BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit membutuhkan Sumber Daya Manusia (staf medis, staf keperawatan
dan praktisi pelayanan kesehatan lainnya) dengan berbagai kompeten. Pimpinan rumah
sakit bekerjasama untuk mengetahui serta menetapkan pendidikan, keterampilan,
pengetahuan dan persyaratan lain bagi seluruh staf atau dalam menetapkan jumlah staf
atau perpaduan staf yang mendukung Visi, Misi, Tujuan, Nilai–Nilai serta Motto rumah
sakit berdasarkan rekomendasi dari unit kerja.
Kegiatan operasional di rumah sakit merupakan salah satu pelayanan kesehatan
yang tidak pernah berhenti baik staf medis, staf keperawatan dan praktisi pelayanan
kesehatan lainnya. Keberhasilan pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman di rumah
sakit sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku pelayanan
tersebut. Hal ini sesuai dengan ramalan seorang ahli dalam bukunya Megatrend 2000
yaitu, ”Terobosan yang paling menggairahkan dari abad ke-21 akan terjadi bukan karena
teknologi, melainkan karena konsep yang meluas dari apa artinya menjadi Manusia”
(John Naisbitt) yang di bidang kesehatan menjadi Sumber Daya Manusia Kesehatan
yang berkualitas.
Dalam kaitan ini, kebijakan Pengembangan SDM (staf medis, staf keperawatan
dan praktisi pelayanan kesehatan lainnya) yang ditetapkan Menteri Kesehatan Nomor:
850 Tahun 2000 menekankan pentingnya perencanaan SDM (staf medis, staf
keperawatan dan praktisi pelayanan kesehatan lainnya). Keputusan Menteri Kesehatan
RI No.004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang
Kesehatan, disebutkan bahwa dalam memantapkan sistem manajemen SDM Kesehatan
perlu dilakukan peningkatan dan pemantapan perencanaan, pengadaan tenaga kesehatan,
pendayagunaan dan pemberdayaan profesi kesehatan.
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan pedoman ini adalah untuk membantu rumah sakit dalam mewujudkan
Rencana Penyediaan dan Kebutuhan SDM (staf medis, staf keperawatan dan
praktisi pelayanan kesehatan lainnya).
1.2.2. Tujuan Khusus
Meningkatkan produktivitas kerja serta kesejahteraan SDM
Sebagai acuan dalam melaksanakan tugas di rumah sakit.
Menjamin mutu pelayanan serta keselamatan pasien rumah sakit.
Mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang kesehatan dengan cara menguasai dan memahami
pendekatan, metode dan kaidah ilmiahnya disertai dengan ketrampilan
penerapannya di dalam pengembangan dan pengelolaan sumber daya
manusia kesehatan.
Mengembangkan/meningkatkan kinerja profesional yang ditunjukkan
dengan ketajaman analisis permasalahan kesehatan, merumuskan dan
melakukan advokasi program dan kebijakan kesehatan dalam rangka
pengembangan dan pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Nilai-nilai dasar yang digali dari budaya organisasi Rumah Sakit Umum Sebening Kasih
adalah:
1. Kebersamaan
2. Keadilan
3. Kejujuran
4. Integritas
5. Tanggung Jawab
6. Rajin
7. Melayani
8. Fokus pada mutu & Keselamatan Pasien.
2.2. Dasar Hukum
3.1. Pengertian
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan tatanan yang
menghimpun berbagai upaya perencanaan. Pendidikan dan pelatihan serta
pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai
derajat kesehatan masyarakat setingi-tinginya. Tenaga kesehatan adalah semua orang
yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, berpendidikan formal
keseehatan atau tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.
Perencanaan SDM Kesehatan adalah proses estimasi terhadap jumlah SDM
berdasarkan pengetahuan, keterampilan, perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan
upaya kesehatan. Perencanaan dilakukan menyesuaikan dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan baik lokal, nasional, maupun global dan memantapkan
keterkaitan dengan unsur lain dengan maksud untuk menjalankan tugas dan fungsi
pokoknya.
yang berbentuk uang maupun barang baik lansung maupun tidak langsung, yang
diterima oleh karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikannya pada perusahaan.
yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Jadi melalui
Jadi kompensasi adalah semua bentuk imbalan yang diberikan kepada karyawan
sebagai imbal balik dari pekerjaan mereka. Kompensasi sering juga disebut penghargaan
dan dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada
karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi.
A. Tujuan Kompensasi
Menurut Sedarmayanti (2001: 24-25) tujuan kompensasi adalah:
Menghargai prestasi kerja
Menjamin keadilan
Mempertahankan pegawai
Pengendalian biaya
Memenuhi peraturan
Sedangkan tujuan dari pemberian kompensasi menurut Notoatmodjo (1992: 143),
adalah sebagai berikut:
Menghargai prestasi kerja
Menjamin keadilan
Mempertahankan karyawan
Memperoleh karyawan yang bermutu
B. Pembagian Kompensasi
Menurut Rivai (2004:97), kompensasi bisa dibagi dua, yaitu:
Kompensasi finansial langsung dan tak langsung (benefit). Contoh dari
kompensasi langsung adalah: upah, gaji, dan bonus. Dan kompensasi
finansial tak langsung yang berupa asuransi dan jasa perawatan anak
Kompensasi non finansial berupa pujian, penghargaan, dan pengakuan
Financial compensation (kompensasi finansial)
Kompensasi finansial artinya kompensasi yang diwujudkan dengan sejumlah uang
kartal kepada karyawan yang bersangkutan. Kompensasi finansial implementasinya
dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
Direct Financial compensation (kompensasi finansial langsung). Kompensasi
finansial langsung adalah pembayaran berbentuk uang yang karyawan terima
secara langsung dalam bentuk gaji/upah, tunjangan ekonomi, bonus dan komisi.
Atau kompensasi finansial langsung adalah pembayaran berbentuk uang yang
karyawan terima secara langsung dalam bentuk gaji/upah, tunjangan ekonomi,
bonus dan komisi. Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada
karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti, sedangkan upah adalah
balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja dengan berpedoman pada perjanjian
yang disepakati pembayarannya.
Indirect Financial compensation (kompensasi finansial tak langsung) .
Kompensasi finansial tidak langsung adalah termasuk semua penghargaan
keuangan yang tidak termasuk kompensasi langsung. Wujud dari kompensasi tak
langsung meliputi program asuransi tenaga kerja (jamsostek), pertolongan sosial,
pembayaran biaya sakit (berobat), cuti dan lain-lain atau kompensasi tidak
langsung (fringe benefit). Fringe benefit merupakan kompensasi tambahan yang
diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan
dalam usaha meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Contohnya asuransi
kesehatan, asuransi jiwa, dan bantuan perumahan. Penghargaan itu diberikan
untuk berbagai macam tujuan
Kompensi Finansial :
a. Gaji adalah imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur,
seperti tahunan, caturwulan, bulanan atau mingguan. Harder (1992) mengemukakan
bahwa gaji merupakan jenis penghargaan yang paling penting dalam organisasi.
b. Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada para pekerja
berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan
yang diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah
dapat berubah-ubah. Pada dasarnya, gaji atau upah diberikan untuk menarik calon
pegawai agar mau masuk menjadi karyawan.
c. Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena
kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Dengan meng-asumsikan bahwa uang
dapat digunakan untuk mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka mereka
yang produktif lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil kerja. Untuk itu
diperlukan kemam-puan untuk menentukan standar yang tepat. Tidak terlalu mudah
untuk dicapai dan juga tidak terlalu sulit. Standar yang terlalu mudah tentunya tidak
menguntungkan bagi perusahaan. Sedangkan yang terlalu sulit menyebabkan
karyawan frustrasi.
Non-financial compensation (kompensasi non finansial)
Kompensasi non-finansial adalah balas jasa yang diberikan perusahaan kepada
karyawan bukan berbentuk uang, tapi berwujud fasilitas. Kompensasi jenis ini dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu:
Non-financial the job (kompensasi berkaitan dengan pekerjaan) : kompensasi
non-finansial mengenai pekerjaan ini dapat berupa pekerjaan yang menarik,
kesempatan untuk berkembang, pelatihan, wewenang dan tanggung jawab,
penghargaan atas kinerja. Kompensasi bentuk ini merupakan perwujudan dari
pemenuhan kebutuhan harga diri (self-esteem) dan aktualisasi (self-
actualization).
Non-financial job environment (kompensasi berkaitan dengan lingkungan
pekerjaan)
Tujuh kriteria untuk efektivitas kebijakan kompensasi non finansial menurut Patton
(1977: 122) adalah sebagai berikut:
a. Cukup memadai. Memenuhi persyaratan minimal (pemerintah, serikat pekerja,
manajerial)
b. Pantas, patut, wajar, adil. Setiap orang sebaiknya diberi imbalan sesuai dengan
usha dan kemampuannya
c. Seimbang, cocok
d. Cost Effective. Sebaiknya tidak berlebihan, dipertimbangkan sesuai kemampuan
organisasi
e. Secure atau aman. Sebaiknya dapat memberikan rasa aman kepada karyawan
f. Incentive Providing. Sebaiknya dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih
efektif dan produktif
g. Dapat diterima oleh karyawan
3.11. Cuti
Setelah diangkat menjadi pegawai Rumah Sakit XXXXX , ada 3 (tiga) kategori
cuti yang diberikan oleh managemen yaitu :
a. Cuti Tahunan
Setiap staf yang telah bekerja selama 12 (dua delas) bulan terus menerus
berhak atas istirahat tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan mendapat
upah. Bagi staf yang akan menggunakan istirahat tahunannya, harus
mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada Pimpinan melalui Kepala
Bagian seminggu sebelumnya sehingga operasional berjalan lancar.
BAB IV
TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS STAF
Pola ketenagaan adalah sebagai acuan untuk menyusun suatu unit kerja baik
jumlah tenaga dalam unit tertentu, jadwal dinas tiap tiap bagian, kualifikasi/kecakapan
tenaga kerja maupun pendidikan tenaga kerja. Dalam pengaturan jadwal dinas perlu
diperhatikan antara jumlah tenaga dengan beban kerja sehingga operasional tetap dapat
berjalan lancar dan tidak menimbulkan overload bagi pekerja tersebut. Jumlah pegawai
di setiap bagian dipengaruhi oleh : jumlah shift, jenis pekerjaan, beban kerja, jumlah
pegawai yang libur maupun cuti. Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di RS.
XXXXX berdasarkan standar Depkes RI tahun 2005. Adapun jumlah pegawai di tiap-
tiap bagian adalah sebagai berikut :
4.1.1. Tugas pokok dari Kepala Bagian Keperawatan adalah sebagai berikut :
Menyusun misi, falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan mengacu
pada visi dan misi rumah sakit
Menyusun rencana kegiatan tahunan
Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan keperawatan,
Standar Asuhan Keperawatan, Standar Ketenagaan dan fasilitas
Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan
Menyusun program pengendalian mutu pelayanan keperawatan
Menyusun uraian tugas tenaga keperawatan
Menyusun dan melaksanakan program orientasi bagi perawat baru
bekerjasama dengan bagian Diklat
Menyusun program mutasi, pengangkatan, pemberhentian, penerimaan
dan pembinaan tenaga keperawatan yang diketahui oleh Direktur
Menyusun model penugasan keperawatan
Menyusun dan melaksanakan program pengembangan staf
Menyusun dan melaksanakan penilaian kinerja tenaga
keperawatan/kebidanan
Menyusun dan menetapkan sistim penjadwalan
Menyusun dan menganalisa kebutuhan logistik keperawatan/kebidanan
Merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan, mengawasi pelaksanaan
asuhan keperawatan, mutu keperawatan dan etika keperawatan
Melaksanakan pembinaan etika profesi perawat dan bidan
Melaksanakan supervisi dan pembinaan secara berkala atau sewaktu-
waktu ke ruangan agar tujuan asuhan keperawatan yang ingin dicapai
tetap terjamin
Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan
rencana tindak lanjut
Mengadakan rapat dengan Kepala Seksi satu kali setiap bulan atau
sewaktu- waktu bila diperlukan
Melaksanakan koordinasi dengan unsur terkait dalam manajemen tenaga
keperawatan
Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan
pasien/keluarga dan tim kesehatan lain, antara lain Kepala Seksi
mengingatkan kembali pasien/keluarga tentang perawat/tim yang
bertanggung jawab terhadap mereka di ruang yang bersangkutan
perlu diselesaikan
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium
pengobatan dan tindakan
Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada
pasien/keluarga yang dilakukan oleh PP
Melakukan inventarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya
Membantu tim lain yang membutuhkan
Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga pasien yang menjadi
tanggungjawabnya dan berkoordinasi dengan PP
Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
Memelihara kebersihan ruangan perawatan intensif
Mengikuti pertemuan yang diadakan di ruangan perawatan intensif
c. Tugas Pokok Perawat Pelaksana/Perawat Associate/PA
Membaca Renpra yang telah ditetapkan PP
Melaksanakan Asuhan Keperawatan sesuai dengan Protap/SOP
Membina hubungan terapeutik dengan pasien/keluarga, sebagai lanjutan
kotrak yang sudah dilakukan PP
Menerima pasien baru (kontrak) dan memberikan informasi berdasarkan
format orientasi pasien/keluarga jika PP tidak ada di tempat
Melakukan tindakan keperawatan pada pasiennya berdasarkan Renpra
Melakukan evaluasi dan mengidentifikasi masalah mutu Asuhan
Keperawatan terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format yang tersedia
Mengikuti visite Dokter dan pelayanan tindakan medis
Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
Membuat pelaporan pergantian dinas dan selesai di paraf
Mengomunikasikan kepada PP/ PJ dinas bila menemukan masalah yang
perlu diselesaikan
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium
pengobatan dan tindakan
Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada pasien /
keluarga yang dilakukan oleh PP
Melakukan inventarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya
Membantu tim lain yang membutuhkan
Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga pasien yang menjadi
tanggungjawabnya dan berkoordinasi dengan PP
Memelihara kebersihan pasien, ruangan dan lingkungan di ruang
perawatan intensif
Ruang OK
a. Tugas pokok Kepala Seksi/Kepala Ruangan
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan menyusun kebutuhan
tenaga, fasilitas dan peralatan dan menyusun Protap/SOP pelayanan
keperawatan di Kamar Bedah
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan memantau dan
mengevaluasi penampilan kerja, mutu pelayanan dan kinerja semua
tenaga yang ada di ruangan perawatan Kamar Bedah
Membuat usulan kebutuhan tenaga keperawatan, berdasarkan bobot
diajukan ke personalia agar pelayanan keperawatan Kamar Bedah
berjalan lancar.
Membuat usulan kebutuhan obat – obatan / alat kesehatan untuk
kebutuhan Kamar Bedah sehari – hari
Menilai ketertiban, keamanan, dan kebersihan lingkungan di Kamar
Bedah.
Mengorientasikan Pegawai baru dan Mahasiswa keperawatan/kebidanan
Saat Pembedahan
o Menggunakan gaun operasi dan sarung tangan dengan tehnik steril
o Memeriksa dan menghitung alat instrumen yang digunakan yang
tersedia di meja instrumen
o Memberitahu tim bedah yang lain serta perawat sirkular hasil
perhitungan alat instrumen, kain kasa, dll
o Menentukan daerah yang akan dilakukan pembedahan dengan
sebelumnya menanyakan pada ahli bedah
o Mendesinfeksi daerah yang akan dilakukan insisi dengan
menggunakan lanitar desinfektan, misal : bethadin solution atau
alkohol
o Membantu asisten bedah untuk menutup daerah yang non steril pada
daerah sekitar insisi pembedahan dengan menggunakan doek steril
o Menyiapkan alat – alat pembedahan yang akan digunakan sesuai
dengan tindakan pembedahan misalnya : selang suction, diatermi
o Mengingatkan dan bekerja sama dengan ahli bedah bila terjadi
penyimpangan tehnik steril dalam pembedahan
o Membantu ahli bedah dalam melaksanakan pembedah dan memberi
instrumen yang dibutuhkan oleh ahli bedah untuk memberi
kenyamanan bekerja pada tim bedah
o Menjaga agar alat instrument tetap steril dengan membersihkan
instrument dari darah dalam pembedahan agar alat tetap siap pakai
o Memberitahu pada ahli bedah / ahli anastesi bila terjadi kehilangan
cairan tubuh yang berlebihan
o Menghitung kain kasa, jarum dan instrumen sebelum luka ditutup
lapis demi lapis
o Memberitahu hasil perhitungan jumlah alat, kain kasa dan jarum pada
ahli bedah dan Perawat sirkular
o Menyiapkan cairan untuk mencuci luka
o Membersihkan kulit sekitar luka setelah luka dijahit dan menutup
dengan kaca yang diberi larutan bethadin
o Menutup luka dengan kasa steril
o Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium/patologi
Setelah pembedahan
o Menfiksasi drain dan kateter
o Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah
yang dipasang electroda/kontak badan
o Menggantikan alat tenun, baju pasien dan penutup serta memindahkan
pasien dari meja operasi ke kereta dorong/brancard
o Memeriksa dan menghitung semua instrumen yang digunakan
sebelum dikeluarkan dari kamar operasi
o Menyerahkan alat instrumen yang digunakan kepada petugas CSSD
o Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahan dalam
keadaan lengkap
o Membersihkan kamar operasi setelah tindakan pembedahan selesai
agar siap pakai
Saat Pembedahan
o Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan
o Membuat set steril dengan memperhatikan tehnk aseptik
o Mengigatkan tim bedah jika mengetahui adanya penyimpangan
penerapan tehnik aseptik
o Menyikatkan tali jas steril tim bedah
o Membantu, mengukur dan mencatat kehilangan darah dan cairan
dengan cara mengetahui jumlah produksi urin, jumlah perdarahan,
jumlah cairan yang hilang
o Melaporkan hasil pemantauan dan pencetakan kepada ahli anastesi
o Menghubungi petugas penunjang medis (petugas radiologi, petugas
laboratorium)
o Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan
o Menghitung dan mencatat pemakaian kain kasa, bekerja sama dengan
e. Perawat Anastesi
Sebelum Pembedahan
o Melakukan kunjungan pra anastesi untuk menilai status fisik pasien
sebatas wewenang dan tanggung jawabnya
o Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi
o Menyiapkan alat dan mesin anastesi dan kelengkapan formulir
anastesi
o Menilai kembali fungsi dan keadaan mesin anastesi dan alat
monitoring
o Menyiapkan kelengkapan meja operasi antara lain : penyikat meja
operasi, standart tangan, kunci meja operasi, boog kepala, standart
infus
o Mengatur posisi meja operasi sesuai tindakan operasi
o Memasang infus/transfusi darah bila diperlukan
o Memberikan premedikasi sesuai program Dokter anastesi
o Memonitoring tanda vital dan menilai kembali kondisi fisik pasien
o Memindahkan pasien ke meja operasi dan memasang sabuk
penyaman
o Menyiapkan obat–obatan anastesi dan membantu Dokter dalam
proses pembiusan
Saat Pembedahan
o Membebaskan jalan nafas, dengan cara mempertahankan posisi
kepala tetap extensi, mengisap lendir, mempertahanakan endotracheal
o Memenuhi keseimbangan O2 dan CO2 dengan cara memantau
flowmeter pada mesin anastesi
o Mempertahankan keseimbangan cairan dengan cara mengukur dan
memantau cairan tubuh yang hilang selama pembedahan
o Memonitoring tanda–tanda vital
o Memberi obat–obatan sesuai program pengobatan
o Melaporkan hasil pemantauan kepada dokter anastesi/bedah
o Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh
o Menilai hilangnya efek obat anastesi pada pasien
o Melakukan resusitasi pada kasus henti jantung
Sesudah Pembedahan
o Mempertahankan jalan nafas pasien
o Memantau tanda – tanda vital untuk mengetahui sirkulasi, pernafasan,
dan keseimbangan cairan
o Memantau tingkat kesadaran dan reflek pasien
o Memantau dan mencatat tentang perkembangan pasien perioperatif
o Menilai respon pasien terhadap efek obat anastesi
o Memindahkan pasien ke RR (Recovery Room) atau ruang rawat, bila
kondisi stabil atas izin dokter anastesi
o Melengkapi catatan perkembangan pasien sebelum, selama, dan
sesudah pembiusan
o Merapikan dan mengembalikan alat–alat anastesi ke tempat semula
agar siap pakai
Ruang VK
a. Tugas pokok Kepala Seksi/Kepala Ruangan
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan menyusun kebutuhan
tenaga, fasilitas dan peralatan dan menyusun SPO pelayanan
keperawatan/kebidanan
Mengatur pembagian tugas jaga perawat/bidan (jadwal dinas)
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan memantau dan
mengevaluasi penampilan kerja, mutu pelayanan dan kinerja semua
tenaga yang ada di Ruang kebidanan
Melaksanakan pembinaan terhadap Bidan dalam pelaksanaan Asuhan
Ruang Haemodialisa/HD
a. Tugas pokok Kepala Seksi/Kepala Ruangan Dialysis
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan menyusun kebutuhan
tenaga, fasilitas dan peralatan dan menyusun SPO pelayanan keperawatan
Mengatur pembagian tugas jaga perawat (jadwal dinas) di ruang
perawatan haemodialisa
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan memantau dan
mengevaluasi penampilan kerja, mutu pelayanan dan kinerja semua
tenaga yang ada di ruangan perawatan haemodialisa
Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas, pemeliharaan
logistik yang dibutuhkan di ruangan perawatan haemodialisa
Mengatur operasional ruang dialysis agar efektif dan efesien
Menyediakan dan mengawasi pemakaian obat-obatan dialysis
Melakukan pertemuan rutin dengan semua Perawat setiap bulan untuk
membahas semua kebutuhan di ruangan Haemodialisa
Mengorientasikan Pegawai baru dan Mahasiswa keperawatan/kebidanan
yang akan praktek di ruangan Rumah Sakit XXXXX dengan
menggunakan format orientasi
Mengatur dan mengendalikan kebersihan, hygiene ruangan yang baik
(untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial) dan ketertiban ruangan
perawatan haemodialisa
Memeriksa kualitas air hasil pemurnian (RO) secara berkala :
o Setiap hari sebelum memulai dialysis : RO Back Wash (kadar
klorin setelah filter karbon, kadar kalsium dan magnesium setelah
filter softener)
o Setiap bulan : air dialisat (Na, K, Ca, Mg, bakteri dan endotoksin)
o Setiap 6 bulan : Air RO (standar perawatan AAMI) dan air RO
terhadap bakteri dan endotoksin
Mengatur jadwal perawatan ruang dialysis, meliputi :
o Setiap hari selesai tindakan dialysis : ECG Monitor,
spynomanometer, timbangan Berat Badan (kalibrasi)
o Setiap bulan : sterilisasi ruangan dialysis, AC, exhaust fan, TV,
lampu tindakan, kulkas dan obat
o Setiap 3 bulan : membersihkan alat-alat penunjang ruang dialysis
(pencucian gorden, kebersihan dinding )
o Kalibrasi mesin HD (1500 jam pemakaian)
Membuat perencanaan dan evaluasi kegiatan dialysis :
o Membuat kebutuhan ruang dialysis dan penunjang dialysis setiap
tahun
o Melaporkan kondisi alat dan penunjang dialysis
Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan
pasien/keluarga dan tim kesehatan lain
Ruang Cath-Lab
a. Tugas Pokok Kepala Seksi
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan menyusun kebutuhan
tenaga, fasilitas dan peralatan dan menyusun SPO pelayanan keperawatan
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan memantau dan
mengevaluasi penampilan kerja, mutu pelayanan dan kinerja semua
tenaga yang ada di ruang Cath-Lab
Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas, pemeliharaan
logistik yang dibutuhkan di ruang Cath-Lab
Melakukan pertemuan rutin dengan semua Perawat setiap bulan untuk
membahas semua kebutuhan di ruang Cath-Lab
Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan
pasien/keluarga dan tim kesehatan lain
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan di ruang Cath-Lab
b. Tugas Pokok Asisten/Perawat Penanggung Jawab
Melaksanakan tugas Kepala Seksi/Kepala Ruangan saat berhalangan
hadir
Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standar
Renpra sesuai dengan hasil pengkajian
Mendampingi dokter saat visit dan mencatat program pengobatan Dokter
Mengatur penempatan ruang rawat inap/kamar pasien menurut tingkat
kegawatan, infeksi non infeksi untuk mempermudah pelaksanaan asuhan
keperawatan
Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas, pemeliharaan
logistik yang dibutuhkan di ruang Cath-Lab
Mengatur pemeliharaan inventaris ruangan Cath-Lab
Memonitoring dan mengorganisir kegiatan yang dilaksanakan di ruang
Cath-Lab
Merencanakan dan membuat daftar dinas (shift scedule) perawat
pelaksana
Melakukan kontrak dengan pasien/keluarga pada awal masuk ruangan
sehingga tercipta hubungan terapeutik
Memelihara kebersihan ruangan Cath-Lab
Mengorientasikan pegawai baru dan Mahasiswa keperawatan/kebidanan
yang akan praktek di ruang Cath-Lab dengan menggunakan format
orientasi
ESWL
Melakukan kontrak dengan pasien/keluarga pada awal masuk ruangan
sehingga tercipta hubungan terapeutik
Memelihara kebersihan ruangan ESWL
Mengorientasikan Pegawai baru dan Mahasiswa keperawatan/kebidanan
yang akan praktek di ruangan ESWL dengan menggunakan format
orientasi
Pelayanan Keperawatan Khusus & Gawat Darurat
Ruang IGD
Kamar Bedah (OK)
Tim Bedah terdiri dari :
a. Ahli bedah
b. Asisten ahli bedah
c. Perawat instrumen (scrub nurse)
Memiliki sertifikat khusus tehnik kamar operasi
Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi minimal 2 tahun
sebagai circulating nurse
Mempunyai bakat dan minat
Berdedikasi tinggi
Berkepribadian mantap/emosional stabil
Dapat bekerjasama dengan anggota tim
Cepat tanggap
e. Ahli/Perawat anastesi
Minimal berijazah D-III Keperawatan Anastesi
Mempunyai bakat dan minat
Berdedikasi tinggi
Berkepribadian mantap/emosional stabil
Dapat bekerjasama dengan anggota tim
Cepat tanggap
Ruang Haemodialisa/HD
a. Kepala Seksi
Berpendidikan S-1 Keperawatan dengan pengalaman 2-3 tahun
Minimal berpendidikan D-III Keperawatan dengan pengalaman 4-5
tahun
Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi dan memimpin
Terampil dalam praktik keperawatan di ruang Haemodialisa
Mempunyai pengalaman minimal 2 tahun di ruang Haemodialisa
Mempunyai sertifikat pelatihan peralatan Haemodialisa
Mempunyai bakat dan minat
Berdedikasi tinggi
Berkepribadian mantap/emosional stabil
Dapat bekerjasama dengan anggota tim
Cepat tanggap
Ruang Kebidanan/VK
Tenaga Keperawatan di ruang VK terdiri dari :
a. Kepala Seksi
Minimal berpendidikan D-III Kebidanan dengan pengalaman 4-5
tahun
Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi dan memimpin
Terampil dalam praktik keperawatan/kebidanan
b. Bidan Penanggung Jawab
Minimal berpendidikan D-III Kebidanan dengan pengalaman 1-2
tahun
Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi dan memimpin terampil
dalam praktik kebidanan
Ruang Cath-Lab
Tenaga Keperawatan di ruang Cath-Lab terdiri dari :
a. Asisten Dokter/Perawat Penanggung Jawab
Berpendidikan S-1 Keperawatan dengan pengalaman 1-2 tahun
Minimal berpendidikan D-III Keperawatan dengan pengalaman 3-4
tahun
Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi dan memimpin
Terampil dalam praktik keperawatan di ruang Cath-Lab
Mempunyai sertifikat pelatihan jantung
Mempunyai bakat dan minat
Berdedikasi tinggi
Berkepribadian mantap/emosional stabil
Dapat bekerjasama dengan anggota tim
Cepat tanggap
Ruang ESWL
a. Asisten Dokter/Perawat Penanggung Jawab
Berpendidikan S-1 Keperawatan dengan pengalaman 1-2 tahun
Minimal berpendidikan D-III Keperawatan dengan pengalaman 3-4
tahun
Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi dan memimpin
Terampil dalam praktik keperawatan di ruang ESWL
Mempunyai sertifikat pelatihan
Mempunyai bakat dan minat
Berdedikasi tinggi dan cepat tanggap
Berkepribadian mantap/emosional stabil
Dapat bekerjasama dengan anggota tim
Ruang CSSD
a. Perawat CSSD
Minimal berpendidikan D-III Keperawatan dengan pengalaman 0-1
tahun
Mempunyai pengalaman di CSSD/kamar operasi
Jujur dan dapat dipercaya
Dapat bekerja dengan cepat
Mempunyai keterampilan yang baik
Pelayanan Rawat Inap
Ruang Rawat Inap (Lantai ID, IIIA, IIIB, IIIC, IVA, IVC, VA, VC, VIA)
Tenaga Keperawatan di ruang Rawat Inap terdiri dari :
a. Kepala Seksi
Berpendidikan S-1 Keperawatan dengan pengalaman 2-3 tahun
Berpendidikan D-III Keperawatan dengan pengalaman 4-5 tahun
Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi dan memimpin
Terampil dalam praktik keperawatan
b. Kamar Operasi/OK
Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi (OK) :
Jumlah dan jenis operasi
Jumlah Kamar Operasi
Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam/hari) pada hari kerja
Tugas perawat di kamar operasi; instrumentator; perawat sirkulasi (2 orang
tim)
Ketergantungan pasien :
Operasi Besar : 5 jam/1 operasi
Operasi Sedang : 2 jam/1 operasi
Operasi Kecil : 1 jam/1 operasi
c. Ruang Kebidanan/VK
Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s/d IV
= 4 jam/ pasien
Jam efektif kerja bidan 7 jam/hari
Rata-rata jumlah pasien setiaphari = 4 pasien
Jumlah bidan yang diperlukan
d. Ruang ICU/ICCU/HDU
Rata-rata jumlah pasien/ hari = 8 orang
Jumlah jam perawatan/ hari = 12 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di Ruang ICU/ICCU :
8 x 12 = 13,7 = 14 orang + Loss day 78 x 14
7 286
= 14 orang + 4 orang = 18 orang
Asuhan keperawatan sedang, kriteria :
Kebersihan diri dibantu. Makan dan minum dibantu
Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
Perawatan maksimal, kriteria :
Segala aktifitas dilakukan oleh perawat
Posisi diatur.
Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
Makan memerlukan NGT, terapi intra vena
Penggunaan suction
Gelisah
Disorientasi
Jumlah jam perawatan/hari :
Pasien dengan asuhan keperawatan minimal : 2 jam/hari
Pasien dengan asuhan keperawatan sedang : 3,08 jam/hari
Pasien dengan asuhan keperawatan maksimal : 4,15 jam/ hari
a. Nurse Station ID
Pasien dengan Askep Minimal : 40% x 28 = 11,2 x 2 = 23,4
Pasien dengan Askep Sedang : 50% x 28 = 14 x 3,08 = 44
Pasien dengan Askep Maksimal : 10% x 28 = 2,8 x 4,15 = 12
76,4
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari = 76,4 = 11 orang
Jam efektif perawat 7
Loss day 78 x 11 = 3 orang
287
Koreksi = 11 orang + 2 orang x 25 = 3 orang
100
Jadi Jumlah Perawat yang dibutuhkan adalah :
7 orang + 4 orang + 3 orang = 17 orang
d. Nurse Station IV A
Pasien dengan Askep Minimal : 40% x 28 = 1,2 x 2 = 23,4
Pasien dengan Askep Sedang : 50% x 28 = 14 x 3,08 = 44
Pasien dengan Askep Maksimal : 10% x 28 = 2,8 x 4,15 = 12,62
76,4
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari = 76,4 = 11 orang
Jam efektif perawat 7
Loss day 78 x 11 = 3 orang
287
Koreksi = 11 orang + 3 orang x 25 = 3 orang
100
Jadi Jumlah Perawat yang dibutuhkan adalah :
11 orang + 3 orang + 3 orang = 17 orang
e. Nurse Station IV C
Pasien dengan Askep Minimal : 40% x 24 = 9,6 x 2 = 19,2
Pasien dengan Askep Sedang : 50% x 24 = 12 x 3,08 = 36,9
Pasien dengan Askep Maksimal : 10% x 24 = 2,4 x 4,15 = 9,9
66
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari = 66 = 9,4 = 9 orang
Jam efektif perawat 7
Loss day 78 x 9 = 2,6 = 3 orang
287
Koreksi = 9 orang + 3 orang x 25 = 2,7 = 3 orang
100
Jadi Jumlah Perawat yang dibutuhkan adalah :
9 orang + 3 orang + 3 orang = 15 orang
f. Nurse Station V A
Pasien dengan Askep Minimal : 40% x 12 = 4,8 x 2 = 9,6
Pasien dengan Askep Sedang : 50% x 12 = 6,0 x 3,08 = 18,48
Pasien dengan Askep Maksimal : 10% x 12 = 1,2 x 4,15 = 4,98
33,06
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari = 33,06 = 5,7 = 6 orang
Jam efektif perawat 7
Loss day 78 x 6 = 2,6 = 3 orang
287
Koreksi = 6 orang + 3 orang x 25 = 3 orang
100
Jadi Jumlah Perawat yang dibutuhkan adalah :
6 orang + 3 orang + 3 orang = 12 orang
f. Nurse Station V C
Pasien dengan Askep Minimal : 40% x 12 = 4,8 x 2 = 9,6
Pasien dengan Askep Sedang : 50% x 12 = 6,0 x 3,08 = 18,48
Pasien dengan Askep Maksimal : 10% x 12 = 1,2 x 4,15 = 4,98
33,06
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari = 33,06 = 5,7 = 6 orang
Jam efektif perawat 7
Loss day 78 x 6 = 2,6 = 3 orang
287
Koreksi = 6 orang + 3 orang x 25 = 3 orang
100
Jadi Jumlah Perawat yang dibutuhkan adalah :
6 orang + 3 orang + 3 orang = 12 orang
Jenis Jumlah
No Kualifikasi
Tenaga Tenaga
1 Ka. Bagian Radiologi Spesialis Radiologi 1
2 Dokter Radiologi Spesialis Radiologi 2
Jumlah Dokter Spesialis Radiologi 3 Orang
Penanggung Jawab Proteksi D-III Teknik Radiologi
3 1
Radiasi Diklat PPR
4 Ka. Ruangan Radiologi D-III Teknik Radiologi 1
Penanggung Jawab Ruang CT
5 D-III Teknik Radiologi 2
Scan
6 Penanggung Jawab Ruang USG D-III Teknik Radiologi 1
7 Penanggung Jawab X - Ray D-III Teknik Radiologi 5
Jumlah Tenaga Radiologi 10 Orang
8 Petugas Administrasi D-III Administrasi 2 Orang
9 Perawat Radiologi D-III Keperawatan 1 Orang
5.4.7. Security
Untuk pengamanan dan penjagaan aset rumah sakit yang terdiri dari 6 lantai maka
diperlukan tenaga security sebagai berikut :
Jumlah Tenaga
No Jabatan Fungsi
Pagi Sore Mlm
b. Koding/Index
Jenis Kegiatan Waktu yang Dibutuhkan
Memberi kode diagnosa pada berkas 3 Menit
Rekam Medis
Menginput BRM ke komputer 3 Menit
Jumlah 6 Menit
Jlh orang yang diperlukan untuk koding/index = Jlh jam yang diperlukan
Jumlah jam pada shift
= 3 jam = 0,42 ≈ 1 orang
7 jam
c. Penyimpanan (Filling)
Jenis Kegiatan Waktu yang
dibutuhkan
Memberi kode warna tahun dan memberi nama pada 1 Menit
amplop BRM
Menyimpan BRM ke rak penyimpanan 3 Menit
Mengambil BRM pasien lama 2 Menit
Ekspedisi BRM ke buku peminjaman 2 Menit
Jumlah 8 Menit
Jlh orang yang diperlukan untuk Filling = Jlh jam yang diperlukan
Jlh jam per shift
= 4 jam = 0,57 ≈ 1 orang
7 jam
Jlh orang yang diperlukan untuk bagian pengolahan & pelaporan adalah
= Jlh jam yang diperlukan
Jlh jam pada Shift
= 2,5 jam = 0,35 ≈ 1 orang
7 jam
Jlh orang yang diperlukan untuk urusan lain = Jlh jam yang diperlukan
Jlh jam pada shift
= 1,75 Jam = 0,25 ≈ 1 orang
7 Jam
BAB VI
PENUTUP
ini dibuat, dalam upaya menghadapi persaingan yang semakin hebat pada periode 5
menghadapi persaingan baik lokal maupun global. Penyusunan didasarkan pada situasi
yang berkembang saat ini, data-data dari unit kerja yang terkait dengan
Pedoman Kualifikasi dan Pendidikan Staf ini dibatasi dalam kurun waktu lima
fungsi rumah sakit sebagai wahana pemeliharaan kesehatan. Kemajuan dalam bidang
Pedoman Kualifikasi dan Pendidikan Staf ini terbuka untuk perbaikan dan
Pendidikan Staf Rumah Sakit XXXXX ini berlaku efektif mulai tahun 2014 dan akan