Anda di halaman 1dari 15

11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Anatomi
3.1.1 Tulang Femur

Tulang femur adalah tulang pipa terpanjang dan tersebar di dalam


tulang kerangka pada bagian pangkal yang berhubungan dengan
asetabulum membentuk kepala sendi yang disebut kaput femoris. Di
sebelah atas dan bawah dari kolumna femoris terdapat trokhanter mayor
dan trokantor minor, di bagian unjung membentuk persendian lutut,
terdapat dua tonjolan yang disebut kondilus medianus dan kondilus
lateralis. Diantara kedua kondilus ini terdapat lekukan tempat letaknya
tulang tempurung lutut (patella) yang disebut dengan fossa kondilus1.
3.1.2 Tulang Tibia
Tulang tibia bentuknya lebih kecil, pada bagian pangakal melekat
pada tulang fibula, pada bagian ujung membentuk persendian dengan
tulang pangakan kaki dan terdapat taju yang disebut tulang malleolus
medianus1.
3.1.3 Tulang Fibula
Tulang fibula merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang
paha yang membentuk persendian lutut dengan tulang femur pada bagian
ujungnya terdapat tonjolan yang disebut tulang malleolus lateralis atau
mata kaki luar1.
3.1.4 Tulang Patella
Pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada tulang
femur. Jarak patella dengan tibia saat terjadi gerakan adalah tetap dan
yang berubah hanya jarak patella dan femur. Fungsi patella di samping
sebagai perekatan otot-otot atau tendon adalah sebagai pengungkit sendi
lutut. Pada kondisi 90 derajat kedudukan patella diantara kedua kondilus
femur dan saat ekstensi maka patella terletak pada permukaan anterior
femur1.
12

Gambar Anatomi sendi lutut normal1,9

3.1.5 Kapsul Sendi


Tulang-tulang pembentuk sendi dihubungkan satu dengan lainnya oleh
selubung yang disebut kapsula artikularis sebagai pembungkus yang
mengelilingi permukaan-permukaan sendi dan membungkus rapat ruang
sendi yang terdapat diantara tulang-tulang tersebut. Lapisan luar kapsila
arikularis (lamina fibrosa) merupakan salah satu struktur penting yang
mengikat tulang-tulang pembentuk sendi. Lamina fibrosa dapat menahan
regangan yang kuat. Lapisan dalam kapsula artikularis (lamina synovial)
dibentuk oleh membrane synovial yang mensekresikan cairan sinovial
(synovia) ke dalam ruang sendi ujung artikular tulang masanya membesar
dan mempunyai lapisan luar tulang yang tipis tetapi padat (kompakta),
disebelah dalamnya terdapat anyaman tulang spongiosa. Kapsul sendi lutut
ini termasuk jaringan fibrosus yang avascular sehingga jika cedera sulit
proses penyembuhan1.
a. Cartilago articularis/tulang rawan
Pada sebagian besar sendi orang dewasa berjenis kartilago hyaline dan
merupakan jaringan yang avascular, alymphatic dan aneural yang menutupi
permukaan pesendian dari tulang panjang. Melekat pada tulang subchondral.
Fungsi dari cartilago articularis adalah sebagai bantalan penutup tulang pada
sendi sinovial, yang memungkinkan :
 Menahan tekanan pada permukaan persendian.
 Mentransmisikan dan mendistribusikan beban yang meningkat.
 Mempertahankan kontak dengan tahanan gesek minimal.
13

b. Meniscus
Meniscus merupakan jaringan lunak, menisces pada sendi lutut adalah
meniscus lateralis. Adapun fungsi meniscus adalah (1) penyebaran
pembebanan (2) peredam kejut (shock absorber) (3) mempermudah gerakan
rotasi (4) mengurangi gerakan dan stabilisator setiap penekanan akan diserap
oleh meniscus dan diteruskan ke sebuah sendi1.
c. Bursa
Bursa adalah kantong yang berisi cairan yang berfungsi menjaga agar
tidak terjadi gesekan secara langsung mungkin otot dengan otot, otot dengan
tulang dan otot dengan kulit. Ada beberapa bursa yang terdapat pada sendi
lutut antara lain : (1) bursa popliteus, (2) bursa suprapatellaris, (3) bursa
infrapatellaris, (4) bursa subcutan prapatelaris, (5) bursa sub patellaris 1,9

3.2 Definisi
Menurut American College of Rheumatology, gout adalah suatu penyakit
dan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah dikenal sejak lama,
gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri infalamasi satu sendi.1
Gout adalah bentuk inflamasi arthritis kronis, bengkak dan nyeri yang
paling sering di sendi besar jempol kaki. Namun, gout tidak terbatas pada jempol
kaki, dapat juga mempengaruhi sendi lain termasuk kaki, pergelangan kaki, lutut,
lengan, pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan lunak dan tendon.
Biasanya hanya mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, tapi bisa menjadi
semakin parah dan dari waktu ke waktu dapat mempengaruhi beberapa sendi.
Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang
ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia).1

3.3 Epidemiologi
Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi penyakit ini meningkat hampir
2 kali lipat di Amerika. Di Cina, penduduk Cina yang mengalami keadaan
hiperurisemia berjumlah hingga 25%. Hal ini mungkin disebabkan karena gaya
hidup seperti diet purin tinggi, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan medikasi-
medikasi lain.5
Alexander (2010) menyatakan prevalensi asam urat (gout) di Amerika
serikat meningkat dua kali lipat dalam populasi lebih dari 75 tahun antara 1990
14

dan 1999, dari 21 per 1000 menjadi 41 per 1000. Dalam studi kedua, prevalensi
asam uratpada populasi orang dewasa Inggris diperkirakan 1,4%, dengan puncak
lebih dari 7% pada pria berusia 75 tahun.5
Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Nasional Cipto Mangunkusumo
Jakarta, penderita penyakit goutdari tahun ke tahun semakin meningkat dan terjadi
kecenderungan diderita pada usia yang semakin muda. Hal ini tebukti dengan
hasil rekam medik RSCM pada tahun 1993-1995 mengalami kenaikan yaitu
padatahun 1993 tercatat 18 kasus, pria 13 kasus dan wanita 5 kasus (1kasus umur
2-25 tahun, 12 kasus umur 30-50 tahun, dan 5 kasus umur >65 tahun). Pada tahun
1995 jumlah kasus yang tercatat adalah 46 kasus, 37 pria dan 9 wanita, 2 kasus
umur 2-25 tahun, 40 kasus umur 30-50 tahun dan 4 kasus umur > 65 tahun 5
Prevalensi penderita asam urat tertinggi di Indonesia berada pada penduduk
di daerah pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado – Minaha sebesar 29,2
% pada tahun 2003dikarenakan kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi
alkohol. Alkohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine
berkurang sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam darah 5

3.4 Etiologi
3.4.1 Hiperurisemia dan Gout Primer
Hiperurisemia primer adalah kelainan molekular yang masih belum jelas
diketahui. Berdasarkan data ditemukan bahwa 99% kasus adalah gout dan
hiperurisemia primer. Gout primer yang merupakan akibat dari hiperurisemia
primer, terdiri dari hiperurisemia karena penurunan ekskresi (80-90%) dan karena
produksi yang berlebih (10-20%). Hiperurisemia karena kelainan enzim spesifik
diperkirakan hanya 1% yaitu karena peningkatan aktivitas varian dari enzim
phosporibosylpyrophosphatase (PRPP) synthetase, dan kekurangan sebagian dari
enzim hypoxantine phosporibosyltransferase (HPRT). Hiperurisemia primer
karena penurunan ekskresi kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik dan
menyebabkan gangguan pengeluaran asam urat yang menyebabkan
hiperurisemia.6

3.4.2 Hiperurisemia dan Gout Sekunder


Gout sekunder dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelainan yang
menyebabkan peningkatan biosintesis de novo, kelainan yang menyebabkan
15

peningkatan degradasi ATP atau pemecahan asam nukleat dan kelainan yang
menyebabkan sekresi menurun. Hiperurisemia sekunder karena peningkatan
biosintesis de novo terdiri dari kelainan karena kekurangan menyeluruh enzim
HPRT pada syndome Lesh-Nyhan, kekurangan enzim glukosa-6 phosphate pada
glycogen storage disease dan kelainan karena kekurangan enzim fructose-1
phosphate aldolase melalui glikolisis anaerob. Hiperurisemia sekunder karena
produksi berlebih dapat disebabkan karena keadaanyang menyebabkan
peningkatan pemecahan ATP atau pemecahan asam nukleat dari dari intisel.
Peningkatan pemecahan ATP akan membentuk AMP dan berlanjut membentuk
IMP atau purine nucleotide dalam metabolisme purin, sedangkan hiperurisemia
akibat penurunan ekskresi dikelompokkan dalam beberapa kelompok yaitu karena
penurunan masa ginjal, penurunan filtrasi glomerulus, penurunan fractional uric
acid clearence dan pemakaian obat-obatan. 6

3.4.3 Hiperurisemia dan Gout Idiopatik


Hiperurisemia yang tidak jelas penyebab primernya, kelainan genetik, tidak
ada kelainan fisiologis dan anatomi yang jelas.6

3.5 Faktor Resiko


3.5.1 Suku Bangsa/Ras
Suku bangsa yang paling tinggi prevalensi nya pada suku maori di
Australia. Prevalensi suku Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali
sedangkan Indonesia prevalensi yang paling tinggi pada penduduk pantai dan
yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan
dan konsumsi alkohol. 6
3.5.2 Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol menyebabkan serangan gout karena alkohol
meningkatkan produksi asam urat. Kadar laktat darah meningkat sebagai akibat
produk sampingan dari metabolisme normal alkohol. Asam laktat menghambat
ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga terjadi peningkatan kadarnya dalam
serum.6
3.5.3 Konsumsi Ikan Laut
Ikan laut merupakan makanan yang memiliki kadar purin yang tinggi.
Konsumsi ikan laut yang tinggi mengakibatkan asam urat.6
16

3.5.4 Penyakit-Penyakit
Penyakit-penyakit yang sering berhubungan dengan hiperurisemia. Mis.
Obesitas, diabetes melitus, penyakit ginjal, hipertensi, dislipidemia, dsb.
Adipositas tinggi dan berat badan merupakan faktor resiko yang kuat untuk gout
pada laki-laki, sedangkan penurunan berat badan adalah faktor pelindung.6
3.5.5 Obat-Obatan
Beberapa obat-obat yang turut mempengaruhi terjadinya hiperurisemia. Mis.
Diuretik, antihipertensi, aspirin, dsb. Obat-obatan juga mungkin untuk
memperparah keadaan. Diuretik sering digunakan untuk menurunkan tekanan
darah, meningkatkan produksi urin, tetapi hal tersebut juga dapat menurunkan
kemampuan ginjal untuk membuang asam urat. Hal ini pada gilirannya, dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah dan menyebabkan serangan gout.
Gout yang disebabkan oleh pemakaian diuretik dapat "disembuhkan" dengan
menyesuaikan dosis. Serangan Gout juga bisa dipicu oleh kondisi seperti cedera
dan infeksi.hal tersebut dapat menjadi potensi memicu asam urat. Hipertensi dan
penggunaan diuretik juga merupakan faktor risiko penting independen untuk
gout.6
Aspirin memiliki 2 mekanisme kerja pada asam urat, yaitu: dosis rendah
menghambat ekskresi asam urat dan meningkatkan kadar asam urat, sedangkan
dosis tinggi (> 3000 mg / hari) adalah uricosurik. 6

3.5.6 Jenis Kelamin


Pria memiliki resiko lebih besar terkena nyeri sendi dibandingkan
perempuan pada semua kelompok umur, meskipun rasio jenis kelamin laki-laki
dan perempuan sama pada usia lanjut. Dalam Kesehatan dan Gizi Ujian Nasional
Survey III, perbandingan laki-laki dengan perempuan secara keseluruhan berkisar
antara 7:1 dan 9:1. Dalam populasi managed care di Amerika Serikat, rasio jenis
kelamin pasien laki-laki dan perempuan dengan gout adalah 4:1 pada mereka yang
lebih muda dari 65 tahun, dan 3:1 pada mereka lima puluh persen lebih dari 65
tahun. Pada pasien perempuan yang lebih tua dari 60 tahun dengan keluhan sendi
datang ke dokter didiagnosa sebagai gout, dan proporsi dapat melebihi 50% pada
mereka yang lebih tua dari 80 tahun.6

3.4.7 Diet Tinggi Purin


17

Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa HDL yang merupakan bagian


dari kolesterol, trigliserida dan LDL disebabkan oleh asupan makanan dengan
purin tinggi dalam kesimpulan penelitian tentang faktor resiko dari hiperurisemia
dengan studi kasus pasien di rumah sakit Kardinah Tegal.6

3.6 Gejala Klinis


3.6.1 Hiperurisemia Asimptomatik
Hiperurisemia asimptomatik adalah keadaan hiperurisemia tanpa adanya
manifestasi klinik gout. Fase ini akan berakhir ketika muncul serangan akut gout
arthritis, atau urolithiasis dan biasanya setelah 20 tahun keadaan hiperurisemia
asimptomatik. Terdapat 10-40% pasien dengan gout mengalami sekali atau lebih
serangan kolik renal, sebelum adanya serangan arthritis. Sebuah serangan gout
terjadi ketika asam urat yang tidak dikeluarkan dari tubuh bentuk kristal dalam
cairan yang melumasi lapisan sendi, menyebabkan inflamasi dan pembengkakan
sendi yang menyakitkan. Jika gout tidak diobati, kristal tersebut dapat membentuk
tofi - benjolan di sendi dan jaringan sekitarnya.7

3.6.2 Gout Arthritis Simptomatik


3.6.2.1 Gout Arthritis Stadium Akut
Radang sendi timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa
ada gejala apa-apa. Pada saat bangun pagi terasa sakit yang hebat dan tidak dapat
berjalan. Biasanya bersifat monoartikuler dengan keluhan utama berupa nyeri,
bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam, menggigil
dan merasa lelah. Lokasi yang paling sering pada MTP-1 yang biasanya disebut
podagra. Apabila proses penyakit berlanjut, dapat terkena sendi lain yaitu
pergelangan tangan/kaki, lutut, dan siku. Faktor pencetus serangan akut antara lain
berupa trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stress, tindakan operasi,
pemakaian obat diuretik dan lain-lain. 7

3.6.2.2 Gout Arthritis Stadium Interkritikal


Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode
interkritik asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak dapat ditemukan tanda-
tanda radang akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini
menunjukkan bahwa proses peradangan masih terus berlanjut, walaupun tanpa
18

keluhan.(Putra, 2009) Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana


terjadi periode interkritik asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak dapat
ditemukan tanda-tanda radang akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan kristal
urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan masih terus berlanjut,
walaupun tanpa keluhan.7

3.6.2.3 Gout Arthritis Stadium Menahun ( Kronik Bertofus )


Stadium ini umumnya terdapat pada pasien yang mampu mengobati dirinya
sendiri (self medication). Sehingga dalam waktu lama tidak mau berobat secara
teratur pada dokter. Artritis gout menahun biasanya disertai tofi yang banyak dan
poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit sembuh dengan obat, kadang-kadang
dapat timbul infeksi sekunder. Lokasi tofi yang paling sering pada aurikula, MTP-
1, olekranon, tendon achilles dan distal digiti. Tofi sendiri tidak menimbulkan
nyeri, tapi mudah terjadi inflamasi disekitarnya, dan menyebabkan destruksi yang
progresif pada sendi serta dapat menimbulkan deformitas. Pada stadium ini
kadang-kadang disertai batu saluran kemih sampai penyakit ginjal menahun.7

3.7 Diagnosis
Gold standard dalam menegakkan gout arthritis adalah ditemukannya kristal
urat MSU (Monosodium Urat) di cairan sendi atau tofus. Untuk memudahkan
diagnosis gout arthritis akut, dapat digunakan kriteria dari ACR (American
College Of Rheumatology) tahun 1977 sebagai berikut :
A. Ditemukannya kristal urat di cairan sendi, atau
B. Adanya tofus yang berisi Kristal urat, atau
C. Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis, laboratoris, dan radiologis sebagai
berikut :
1. Terdapat lebih dari satu kali serangan arthritis akut
2. Inflamasi maksimal terjadi dalam waktu 1 hari
3. Arthritis monoartikuler
4. Kemerahan pada sendi
5. Bengkak dan nyeri pada MTP-1
6. Arthritis unilateral yang melibatkan MTP-1
7. Arthritis unilateral yang melibatkan sendi tarsal
8. Kecurigaan terhadap adanya tofus
19

9. Pembengkakan sendi yang asimetris (radiologis)


10. Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)
11. Kultur mikroorganisme negative pada cairan sendi7
Yang harus dicatat adalah diagnosis gout tidak bisa digugurkan meskipun
kadar asam urat normal. 7

3.8 Diagnosis Banding


1. Osteoarthritis :
Merupakan penyakit sendi yang paling banyak djumpai,prevalensinya
meningkat seiring bertambahnya usia. lebih dari 85% pasienmengeluhkan
terganggu aktivitas, seperti susah naik tangga, berjalan danmenekuk lutut7.
2. Rheumatoid arthritis
Penyakit autoimun yang ditandai oleh sinovitiserosif. dampak tersering
dari penyakit ini adalah kerusakan sendi dan kecacatan7.
3. Osteoporosis
Merupakan penyakit sistemik ditandai oleh penurunandensitas massa
tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehinggamassa tulang jadi rapuh
dan mudah patah. factor risiko umur, lamamonopouse dan kadar estrogen yang rendah7.

3.9 Penatalaksanaan
Secara umum, penanganan gout arthritis adalah memberikan edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini
agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Pengobatan gout
arthritis akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan
dengan obat-obat, antara lain: kolkisin, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),
kortikosteroid atau hormon ACTH. Obat penurun asam urat penurun asam urat
seperti alupurinol atau obat urikosurik tidak dapat diberikan pada stadium akut.
Namun, pada pasien yang secara rutin telah mengkonsumsi obat penurun asam
urat, sebaiknya tetap diberikan. Pada stadium interkritik dan menahun, tujuan
pengobatan adalah menurunkan kadar asam urat, sampai kadar normal, guna
mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian
diet rendah purin dan pemakaian obat alupurinol bersama obat urikosurik yang
lain.8
20

Penelitian terbaru telah menemukan bahwa konsumsi tinggi dari kopi, susu
rendah lemak produk dan vitamin C merupakan faktor pencegah gout. 8

3.10 Rehabilitasi Medik

3.10.1 Modalitas

1. Terapi Dingin

Terapi dingin (cold therapy) merupakan modalitas fisioterapi yang banyak


digunakan pada fase akut. Pada fase akut, efek fisiologis terapi dingin berupa
vasokontriksi arteriola dan venula, penurunan kepekaan akhiran saraf bebas dan
penurunan tingkat metabolisme sel sehingga mengakibarkan penurunan
kebutuhan oksigen sel. Secara klinis keseluruhan proses tadi dapat mengurangi
proses pembengkakan, mengurangi nyeri, mengurangi spasme otot dan resiko
kematian sel10.

a. Indikasi Terapi Dingin

 Sakit kepala (migrain, tension headache dan cluster headache).

 Gangguan temporomandibular (TMJ disorder).

 Testicular dan scrotal pain.

 Nyeri post operasi..

 Fase akut arthritis (peradangan pada sendi).


21

 Tendinitis dan bursitis.

 Carpal tunnel syndrome.

 Nyeri lutut.

 Nyeri sendi.

 Nyeri perut.

2. LASER

Light Amplification Stimulated Emission of Radition (LASER), dapat digunakan


Hight Power LASER dan Low Power LASER. Di bidang kedokteran Hight Power
LASER digunakan untuk mengiris atau koagulasi jaringan karena efek panasnya,
sedangkan Low Power LASER digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan anti
inflamasi karena efek biostimulasi sel10.

Untuk memberikaan terapi maksimal dan optimal harus


mempertimbangkan sumber LASER yang digunakan dengan tepat, tetap dosis,
dan tepat cara mengaplikasikannya. Efek biologi LASER adalah utnuk
merangsang pertumbuhan sel, mengurangi nyeri, odem serta anti inflamasi dan
mencegah pembentukan jaringan parut10.

3. Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS)

Merupakan alat stimulasi listrik untuk menghilangkan nyeri akut (trauma,


inflamasi) dan nyeri kronis untuk segala kondisi. selain itu TENS juga sebagai
pengganti obat pengurang rasa nyeri serta tidak membuat komplikasi. Pemberian
terapi TENS tidak boleh diberikan dengan pasien yang mengunakan alat pacu
jantung, maskipun dengan intensitas yang kecil, bila rasa nyeri bertambah harus
segera dihentikan, hindari pemakaian pada wanita hamil dan pada pasien dengan
reaksi kulit10.

3.9.2 Terapi Latihan


22

Terapi latihan perlu dilakukan agar mempercepat penyembuhan dengan


mengunakan latihan-latihan gerakan tubuh baik secara aktif ataupun pasif. Tujuan
dari terapi latihan ini adalah untuk meningkatkan aktifitas penderita dan
memperbaiki otot-otot serta gerak sendi yang mengalami keterbatasan hingga
mencapai gerakkan efisien10.

Berikut adalah macam-macam terapi latihan yang dapat dilakukan yaitu10;

a. Latihan gerakan pasif

Gerakan yang dilakukan terapi kepada pasien, efek dan kegunaan Pasif
Teknik yang dipakai adalah melatih fleksibilitas secara pasif, melatih jaringan-
jaringan sekitar sendi secara pasif, meregangkan otot atau mobilisasi jaringan
lunak, dan massage10.

Gambar Latihan gerakan pasih yang dilakukan oleh fisioterapis

b. Latihan Fleksibilitas

Latihan fleksibilitas sering dilakukan selama periode pemanasan atau


tergabung dalam latihan ketahanan atau aktivitas aerobik. Teknik peregangan
dilakukan untuk memperbaiki ruang gerak sendi. Latihan peregangan ini
dilakukan dengan menggerakkan otot-otot, sendi-sendi, dan jaringan sekitar sendi.
Semua gerakan sebaiknya menjangkau ruang gerak sendi yang tidak menimbulkan
rasa nyeri10. Aplikasi terapi panas sebelum peregangan dapat mengurangi rasa
nyeri dan meningkatkan gerakan.Latihan fleksibilitas dapat dimulai dari latihan
peregangan tiap kelompok otot, setidaknya tiga kali seminggu10.
23

c. Latihan kekuatan
Latihan kekuatan ini sama halnya dengan latihan aerobik dalam
memperbaiki kinerja, disabilitas dan nyeri10.
- Isometrik : Adanya kontak otot, tidak ada gerakan sendi (statis). Dikatakan
cukup optimal selama 6 detik satu kali sehari. Pada penderita
hipertensi dan gangguan kardiovaskuler harus berhati-hati.
- Isotonik : Kontraksi otot bersamaan gerak sendi
- Isokinetic : Gabungan Isometrik dan Isotonik, sehingga menghasilkan efek yang
optimal.

3.9.3 Edukasi
Penatalaksaan artritis gout tidak hanya dapat diselesaikan secara
farmakologis, namun dapat juga dilakukan secar non farmakologis dengan
melakukan latihan fisik berupa latihan fisik aerobik dan latihan fisik ringan.
Risiko terjadinya gout lebih besar terjadi pada lelaki yang tidak memiliki
aktivitas fisik dan kardiorespiratori fitnes dibandingkan dengan lelaki yang aktif
secara fisik dan kardiorespiratori. Penelitian lain menyebutkan bahwa serum asam
urat dapat diturunkan dengan melakukan olah raga rutin dan teratur, namun jika
olah raga tersebut hanya dilakukan secara intermiten justru akan meningkatkan
kadar serum asam urat. Untuk mencegah kekakuan dan nyeri sendi, dapat
dilakukan latihan fisik ringan berupa latihan isometrik, latihan gerak sendi dan
latihan fleksibiltas yang keseluruhan itu tercakup dalam stabilisasi sendi6.

Selain itu edukasi pasien dengan gout arthritis harus menjaga pola makan
24

atau diet rendah purin. makanan yang perlu dikurangi atau dihindari yang dapat
menyebabkan meningkatnya kadar asam urat antara lain11.

1. Jeroan: ginjal, limpa, babat, usus, hati, paru dan otak,ginjal


2. Seafood: udang, cumi-cumi, sotong, kerang, remis, tiram, kepiting, ikan
teri, ikan sarden, makarel

3. Ekstrak daging seperti abon dan dendeng

4. Makanan yang sudah dikalengkan (contoh: kornet sapi, sarden)

5. Daging kambing, daging sapi, daging kuda (maksimal 5075 gr atau 11 ½


potong per hari)

6. Bebek, angsa dan kalkun

7. Kacang-kacangan: kacang kedelai (termasuk hasil olahan seperti tempe,


tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo,
emping (maksimal 100 gr)

8. Sayuran: kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur kuping, daun


singkong, daun pepaya, kangkung (maksimal 100 gr)

9. Krim, es krim, kaldu atau kuah daging yang kental, alkohol, bir, tape

10. Buah-buahan tertentu seperti durian, nanas dan air kelapa

11. Makanan yang digoreng atau bersantan atau dimasak dengan


menggunakan margarin/mentega

12. Merokok dan Stress

Hal-hal yang dianjurkan untuk penderita asam urat, agar mempercepat proses
pemulihan11;

1. Konsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi seperti kentang,


yogurt, dan pisang, susu, alpukat
2. Konsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk, pepaya
dan stroberi.
25

3. Contoh buah dan sayuran untuk mengobati penyakit asam urat: buah naga,
belimbing wuluh, jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai dan
tomat.

4. Perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan


ubi.

5. Kurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula,


permen, arum manis, gulali dan sirup.

6. Jangan minum aspirin dan berhenti merokok

7. Jangan bekerja terlalu keras/kelelahan.

8. Pada orang yang kegemukan (obesitas), biasanya kadar asam urat cepat
naik tapi pengeluaran sedikit, maka sebaiknya turunkan berat badan
dengan olahraga yang cukup (20-30 menit per hari).

9. Sesuaikan asupan energi dengan kebutuhan tubuh, berdasarkan tinggi dan


berat badan.

10. Banyak minum air putih (1-2 gelas pagi hari, 1 gelas sebelum tidur malam
hari, minimal 2 L per hari)

11. Rutin kontrol ke petugas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai