Anda di halaman 1dari 4

A.

Problem
Masalah yang diangkat dalam jurnal ini ialah bawasannya dewasa ini guru dituntun
untuk memberikan metode pembelajaran yang inovatif tentang bagaimana dampak sains
untuk siswa dalam kehidupan mereka ,juga untuk menuntun siswa agar dapat memecahkan
suatu masalah menggunakan pengetahuan ilmiah. Berdasarkan tuntutan tersebut metode
yang paling baik adanya ialah strategi pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa atau
sering di kenal pembelajaran inkuiri.
Namun dalam perkembangannya masih sedikit yang menyatakan bahwa pembelajaran
inkuiri ini relevan untuk mencapai tujuan diatas. Hanya ada sedikit data yang menyatakan
bahwa hasil pembelajaran tersebut actual dengan proses dilapangan, dan masih kurangnya
pula penelitian yang menyatakan dampak dari metode ini dan efektifitasnya dibandingkan
dengan metode tradisional sebelumnya.
Oleh sebab itu peneliti melalui tulisan ini, ingin menambahkan pengetahuan yang
membahas mengenai pembelajaran inkuri ini dengan melakukan beberapa percobaan,
ialah dengan mendifinisikan jenis kegiatan bebasis inkuiri, mengukur perubahan dalam
literasi dan kepercayaan siswa dalam kegiatan inkuiri dan membandingkan keterampilan
siswa yang diajar menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri dengan pendekatan belajar
tradisional.

B. The Objective of Research


Untuk meningkatkan literasi dan mengembangkan keterampilan siswa dengan
mengubah kurikulum pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa

C. Basic Concept of Theory


Dalam metode tradisional, siswa bekerja dalam kelompok yang beranggotakan tiga atau
empat orang dan mengerjakan suatu desain percobaan untuk menghasilkan data hasil
percobaan. Dalam metode inquiry, siswa bekerja dalam kelompok yang beranggotakan
tiga atau empat untuk merencanakan, mengatur, dan membuat desain percobaan kemudian
mengerjakan praktikum untuk memeroleh data hasil percobaan.
Terdapat beberapa aspek dalam proses pengujian metode inquiry, yaitu :
1. Science Literacy Assesment
2. Science Process Skills Assessment
3. Self-efficacy Survey
4. Student Interview
Rising dan Cogan (2009) menemukan pencapaian yang baik dalam prestasi dan cara
berpikir siswa ketika mereka berpartisipasi dalam metode inquiry yang digunakan di
laboratorium walaupun akses di laboratorium sangat terbatas.

D. Method
1. Metode pembelajaran
Dalam proses ini penulis menggunakan cara dengan mengajarkan materi
pendidikan umum ilmu kehidupan yang diajarkan dalam laboratorium biologi terhadap
kelas non ipa selama 2 semester. Setiap pertemuan 2 jamperminggu. Terdapat 72
bagian Lab dengan rata2 siswa 20 orang perbagian. Setengah bagian lab diajarkan
menggunakan pengajaran kurikulum tradisional, sedangkan sebagiannya lagi
menggunakan kurikulum “guide inquiry” yang dikembangkan penulis.
2. Membandingkan pembelajaran inkuiri dengan pembelajaran tradisional
Dalam proses tradisional siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian
melakukan praktikum sesuai rancangan desain yang sudah ada. Sebelum praktikum
akan diberikan kuis mengenai praktikum yang akan dijalankan, dan pertanyaan
mengenai konsep praktikum minggu lalu.
Dalam kelas penyelidikan (pembelajaran inkuiri) siswa akan dibagi menjadi
beberapa kelompok, siswa akan diberi tugas sebelum praktikum untuk membaca
sebuah artikel, kemudian didalam praktikum siswa dituntun untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan tugas pra-praktikum mereka.
Siswa dituntut untuk merancang experiment sendiri sesuai yang sudah mereka
dapatkan dalam tugas sebelumnya. Lalu didokumentasikan secara tertulis.
3. Penilaian literasi siswa dan keterampilan siswa dalam sains
Dalam penelitian ini penulis mengadakan test untuk masing masing penilaian
dengan jumlah variasi soal yang berbeda. 30soal untul literasi siswa dan 26 soal untuk
keterampilan siswa. Masing masing diberikan waktu 30 menit.
4. Self-efficacy Survey
Survey ini dilakukan dengan menyediakan tes tertulis kepada siswa dalam
sistem online pada dua minggu pertama dan dua minggu terakhir dalam satu semester.
Penelitian menggunakan analisis survey atau ANOVA, metode ini digunakan
juga untuk menentukan apakah semua populasi siswa (perempuan, laki-laki, minoritas)
melaporkan kenaikan serupa dalam keyakinan pada kemampuan ilmiah.
5. Evaluasi Kursus
Dalam evaluasi ini siswa dimintai memberikan nilai terhadap keseluruhan
pembelajaran menggunakan skala 1 – 5. Penelitian hasil menggunakan Analisis
varians untuk menentukan apakah evaluasi siswa berbeda dengan jenis lab atau oleh
instruktur. Perbedaan signifikan dalam tanggapan evaluasi untuk setiap jenis lab
diperiksa menggunakan uji pemisahan rata-rata Tukey (HSD).
6. Wawancara Siswa
Metode ini dilalukan untuk menilai sikap siswa terhadap pembelajaran.
Wawancara dilakukan selama datu jam pada akhir. Yang diwawancarai adalah
sukarelawan siswa dari setiap bagian lab. Pertanyaan dirancang untuk mengetahui
keyakinan meraka terhadap peran sains dalam pembelajran secara umum, dan
mengetahui tentang pengalaman mereka di dalam laboratorium

E. Result and Condition


1. Informasi Demografi Siswa
Siswa dalam laboratorium tradisional dan laboratorium penyelidikan
mendapatkan demografi yang sama.
2. Penilaian Literasi Sains
Berdasarkan pre-test, siswa dalam laboratorium penyelidikan menunjukkan
peningkatan 4% dalam total responden, sedangkan siswa di laboratorium tradisional
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
3. Penilaian Keterampilan Proses Sains
Skor keterampilan pra-proses untuk semester musim gugur 2006, siswa di
laboratorium tradisional sedikit lebih tinggi daripada siswa di laboratorium
penyelidikan. Tetapi pada post-test musim semi 2007, siswa laboratorium
penyelidikan mendapat nilai yang lebih tinggi secara signifikan (2%) daripada siswa
laboratorium tradisional di kedua semester.
4. Survei Efikasi Diri
Pada awal musim gugur 2006 semester, siswa di laboratorium tradisional dan
penyelidikan menyatakan bahwa mereka cukup yakin dapat melakukan tugas-tugas
ilmiah dan menerapkan keterampilan sains dalam konteks kehidupan sehari-hari. Pada
awal semester musim semi 2007, siswa laboratorium tradisional hampir benar-benar
percaya diri, sementara siswa laboratorium penyelidikan mereka benar-benar sangat
yakin bahwa mereka dapat melakukan tugas-tugas ilmiah dan menerapkan
keterampilan sains dalam konteks kehidupan sehari-hari. Di akhir kedua semester, para
siswa kedua jenis laboratorium menunjukkan peningkatan kepercayaan pada
kemampuan mereka untuk melakukan jenis keterampilan yang disurvei. Namun
kepercayaan diri siswa di laboratorium tradisional mengalami peningkatan secara
signifikan lebih besar daripada siswa di laboratorium penyelidikan.
5. Evaluasi Kursus
Analisis varians menunjukkan bahwa siswa di laboratorium tradisional
memiliki pengalaman laboratorium keseluruhan secara signifikan lebih tinggi daripada
laboratorium penyelidikan siswa selama semester musim gugur 2006 dan musim semi
2007.
6. Wawancara akhir semester
Komentar siswa dari laboratorium tradisional mengungkapkan bahwa mereka
benar-benar tidak memahami apa yang mereka lakukan dan mengakui bahwa mereka
tidak belajar banyak, Misalnya, siswa di laboratorium tradisional menunjukkan bahwa
mereka tidak akan dapat menjawab pertanyaan praktis tentang laboratorium di akhir
semester. Sebaliknya, siswa di laboratorium penyelidikan menjawab pertanyaan yang
sama merasa percaya diri dengan kemampuan mereka.

F. Groups Perception About The Research


Menurut kelompok kami, penelitian ini sangat penting dan bermanfaat dalam
pendidikan. Berdasarkan jurnal, metode inquiry sudah dilakukan di beberapa universitas
dan berdampak positif terhadap mahasiswanya. Metode ini berperan dalam peningkatan
literasi dan kemampuan siswa dalam menemukan suatu konsep, sehingga kreativitas siswa
akan terasah.
Di Indonesia, metode ini diterapkan dalam Kurikulum 2013. Pembelajaran yang
berpusat pada guru diminimalkan dan diganti dengan pembelajaran yang berpusat pada
siswa.

Anda mungkin juga menyukai