Tanti, S. Kinerja Budidaya Ternak Potong. UII Press. Indonesia
Widod, Y. J., I. Saputra, dan Liman. 2016. Analisis potensi pengembangan peternakan sapi potong di kabupaten pesawaran. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 4(2): 115-123. Nusantor, S., A. Awaludin, dan Y. R. Nugraheni. 2017. Teknik Handling Dan Penyembelihan Hewan Qurban. Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan. 2(2): 84-97. Panjono, A. Pratiwi, Supadmo, dan A. Astuti. 2017. Kinerja pertumbuhan dan produksi karkas kelinci rex yang diberi pakan dengan suplementasi minyak jagung. Buletin Peternakan. 41 (2): 119-125 Sinaga, W. 2011. Identifikasi atau Pemberian Tanda Pada Hewan Ternak. Buletin Peternakan. \1 (2): 19- 25 Busono, E., dan D. Mardiani. Mengen dan memelihara bergabagi jenis kelinci ras yang populer di indonesia. Koperasi nukita. Indonesia Nuryadi, 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. UB Press. Indonesia Kartadisastra, H. R. 2012. Kelinci. Kanisius. Yogyakarta. Sudarmono, A.S dan Sugeng, B.Y. 2011. Beternak Domba. Jakarta: Penebar Swadaya. Hamidjojo, A. N., dan J. Achdijati. 2016. PENGEMBANGAN PETERNAKAN KELINCI DI JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH. WARTAZOA. 1(4): 41-44. Hermawan, H. Jamilah, Didin, dan S. Tasripin. EVALUASI KONDISI PERKANDANGAN DAN TATALAKSANA PEMERAHAN PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KPSBU LEMBANG. Jurnal Veterinner. 2(1):1-12. NURIYASA, I.M., I. M. E. PUSPANI, dan RONI N. K. G. 2015. Performans dan indeks kelembaban suhu kelinci jantan (lepus nigricollis) yang dipelihara dengan luas lantai kandang dan diberi ransum dengan imbangan energi dan protein berbeda. Ajalah Ilmiah Peternakan. 18(1): 1-6. Purnomo, A. N., dan M. Qomarudin. 2011. STUDI MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA TERNAK SAPI POTONG DI KELOMPOK TANI TERNAK MEKAR SARI DESA TAMBAK RIGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN. 02(1): 21-23. ARFA, I., E. PURWANTI, dan SELVIANA. 2016. Hubungan Sanitasi Kandang, Jarak Kandang, Kepadatan Lalat, Jarak Sumber Air Bersih, Dan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diare. Jurnal peternakan Indonesia. 3(2):10-17. Sujadmiko, T. J. 2009. Penggunaan Wheat Pollard Fermentasi Dalam Konsentrat Terhadap Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Ransum Kelinci Keturunan Vlaamse Reus Jantan. Skripsi Universitas Sebelas Maret. Indonesia. Nurcahyo, H. 2008. SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (DIGESTI). UNY Press. Indonesia. Rafleliwati, P., dan L. A. Tungga. 2011. Organ pencernaan ruminansia, pseudoruminansia dan monogastrik berdasarkan karakteristik pengamatan. Jurnal peternakan indonesia. 3(2)5-13. Rusmana, A. D., dan K. Haetami (2008). The Proteoglican Quality from Product Naturated of Chitisan Extract wich Digestibility and Hematologic Measured. Proceeding The 2 nd Internasional Seminar Feed Safety for Healthy Food. Jurnal Ilmu Ternak. 12(1):1-5. Halls, A. E. 2008. Caecotrophy in Rabbit. Nutreco Canada Inc. Canada Subekti, E. 2008. KETAHANAN PAKAN TERNAK INDONESIA. MEDIAGRO. 5(2):63 – 71 Sobri, M., Indah, P. 2001. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Jurnal peternakan. 2(1):55-59. Sarmin, B, Suwignyo, U. A. Wijaya, R. Indriani, A. Kurniawati, dan I. Widiyono. 2016. Konsumsi, Kecernaan Nutrien, Perubahan Berat Badan dan Status Fisiologis Kambing Bligon Jantan dengan Pembatasan Pakan. Jurnal sain veteriner. 34(2): 210-220. Panjono, S. S. Nugroho, dan S. P. S. Budhi. 2012. pengaruh penggunaan konsentrat dalam bentuk pelet dan mash pada pakan dasar rumput lapangan terhadap palatabilitas dan kinerja produksi kelinci jantan. Buletin Peternakan .36 (3): 169-173. Hidayat, dan T. Akbarillah. 2009. Palatabilitas Beberapa Hijauan Pakan pada Kelinci. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 4( 1): 11-17. Susanti, S., dan E. Marhaeniyantodan. 2017. Penggunaan Konsentrat hijau untuk Meningkatkan Produksi Ternak Kelinci New Zealand White. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 27(1): 28-39. Mawarn, L., H. F. Sitompul, dan T. Simanungkalit. 2014. RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIANPUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK. Jurnal Online Agroekoteknologi. 2(2):1064-1071. PURWANTARI, N. D. SAJIMIN, dan Y. C. RAHARDJO. 2008. POTENSI KOTORAN KELINCI SEBAGAI PUPUK ORGANIK DAN PEMANFAATANNYA PADA TANAMAN PAKAN DAN SAYURAN. Jurnal Balai Penelitian Ternak. 3(1):156-161. Sugito, Y., M. Y. Sembiring, dan L. Setyobudi. 2017. PENGARUH DOSIS PUPUK URIN KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TOMAT. Jurnal Produksi Tanaman. 5 (1: 132 – 139. Saputra, F. F., J. Achmadi, dan E. Pangestu. 2013. EFISIENSI PAKAN KOMPLIT BERBASIS AMPAS TEBU DENGAN LEVEL YANG BERBEDA PADA KAMBING LOKAL. Animal Agriculture Journal. 2(4): 137- 147. MAHARANI, T. K. 2013. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN KELAINAN KONGENITAL SISTEM UROGENITAL PADA NEONATUS . Skirpsi universitas diponegoro. Indonesia. Purnama, R. D. Pola reproduksi ternak kelinci. 2008. Buletin teknis fungsional. 2(3):22-25. Hanum, L. 2008. Pola Reproduksi kelinci. Skripsi Institute Pertanian Bogor. Indonesia. Sahu, N. P., R.i Bhumarkar,S. Sahoo2, S. Kumar1, dan M. Aklakur. 2016. Feeding of different level of digestible Carbohydrate to Pangasianodon hypophthalmus fingerlings: Effect on growth, amylase activity and gene expression. Eco. Env. & Cons. 23 (1) : (410-416). Siegar, G. A. W. 2014. Pertumbuhan dan produksi karkas kelinci rex pada umur potong yang berbeda. Skirpsi Istitut bogor. Kristianti, A. I. W. Nursita, dan N. Cholis. 2013. Status fisiologi dan pertambahan bobot badan kelinci jantan lokal lepas sapih pada perkandangan dengan bahan atap dan ketinggian kandang berbeda. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (1): 1 – 6 Panjono, A. Pratiwi, Supadmo, dan A. Astuti. 2017. Kinerja pertumbuhan dan produksi karkas kelinci rex yang diberi pakan dengan suplementasi minyak jagung. Buletin Peternakan . 41 (2): 119-125.