Anda di halaman 1dari 3

Penggabungan (coupling) vibrasi

Ikatan terisolasi C – H hanya mempunyai satu frekuensi rentangan, tetapi vibrasi dari ikatan – ikatan C –
H dalam gugus CH2 bergabung bersama – sama untuk menghasilkan dua vibrasi gabungan yaitu
frekukensi – frekuensi berbeda dari anti simetri, vanti dan simetri vsim. Penggabungan vibrasi
mungkinterjadi antara dua vibrasi pokok dengan overtone dari vibrasi lain. Penggabungan yang disebut
terakhir sering disebut Resonansi Fermi.

Anhidrida asam karboksilat. Ini merupakan dua serapan C = O str, v anti dan v sim (sekitar 1800 – 1900
cm-1) dengan pemisahan sekitar 65 cm-1. Penggabungan terjadi antara dua gugus karbonil yang terikat
secara tak langsung melalui – O – . Kelihatannya interaksi dipacu karena karakter ikatan rangkap dalam
ikatan – ikatan karbonil oksigen mengalami resonansi. Dalam hal ini pita frekuensi yang tinggi adalah C =
O simetris.

Amida. Amida menunjukkan dua pita rekaman serapan sekitar 1600 – 1700 cm-1 yang sesuai terutama
dengan C = O str dan NH def. Dua pita tersebut tidak murni dari C = O str dan NH def, dan biasanya
dinyattakan sebagai pita – pita amida I dan amida II. Amida I mungkin mempunyai karakter C = O str
sebesar 80%, tetapi amida II mengadakan interaksi penggabungan yang kuat antara NH def dan C – N str.

Dalam aldehida serapan C – H str biasanya muncul sebagai akibat doblet karena terjadinya interaksi
antara C – H str pokok dan C – H def overtone.

Ikatan hidrogen

Ikatan hidrogen terutama dalam senyawa – senyawa O – H dan N – H memberikan sejumlah pengaruh
dalam spektra inframerah. Karena kebanyakan pekerjaan rutin kimia organik tidak menggunakan pelarut
– pelarut yang relatif tidak mengadakan ikatan (CCl4, CS2, CHCl3) maka penggunaan pelarut – pelarut
yang lebih polar seperti aseton atau benzena akan mempengaruhi serapan – serapan O – H dan N – H.
Gugus – gugus karbonil atau cincin – cincin aromatik dalam molekul yang sama seperti halnya gugus O –
H atau N – H dapat mengalami pergeseran yang semacam oleh akibat intramolekul. Adanya ikatan
hidrogen didalam molekul menyebabkan bergesernya pita serapan kekanan (ke angka gelombang yang
lebih rendah).

Alkohol dan fenol. Spektrum inframerah alkohol (1 – butanol) pada konsentrasi yang rendah
menunjukkan sebuah pita yang tajam pada 3650 cm-1 disamping adanya pita lebar tambahan pada 3350
cm-1. Pita tajam O – H str dalam molekul – molekul alkohol bebas, pita lebar adalah O – H str dalam
molekul – molekul alkohol yang mengadakan ikatan hidrogen.

Enol dan selat. Ikatan hidrogen dalam enol dan selat sangat kuat dan frekuensi O – H str yang teramati
mungkin sangat rendah (turun hingga 2800 cm-1). Karena ikatan – ikatan ini tidak mudah pecah pada
pelarut – pelarut yang inert, maka O – H str bebas tidak dapat tampak pada konsentrasi yang rendah.

Senyawa – senyawa karbonil. Dalam enol dan selat seperti metil salisilat ikatan hidrogen tidak hanya
mempengaruhi frekuensi vibrasi O – H tetapi juga mempengaruhi vibrasi C – O. Faktor utamanya adalah
kebasaan dari gugus C = O ; maka makin besar kebasaannya akan lebih kuat ikatan hidrogen yang dapat
dibentuk. Keadaan yang terprotonasi menunjukkan bahwa ikatan C = O telah dinaikkan karakter ikatan
tunggalnya dan panjangnya bertambah. Tendensi yang sama terjadi dalam ikatan hidrogen yang
mengakibatkan menurunnya frekuensi vibrasi.

Dalam spektrum inframerah asam benzoat menunjukkan pita yang lebar dari 2500–3500 cm-1 yang
merupakan ikatan hidrogen O –H str. Disini kita melihat pita O – H str dari struktur dimer asam
karboksilat dalam fasa yang pekat, semua asam karboksilat berada dalam asosiasi dimer yang stabil
dalam mana ikatan – ikatan hidrogen sangat kuat. Pita kecil pada puncak O–H biasanya dinyatakan oleh
penggabungan vibrasi dengan overtone dari frekuensi yang lebih rendah.

Interaksi kabut – π. Karena ikatan – ikatan π dalam alkena dan aromatik dapat bertindak sebagai basa
Lewis maka tidak mengherankan jika merek dapat membentuk ikatan hidrogen dengan hidrogen yang
bersifat asam. Frekuensi O – H str dalam fenol dapat diturunkan sebesar 400 – 100 cm-1 bila spektrum
dikerjakan dalam larutan benzena dibandingkan dalam larutan karbon tetraklorida.

Amina. Dalam fasa yang pekat spektra amina menunjukkan N– H str terikat sekitar 3300 cm-1 dan dalam
larutan yang encer muncul pita baru dekat 3600 cm-1 sesuai dengan N – H str bebas. Karena nitrogen
elektronegativitasnya lebih rendah daripada oksigen, maka ikatan hidrogen dalam amina lebih lemah
daripada dalam alkohol dan pergeseran frekuensipun kurang drastis bila dibandingkan dalam alkohol.

Efek elektronik

Efek induksi dan mesomeri (atau resonansi) sering dijumpai bersama – sama dengan pengaruh/efek
medan. Penggabungan vibrasi sering berarti bahwa pita serapan yang teramati bukan asosiasi murni
dengan satu ikatan saja. Kebanyakan C – H def merupakan vibrasi gabungan seperti kita lihat C = O str
dalam amida dan anhidrida yang merupakan vibrasi gabungan.

Sudut ikatan

Dalam keton – keton menunjukkan bahwa frekuensi C = O yang paling besar terjadi pada siklobutanon
dan kita dapat menerangkan hal ini dalam pengertian desakan sudut ikatan : sudut ikatan C – CO – C
dikurangkan dibawah normal 120o hingga bertendensi untuk menaikkan karakter s dalam ikatan C = O.
Ikatan C = O menjadi pendek sehingga dikuatkan, akibatnya frekuensi C = O naik. Jika sudut ikat
direntangkan lebih besar 120o, hingga efek bekerja berlawanan dan berdasarkan hal ini beralasan bahwa
diters – butil keton mempunyai frekuensi C = O sangat rendah ( 1697 cm-1 ).

Vibrasi rentangan C – H bergerak ke frekuensi yang lebih tinggi dalam urutan alkana-alkena-alkuna.
Sedangkan hibridisasi dari sp3 – sp2 – sp, karakter s dari ikatan C – H naik ; panjang ikatan menjadi lebih
pendek dan frekuensi naik. Dengan alasan yang sama dapat dimengerti bahwa siklopropana mempunyai
frekuensi C – H str yang tinggi (harga – harga berkisar 3040 sampai 3070 cm-1) : sudut ikatan C – C – C
kurang daripada normal 109,5o, bertendensi menaikkan karakter s dalam ikatan C – H hingga menyerap
pada frekuensi yang lebih tinggi.

Efek medan

Frekuensi vibrasi dua gugus sering saling mempengaruhi melalui interaksi ruang baik secara elektrostatik
atau sterik. Sebagai contoh dari efek medan adalah interaksi antara gugus karbonil atau atom halogen,
misal dalam turuna-turunan steroid α – kloro keton frekuensi C=O str lebih tinggi bila Cl pada kedudukan
ekuatorial daripada bila Cl pada kedudukan axial. Kiranya elektron – elektron tak berikatan dari oksigen
dan klor mengalami penolakan bila mereka saling berdekatan dalam molekul. Hal ini mengakibatkan
perubahan keadaan hibridisasi oksigen hingga frekuensi C = O str akan bergeser.

Anda mungkin juga menyukai