Perbedaan mendasar antara budaya timur dan barat hanya terletak pada rasionalitas.
Peran agama yang
begitu penting terhadap pola hidup manusia, menjadikan agama suatu tinjaun analisis bagaiamana hal tersebut dapat melahirkan spirit juang manusia untuk memecahkan suatu persoalan. Persoalan yang terjadi di masyarakat cukup beragam. Mengingat didalam masyarakat juga terjadi konflik laten, baik itu system social masyarakat maupun pertarungan kelas-kelas. Semua itu tidak akan pernah luput dari suatu fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat, sehingga memunculkan suatu sintesis baru untuk menjadi titik temu antar pokok permasalahan tersebut sehingga dapat berjalan harmonis. Upaya untuk mencari titik temu atau adanya titik temu tersebut oleh Weber disebut sebagai afinitas elektif. Agama sebagai suatu penggerak masyarakat dalam bertindak, menjadikan suatu sistem lain yang ada dalam masyarakat ikut merasakan kehadiran agama,hal itu terjadi seperti salah satu contoh kasus dalam etika Protestan. Namun, tidak hanya terdapat pada kasus tersebut, ada hal lain yang patut dan penting untuk dianalisis terkait dengan wujud institusi agama terhadap masyarakat. Wujud tersebut cukup jelas ketika melirik pada konsep kharismatik yang dijadikan instrument oleh Weber dalam menganalisis peran seorang pemimpin dalam menciptakan suatu perubahan yang radikal dan dinamis.