dalam tanah menyangkut kegiatan jasad hidup dalam tanah dan
peranannya serta peranan bio organisme dengan segala sifat dan cirinya ”.

Terbagi atas:

Makrofauna: hewan besar penghuni tanah yaitu hewan besar pelubang tanah, cacing
tanah, arthropoda dan molusca (gastropoda).
Mikro fauna: hewan berukuran mikroskopis yang hidup di dalam tanah yaitu protozoa,
nematoda.
Makroflora: merupakan tanaman tanaman yang mempunyai akar yang besar yang
dapat menembus kedalam tanah, misalnya berbagai macam jenis pepohonan..
Mikro flora: yaitu jenis-jenis flora berukuran mikroskopis yang hidup di dalam tanah
misalnya fungi, bakteri, actinomycetes, dan algae.

Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang


sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi
maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia
heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya

DASAR-DASAR ILMU TANAHPage 14

Anda mungkin juga menyukai