Anda di halaman 1dari 6

Jurnal BIOEDUKATIKA Vol. 3 No.

1 Mei 2015 ISSN: 2338-6630 | Halaman 27-32

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar


dalam Lesson Study untuk Meningkatkan Metakognitif

Yuni Pantiwati
Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogo Mas No.246, Malang, Jawa Timur 65144
surat elektronik: yuni_pantiwati@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pemanfaatan lingkungan sekolah dengan dua pola yaitu di dalam kelas dan di luar kelas. Kegiatan di
dalam kelas memperhaatikan tujuan, materi, trategi, karakter siswa, dan alokasi waktu, sedang di luar kelas
dengan cara bebas, terkontrol, perorangan, dan kelompok. Model pembelajarannya menggunakan
pembelajaran aktif dengan berbagai strategi dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dikemas
dalam program Lesson Study, yaitu tahap Plan, Do, dan See. Dalam tahapan ini juga menanamkan
kesaadaran metakognitif melalui tahapan memahami, mengendaikan, dan memanipulasi proses kognisi.
`
Kata kunci: lingkungan sekolah, model pembelajaran, Lesson Study

Pendahuluan perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan


sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya. Dengan
Lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang suatu mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan
benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk
serta mahluk hidup lainnya (Munib, 2005:76). Sekolah mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut
merupakan wahana kegiatan dan proses pendidikan berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara
berlangsung. Di sekolah diadakan kegiatan pendidikan, lingkungan alam.
pembelajaran dan latihan (Tu’u, 2004:18). Sekolah Sedangkan lingkungan pendidikan adalah berbagai
merupakan lembaga pendidikan formal yang sistematis faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan atau
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan berbagai lingkungan tempat berlangsungan proses
latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu pendidikan. Jadi lingkungan sekolah adalah kesatuan
megembangkan potensinya baik yang menyangkut aspek ruang dalam lembaga pendidikan formal yang
moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial memberikan pengaruh pembentukan sikap dan
(Syamsu Yusuf, 2001:54). pengembangan potensi siswa. Namun bagaimanakah
Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada di cara memanfaatkaan lingkungan sebagai sumber belajar?
sekitar anak dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan Tentu perlu mempertimbangkan berbagai factor dalam
kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sepanjang pembelajaran tidak hanya aspek pengajarannya, karena
relevan dengan komptensi dasar dan hasil belajar yang kalau pengaajaran hanya terbatas pada interaksi guru
bisa berupa lingkungan alam atau lingkungan fisik, dan siswa. Sedang pembelajaran melibatkan semua
lingkungan sosial dan lingkungan budaya atau buatan. komponen pembelajaran yaitu: guru, siswa, media,
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala materi, evaluasi, waktu, kelas/ruang, metode
sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam pembelajaran. Media harus menjadi komponen efektif
(air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan agar dapat mendukung pembelajaran efektif. Melalui
hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan media yang efektif, pembelajaran efektif, maka siswa
sebagainya. Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, akan belajar dengan nyaman sehingga prestasi dan hasil
oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah belajar menjadi lebih baik.
dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan Pembelajaran melalui Lesson Study dapat
kemampuannya, anak dapat mengamati perubahan- meningkatkan motivasi dan pemahaman pembelajaran

Terbitan Bulan Mei | Jurnal BIOEDUKATIKA 27


Yuni Pantiwati

bagi guru, siswa, dan pengelola pembelajaran.Lesson Belajar dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber
Study membangkitkan minat belajar, oleh karena itu pembelajaran akan membuat siswa aktif, karena siswa lebih
Lesson study juga meningkatkan kesadaran metakognisi mudah berinteraksi dengan lingkungan. Adanya interaksi dalam
baik guru maupun siswa sehingga kualitas pembelajaran pembelajaran akan memberikan kontribusi positif pada proses
pembelajaran. Siswa yang pasif selama pembelajaran biasanya
menjadi lebih baik. Dalam pembelajaran ini
akan lebih terlibat dalam pembelajaran saat terjun ke
membutuhkan media yang baik, seperti media riel yang lingkungan. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
dapat digunakan langsung oleh siswa. Lingkungan bagi siswa tentu saja akan menambah ragam dan memperkaya
sekolah akan melengkapi pembelajaran karena siswa sumber belajar lain di kelas. Pembelajaran tidak lagi monoton,
dapat mengamati secara langsung sehingga lebih mudah banyak variasi yang dapat dilakukan guru bila menggunakan
menjadikan pembelajaran menjadi bermakna. sumber belajar berupa lingkungan, dan membantu siswa
mengatasi kebosanan belajar di kelas. Siswa dapat memaknai
Metode Penelitian lingkungan yang dipelajari, maka akan muncul dampak
pengiring yang amat penting, yaitu rasa cinta terhadap
Metode penelitian pada dasarnya merupakan lingkungan sekitar. Contoh bila siswa mempelajaripengelolaan
langkah-langkah atau prosedur yang akan dilakukan sampah di sekolah, maka akan dapat menumbuhkan rasa cinta
dalam pengumpulan, pengolahan dan analisis data untuk terhadap kebersihan di lingkungan sekolah atau di lingkungan
mendeskripsi pemecahan masalah penelitian dan menguji tempat tinggal.
hipotesis. Lingkungan sekolah terdiri dari komponen biotik dan
abiotik yang dapat digunakan sebagai sumber belajar.Sumber
belajar adalah segala sesuatu yang secara sengaja atau tidak
Hasil dan Pembahasan dimanfaatkan siswa dalam belajar. Pemanfaatan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar melalui kegiatan: penanaman
Macam sumber belajar yaitu sumber belajar yang
dan penghijauan, mengaplikasikan teknik reproduksi buatan,
memangdikembangkan dan disiapkan yang disebutdengan
pembuatan bibit pohon-pohon bereproduksi, membuat pupuk
resources by design sumber belajar yang tidak
kompos dari sampah yang terdapat di sekolah, pemberian nama
direncanakansecara khusus untuk pengajaran, tetapidapat
tumbuhan, klasifikasi tumbuhan, tata kelola lingkungan,
digunakan untuk belajar yang disebutdengan resources by
budidaya tanaman, ciri tanaman/hewan, komponen ekosistem.
utilization Adapun fungsi sumber belajar adalah sebagai sarana
mengembangkan keterampilan, memproseskan perolehan,
Sumber Belajar Lingkungan Sekolah dan Metakognitif
mengeratkan hubungan antara siswa, dengan lingkungan,
dalam Lesson Study
mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa, membuat
Lesson Study bukan metode mengajar dan juga bukan
proses belajar-mengajar lebih bermakna (Munadi, 2008).
modelpembelajaran.”Lesson study adalah proses kegiatan
Keuntungan memanfaatkan lingkungaan sebagai sumber
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
belajar Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda
berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas danmutual
yang telah ada di lingkungan, yaitu praktis dan mudah
learning untuk membangun learning community” (Syamsuri
dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus, Memberikan
dan Ibrahim, 2011). Lesson study merupakan proses
pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih
pengkajian pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok
konkrit, tidak verbalistik, karena benda-benda tersebut berasal
guru secara sadar terhadap pentingnya upaya peningkatan
dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai
kompetensi dalam proses belajar mengajar. Harapan ideal yang
dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai
ingin dicapai dalam kegiatan lesson study ini adalah
dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning).
membangun masyarakat belajar, sesuai dengan prinsip belajar
Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang
sepanjang hayat (life long learning).
diperoleh siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar
Lesson study telah berkembang sejak abad 18 di negara
akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering
Jepang. Dalam Bahasa Jepang, lesson study dikenal
menemui benda. Media lingkungan memberikan pengalaman
dengan ”jugyokenkyu”, yang merupakan gabungan dari dua
langsung kepada siswa, dan lebih komunikatif.
kata yaitu ”jugyo” yang berarti lesson atau pembelajaran,
Lingkungan secara alami mendorong anak untuk
dan ”kenkyu” yang berarti study atau kajian. Dengan
berinteraksi dengan komponennya, seperti dengan tumbuhan,
demikianlesson study merupakan proses pengkajian terhadap
hewa, atau manusia, dan benda mati di sekitar lingkungan.Bila
pembelajaran. Di Indonesia, konsep lesson study berkembang
guru memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, ini
melalui program Indonesia Mathematics and Science Teacher
berarti guru telah menggunakan sumber belajar riil
Education Project (IMSTEP) yang diimplementasikan sejak
(sesungguhnya), bukan berupa tiruan atau model.Sumber
sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP, yaitu (1) IKIP
belajar yang riilmembuat kualitas lebih baik bila dibandingkan
Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia,
menggunakan model atau tiruan. Siswa akan lebih tertarik
UPI), (2) IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas
dengan sesuatu yang bersifat nyata dan asli dibanding tiruan
Negeri Yogyakarta, UNY), dan (3) IKIP Malang (sekarang
atau model. Lingkungan sebagai sumber belajar adalah objek
menjadi Universitas Negeri Malang) yang telah bekerja sama
yang menarik untuk dipelajari. Dengan menariknya sumber
dengan JICA (Japan International Cooperation Agency).
belajar, maka siswa tentu akan lebih bersemangat dan
Perkembangan selanjutnya,lesson study tidak hanya
termotivasi. Sebagai sumber belajar riil dan menarik,
dilaksanakan pada mata pelajaran MIPA, tetapi juga mata
lingkungan akan memberikan pembelajaran yang bermakna
pelajaran lainnya. Demikian juga di Prodi Pendidikan Biologi
bagi siswa. Pembelajaran bermakna amat penting bagi siswa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
karena tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan
Muhammadiyah Malang telah sukses menyelenggarakan
dapat dicapai dengan baik.

28 Jurnal BIOEDUKATIKA| Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar….


Jurnal BIOEDUKATIKA Vol. 3 No. 1 Mei 2015 ISSN: 2338-6630 | Halaman 27-32

Program Lesson Study (LS) selama satu tahun (semester pembelajaran di kelas, para pengamat mengamati proses
genap 2010-2011 dan semester ganjil 2011-2012). Lesson pembelajaran, mulai dari membuka pelajaran, sampai dengan
Study merupakan salah satu bentuk penerapan konsep pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode dan
Learning Comunity (komunitas belajar), yaitu sekelompok media atau alat bantu pembelajaran, dan akhirnya sampai
orang yang saling belajar dari yang lain untuk meningkatkan dengan menutup pembelajaran. Para pengamat melakukan
pengetahuannya. LS telah dilaksanakan mulai tahun 2010 pengamatan dan mencatatnya secara cermat. Dalam lesson
sampai dengan sekarang study, tahapan ini dikenal sebagai tahapan DO. Keempat, para
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan guru mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan hasil
Tenaga Kependidikan (PMPTK) melihat bahwa KKG dan pengamatan dari guru-guru yang lain. Dalam diskusi ini,
MGMP menjadi wadah yang tepat untuk meningkatkan disampaikan tentang apahasil evaluasi terhadap proses
kompetensi pendidik secara berkelanjutan. Oleh karena pembelajaran khususnya perubahan tingkah laku siswa selama
itu, lesson study akan sangat tepat apabila dapat diterapkan pebelajaran. Bagaimana respon siswa terhadap komponen
menjadi salah satu kegiatan di KKG dan MGMP. Lesson pembelajaran yang digunakan guru.Bagaimanakah guru
study merupakan upaya terencana dan berkelanjutan untuk memberikan respon terhadap tingkah laku siswa, serta adakah
melakukan kajian terhadap proses belajar mengajar, untuk pemasalahan selama pembelajaran.Apakah upaya yan
kepentingan perbaikan atau peningkatan efektivitas dilakaukan agar pembelajaran menjadi efektif. Hasil
pembelajaran bagi guru yang secara kolegial bermanfaat untuk kesimpulan ini sebaiknya disusun secara tertulis, dan kemudian
kepentingan perbaikan dan peningkatan efektivitas disebarluaskan kepada guru-guru yang lain, terutama yang
pembelajaran bagi guru-guru yang lain di sekolah atau di menjadi penyaji dan pengamat dalam kegiatan lesson
lingkungannya. study tersebut. Tahapan ketiga lesson study ini dikenal dengan
Secara singkat, lesson study dapat dijelaskan dengan tahapan SEE. Oleh karena itu dalam pertemuan tersebut dapat
langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, adakanlah disepakati misalnya memperbaiki RPP, atau dipilih atau
pertemuan kelompok guru menyepakati beberapa hal, misalnya: disepakati guru penyaji yang lain untuk menyajikan
(1) proses pembelajaran dalam pokok bahasan apa, mata pembelajaran, atau juga disepakati akan dilaksanakan di kelas
pelajaran apa, dan kelas berapa, yang akan dikaji melalui lesson atau sekolah yang lain. Jika keputusannya demikian, maka
study; (2) siapa yang akan bertindak sebagai guru penyaji yang lessson study dapat dilaksanakan dalam tahapan replikasi
akan melaksanakan proses pembelajaran, (3) siapa saja guru berikutnya dengan ketiga tahapan berikutnya, dengan tahapan
yang bertindak menjadi pengamat dalam kegiatan lesson yang mendahului, yakni tahapan REVISI. Dengan demikian,
studytersebut. Kedua, mencoba membuat lesson plan atau jika tahapan lesson study dilakukan dalam tiga tahapan, yakni
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama.Kedua (1) PLAN, (2) DO, dan (3) SEE, maka lesson study juga
tahapan ini disebut sebagai tahapan PLAN. Ketiga, jika dapat dilaksanakan dalam enam tahapan, yakni: (1) PLAN, (2)
rencana sudah matang, maka tahapan berikutnya adalah proses DO, (3) SEE, (4) REVISED PLAN, (5) DO, (6) SEE.
pelaksanaan pembelajaran. Guru penyaji melaksanakan proses

Gambar 1. Keterkaitan Sumber Belajar, Metakognitif, dan Lesson Study

Terbitan Bulan Mei | Jurnal BIOEDUKATIKA 29


Yuni Pantiwati

Penerapan Lesson Study tidak selalu dilaksanakan di 5). Menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan
dalam kelas, guru bisa lebih kreatif dengan membawa tentang pemahaman berpikir dan belajar siswa.
siswa belajar di luar kelas.Pembelajaran di dalam kelas 6). Meningkatkan kolaborasi pada sesama guru. Program
dapat membawa lingkungan sekolah ke dalam kelas, Lesson Study telah membawa keberhasilan secara nyata
dengan demikian sumber belajar bukan lingkungan secara dan bermakna. Bermakna dalam arti program Lesson
riel tetapi lingkungan dapat dikemas dalam bentuk media Study diharapkan melekat daan berkembang, secara
yang lain seperti, media grafis, video, radio, bahan ajar disadari atau tanpa disadari harus menjadi bagian yang
cetak. Pembelajaran memanfaatkan lingkungan sebagai dapat mengembangkan profesionalitas pendidik semua
sumber belajar dapat diterapkan dengan berbagai metode pihak terutama yang telah melaksanakan Lesson Study.
dan model pembelajaran, seperti Descovery, Inquiry, Lesson Study merupakan Model pembinaan profesi
contexstual teaching and learning, atau problem based pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
learning yang dapat dikemas dalam pembelajaran aktif, kolaboratif danberkelanjutan berlandaskan prinsip-
atau ada yang mengenal dengan sebutan PAKEM, yaitu prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. membangun komunitas belajar sebagai mutu pendidikan
Model pembelajaran ini dapat dikemas dalam yang tak pernah berakhir (continous improvement).
Lesson Study, yaitu merupakan salah satu bentuk Meningkatnya mutu pendidikan tentu sebagai
penerapan konsep Learning Comunity (komunitas perwujudan meningkatnya pembelajaran oleh guru
belajar), dimana sekelompok orang yang saling belajar bersama siswa dan komponen pembelajaran lainnya yang
dari yang lain untuk meningkatkan pengetahuannya. dievaluasi dari indilator mutu termasuk didalamnya hasil
Lesson study dipilih dan dimplementasikan karena dan proses pembelajaran. Peningkatan hasil dan proses
beberapa alasan. Pertama, lesson study merupakan suatu belajar sebagai indikasi keberhasilan upaya guru dalam
cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas kreativitas dan inovasi pembelajaran yang diikuti dengan
pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar meningkatnya minat dan motivasi belajar siswa. Kualitas
siswa. Hal ini karena (1) pengembangan lesson study pembelajaran menjadi meningkat sehingga membawa
dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing” keberhasilan pada mutu pembelajaran dan pendidikan
pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktik secara menyeluruh. Dalam keberhasilan ini tidak terlepas
dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru, (2) dari adanya perubahan guru dan siswa dalam proses
penekanan mendasar pada pelaksanaan suatu lesson study berpikir yang mengalami pergeseran dan perubahan.
adalah agar para siswa memiliki kualitas belajar, (3) Guru dan siswa telah mengalami peristiwa metakognisi.
kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa, dijadikan Istilah Metakognitif biasa disebut dengan metakognisi
fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di (metacognition) yang ditemukan oleh seorang ilmuwan
kelas, (4) berdasarkan pengalaman real di kelas, lesson pendidikan yang bernama Flavell (1979). Metakognisi
study mampu menjadi landasan bagi pengembangan tidak hanya sebatas kognitif atau berpikir saja tapi satu
pembelajaran, dan (5) lesson study akan menempatkan tingkat lebih tinggi dari berpikir atau biasa disebut
peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis, dengan thinking about thinking yang artinya berpikir
2002). Kedua, lesson study yang didisain dengan baik tentang proses berpikir itu sendiri. Dengan demikian
akan menjadikan guru yang profesional dan inovatif. metakognitif adalah sebuah kemampuan manusia untuk
Dengan melaksanakan lesson study para guru dapat (1) mengendalikan atau pemantauan pikiran, kalau
menentukan kompetensi yang perlu dimiliki siswa, diterapkan dalam dunia pendidikan bahasa aplikasinya
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran (lesson) metakognitif merupakan kemampuan peserta didik atau
yang efektif; (2) mengkaji dan meningkatkan pelajaran siswa dalam memonitor (mengawasi), merencanakan serta
yang bermanfaat bagi siswa; (3) memperdalam mengevaluasi sebuah proses pembelajaran. Bila guru atau
pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para siswa menerapkan strategi metakognitif diharapkan
guru; (4) menentukan standar kompetensi yang akan mampu bersikap mandiri dalam hal materi atau ilmu
dicapai para siswa; (5) merencanakan pelajaran secara yang dipelajari, bersikap jujur terhadap kemampuan
kolaboratif; (6) mengkaji secara teliti belajar dan perilaku masing-masing diri baik kekurangan dan kelebihan yang
siswa; (7) mengembangkan pengetahuan pembelajaran dimiliki, dan berani mencoba perkara baru guna menggali
yang dapat diandalkan; dan (8) melakukan refleksi pengetahuan dan meningkatkan kemampuannya. Dalam
terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan kegiatan berpikir, hal ini disebut dengan istilah
pandangan siswa dan koleganya (Lewis, 2002). metakognitif. Program Lesson Study di dalamnya
Wang-Iverson dan Yoshida (2005) mengatakan merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan
bahwa Lesson Study memiliki beberapa manfaat, yaitu berhubungan dengan ranah kognitif, afektif, dan
1).Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya), psikomotor dan disertai pembelajaran metakognitif.
2).Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi Melalui program Lesson Study dapat meningkatkan
pembelajarannya, 3). Memperdalam pemahaman guru kesadaran peserta terhadap apa yang telah dipelajari.
tentang materi pelajaran, cakupan dan urutan materi Pengalaman peserta dapat dikatakan berkualitas apabila
dalam kurikulum. 4). Membantu guru memfokuskan peserta Lesson Study secara sadar mampu mengontrol
bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa. proses kognitifnya secara berkesinambungan dan

30 Jurnal BIOEDUKATIKA| Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar….


Jurnal BIOEDUKATIKA Vol. 3 No. 1 Mei 2015 ISSN: 2338-6630 | Halaman 27-32

berdampak pada peningkatan kemampuan metakognitif. belajar. Dalam prakteknya, pemanfaatan media dan
Oleh karena itu perlu di ketahui dan dianalisis sumber belajar dilakukan dengan menggunakan beberapa
bagaimanakah kesadaran metakognitif para peserta pola.Sadiman (1999) menggunakan 2 (dua) pola
Lesson Study. pemanfaatan, yaitu pola pemanfaatan media dalam situasi
Implementasi Lesson Study membawa dampak kelas dan pola pemanfaatan media di luar situasi kelas.
besar pada iklim pembelajaran baik kepada model Penjelasan kedua pola tersebut dijelaskan lebih lanjut
pembelajaran maupun observer, bahkan panitia sebagai berikut: 1). Pola Pemanfaatan Media dalam
penyelenggara atau pengelola. Meningkatnya kolegialitas situasi kelas, yaitu pemanfaatan media dalam situasi kelas
antar dosen/guru pengampu mata kuliah juga siswa dan adalah penggunaannya dipadukan dengan proses belajar
mahasiswa merupakan bukti kesadaran metakognitif mengajar dalam situasi kelas, dalam merencanakan
sudah muncul dan terjadi dalam diri seseorang. pemanfaatannya harus mempertimbangkan hal-hal
Kesadaran Metakognitif, atau metakognisi, pertama kali seperti: tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran
didefinisikan oleh Flavell (1979), sebagai kemampuan yang mendukung tercapainya tujuan, dan
seseorang memahami, mengendalikan, dan memanipulasi strategi pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan.
proses kognitif. Bila seseorang telah dapat mengelola Jadi penggunaan atau pemanfaatan media dalam situasi
proses kognitifnya dengan, maka seseoraang itu akan kelas adalah benar-benar harus mempertimbangkan
lebih mudah dalam menentukan strattegi yang akan ketiga hal tersebut. Selain itu yang terpenting adalah
digunakan dalam melakukan tahapan belajar berikutnya media yang disajikan di ruang kelas di mana guru dan
Menurut Arends (1997) metakognitif adalah siswa hadir bersama-sama dapat berinteraksi secara
pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri langsung (face to face). Disamping mempertimbangkan
atau berfikir tentang kemampuannya untuk ketiga hal di atas juga tentunya harus memungkinkan
menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan dilihat dari sisi biaya, berat dan ukuran, kemampuan
benar. Dengan demikian metakognitif adalah siswa untuk menggunakannya dan tidak membahayakan
kemampuan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif, bagi penggunanya atau dengan kata lain harus praktis,
mengendalikan enam tingkatan aspek kognitif yang ekonomis, dan mudah untuk digunakannya. 2). Pola
didefinisikan oleh Benjamin Bloom dalam taksonomi Pemanfaatan Media di luar situasi kelas. Dalam
Bloom yang terdiri dari tahap ingatan, pemahaman, pemanfaatan media di luar situasi kelas ini ada beberapa
terapan, analisis, sintetis, dan evaluasi. Para partisipan cara, yaitu pemanfaatan secara bebas, secara terkontrol,
dan model dalam program Lesson Study telah mengenal perorangan dan cara kelompok. Pemanfatan media secara
dirinya, telah muncu kesadaraan metakognisinya sehingga bebas adalah media yang digunakan tanpa diawasi dan
tahapan berikutnya adalah menentuan strategi dikontrol, pemakai menggunakan menurut kebutuhan
metakognitif agar pemikiran, aktifitas dan target kegiatan masing-masing. Pola pemanfaatan media di luar situasi
berikutnya dapat tercapai. Fogarty (1994) menunjukkan kelas yang terkontrol adalah media yang digunakan
bahwa metakognisi adalah proses yang mencakup tiga dalam rangkaian kegiatan diatur secara sistematik untuk
tahap yang berbeda, dan untukmenjadi pemikir yang mencapai tujuan tertentu. Sedangkan yang terakhir yaitu
berhasil, siswa harus melakukan hal berikut:1). cara pemanfaatan media untuk perseorangan atau
Mengembangkan rencana sebelum melakukan sendirian saja, dan juga untuk kelompok atau masal.
pembelajaran, , seperti membaca untuk pemahaman atau Media dan sumber belajar lingkungan yang dekat
memecahkan masalah, 2). Memantau pemahaman dengan dengan siswa adalah lingkungan sekolah. Adapun
menggunakan strategi ketika memecah masalah, 3) pemanfaatana lingkungan sebagaai sumber belajar
mengevaluasi pemikiran siswa setelah menyelesaikan sekaligus sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan
tugas. sekolah, yaitu digunakan sebagai berikut:
Lesson Study, dengan kelebihannya mampu 1. Menyusun dan memasyarakatkan perogram
meningkatkan motivasi dan inovasi guru dalam sekolah hijau.
pembelajaran. Peningkatan ini tidak terlepas dari 2. Mendaftar atau menginvestasikan dan
kenaikan kemampuan berpikir juga metakognitif baik melaksanakan perogram sekolah hijau
bagi guru maupun siswa. Pelaksanaan pembelajarannya 3. Membangun kegiatan apotek hidup di sekolah.
menjadi lebih baik bila didukung media dan sumber 4. Mengurangi atau menghemat penggunaan
belajar yang sesuai. Strategi Pemanfaatan Media dalam lampu pendingin ruang kelas, konsumsi air dan
pembelajaran dan fungsi pemanfaatan adalah penting, energi lainnya.
karena membicarakan kaitan antara siswa dengan bahan 5. Membangun mekanisme pembuangan sampah
atau sistem pembelajaran. Pemanfaatan media berarti di sekolah.
penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar 6. Membiasakan untuk kegiatan hemat atau
(AECT, 1994). Proses pemanfaatan media merupakan bahkan mendaur ulang semua kertas, plastik dan
proses pengambilan keputusan berdasarkan pada sejenisnya
spesifikasi desain pembelajaran.Seseorang yang belajar 7. Menyediakan tempat sampah berdasarkan jenis
memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar sampahnya.
dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber

Terbitan Bulan Mei | Jurnal BIOEDUKATIKA 31


Yuni Pantiwati

8. mengkondisikan kegiatan ekstra kulikuler Sadiman, Arief, dkk. 1984. Media Pendidikan. Jakarta: PT
berbasis lingkungan, seperti kelompok hijau, Raja Grafindo Persada
pecinta alam dan sejenisnya. Schramm, Wilbur, 1977. Big Media Little Media: Tolls ang
9. Melakukan diskusi atau studi kasus tentang verly Hills, California,
Slameto.2003.Belajar dan Faktor-faktor yang
pemeliharaan lingkungan sekolah dan sejenisnya
Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka Cipta.
10. Mengadakan karya wisata atau studi banding Sudjana & A. Rifai. 2000. Sumber Belajar dan Alat Pelajaran.
dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan Jakarta: Bumi Aksara.
kebersihan dan kelestarian laingkungan sekolah Syamsuri, Istamar & Ibrohim. 2011. Lesson Study (Studi
11. Melaksanakan tata tertib kebersihan dan Pembelajaran). Malang: IKIP Malang
kelestarian lingkungan sekolah. Tu’u,Tulus.2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi
12. Mengembangkan kecintaan dan kepedulian Siswa. Jakarta: Rineka Cipta.
siswa terhadap lingkungan sekolah melalui Warsito, B. 2008. Teori Belajar Robert M. Gagne dan
berbagai loba peduli lingkungan, seperti lomba Implikasinya pada Pentingnya Pusat Sumber Belajar.
kebersihan antar kelas, menulis, menggambar, Jurnal Teknodik. Vol XII (01).
atau aneka kreativitas lain yang bersifat ramah
lingkungan.
13. Mengadakan pengawasan dan penegakan
kedisiplinan.
14. Mengadakan gerakan cinta kebersihan dan
kesehatan lingkungan sekolah
15. memanfaatkan hari-hari besar nasional untuk
gerak peduli lingkungan
16. Secara keseluruhan, kebersihan dan keasrian
sekolah adalah tanggung jawab bersama dari
setiap warga sekolah.
Selain guru dan siswa, pemeliharaan dan perwujudan
lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan asri tidak
lepas dari peran orang tua, lembaga swadaya masyarakat
mau pun pemerintah. Kondisi demikian akan melahirkan
siswa yang cerdas, bermutu, berwawasan lingkungan serta
mampu menerapkan sikap cinta dan peduli
lingkungannya di lingkungan sekolah maupun
masyarakan.

Simpulan
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
menggunakan dua pola, yaitu pola di dalam kelas dan di
luar kelas. Kedua pola ini dapat digunakan dalam
pembelajaran melalui program Lesson study,
yang diharapkan dapat menjadi wahana proses
pembelajaran bagi guru untuk belajar dan berlatih dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Kegiatan Lesson
Study telah dilakukan oleh para guru, dosen, dan
pemerhati penddidikan, dapat meningkatkan kesadaran
metakognitif peserta sehingga muncul keterampilan
strategi metakognitifnya untuk mengembangkan diri
bahkan mengembangkan lembaga.

Daftar Pustaka
Brown, James Wilson, AV 1983 Instruction: Tacnology,
media,and Methods, Book Company: McGraw-Hill,
Flavel.1979. Metacognition and Cognitive Monitoring: a
New Area of Cognitive Developmental Inquiry. American
Psychologist, 34, 906-911.
Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung
Persada Press

32 Jurnal BIOEDUKATIKA| Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar….

Anda mungkin juga menyukai