Anda di halaman 1dari 28

Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

GAMBARAN KADAR BILIRUBIN PADA IKTERUS NEONATORUM


SEBELUM DAN PASCA FOTOTERAPI DI RUMAH SAKIT PERTAMINA
CIREBON PERIODE JANUARI-AGUSTUS 2014

Overview Bilirubin Levels in Neonatal Joundice Before and After Phototherapy


at Pertamina Hospital in Cirebon Period January-August 2014

Hessty Pusparani1, Tri Ariguntar W1


1
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Abstrak
Latar Belakang. Ikterus terdapat pada kira-kira 50 % dari semua bayi baru lahir di
mana sekitar 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi preterm mengalami ikterus
selama minggu pertama usianya. Fototerapi merupakan modalitas terapi dengan
menggunakan sinar yang dapat digunakan untuk pengobatan hiperbilirubinemia
pada neonatus. Fototerapi saat ini merupakan standar pengobatan untuk bayi
dengan hiperbilirubiemia neonatal. Efeknya secara bertahap dapat menurunkan
kadar bilirubin. Tujuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar
bilirubin pada ikterus neonatorum sebelum dan pasca fototerapi di Rumah Sakit
Pertamina Cirebon periode Januari-Agustus 2014. Metode. Metode penelitian
menggunakan desain deskriptif analitik dan pendekatan cross sectional dengan
waktu penelitian bulan November 2014. Data yang digunakan merupakan data
sekunder yang berasal dari Medical Record. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling yang memenuhi kriteria inkusi dan
ekslusi sebanyak 89 pasien. Hasil. Hasil penelitian diperoleh kadar bilirubin pada
pasien Ikterus Neonatorum sebelum fototerapi didapatkan hasil paling banyak pada
kadar bilirubin antara 12-15 mg/dL sebanyak 31 pasien (34,8%). Setelah dilakukan
fototerapi didapatkan penurunan kadar bilirubin paling banyak terjadi antara 7-10
mg/dL sebanyak 47 pasien (52,8%). Setelah ditabulasi didapatkan rerata kadar
bilirubin sebelum fototerapi sebesar 16,15 mg/dL dan setelah dilakukan fototerapi
sebesar 8,21. Di mana terjadi penurunan rerata kadar bilirubin sebesar 7,94 mg/dL.
Kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan adanya penurunan kadar bilirubin
pada Ikterus Neonatorum setelah dilakukan fototerapi sebesar 49,16 %.
Kata Kunci : Ikterus Neonatorum, Kadar Bilirubin, Fototerapi

Abstract
Background. Jaundice found in approximately 50% of all newborns in which
approximately 60% of term infants and 80% of preterm infants jaundice during the
first week of age. Phototherapy is a treatment modality using a beam that can be
used for the treatment of hyperbilirubinemia in neonates. Phototherapy is currently
the standard treatment for infants with neonatal hiperbilirubinemia. The effect can
gradually reduce levels of bilirubin. Objective. Objective to know the description

1
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

of jaundice bilirubin levels before and after phototherapy neonaturum Pertamina


Hospital Cirebon in the period January-August 2014. Methods. Methods the study
design was descriptive analytic and cross-sectional approach to the study time in
November 2014. The data used are secondary data derived from the Medical
Record. Sampling was carried out by using a sampling technique that meets the
criteria proposive inkusi and exclusion as many as 89 patients. Results obtained
bilirubin levels in patients with jaundice Neonatorum before phototherapy showed
most in bilirubin levels between 12-15 mg/dL as many as 31 patients (34.8%). After
phototherapy found decreased levels of bilirubin is most prevalent between 7-10
mg / dL total of 47 patients (52.8%). Once tabulated obtained mean bilirubin levels
before phototherapy of 16.15 mg / dL and after phototherapy at 8.21. Where a
decline in the average level of bilirubin by 7.94 mg/dL. Conclusion. Conclusion the
results of this study showed a decrease in bilirubin levels in neonatal jaundice after
phototherapy for 49.16%
Keywords: Jaundice Neonatorum, levels of bilirubin, phototherapy

PENDAHULUAN Hiperbilirubinemia adalah

Bilirubin merupakan produk keadaan kadar bilirubin dalam darah

utama pemecahan sel darah merah > 13 mg/dL dan merupakan salah satu

oleh sistem retikuloendotelial. Kadar masalah tersering pada neonatus.3

bilirubin serum normal pada bayi baru Jika terjadi hiperbilirubinemia berat

lahir < 2 mg/dL. Bilirubin hasil dapat menekan konsumsi O2 serta

pemecahan heme disebut bilirubin menekan oksidasi fosforilasi

indirek, yang pada keadaan fisiologis menyebabkan kerusakan sel-sel otak

kadarnya < 10 mg/dL.1 Secara menetap, berakibat disfungsi

keseluruhan 6-7 % bayi cukup bulan neuronal, ensefalopati dan dikenal

mempunyai kadar bilirubin indirek sebagai kernikterus (kadar bilirubin

lebih besar dari 12,9 mg/dL dan total 18-20 mg/dL).4,5 Bayi dengan

kurang dari 3% mempunyai kadar keadaan tersebut berisiko mengalami

yang lebih besar dari 15 mg/dL.2

2
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

kematian atau kecacatan di kemudian kira 50 % dari semua bayi baru lahir

hari.6,7 di mana sekitar 60% bayi cukup bulan

Peningkatan kadar bilirubin dan 80% bayi preterm mengalami

pada bayi baru lahir umumnya ikterus selama minggu pertama

merupakan suatu keadaan transisi usianya.2,4 Di Amerika Serikat, dari 4

normal atau fisiologis yang lazim juta neonatus yang lahir setiap

terjadi pada 60-70% bayi aterm dan tahunnya, sekitar 65% menderita

pada hampir semua bayi preterm.1 ikterus dalam minggu pertama

Pada kebanyakan kasus, kadar kehidupannya.9 Di Malaysia, hasil

bilirubin yang menyebabkan ikterus survei pada tahun 1998 di rumah sakit

tidak berbahaya dan tidak pemerintah dan pusat kesehatan di

memerlukan pengobatan, namun bawah Departemen Kesehatan

demikian pada beberapa kasus mendapatkan 75% bayi baru lahir

hiperbilirubinemia tersebut dapat menderita ikterus dalam minggu

berhubungan dengan beberapa pertama kehidupannya.10

penyakit, seperti: penyakit hemolitik, Sampai saat ini ikterus masih

kelainan metabolik dan endokrin, merupakan masalah pada neonatus

kelainan hati, dan infeksi.8 yang sering dihadapi oleh tenaga

Pada konsentrasi > 5 mg/dL kesehatan di mana terjadi pada sekitar

bilirubin akan tampak secara klinis 25-50% neonatus cukup bulan dan

berupa pewarnaan kuning pada kulit lebih tinggi pada neonatus kurang

dan membran mukosa yang disebut bulan. Oleh sebab itu pemeriksaan

ikterus.1 Ikterus terdapat pada kira- ikterus pada neonatus harus dilakukan

3
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

pada waktu melakukan kunjungan memanfaatkan energi sinar untuk

neonatal/pada saat memeriksa bayi mengubah bentuk dan struktur

diklinik.11 bilirubin yakni megubah bilirubin

Di Indonesia, didapatkan data indirek menjadi direk, di dalam usus

ikterus neonatorum dari beberapa bilirubin direk akan terikat oleh

rumah sakit pendidikan. Sebuah studi makanan menjadi molekul yang dapat

cross-sectional yang dilakukan di dieksresikan melalui feses.15 Tujuan

Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan fototerapi untuk membatasi

Nasional Cipto Mangunkusumo peningkatan bilirubin serum dan

selama tahun 2003, menemukan mencegah penumpukan bilirubin di

prevalensi ikterus pada bayi baru lahir jaringan otak yang dapat

sebesar 58% untuk kadar bilirubin di menyebabkan komplikasi neurologis

atas 5 mg/dL dan 29,3% dengan kadar yang dikenal sebagai kernikterus.16

bilirubin di atas 12 mg/dL pada Sampai saat ini belum ada

minggu pertama kehidupan.12 keseragaman tata laksana ikterus

Fototerapi merupakan neonatorum di Indonesia. Kadar

modalitas terapi dengan serum bilirubin untuk memulai

menggunakan sinar yang dapat masing-masing jenis terapi (terapi

digunakan untuk pengobatan sinar, transfusi tukar, obat-obatan)

hiperbilirubinemia pada neonatus. Di masih menjadi pertanyaan. Di satu

Amerika Serikat sekitar 10% sisi kelambatan terapi dapat berakibat

neonatus mendapat fototerapi.9,13,14 buruk di masa datang, di lain sisi

Fototerapi merupakan terapi dengan terapi yang berlebihan berarti

4
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

menyia-nyiakan sumber daya yang penelitian ini sebanyak 97 pasien

tidak perlu.12 dengan jumlah sampel sebanyak 89

Berdasarkan uraian diatas pasien. Pada penelitian ini

tujuan penelitian ini adalah untuk pengambilan sampel dilakukan

mengetahui gambaran kadar bilirubin dengan menggunakan teknik

pada ikterus neonatorum sebelum dan proposive sampling. Pengolahan data

pasca fototerapi di Rumah Sakit dengan menggunakan komputer dan

Pertamina Cirebon. program SPSS / PC (Statistical

METODE Package for the Sosial Sciences).

Penelitian ini dilakukan HASIL

terhadap pasien ikterus neonatorum Semua data yang diperoleh

yang mendapat fototerapi di Rumah merupakan data skunder yang

Sakit Pertamina Cirebon, dengan didapatkan dari rekam medik pasien.

pelaksanaan penelitian, yaitu pada Variabel data dasar penelitian

Januari - Agustus 2014. Jenis meliputi jenis kelamin, usia neonatus

penelitian ini menggunakan desain saat timbul ikterus, berat badan lahir

deskriptif analitik dan pendekatan neonatus, usia kehamilan ibu saat

cross sectional, dengan menggunakan melahirkan, usia ibu, riwayat paritas,

data sekunder yang berasal dari riwayat persalinan dan riwayat

Medical Record untuk melihat asupan yang ditampilkan dalam tabel

gambaran kadar bilirubin pada pasien berikut:

ikterus neonatorum sebelum dan

pasca fototerapi. Populasi pada

5
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Tabel 1 Gambaran karakteristik bayi dan ibu

Variabel n %
Jenis Kelamin Laki-laki 56 62,9
Perempuan 33 37,1
Usia 1 hari 15 16,9
2 hari 25 28,1
3 hari 14 15,7
4 hari 6 6,7
5 hari 8 9,0
6 hari 2 2,2
7 hari 5 5,6
8 hari 5 5,6
9 hari 2 2,2
10 hari 4 4,5
> 10 hari 3 3,4
Berat Badan BBLR (<2500 gram) 32 36,0
Normal (≥2500 gram) 57 64,0
Usia Kehamilan Ibu Preterm (20-37 minggu) 46 51,7
Atern (38-42 minggu) 42 47,2
Posterm (>42 minggu) 1 1,1
Usia Ibu <20 tahun 4 4,5
20-35 tahun 77 86,5
>35 tahun 8 9,0
Riwayat Paritas Primipara (anak ke 1) 20 22,5
Multipara (anak lebih dari 1) 69 77,5
Riwayat Persalinan Normal 38 42,7
SC 51 57,3
Riwayat Asupan ASI 70 78,7
Susu Formula 12 13,5
ASI + Susu Formula 7 7,9
Lama Fototerapi 2 x 24 jam 25 28,1
3 x 24 jam 64 71,9

Dari tabel 1 di atas diperoleh dengan usia tiga hari pertama


gambaran jenis kelamin terbanyak kehidupan di mana paling banyak
yang menderita Ikterus Neonatorum pada usia 2 hari yaitu sebanyak 25
adalah laki-laki sebanyak 56 pasien pasien (28,1%) disusul dengan usia 1
(62,9%) dibanding dengan hari sebanyak 15 pasien (16,9%) dan
perempuan 33 pasien (37,1%). 3 hari 14 pasien (15,7%). Rerata usia
Gambaran usia neonatus saat timbul neonatus saat timbulnya ikterus yaitu
ikterus didominasi oleh pasien 4,06 hari. Gambaran berat lahir

6
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

neonatus yang menderita Ikterus primipara lebih sedikit yaitu sejumlah


Neonatorum lebih sedikit pada BBLR 20 orang (22,5%) bila dibandingkan
(< 2500 gram) yaitu 32 pasien (36%) dengan ibu multipara yaitu sejumlah
dibndingkan dengan BB normal (≥ 69 (77,5%). Sedangkan rerata paritas
2500 gram) sebanyak 57 pasien ibu yang anaknya menderita Ikterus
(64%). Neonatorum adalah 2,52. Gambaran
Dari tabel 1 di atas diperoleh riwayat proses persalinan ibu yang
gambaran usia kehamilan ibu pada anaknya menderita Ikterus
pasien ikterus neonatorum terjadi Neonatorum terbanyak adalah ibu
paling banyak pada usia kehamilan yang melahirkan secara seksio
preterm yaitu sebanyak 46 pasien sesarea sejumlah 51 orang (57,3%)
(51,7%). Sedangkan rerata usia dibandingkan dengan ibu yang
kehamilan ibu dari 89 pasien Ikterus melahirkan secara normal sejumlah
Neonatorum adalah 36,69 minggu. 38 orang (42,7%). Gambaran riwayat
Usia kehamilan ibu paling rendah asupan pada pasien Ikterus
adalah 31 minggu dan yang paling Neonatorum paling banyak diberikan
tinggi 43 minggu. Gambaran usia ibu ASI yaitu sebanyak 70 pasien
yang melahirkan anak dengan Ikterus (78,7%) disusul dengan asupan susu
Neonatorum paling banyak terjadi formula yaitu sebanyak 12 pasien
pada rentang usia ibu 20-35 tahun (13,5%). Gambaran lama fototerapi
yaitu sebanyak 77 (86,5%). Dengan pada pasien Ikterus Neonatorum
rerata usia ibu adalah 27,62 tahun. paling banyak selama 3 x 24 jam
Usia ibu paling muda adalah 18 tahun sejumlah 64 pasien (71,9%)
dan yang paling tua adalah 40 tahun. sementara yang diberikan fototerapi 2
Gambaran riwayat paritas ibu x 24 jam sejumlah 25 pasien (28,1%).

7
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Tabel 2 Kadar bilirubin sebelum dan pasca fototerapi

Kadar Bilirubin Sebelum Fototerapi Pasca Fototerapi


Total Serum (mg/dL) n % n %
5-7 0 0,0 40 44,9
7-10 2 2,2 47 52,8
10-12 23 25,8 2 2,2
12-15 31 34,8 0 0,0
15-18 20 22,5 0 0,0
>18 13 14,6 0 0,0
Total 89 100,0 89 100,0
Rerata 16,15 mg/dL 8,21 mg/dL
Rerata Penurunan 7,94 mg/dL (49,16%)

Dari tabel 2 di atas diperoleh antara 7-10 mg/dL sebanyak 47


gambaran kadar bilirubin pada pasien pasien (52,8%). Sedangkan rerata
Ikterus Neonatorum sebelum kadar bilirubin total sebelum
fototerapi didapatkan hasil paling fototerapi sebesar 16,15 mg/dL dan
banyak pada kadar bilirubin total setelah dilakukan fototerapi sebesar
antara 12-15 mg/dL sebanyak 31 8,21 mg/dL. Dari hasil tersebut
pasien (34,8%) . Setelah dilakukan diperoleh penurunan kadar bilirubin
fototerapi didapatkan penurunan total rata-rata sebesar 7,94 mg/dL
kadar bilirubin paling banyak terjadi (49,16%).

Tabel 3 Analisa jenis kelamin dengan kadar bilirubin sebelum fototerapi


Kadar Bilirubin Sebelum Fototerapi

Jenis 5-7 7-10 10-12 12-15 15-18 >18


Kelamin mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL

n % n % n % n % n % n %

Laki-laki 0 0,0 2 3,6 16 28,6 18 32,1 13 23,2 7 12,5

Perempuan 0 0,0 0 0,0 7 21,2 13 39,4 7 21,2 6 18,2

8
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Dari tabel 3 diperoleh gambaran didapatkan baik pada jenis kelamin


kadar bilirubin total terbanyak pada laki-laki (32,1%) maupun perempuan
pasien Ikterus Neonatorum sebelum (39,4%).
fototerapi sebesar 12-15 mg/dL

Tabel 4 Analisa jenis kelamin dengan kadar bilirubin pasca fototerapi


Kadar Bilirubin Pasca Fototerapi
Jenis 5-7 7-10 10-12 12-15 15-18 >18
Kelamin mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
n % n % n % n % n % n %
Laki-laki 26 46,4 29 51,8 1 1,8 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Perempuan 14 42,4 18 54,5 1 3,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Dari tabel 4 diperoleh gambaran 7-10 mg/dL didapatkan baik pada


penurunan kadar bilirubin total jenis kelamin laki-laki (51,8%)
terbanyak pada pasien Ikterus maupun perempuan (54,5%).
Neonatorum pasca fototerapi sebesar

Tabel 5 Analisa usia neonatus saat timbul ikterus dengan kadar bilirubin
sebelum fototerapi
Kadar Bilirubin Sebelum Fototerapi
Usia 5-7 7-10 10-12 12-15 15-18 >18
Neonatus mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
n % n % n % n % n % n %
1 hari 0 0,0 1 6,7 9 60,0 3 20,0 2 13,3 0 0,0
2 hari 0 0,0 0 0,0 7 28,0 14 56,0 4 16,0 0 0,0
3 hari 0 0,0 0 0,0 4 28,6 5 3,7 5 35,7 0 0,0
4 hari 0 0,0 0 0,0 1 16,7 2 33,3 1 16,7 2 33,3
5 hari 0 0,0 0 0,0 1 12,5 1 12,5 1 12,5 5 62,5
6 hari 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 50,0 1 50,0 0 0,0
7 hari 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 40,0 1 20,0 2 40,0
8 hari 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 20,0 4 80,0
9 hari 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 100,0 0 0,0
10 hari 0 0,0 0 0,0 1 25,0 1 25,0 2 50,0 0 0,0
>10 hari 0 0,0 1 33,3 0 0,0 2 66,7 0 0,0 0 0,0

Dari tabel 5 diperoleh gambaran pada usia 1 hari (60%) dan kadar
usia neonatus dengan kadar bilirubin bilirubin total antara 12-15 mg/dL
total antara 10-12 mg/dL terbanyak terbanyak pada usia 2 hari (56%).

9
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Tabel 6 Analisa usia neonatus saat timbul ikterus dengan kadar bilirubin
pasca fototerapi
Kadar Bilirubin Pasca Fototerapi
Usia 5-7 7-10 10-12 12-15 15-18 >18
Neonatus mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
n % n % n % n % n % n %
1 hari 7 46,7 7 46,7 1 6,7 0 0,0 0 0,0 0 0,0
2 hari 15 60,0 10 40,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
3 hari 7 50,0 7 50,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 hari 1 16,7 5 83,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5 hari 1 12,5 7 87,5 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
6 hari 1 50,0 1 50,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
7 hari 1 20,0 4 80,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
8 hari 2 40,0 3 60,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
9 hari 0 0,0 1 50,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
10 hari 3 75,0 1 25,0 1 50,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
>10 hari 2 66,7 1 33,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Dari tabel 6 diperoleh gambaran pasca fototerapi terbanyak pada usia 2


usia neonatus dengan penurunan hari yaitu 15 pasien (60%).
kadar bilirubin total antara 5-7 mg/dL

Tabel 7 Analisa berat badan lahir neonatus dengan kadar bilirubin sebelum
fototerapi
Kadar Bilirubin Sebelum Fototerapi
Berat Badan 5-7 7-10 10-12 12-15 15-18 >18
Neonatus mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
n % n % n % n % n % n %
BBLR <2500 gr 0 0,0 2 6,3 17 53,1 11 34,4 2 6,3 0 0,0
Normal ≥2500 gr 0 0,0 0 0,0 6 10,5 20 35,1 18 31,6 13 14,6

Dari tabel 7 diperoleh gambaran (53,1%) sedangkan pada berat badan


kadar bilirubin total sebelum ≥ 2500 gr kadar bilirubin total
fototerapi pada berat badan lahir terbanyak pada kisaran 12-15 mg/dL
neonatus <2500 gr terbanyak pada yaitu 20 orang (35,1%).
kisaran 10-12 mg/dL yaitu 17 orang

10
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Tabel 8 Analisa berat badan lahir neonatus dengan kadar bilirubin pasca
fototerapi
Kadar Bilirubin Pasca Fototerapi
Berat Badan 5-7 7-10 10-12 12-15 15-18 >18
Neonatus mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
n % n % n % n % n % n %
BBLR 19 59,4 12 37,5 1 3,1 0 0,0 0 0,0 0 0,0
<2500 gr
Normal 21 36,8 35 61,4 1 1,8 0 0,0 0 0,0 0 0,0
≥2500 gr

Dari tabel 8 diperoleh gambaran normal (≥ 2500 gr) yaitu 35 pasien


kadar bilirubin total pada pasien (61,4%). Sedangkan pada berat badan
Ikterus Neonatorum pasca fototerapi <2500 gr penurunan kadar bilirubin
dengan penurunan kadar bilirubin total terbanyak pada kisaran 5-7
total antara 7-10 mg/dL paling banyak mg/dL yaitu 19 pasien (59,4%).
terdapat pada berat badan lahir

Tabel 9 Analisa usia kehamilan ibu saat melahirkan dengan kadar bilirubin
sebelum fototerapi
Kadar Bilirubin Sebelum Fototerapi
Usia Kehamilan Ibu 5-7 7-10 10-12 12-15 15-18 >18
mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
n % n % n % n % n % n %
Preterm 20-37 minggu 0 0,0 2 4,3 19 41,3 19 41,3 4 8,7 2 4,3
Aterm 38-42 minggu 0 0,0 0 0,0 4 9,5 11 26,2 16 38,1 11 26,2
Posterm >42 minggu 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 0 0,0

Dari tabel 9 diperoleh gambaran Sedangkan pada usia kehamilan


peningkatan kadar bilirubin total aterm (38-42 minggu) peningkatan
antara 10-15 mg/dL paling banyak kadar bilirubin total terbanyak pada
pada usia kehamilan prematur (20-37 kisaran 15-18 mg/dL yaitu 16 pasien
minggu) yaitu 38 pasien (82,6%). (38,1%).

11
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Tabel 10 Analisa usia kehamilan ibu saat melahirkan dengan kadar bilirubin
pasca fototerapi
Kadar Bilirubin Pasca Fototerapi
Usia Kehamilan Ibu 5-7 7-10 10-12 12-15 15-18 >18
mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
n % n % n % n % n % n %
Preterm 20-37 minggu 24 52,2 21 45,7 1 2,2 0 0,0 0 0,0 0 0,0
1Aterm 38-42 minggu 15 35,7 26 61,9 1 2,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Posterm >42 minggu 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Dari tabel 10 diperoleh kehamilan aterm (38-42 minggu)


gambaran penurunan kadar bilirubin penurunan kadar bilirubin total
total pasca fototerapi pada usia terbanyak pada kisaran 7-10 mg/dL
kehamilan preterm (20-37 minggu) yaitu sebanyak 26 pasien (61,9%).
terbanyak pada kisaran 5-7 g/dL yaitu
24 pasien (52,2%). Sedangkan pada
Tabel 11 Analisa riwayat asupan dengan kadar bilirubin sebelum fototerapi
Kadar Bilirubin Sebelum Fototerapi
Riwayat 5-7 7-10 10-12 12-15 15-18 >18
Asupan mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
n % n % n % n % n % n %
ASI 0 0,0 0 0,0 15 21,4 26 37,1 18 25,7 11 15,7
Formula 0 0,0 2 16,7 6 50,0 3 25,0 1 8,3 0 0,0
ASI + Formula 0 0,0 0 0,0 2 28,6 2 28,6 1 14,3 2 28,6

Dari tabel 11 diperoleh riwayat asupan ASI yaitu 26 pasien


gambaran kadar bilirubin total 12-15 (37,1%).
mg/dL paling banyak terdapat pada
Tabel 12 Analisa riwayat asupan dengan kadar bilirubin pasca fototerapi
Kadar Bilirubin Pasca Fototerapi
Riwayat 5-7 7-10 10-12 12-15 15-18 >18
Asupan mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
n % n % n % n % n % n %
ASI 30 42,9 38 54,3 2 2,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Formula 7 58,3 5 41,7 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
ASI + Formula 3 42,9 4 57,1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Dari tabel 12 diperoleh pasca fototerapi paling banyak pada


gambaran penurunan kadar bilirubin kisaran 7-10 mg/dL pada neonatus

12
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

yang diberi asupan ASI yaitu 38


pasien (54,3%).

Tabel 13 Analisa lama fototerapi dengan kadar bilirubin sebelum fototerapi


Kadar Bilirubin Sebelum Fototerapi
Lama 5-7 7-10 10-12 12-15 15-18 >18
Fototerapi mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
n % n % n % n % n % n %
2 x 24 jam 0 0,0 2 8,0 22 88,0 1 4,0 1 4,0 0 0,0
3 x 24 jam 0 0,0 0 0,0 1 1,6 30 46,9 30 46,9 13 20,3

Dari tabel 13 diperoleh fototerapi 3 x 24 jam. Sedangkan


gambaran kadar bilirubin total kadar bilirubin total pada kisaran 10-
sebelum dilakukan fototerapi paling 12 mg/dL paling banyak diberikan
banyak pada kisaran 12-18 mg/dL fototerapi selama 2 x 24 jam.
yaitu 60 pasien (93,8%) dengan lama
Tabel 14 Analisa lama fototerapi dengan kadar bilirubin pasca fototerapi
Kadar Bilirubin Pasca Fototerapi
Lama 5-7 7-10 10-12 12-15 15-18 >18
Fototerapi mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
n % n % n % n % n % n %
2 x 24 jam 16 64,0 9 36,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
3 x 24 jam 24 37,5 38 59,4 2 3,1 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Dari tabel 14 diperoleh penurunan kadar bilirubin total


gambaran penurunan kadar bilirubin dengan kisaran 5-7 mg/dL banyak
total paling banyak terjadi pada terjadi pada pemberian fototerapi
kisaran 7-10 mg/dL dengan diberikan selama 2x 24 jam sebanyak 16 orang
terapi selama 3 x 24 jam yaitu 38 (64%).
pasien (59,4%). Sedangkan

13
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

DISKUSI hanya bermanifestasi pada laki-


Berdasarkan hasil penelitian laki.18,19 Enzim G6PD sendiri
pada pasien ikterus neonatorum di berfungsi dalam menjaga keutuhan
rumah sakit pertamina Cirebon sel darah merah sekaligus mencegah
periode Januari-Agustus 2014, hemolitik.17
ditinjau dari jenis kelamin diperoleh Ditinjau dari kelompok usia
pasien laki-laki lebih banyak (62,9%) neonatus saat muncul ikterus
dibandingkan dengan pasien diketahui banyak terjadi pada usia
perempuan (37,1%). Hal ini kurang dari 3 hari. Di mana ikterus
ditemukan juga pada penelitian Reisa, muncul paling banyak pada usia 2
Mustarim, dan Shalahuden (2013) hari yaitu sebanyak 25 (28,1%)
tentang gambaran faktor resiko pasien. Didapatkan rerata ikterus
Ikterus Neonatorum pada Neonatus di timbul pada usia 4 hari. Tidak jauh
Ruang Perinatologi RSUD Raden berbeda dengan penelitian yang
Mattaher Jambi yang menunjukkan dilakukan Emil (2011) tentang
dari 43 responden sebagian besar efektifitas fototerapi ganda dan
adalah laki-laki yaitu sebanyak 30 fototerapi tunggal dengan tirai
pasien (69,8%).17 Terdapat beberapa pemantul sinar pada neonatus yang
hal yang memengaruhi neonatus laki- mengalami jaundice di mana rerata
laki memiliki risiko lebih tinggi usia bayi yang mengalami ikterus
dibandingkan dengan neonatus neonatorum berusia 5 hari.14
perempuan antara lain prevalensi Penelitian yang dilakukan Halamek
sindrom Gilbert (kelainan genetik (2002) menyebutkan bahwa defisiensi
konjugasi bilirubin) dilaporkan lebih konjugasi bilirubin dalam
dari dua kali lipat terjadi pada laki- menghambat transfer bilirubin dari
laki (12,4 %) dibanding perempuan darah ke empedu terjadi selama 2-4
4,8%. Defisiensi G6PD merupakan hari kehidupan hal tersebut yang
suatu kelainan enzim tersering pada menyebabkan terjadinya Ikterus
manusia, yang terkait kromoson sex Neonatorum pada rentang usia
(x-linked) di mana pada umumnya minggu pertama.10,16

14
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Dalam penelitian ini ditemukan Hiperbilirubin terjadi pada bayi


ada 3 (3,4%) pasien yang muncul dengan berat badan lahir rendah yaitu
ikterus di usia lebih dari 10 hari hal 34,5% dan 62,5% pada berat badan
tersebut mungkin disebabkan karena lahir normal. Hal ini disebabkan
ASI. Menurut teori pada bayi cukup neonatus dengan berat badan antara
bulan yang mendapat ASI kadar 2500-4000 gram memiliki
bilirubin puncak dapat terjadi dalam metabolism yang tinggi, selain itu
waktu 2-4 minggu, bahkan dapat juga produksi bilirubin relatif lebih
mencapai waktu 6 minggu.20 tinggi dibandingkan bayi dengan
Dari data dasar berat badan berat badan lahir kurang dari 2500
neonatus diketahui bahwa neonatus gram.21 Wiknjosastro (2007)
yang lahir dengan BBLR lebih rendah mengatakan bahwa berat badan lahir
(36%) dibandingkan dengan berat besar mempunyai kecenderungan
badan normal (64%). Rerata berat mengalami trauma lahir yang lebih
badan yang didapatkan adalah besar sehingga mudah terjadi infeksi
2747,75 gr. Hasil ini tidak jauh dan dapat menjadi pencetus
berbeda dengan penelitian yang meningkatnya kadar bilirubin.22,23
dilakukan oleh Emil (2011) Dari hasil penelitian yang dilakukan
didapatkan rerata berat badan pasien tentang berat badan lahir memang
yang mengalami ikterus neonatorum sesuai dengan teori di mana berat
sebesar 2700 gram.14 badan lahir merupakan salah satu
Penelitian lain yang dilakukan faktor yang memengaruhi kejadian
di RSUD Dr.Achmad Mochtar ikterus neonatorum.16
Bukittinggi tahun 2013 menunjukkan Ditinjau dari usia kehamilan ibu
hasil yang sama bahwa jumlah BBLR saat melahirkan anak dengan ikterus
yang menderita ikterus lebih rendah neonatorum terjadi paling banyak
yaitu 35,9 % (69 orang) dibandingkan pada usia kehamilan preterm 20-37
dengan yang memiliki berat badan minggu yaitu sebanyak 46 pasien
normal yaitu 64,1 % (123 orang).21 (51,7%). Hasil penelitian yang sama
Menurut teori Keay (2007), ditemukan pada penelitian yang

15
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

dilakukan Reisa, Mustarim, dan menerima dan beradaptasi dengan


Shalahuden (2013) di RSUD Raden lingkungan di luar rahim sehingga
Mattaher Jambi yang menunjukkan berpotensi terkena berbagai
bahwa dari 43 pasien Ikterus komplikasi Ikterus Neonatorum.25
Neonatorum paling banyak terjadi Seringkali prematuritas
pada usia gestasi preterm (51,2%), berhubungan dengan
pada usia gestasi aterm (44,1%) dan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi
pada posterm (4,7%).17 pada neonatus. Aktifitas uridine fosfat
Banyak bayi terutama bayi kecil glukoronil transferase hepatik
yang kurang dari 2,5 kg pada saat menurun pada bayi prematur,
lahir atau lahir sebelum usia gestasi sehingga konjugasi bilirubin tak
37 minggu dapat mengalami ikterus terkonjugasi menurun. Selain itu juga
selama minggu pertama kehidupan.24 terjadi peningkatan hemolisis karena
Hiperbilirubinemia yang disebabkan umur sel darah merah yang pendek
proses fisiologis merupakan masalah pada bayi prematur.26 Jadi penelitian
yang sering terjadi pada bayi kurang ini sejalan dengan teori atau
bulan selama minggu pertama penelitian yang telah ada sebelumnya.
kehidupan yang frekuensinya pada Dari data dasar usia ibu yang
bayi cukup bulan 50-60% dan bayi melahirkan anak dengan Ikterus
kurang bulan 80%.16 Neonatorum paling banyak terjadi
Hal ini menjelaskan bahwa usia pada rentang usia ibu 20-35 tahun
kehamilan ibu saat melahirkan yaitu sebanyak 77 (86,5%). Setelah
merupakan faktor risiko terhadap ditabulasi diperoleh rerata usia ibu
kejadian hiperbilirubinemia pada bayi adalah 27,62 tahun. Usia ibu paling
lahir, karena usia kehamilan muda adalah 18 tahun dan yang
merupakan faktor penentu kualitas paling tua adalah 40 tahun. Hasil
kesehatan bayi yang dilahirkan, bayi penelitian yang sama diperoleh di RS
baru lahir dari usia kehamilan yang Prikasih dan RSUD Depok
kurang berpengaruh kepada daya menunjukkan bahwa dari 10
tahan tubuh bayi yang belum siap responden dengan kategori usia 20-35

16
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

tahun diperoleh hasil 100 % Desember 2005 yang menyimpulkan


mengalami kejadian ikterus.27 bahwa salah satu faktor risiko ikterus
Semakin bertambahnya usia neonatorum adalah ibu dengan
sesorang maka pengalaman hidupnya multipara (55,56%).28
akan semakin bertambah, demikian Paritas yang tinggi akan
pula dalam hal ini perjalanan usia berdampak pada timbulnya berbagai
responden juga akan meningkatkan masalah kesehatan baik bagi ibu
pengetahuan responden dalam maupun bayi yang dilahirkan. Salah
merawat bayi baru lahir sehingga satu dampak kesehatan yang mungkin
kejadian ikterus dapat dihindari. timbul dari paritas yang tinggi adalah
Selain itu melahirkan di atas usia 30 berhubungan dengan kejadian BBLR
tahun adalah usia yang riskan untuk dan hiperbilirubin.25
melahirkan maka responden akan Dari data yang diperoleh
berhati-hati selama mengandung, mengenai gambaran riwayat proses
persalinan dan prilaku dalam merawat persalinan ibu yang anaknya
bayi sehingga kejadian ikterus dapat menderita Ikterus Neonatorum
dihindari.27 terbanyak adalah ibu yang melahirkan
Berdasarkan data riwayat secara seksio sesarea (57,3%)
paritas ibu diketahui ibu primipara dibandingkan dengan ibu yang
yang melahirkan anak dengan kondisi melahirkan secara normal (42,7%).
Ikterus Neonatorum lebih sedikit Hasil penelitian yang sama diperoleh
(22,5%) bila dibandingkan dengan dari penelitian yang dilakukan di RS
ibu multipara (77,5%). Rerata riwayat Prikasih dan RSUD Depok dari 20
paritas ibu adalah 2,52 orang. Hasil responden dengan jenis persalinan
penelitian ini didukung oleh tidak normal 100% mengalami
penelitian lain yang dilakukan kejadian ikterus sedangkan 9
Maulani & Astri (2007) tentang responden dengan persalinan normal
insidensi dan faktor risiko Ikterus sebanyak 7 reponden (70%)
Neonatorum di Rumah Sakit mengalami ikterus dan 3 responden
Immanuel Bandung Periode Januari- (30%) tidak mengalami ikterus.14

17
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Persalinan dengan SC ternyata mayoritas 51,4% negatif


mempunyai pengaruh anastesi umum mengalami ikterus.22
yang dapat memengaruhi depresif Hal ini dapat terjadi
pada pusat pernapasan janin, sehingga berdasarkan pada teori yang
kadang-kadang bayi lahir dalam mengatakan bahwa terdapat dua jenis
keadaan apnoe, keadaan sindroma Ikterus Neonatorum terkait ASI yaitu
gangguan pernapasan ini dapat (a) Breast-feeding-associated
meningkatkan kadar bilirubin.24 Bayi jaundice, diketahui disebabkan oleh
yang lahir dengan SC juga tidak pemberian ASI yang tidak adekuat
memperoleh bakteri-bakteri yang dan buruknya intake cairan yang
menguntungkan yang terdapat pada menyebabkan starvation dan
jalan lahir ibu yang berpengaruh pada tertundanya pengeluaran mekonium
pematangan sistem daya tahan tubuh, pada neonatus, hal tersebut akan
sehingga bayi lebih mudah terinfeksi meningkatkan sirkulasi enterohepatik
yag menyebabkan resiko ikterus (b) Breast milk jaundice, keadaan di
neonatorum.17,26 mana terjadi peningkatan absorbsi
Berdasarkan data dasar bilirubin di dalam usus karena
mengenai riwayat asupan yang aktivitas enzim β-glukoronidase yang
didapatkan oleh anak dengan Ikterus bisa terdapat pada ASI yang
Neonatorum diperoleh gambaran abnormal.1,17
paling banyak yaitu pada bayi yang Breast milk Jaundice adalah
diberikan ASI sebanyak 70 pasien normal. Tidak perlu untuk berhenti
(78,7%). Penelitian yang dilakukan di menyusui dalam rangka melakukan
RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh “diagnosa” atas kondisi ini. Apabila
menyebutkan bahwa 16 responden bayi dalam kondisi sehat, maka tidak
yang tidak sering melakukan ada alasan untuk berhenti menyusui
pemberian ASI ternyata sebanyak dan memberikan ASI.1
87,5% positif mengalami ikterus. Berdasarkan hasil penelitian
Sedangkan dari 35 responden yang mengenai lama fototerapi di dapatkan
sering melakukan pemberian ASI paling banyak pada 3 x 24 jam

18
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

sejumlah (71,9%). Lama penelitian 24 jam dengan kadar bilirubin di atas


ini ditentukan berdasarkan kadar 15 mg/dL.3
bilirubin yang didapatkan saat Berdasarkan teori yang
pemeriksaan.17 mengatakan bahwa fototerapi yang
Berdasarkan data kadar intensif seharusnya dapat
bilirubin pada pasien Ikterus menurunkan kadar bilirubin total
Neonatorum sebelum fototerapi serum 1-2 mg/dL dalam 4-6 jam.
didapatkan hasil paling banyak pada Dalam penelitian ini terdapat
kadar bilirubin antara 12-15 mg/dL penurunan rerata kadar bilirubin
sebanyak 31 pasien (34,8%) dengan sebanyak 8,21 mg/dL jika
rerata kadar bilirubin total sebesar diakumulasikan berdasarkan jam,
16,15 mg/dL. Kemudian setelah di terjadi penurunan kadar bilirubin
lakukan fototerapi penurunan paling sebanyak kurang lebih 0,5-2 mg/dL
banyak pada kadar bilirubin total per 6 jam.9,17 Jadi, penelitian ini sudah
antara 7-10 mg/dL sebanyak 47 sesuai dengan teori dan penelitian
pasien (52,8%) dengan rerata kadar yang telah ada sebelumnya.
bilirubin total sebesar 8,21 mg/dL. Di Ditinjau dari data jenis kelamin
mana terjadi penurunan rerata kadar dengan kadar bilirubin pada pasien
bilirubin sebesar 7,94 mg/dL Ikterus Neonatorum sebelum
(49,16%). Penelitian ini sejalan fototerapi didapatkan hasil kadar
dengan penelitian yang dilakukan bilirubin paling banyak pada kisaran
oleh Emil (2011) di mana rerata 12-15 mg/dL baik pada laki-laki
penurunan kadar total bilirubin serum maupun merempuan. Setelah
pasca fototerapi sebesar 10,0 mg/dL dilakukan fototerapi penurunan yang
pada fototerapi ganda dan 7,4 mg/dL sama terjadi pada laki-laki maupun
pada kelompok fototerapi dengan perempuan pada kisaran 5-7 mg/dL,
tirai. Penurunan pada keduanya hal tersebut sesuai dengan penelitian
masing-masing 50% dan 80%.13 yang dilakukan oleh Kosim (2008)
Penelitian lain mengatakan yang menyebutkan penurunan kadar
penurunan 50% dapat di capai dalam bilirubin pasca fototerapi tidak

19
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

berbeda bermakna antara laki-laki dilakukan fototerapi didapatkan


dan perempuan.3 penurunan kadar bilirubin 7-10
Berdasarkan data usia neonatus mg/dL terdapat pada berat badan
dengan kadar bilirubin pada pasien neonatus normal dan pada neonatus
Ikterus Neonatorum sebelum dengan BBLR sebanyak pada kisaran
fototerapi didapatkan kadar bilirubin kadar bilirubinn 5-7 mg/dL.
paling banyak pada kisaran 12-15 Rubaltelli dkk (1978) melakukan
mg/dL pada usia 2 hari. Setelah penelitian pada 24 neonatus dengan
dilakukan fototerapi diperoleh rerata BB 3050 gram dan usia gestasi
penurunan kadar bilirubin paling 37-41 minggu didapatkan kadar
banyak pada kisaran 5-7 mg/dL. bilirubin total pada kelompok < 15
Sesuai dengan teori yang mengatakan mg/dL. Setelah dilakukan fototerapi
bahwa kadar bilirubin akan menurun terjadi penurunan kadar bilirubin 50%
dengan cepat pada bayi yang dari kadar awal.16
dilakukan fototerapi pada usia 2-3 Berdasarkan data usia
hari. Hal tersebut mungkin kehamilan ibu saat melahirkan
disebabkan karena peningkatan kadar dengan kadar bilirubin pada pasien
bilirubin total yang terjadi pada usia Ikterus Neonatorum sebelum
minggu pertama merupakan kejadian fototerapi didapatkan kadar bilirubin
yang fisiologis sehingga kadar paling banyak terdapat di kisaran 10-
bilirubin total dapat menurun dengan 15 mg/dL pada usia kehamilan
segera.8,10 preterm (20-37 minggu) (41,3%)
Dari data berat badan neonatus disusul dengan usia aterm (38,1%)
dengan kadar bilirubin sebelum dengan kadar bilirubin 15-18 mg/dL.
fototerapi didapatkan kadar bilirubin Setelah dilakukan fototerapi kadar
paling banyak terdapat pada kisaran bilirubin paling banyak mengalami
12-15 mg/dL (35,1%) pada neonatus penurunan di 7-10 mg/dL pada usia
yang memiliki berat badan normal kehamilan aterm (38-42 minggu)
dan 10-12 mg/dL (53,1%) pada (61,9%). Sementara pada usia
neonatus dengan BBLR. Setelah kehamilan preterm (20-37 minggu)

20
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

(52,2%) pada kadar bilirubin 5-7 banyak pada neonatus yang


mg/dL. mengonsumsi ASI saja sebanyak 38
Sementara menurut Emil pasien (54,3%) pada kisaran kadar
(2011) hiperbilirubinemia pada bayi bilirubin 7-10 mg/dL.
baru lahir cukup tinggi pada neonatus Pada bayi cukup bulan yang
cukup bulan sekitar 25% sampai 50% mendapat susu formula kadar
dan sekitar 6,1% diantaranya akan bilirubin akan mencapai puncaknya
mencapai kadar bilirubin 12,9 mg/dL sekitar 6-8 mg/dL pada hari ke-3
sedangkan kadar bilirubin lebih dari kehidupan dan kemudian akan
15 mg/dL mencapai 3% dari total menurun cepat selama 2-3 hari diikuti
neonatus cukup bulan. Angka dengan penurunan yang lambat
kejadian hiperbilirubinemia lebih sebesar 1 mg/dL selama 1 sampai 2
tinggi pada neonatus kurang bulan.14 minggu. Pada bayi cukup bulan yang
Hasil penelitian yang ditemukan di mendapat ASI kadar bilirubin puncak
RS Dr Sardjito sebanyak 85% bayi akan mencapai kadar yang lebih
cukup bulan sehat mempunyai kadar tinggi (7-14 mg/dL) dan penurunan
bilirubin di atas 5 mg/dL dan 23,8% terjadi lebih lambat. Bisa terjadi
memiliki kadar bilirubin di atas 13 dalam waktu 2-4 minggu, bahkan
mg/dL.29 dapat mencapai waktu 6 minggu.8
Dari analisa data riwayat Maisels (2008)
minum ASI dengan kadar bilirubin mengidentifikasikan adanya
pada pasien Ikterus Neonatorum hubungan yang kuat antara frekuensi
sebelum fototerapi di mana menyusui dengan penurunan
didapatkan kadar bilirubin paling meningkatnya nilai total serum
banyak pada neonatus yang bilirubin, meskipun dalam
mengonsumsi ASI saja sebanyak 26 penelitiannya tidak melakukan
pasien (37,1%) pada kisaran kadar pengukuran atau memperkirakan
bilirubin 12-15 mg/dL. Setelah volume ASI yang dikonsumsi oleh
dilakukan fototerapi didapatkan bayi yang disusui ibunya dengan
penurunan kadar bilirubin paling

21
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

melakukan penimbangan berat badan Berdasarkan analisa lama


setiap hari.30 penyinaran dengan kadar bilirubin
Jaundice yang terkait dengan pada pasien Ikterus Neonatorum
pemberian ASI merupakan hasil dari sebelum fototerapi didapatkan kadar
hambatan kerja glukoronil transferase bilirubin paling banyak pada lama
oleh pregnanediol atau asam lemak penyinaran 3 x 24 jam pada kisaran
bebas yang terdapat dalam ASI. bilirubin 12-18 mg/dL sebanyak 30
Terjadi 4 sampai 7 hari setelah lahir. pasien (46,9%) Setelah dilakukan
Dimana terdapat kenaikan bilirubin fototerapi selama 3 hari didapatkan
tak terkonjugasi dengan kadar 25 penurunan kadar bilirubin paling
sampai 30 mg/dL selama minggu ke- banyak pada lama penynaran 3 x 24
2 sampai minggu ke-3. Biasanya jam sebanyak 38 pasien (59,4%) pada
dapat mencapai usia 4 minggu dan kisaran kadar bilirubin 7-10 mg/dL.
menurun 10 minggu. Jika pemberian Menurut Porter (2002)
ASI dilanjutkan, hiperbilirubinemia pengukuran kadar bilirubin serum
akan menurun berangsur-angsur dan dilakukan setiap 24 jam, kecuali
dapat menetap selama 3 sampai 10 kasus-kasus khusus karena pola
minggu pada kadar yang lebih rendah. penurunan kadar bilirubin bermakna
Jika pemberian ASI dihentikan, kadar setelah fototerapi selama 12 dan 24
bilirubin serum akan turun dengan jam. Fototerapi dihentikan bila kadar
cepat., biasanya mencapai normal serum bilirubin kurang dari 13mg/dL
dalam beberapa hari. Penghentian akan tetapi bila bilirubin serum tidak
ASI selama 1 sampai 2 hari dan bisa diperiksa, hentikan fototerapi
penggantian ASI dengan formula setelah 3 hari, setelah fototerapi
menfakibatkan penurunan bilirubin dihentikan, observasi bayi selama 24
serum dengan cepat, sesudahnya jam dan ulangi pemeriksaan bilirubin
pemberian ASI dapat dimulai lagi dan serum bila memungkinkan, atau
hiperbilirubin tidak kembali ke kadar perkirakan keparahan ikterus
yang tinggi seperti sebelumnya.19,24 menggunakan metode klinis.17

22
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Menurut Porter (2002), durasi dalam air untuk diekskresikan melalui


fototerapi ditentukan oleh penurunan empedu atau urin. Ketika bilirubin
nilai total serum bilirubin sampai mengabsorbsi cahaya, terjadi reaksi
mencapai nilai yang diharapkan, fotokimia yaitu isomerisasi. Juga
sehingga tidak ada penentuan berapa terdapat konversi ireversibel menjadi
jam sebaiknya durasi fototerapi isomer kimia lainnya bernama
diberikan.17 lumirubin yang dengan cepat
Penurunan kadar bilirubin dibersihkan dari plasma melalui
terlihat pada seluruh pasien Ikterus empedu. Lumirubin adalah produk
Neonatorum di Rumah Sakit terbanyak degradasi bilirubin akibat
Pertamina Cirebon. Fototerapi fototerapi pada manusia. Sejumlah
merupakan terapi dengan kecil bilirubin plasma tak
memanfaatkan energi sinar untuk terkonjugasi diubah oleh cahaya
mengubah bentuk dan struktur menjadi dipyrole yang diekskresikan
bilirubin yakni mengubah bilirubin lewat urin. Foto isomer bilirubin lebih
indirek menjadi direk, di dalam usus polar dibandingkan bentuk asalnya
bilirubin direk akan terikat oleh dan secara langsung bisa
makanan menjadi molekul yang dapat diekskresikan melalui empedu.
diekskresikan melalui feses.30 Hanya produk foto oksidan saja yang
Fototerapi memang digunakan bisa diekskresikan lewat urin.15
sebagai terapi pengobatan pada bayi Keterbatasan penelitian ini
baru lahir yang mengalami adalah tidak meneliti tentang faktor-
hiperbilirubinemia karena aman dan faktor yang memengaruhi
efektif untuk menurunkan bilirubin keberhasilan fototerapi sehingga tidak
dalam darah. Durasi fototerapi diketahui faktor pasti yang
dihitung berdasarkan waktu menyebabkan penurunan kadar
dimulainya fototerapi sampai bilirubin total sampai 49,16%.
fototerapi dihentikan. Cara kerja Penelitian ini juga hanya mencatat
fototerapi adalah dengan mengubah penurunan kadar bilirubin total
bilirubin menjadi bentuk yang larut setelah dilakukan fototerapi selama

23
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

dua dan tiga hari karena keterbatasan penanganan ikterus neonatorum, serta
data yang tercatat di rekam medis tenaga kesehatan mempunyai
Rumah Sakit Pertamina Cirebon, kompetensi yang lebih dalam
sehingga tidak diketahui penurunan menangani ikterus.
kadar bilirubin setiap jam. DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN 1. Gomella TL, Cunningham MD,
Fototerapi digunakan sebagai
Eyal FG. Hiperbilirubinemia.
terapi pengobatan pada bayi baru lahir
Dalam: Neonatology;
yang mengalami hiperbilirubinemia
karena aman dan efektif untuk Management. Procedures, On-
menurunkan bilirubin dalam darah.
Call Problems, Diseases and
Penurunan kadar bilirubin terlihat
Drugs. New York. Lange Medical
pada seluruh pasien Ikterus
Neonatorum di Rumah Sakit Book/McGraw-Hill Co. 2004;
Pertamina Cirebon setelah
247-50.
dilakukannya fototerapi.
2. Behrman, Kliegman, Arvin. Alih
SARAN
Dari hasil penelitian dapat bahasa oleh : Samik Wahab. Ilmu
disarankan bagi para orangtua untuk
Kesehatan Anak Nelson..
menambah pengetahuan dan
Indonesia : EGC, 2000; h.610-623
kesadaran tentang bagaimana
menjaga kesehatan janin selama 3. Kosim, M. Sholeh, Soetandio,
kehamilan serta memberikan
Robert, Sakundarno, M. Dampak
perlindungan kepada bayinya setelah
Lama Fototerapi Terhadap
lahir, sehingga diharapkan dapat
mencegah terjadinya ikterus yang Penurunan Kadar Bilirubin Total
berkelanjutan. Diharapkan rumah
pada Hiperbilirubinemia
sakit dapat menyediakan sarana dan
Neonatal. 2008. Sari Pediatri.
prasarana yang komprehensif untuk
menambah pelayanan dalam Vol.10. No.3

24
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

4. Benson C Ralph, Pernol L Martin. www.ejournal-

Alih bahasa oleh : Susiani Wijaya. s1.undip.ac.id/index.php/medico/

Buku Saku Obstetri & article/view/4958. [diakses 5

Ginekologi. Jakarta : EGC, 2009; September 2014]

h.268-170 8. Porter ML, Dennis BL.

5. Cunningham F.G., Leveno K.J., Hyperbilirubinemia in the Term

Bloom S.L., Hauth J.C., Rouse Newborn. American Family

D.J., Spong C.Y.. 2006. Obstetri Physician 2002. 65:599-606.

Williams Volume 1. Edisi 21. 9. American Academy of Pediatrics,

Jakarta : EGC. Hal. 40, 141, 189, Subcommittee on

325-326. Hyerbilirubinemia. Management

6. Dennery PA, Seidman DS, of Hyperbilirubinemia in the

Stevenson DK. Neonatal Newborn Infant 35 or More

Hyperbilirubinemia. Dalam: The Weeks of Gestation. Pediatrics

New England Journal of 2004;114:297-316 [Online].

Medicine. 2001(8):344;581-590 Terdapat dalam URL:

7. Oktaviyanti, Nur Ade, Mexitalia, pediatrics.aappublications.org/co

Maria, Sulistyawatu, Endang. ntent/114/1/297.full. [diakses 8

Perbedaan Rerata Kadar Bilirubin Sept 2014]

Neonatus yang Mendapat ASI 10. Halamek LP., Stevenson DK.

Eksklusif dan Tidak Ekslusif Neonatal jaundice and Liver

[online]. 1 November 2013. Disease. Dalam: Health

Terdapat dalam URL: Technology Assessment Unit

25
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Medical Development Division 14. Emil Azlin. Efektifitas fototerapi

Ministry of Health Malaysia, ganda dan fototerapi tunggal

Management of neonatal dengan tirai pemantul sinar pada

hyperbilirubinemia, 2002. jaundice Sari Pediatri , Agustus

11. Depkes. 2007. hlm. 24. (2007) 2011, Vol. 13, No. 2.

Depkes. [Online]. Yogyakarta: 15. Meisels, M. Jeffrey, Antony F.

Depkes. 2007. Tersedia dalam Phototheraphy for neonatal

URL : Http://Depkes.org. [diakses jaundice. 28 Februari 2008

3 September 2014] (Online) Terdapat dalam URL

12. HTA Indonesia. Tatalaksana http://www.nejm.org/doi/full/

Ikterus Neonatorum. Unit 10.1056/nejmct0708376 [diakses

Pengkajian Teknologi Kesehatan, 10 September 2014].

Direktorat Jenderal Pelayanan 16. Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku

Medik, Departemen Kesehatan Ajar Neonatologi edisi 1 cetakan

RI, 2004. ke 4. 2014 Ikatan Dokter Anak

13. Canadian Paediatric Society. Indonesia : Jakarta, 2014; h.147-

Guidelines for detection, 169

management and prevention of 17. Tazami, Reisa Maulidya,

hyperbilirubinemia interm and Mustarim, Salahudin Syah.

late preterm newborn infants (35 Gambaran Faktor Resiko Ikterus

or more weeks’ gestation). Neonatorum pada Neonatus di

Paediatr Child Health 2007;12:1- Ruang Perintologi RSUD Raden

13 Mattaher Jambi tahun 2013

26
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

18. Lissauer, Tom, Fanaroff, Avroy. Mochtar Bukittinggi tahun 2013.

Alih bahasa oleh : Vidhia Umami. Terdapat dalam URL:

At a Glance Neonatologi. Jakarta http://ejurnal.stikesprimanusantar

: Erlangga Medical Series, 2009; a.ac.id/index.php/JKS-

h.96-99 DIII/article/view/121 [diakses 1

19. Rahardjani, Kamilah Budi. Kadar Desember 2014].

Bilirubin Neonatus dengan dan 22. Hafizah, Imelda. Faktor-Faktor

Tanpa Defisiensi Glucose 6 yang Berhubungan dengan

Phosphate Dehydrogenase yang Kejadian Hiperbilirubinemia di

Mengalami atau Tidak Ruang Neonatal Intensive Care

Mengalami Infeksi. Bagian Ilmu Unit (NICU) Rumah Sakit Umum

Kesehatn Anak Fakultas Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda

Kedokteran Universitas Aceh. 2013

Diponogoro Semarang, 2008 Vol. 23. Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu

10, No.2, Agustus Kebidanan. Jakarta: Yayasan

20. Blackburn ST, penyunting. Bina Pustaka Sarwono

Bilirubin metabolism. maternal, Prawirohardjo

fetal, & neonatal physiology, a 24. WHO. Manajemen Masalah Bayi

clinical perspective. Edisi ke-3. Baru Lahir. Jakarta: EGC, 2007

Saunders. Missouri, 2007. 25. Mauliku, Novie E, Nurjanah Ade.

21. Melati Rima. Gambaran Faktor- Faktor-Faktor pada Ibu Bersalin

faktor Penyebab Bayi Ikterik di yang Berhubungan dengan

Rumah Sakit Dr. Achmad Kejadian Hiperbilirubin pada

27
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Bayi Baru Lahir di Rumah Sakiy http://repository.maranatha.edu/1

Dustira Cimahi. Jurnal Kesehatan 696/ [diakses 10 Desember 2014].

Kita, 2009. 29. Martin CR, Cloherty JP Neonatal

26. Martiza L. Ikterus. Dalam : Juffrie hyperbilirubinemia. Dalam :

M, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Cloherty JP, Eichenwaald EC,

penyunting Buku ajar Stark AR, penyunting. Manual of

gastroenterology-hepatologi. neonatal care. Edisi ke 5.

Jakarta: badan penerbit IDAI, Philadelphia: Lippincott Williams

2010; h.263-84. & Wilkins. 2004; h.185-221.

27. Dept. Anak UPN. Faktor-faktor 30. Tan KL, Lim GC, Boey KW.

yang berhubungan dengan Efficacy of "high-intensity" blue-

kejadian Ikterus pada bayi baru light and "standard" daylight

lahir di ruang perinatal RS phototherapy for non-haemolytic

Prikasih dan RSUD Depok tahun hyperbilirubinaemia. Acta

2010. Paediatr. 1992 Nov; 81(11):870-

28. Maulani, Astri. Insidensi dan 4.

Faktor-Faktor Risiko Ikterus

Neonatorum Di Rumah Sakit

Immanuel Bandung Periode

Januari-Desember 2005.

Universitas Kristen Maranatha.

2007. Terdapat dalam, URL

28
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No. 2 (2017)

Anda mungkin juga menyukai