net/publication/326587213
CITATIONS READS
0 255
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Ahmad Sudi Pratikno on 25 July 2018.
Kita tidak sadar bahwa perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Sains)
terjadi dengan cepat. Perkembangan IPTEKS tidak hanya terjadi di dunia industri, ekonomi,
politik, lingkungan, akan tetapi juga telah merambah ke dunia pendidikan. Perkembangan
IPTEKS yang diiringi dengan rasa tanggung jawab yang tinggi akan membawa kemanfaatan
bagi semua orang yang menggunakan teknologi tersebut. Dampak negatif pun dapat dikurangi
dengan adanya sikap kehati-hatian dan rasa tanggung jawab yang tinggi. IPTEKS telah
memberikan perubahan yang masif bagi sendi-sendi kehidupan manusia. Banyak manfaat
yang dapat diambil dari perkembangan IPTEKS, salah satunya yakni dalam dunia pendidikan.
Peran IPTEKS dalam dunia pendidikan diantaranya dapat memudahkan guru untuk
mengakses sumber belajar melalui internet. Meskipun begitu, hadirnya teknologi mutakhir
dalam dunia pendidikan dirasa masih sangat minim ditemukan terutama di Indonesia.
Apabila kita meninjau perkembangan AI dan pemanfaatannya di luar negeri, tentu kita
akan tercengang setelah melihatnya. Fasilitas dan sarana yang mencukupi menjadikan
beberapa negara eropa dan amerika telah memulai riset mengenai AI untuk diterapkan di
berbagai sektor mulai dari pendidikan, ekonomi, maupun bidang pertahanan negara. Negara
yang cukup sering melakukan riset tentang AI ini adalah Amerika Serikat dan China.
Beberapa prosiding menyajikan pemanfaatan AI di dunia pendidikan dengan melibatkan
berbagai jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pemanfaatan yang
terlihat antara lain seperti AI sebagai asisten digital dalam menampilkan tutorial
pembelajaran, sebagai sistem dalam mengevaluasi siswa, sebagai sistem dalam layanan
obrolan siswa, serta contoh-contoh lainnya.
Kajian Pustaka
Artificial Intelligence
Teknologi AI adalah salah satu bentuk kemajuan yang sangat pesat dari perkembangan
IPTEKS di dunia. Teknologi AI masih sangat luas cakupannya sehingga pemanfaatannya juga
Berbeda dari pendapat-pendapat sebelumnya, Russel dan Norvig (2010, p. 2), membagi
pengertian AI ke dalam empat kategori. Pertama, yakni thinking humanly, menyatakan bahwa
teknologi AI merefleksikan pemikiran manusia dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari seperti
memecahkan masalah, pengambilan keputusan, dan tindakan lain. Kedua, acting humanly
yang berarti bahwa AI adalah suatu mesin yang mampu menampilkan kegunaan dengan
melibatkan kemampuan intelijen pada saat ditampilkan oleh manusia, serta mampu berbuat
sesuatu saat ini yang memiliki kualitas lebih baik dari manusia. Ketiga, thinking rationally
yang berarti bahwa AI mampu mengkoordinasikan kemampuan-kemampuan mental melalui
komputasi model. Keempat, acting rationally menunjukkan bahwa AI dirancang untuk
menciptakan agen yang cerdas melalui penciptaan menggunakan sistem yang canggih.
Berdasarkan beberapa pendapat dari ahli-ahli tersebut, maka dapat ditarik sintesis bahwa
teknologi AI merupakan teknologi yang menciptakan sebuah sistem dan memungkinkan
komputer sebagai salah satu mediumnya dalam rangka melakukan proses interaksi dan
memudahkan manusia dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.
a). Filosofi
Beberapa pendapat berspekulasi bahwa mesin mampu bertindak dengan kehendaknya sendiri.
Hal inilah yang dikhawatirkan oleh berbagai pihak tentang perkembangan pesat terhadap
teknologi AI. Jangan sampai teknologi ini mengambil alih secara mutlak adanya manusia
sebagai makhluk sosial dan khalifah di muka bumi ini.
b). Matematika
Para filusuf dunia meyakini bahwa terdapat hal mendasar mengenai munculnya ide terhadap
AI, namun lompatan terhadap sains diperlukan perumusan matematis yang tinggi, meliputi
tiga hal fundamental, yakni: logika, komputasi, dan probabilitas. Artinya bahwa penemuan AI
ini tidaklah lepas dari perhitungan-perhitungan ilmu matematis untuk membuat AI menjadi
sebuah sistem yang bermanfaat bagi keperluan manusia. Pengembangan AI membutuhkan
alqoritman yang cukup rumit untuk dipelajari, sehingga ilmu matematika memberikan peran
praktis terhadap pengembangan tekbologi AI di masa mendatang.
Banyak orang berpikir bahwa ekonomi adalah selalu tentang uang, namun para ekonom
berpendapat bahwa mereka senantiasa mempelajari bagaimana orang-orang mengambil
keputusan yang mengarahkan mereka pada hasil yang lebih menjanjikan. Pernyataan tersebut
bermaksud memberikan penjelasan kepada semua orang bahwa untuk menghasilkan uang
atau outcome yang menjanjikan, maka diperlukan usaha dan analisis yang kuat.
Perkembangan ekonomi sedemikian rupa diprediksi akan memunculkan riset-riset lebih lanjut
mengenai pengembangan AI dalam menganalisis, memonitor, serta berperan dalam
pengambilan keputusan secara rasional.
d). Neurosains
Neurosains merupakan cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang sistem syaraf
manusia, baik syaraf di seluruh tubuh maupun syaraf yang ada pada otak manusia.
Pengembangan teknologi AI diprediksi akan mengadopsi perkembangan keilmuan tentang
neurosains yang nantinya akan meningkatkan kinerja dan kualitas dari AI dalam berbagai
bidang. Otak dan komputer digital adalah dua hal yang sangat berbeda, namun otak manusia
jauh lebih canggih dari komputer manapun di dunia ini. Pernyataan tersebut bisa saja
terbantahkan jika di masa mendatang dikembangkan teknologi AI yang mampu menyaingi
otak manusia bahkan mengungguli otak manusia. Pengembangan teknologi AI ini harus dikaji
secara ketat dan mendalam agar dampak negatif secara global dapat dicegah sejak dini.
e). Psikologi
Beberapa riset yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model komputer dapat digunakan
untuk menuntun memori psikologi, bahasa, dan kemampuan berpikir logika secara berturut-
turut. Pernyataan tersebut memberikan indikasi bahwa teori kognitif seharusnya seperti
sebuah program komputer yang di dalamnya mengandung berbagai mekanisme pemrosesan
informasi dan beberapa fungsi kongitif dilibatkan di dalam proses tersebut. Hal inilah juga
menjadi pertimbangan mendasar di dalam mengembangkan teknologi AI terutama dalam hal
pemroses informasi dalam sistem otak manusia.
Hal yang diperlukan agar penerapan AI berjalan sukses ada dua, yakni inteligensi dan benda.
Perkembangan komputer dari waktu ke waktu semakin canggih dengan indikasi
meningkatnya kapasitas memori, kecepatan, serta akurasi data yang dihasilkan. AI juga
dikendalikan oleh seberapa dalam dan canggih dari software yang ada pada sebuah komputer,
yang menyuplai sistem operasi, bahasa pemrograman, serta alat-alat yang dibutuhkan untuk
menciptakan suatu program. Semakin canggih komputer tersebut, maka program yang
dihasilkan akan semakin baik, sehingga tingkat kecerdasan dari AI akan meningkat.
Suatu teknologi harus dikontrol dan dapat diawasi dengan baik. Keamanan yang ditanamkan
pada teknologi tersebut juga harus aman sehingga tidak semua orang dapat mengakses dan
mengoperasikannya. Kalkulus dan matrik aljabar adalah dua alat dalam teori kontrol. Melalui
h). Linguistik
B. F. Skinner (1957) mempublikasikan tentang perilaku verbal. Secara sekilas teori tersebut
mempelajari tentang pola perilaku komunikasi setiap orang. Perkembangan ilmu linguistik
modern dan teknologi AI tumbuh secara hampir bersamaan yang kemudian melahirkan
sebuah teknologi hibrid dalam bidang linguistik yang diberi nama dengan computational
linguistics atau natural language processing.
Karakteristik siswa merupakan ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing siswa dalam
berperilaku sehari-hari maupun saat belajar di sekolah. Pentingnya mengetahui karakteristik
siswa bagi guru adalah sebagai pertimbangan untuk pemberian treatment yang sesuai dan
memperoleh hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran. Pemberian treatment tersebut
misalnya pertimbangan memilih strategi, metode, model, maupun media pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik siswa. Proses evaluasi yang diberikan juga disesuaikan dengan
perkembangan kognitif siswa dan materi ajar. Karakteristik yang dijadikan sebagai acuan
dalam pemetaan melalui platform offline adalah gaya belajar dan perilaku siswa. Gaya belajar
merupakan metode yang dimiliki individu untuk mendapatkan informasi serta berperan dalam
siklus belajar aktif (Bire, Geradus, & Bire, 2014, p. 171). Gaya belajar terdapat tiga macam
antara lain: auditori, visual, dan kinestetik. Auditori adalah siswa yang memiliki
kecenderungan dalam belajar menggunakan suara. Visual adalah siswa yang memiliki
kecenderungan dalam belajar dengan menggunakan gambar-gambar atau video, sedangkan
untuk kinestetik adalah siswa yang memiliki kecenderungan dalam belajar menggunakan
gerakan-gerakan.
Kompetensi siswa yang dimaksud disini yakni kemampuan siswa dalam menyerap dan
memahami materi yang diberikan oleh guru. Kompetensi yang dimaksud dapat berupa
kemampuan kogntiif siswa, kemampuan afektif siswa, dan kemampuan psikomotorik siswa.
Hal lain yang dapat ditampilkan adalah tentang prestasi siswa dan skor IQ, EQ, dan SQ pada
siswa. Kompetensi siswa penting untuk dimasukkan ke dalam teknologi AI ini karena berguna
untuk guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa, serta bagi orang tua dapat dijadikan
sebagai bahan refleksi maupun upaya orang tua untuk membuat anaknya pandai dalam
memahami ilmu pengetahuan.
Pemetaan ketiga komponen tersebut secara bersamaan akan memberikan gambaran baik
kepada orang tua, guru, kepala sekolah, maupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dalam menentukan langkah yang diambil selanjutnya dalam rangka perbaikan pendidikan di
Indonesia. Implementasi teknologi dalam bidang pendidikan akan memberikan kemudahan
dan keakuratan data sehingga penyelewengan dan penyalahgunaan data oleh oknum yang
tidak bertanggung jawab dapat dikurangi secara drastis. Fungsi singkronisasi dalam teknologi
AI berbasis platform offline ini adalah menyamakan dan mensinergikan data yang ada di
sekolah dengan data yang ada deserver pusat, sehingga data yang diperloeh tidak saling
tumpeng tindih ataupun terdapat data ganda.
Platform Offline
Platform offline merupakan sebuah “wadah” yang di dalamnya terdapat integrasi sistem
dengan berbagai menu pada sebuah komputer. Pada situs technopedia, platform berarti a
group of technologies that used as a base upon which other applications, processes or
technologies are developed. Platform merupakan sebuah kelompok teknologi yang digunakan
dalam bentuk aplikasi, pemrosesan, atau berupa teknologi yang sedang dikembangkan
(Technopedia, n.d.). Perbedaan platform offline dengan platform online terletak pada
penggunaan internet. Internet adalah sarana penghubung antara data di server dengan
perangkat yang ada di masyarakat. Pengembangan platform offline diambil dalam penelitian
ini dengan beberapa pertimbangan karena kondisi jaringan internet yang ada di Indonesia
masih belum merata, peralatan yang tersedia masih terbatas jumlahnya, serta operator yakni
guru masih belum mahir dalam mengoperasikannya. Keuntungan yang dapat diambil dengan
adanya teknologi AI berbasis platform offline diharapkan dapat diakses oleh semua lapisan
masyarakat dan pihak yang terkait tanpa adanya koneksi internet sama sekali. Penggunaan
internet hanya digunakan hanya pada saat proses sinkronisasi data dari bawah ke data server
di pusat. Platform offline ini dapat berjalan di sistem operasi iOS dan Android maupun
berbasis web dengan skema LAN. Contoh platform yang sering ditemui yakni Google Apps
dan Onedrive (Peacock & Grande, 2015, p. 1). Pada implementasi di sekolah, misalnya
televisi yang ada di ruang guru dapat dimanfaatkan untuk menampilkan pemetaan
karakteristik, kompetensi, dan perkembangan psikologi siswa yang ada di SD tersebut
menggunakan teknologi AI. Teknologi AI yang dapat diadopsi juga beragam, salah satunya
berupa sistem asisten digital.
Metode
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat di-ekspansi ke seluruh SD yang ada di
Indonesia. Melalui teknologi AI, berbagai langkah yang penting dapat dilakukan dengan dasar
pertimbangan yang matang dan diharapkan menghasilkan keputusan yang tepat. Misalnya
dalam perpindahan siswa antar sekolah, dapat didata secara online melalui data yang
diperoleh dari sekolah asal.
Teknologi AI membutuhkan sarana dan prasarana yang tepat. Hal ini juga menjadi
pertimbangan pemilihan sampel penelitian dilakukan pada sekolah dasar negeri di Kota
Bantul, Yogyakarta. Di sekolah-sekolah daerah kota dirasa sarana dan prasarana telah baik
dan mumpuni untuk diterapkan teknologi ini. Adapun skema jaringan yang akan diterapkan
dalam teknologi AI ini sebagai berikut:
Aplikasi
Input data
Database di Database di
server daerah server pusat
Data dari
siswa
Riwayat
Data lain
dari Guru
Platform Aplikasi
Aplikasi
berbasis
Offline berbasis iOS
Android
Berkaitan dengan hal tersebut, Perkembangan AI harus disikapi secara bijak oleh semua
orang. Emha Ainun Nadjib dalam sebuah acara di kampus Amikom, Yogyakarta menyatakan
bahwa perkembangan IT di masa mendatang akan menjadi puncak kebudayaan. Default
manusia sendiri adalah menjalani kebudayaan. Kebudayaan memiliki cakupan yang luas tidak
hanya berupa peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia, namun teknologi pun akan
menjadi sebuah kebudayaan bagi pemakainya (Ihsan, 2017: 6). Manusia dianugerahi akal oleh
Allah SWT. untuk proses berpikir. Implikasinya adalah manusia mampu mengubah bentuk
benda dari benda mentah ke benda jadi (barang jadi). Perkembangan teknologi saat ini tidak
terlepas dari perkembangan akal manusia untuk mengolah sesuatu yang mustahil menjadi
mungkin terjadi. Dahulu orang berbicara jarak jauh sangat mustahil dilakukan bahkan
termasuk hal yang diluar nalar, namun saat ini percakapan jarak jauh dapat berlangsung
dengan berbagai media yang salah satunya berupa telepon. Masa depan IT akan semakin luas
dan hebat.
Artificial intelligence adalah bentuk dari puncak IT yang dapat menyatukan, mengumpulkan,
dan merancang kecerdasan manusia dalam bentuk sistem. Sistem ini akan ditemukan polanya
dan kemudian diaplikasikan untuk melaksanakan pekerjaan. Berawal dari perkembangan AI
maka dapat diciptakan robot hingga hologram atau bardcode canggih. Sesuatu yang tidak
hanya dapat mempermudah pekerjaan manusia, akan tetapi mirip dan dapat bekerja layaknya
manusia normal lainnya.
Para ilmuwan di bidang IT sudah seharusnya mengetahui bagaimana cara mengatur agar
pemanfaatan IT tersebut berjalan maksimal dan meminimalisir dampak negatif. Pertama,
mereka harus benar-benar menguasai IT secara penuh untuk melahirkan teknologi canggih.
Kedua, proses mengoperasikan, manajemen, dan mendistribusikan hasil riset tersebut untuk
disebarluaskan di masyarakat. Hal ini berkaitan dengan langkah pengoperasian dari AI dan
kegiatan jual-beli dalam bidang ekonomi. Sebuah teknologi seharusnya memberikan benefit
bagi pembuatnya ataupun penemunya. Ketiga, seorang pakar IT maupun pengguna IT harus
punya integritas (akhlak dan aqidah) dalam memanfaatkannya. Akhlak dan akidah yang baik
akan membentengi seseorang dari pengaruh negatif penggunaan IT. Keempat, produk tersebut
haruslah diolah dengan secara disiplin dan dievaluasi setiap saat agar menghasilkan produk
yang memiliki kualitas baik.
Penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan dan digeneralisasikan tidak hanya pada jenjang
sekolah dasar, namun juga pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kendala, serta faktor-
faktor yang muncul selama penerapan teknologi ini dapat digunakan sebagai bahan relfeksi
untuk penerapan teknologi yang jauh lebih baik di masa mendatang.
Daftar Pustaka
Bire, A. L., Geradus, U., & Bire J. (2014). Pengaruh gaya belajar visual, auditorial, dan
kinestetik terhadap prestasi belajar siswa. Retrieved from:
Haugeland, J. (1997). Mind design II: Psilosophy, psychology, artificial intelligence. London:
MIT Press.
Luckin, R., Holmes, W., Grifths, M. & Forcier, L. B. (2016). Intelligence unleashed. An
argument for AI in education. London: Pearson.
Luger, G. F. (2009). Artificial intelligence: Structures and strategies for complex problem
solving. (6th ed.). Boston: Pearson.
Millington, I., & Funge, J. (2009). Artificial intelligence for games. (2nd ed.). Burlington, MA:
Elsevier.
Peacock, J. G., & Grande, J. P. (2015). An online app platform enhances collaborative
medical student group learning and classroom management. Medical Teacher, 0(0), 1–7.
https://doi.org/10.3109/0142159X.2015.1020290
Rusel, S. J. & Norvig, P. (2010). Artificial intelligence:A modern approach. (3rd ed.). New
Jersey: Pearson Education.