Anda di halaman 1dari 14

TUGAS GEOLOGI

ASPEK GEOLOGIS PROVINSI GORONTALO

NOVANDA TAMBOTO (16503051)

SISCA CICILYA SABONBALI ( 16503006)

JURUSAN FISIKA

PEMINATAN GEOTERMAL

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2017
Kata Pengatar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan rahmat-Nya,
kelompok kami dapat menyelesaikan penyususnan makalah yang berjudul “Aspek Geologis
Provinsi Gorontalo” untuk memenuhi tugas Geologi.

Kelompok berharap kiranya makalah ini bisa bermanfaat untuk pembaca serta
menambah wawasan mengenai Aspek Geologis yang ada di provinsi Gorontalo

Kelompok menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan.Kelompok berharap makalah ini mendapat
masukan berupa kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Bab I
Pendahuluan

1.1 . Latar Belakang

. Gorontalo menjadi salah satu daerah rawan bencana gempa bumi dan ecara
tektonik berada di wilayah pertemuan 2 lempeng besar, yakni lempeng Pasifik dan
Eurasia serta lempeng-lempeng mikro. Peta Geologi Gorontalo menunjukkan adanya
struktur sesar yang memotong wilayah kota Gorontalo. Gorontalo dapat dibedakan ke
dalam empat zona fisiografis utama, yaitu Zona Pegunungan Utara Telongkabila-
Boliohuto, Zona Dataran Interior Paguyaman-Limboto, Zona Pegunungan Selatan
Bone-Tilamuta-Modello, dan Zona Dataran Pantai Pohuwato.

Keanekaragaman batuan dan struktur geologi memungkinkan terbentuknya


beberapa bahan galian seperti: batugamping, toseki, bahan agregat bangunan serta
logam berupa emas dan tembaga
Provinsi Gorontalo terletak antara Oo 19' — 1° 15' Lintang Utara dan 121° 23'
— 123° 43' Bujur Timur. Luas Provinsi Gorontalo secara keseluruhan adalah
11.967,64 km2. Jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia, luas wilayah provinsi
ini hanya sebesar O,63 persen. Permukaan tanah di Provinsi Gorontalo sebagian besar
adalah perbukitan. Oleh karenanya, provinsi ini mempunyai banyak gunung dengan
ketinggian yang ber beda beda.
1.2 . Rumusan Masalah

Mengetahui Fisiografi di Provinsi Gorontalo ?

Mengetahui Topografi di Provinsi Gorontalo ?

Mengetahui Stratigrafi di Provinsi Gorontalo ?

1.3. Tujuan

Tujuan dari makalah kami ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Geologi mengenai aspek geologis di provinsi Gorontalo dan agar dapat
mengetahui apa saja aspek geologis yang ada pada kedua provinsi tersebut.
Bab II
Pembahasan

2.1 Fisiografi Gorontalo


Secara fisiografis, yaitu pembagian zona bentang alam yang merupakan representasi
batuan dan struktur geologinya, Gorontalo dapat dibedakan ke dalam empat zona
fisiografis utama, yaitu Zona Pegunungan Utara Telongkabila-Boliohuto, Zona
Dataran Interior Paguyaman-Limboto, Zona Pegunungan Selatan Bone-Tilamuta-
Modello, dan Zona Dataran Pantai Pohuwato.

Peta Provinsi Gorontalo

Zona Pegunungan Utara Telongkabila-Boliohuto umumnya terdiri dari


formasi-formasi batuan gunung api berumur Miosen – Pliosen (kira-kira 23 juta
hingga 2 juta tahun yang lalu). Umumnya terdiri dari batuan beku intermedier hingga
asam, yaitu batuan-batuan intrusif berupa diorit, granodiorit, dan beberapa granit.
Batuan lainnya merupakan batuan sedimenter bersumber dari gunung api terdiri dari
lava, tuf, breksi, atau konglomerat.
Zona kedua merupakan cekungan di tengah-tengah Provinsi Gorontalo, yaitu
Dataran Interior Paguyaman-Limboto. Dataran yang cukup luas yang terbentang dari
Lombongo sebelah timur Kota Gorontalo, menerus ke Gorontalo, Danau Limboto,
hingga Paguyaman, dan Botulantio di sebelah barat, merupakan pembagi yang jelas
antara pegunungan utara dan selatan. Dataran ini merupakan cekungan yang diduga
dikontrol oleh struktur patahan normal seperti dapat diamati di sebelah utara
Pohuwato di Pegunungan Dapi-Utilemba, atau di utara Taludaa di Gunung Ali, Bone.

Sejak itu, proses-proses tektonik telah mengangkat laut ini menjadi lebih
dangkal yang akhirnya surut. Setelah menjadi dataran, cekungan ini menjadi danau
yang luas. Tetapi kembali terjadi proses pendangkalan hingga sekarang dan hanya
menyisakan Danau Limboto kira-kira seluas 56 km² dengan kedalaman 2,5 m yang
merupakan kedalaman terdangkal dari seluruh danau di Indonesia (Lehmusluoto dan
Machbub, 1997). Proses-proses tektonik pengangkatan daratan yang memang aktif di
Indonesia Timur menyebabkan drainase menjadi lebih baik. Air danaupun berproses
menyurut dan sekarang ditambah dengan proses sedimentasi dari perbukitan
disekilingnya yang mempercepat proses pendangkalan Danau Limboto.

Zona Pegunungan Selatan Bone-Tilamuta-Modello umumnya terdiri dari


formasi-formasi batuan sedimenter gunung api berumur sangat tua di Gorontalo,
yaitu Eosen – Oligosen (kira-kira 50 juta hingga 30 juta tahun yang lalu) dan intrusi-
intrusi diorit, granodiorit, dan granit berumur Pliosen. Batuan gunung api tua
umumnya terdiri dari lava basalt, lava andesit, breksi, batu pasir dan batu lanau,
beberapa mengandung batu gamping yang termetamorfosis. Seperti halnya di utara,
asosiasi batuan-batuan tersebut juga membawa pada kandungan mineral logam emas
yang ditambang secara manual oleh rakyat, seperti di Bone Pantai, Tilamuta, dan
Gunung Pani, Marisa.

Gorontalo menjadi salah satu daerah rawan bencana gempa bumi dan ecara
tektonik berada di wilayah pertemuan 2 lempeng besar, yakni lempeng Pasifik dan
Eurasia serta lempeng-lempeng mikro. Peta Geologi Gorontalo menunjukkan adanya
struktur sesar yang memotong wilayah kota Gorontalo. Adapun tujuan penelitian ini
adalah mengidentifikasi keberadaan struktur sesar di wilayah Gorontalo dengan
menggunakan metode mekanisme bola fokus kejadian gempa bumi di wilayah
daratan Gorontalo periode 1963-2013 dengan sumber data dari katalog gempa bumi
USGS, Global Centroid Momen Tensor, dan BMKG. Analisis bola fokus
menunjukkan adanya 3 daerah dugaan sesar aktif, dengan tipe sesar cenderung
oblique, dengan panjang 24,54 km sampai 27,54 km dan lebar rupture 8,51 km
sampai 9,22 km. Hasil analisis ini juga mendeteksi adanya satu daerah dugaan sesar
aktif yang tidak teridentifikasi pada peta geologi.

Letak Geografis
Provinsi Gorontalo terletak antara Oo 19' — 1° 15' Lintang Utara dan 121° 23'
— 123° 43' Bujur Timur.

Wilayah provinsi ini berbatasan langsung dengan dua provinsi lain,


diantaranya Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Barat dan Provinsi Sulawesi Utara
di sebelah Timur. Sedangkan di sebelah Utara berhadapan langsung dengan Laut
Sulawesi dan di sebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini.

Luas Wilayah
Luas Provinsi Gorontalo secara keseluruhan adalah 11.967,64 km2. Jika
dibandingkan dengan wilayah Indonesia, luas wilayah provinsi ini hanya sebesar
O,63 persen.
Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 (lima) kabupaten dan 1 (kota), yaitu
Kabupaten Boalemo, Kabu paten Gorontalo, Kabupaten Po huwato, Kabupaten Bone
Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kota Gorontalo.
2.2 Topografi
Permukaan tanah di Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan.
Oleh karenanya, provinsi ini mempunyai banyak gunung dengan ketinggian yang ber
beda beda.
Gunung Tabongo yang terletak di Kabupaten Boalemo merupakan gunung
yang tertinggi di Provinsi Gorontalo. Sedangkan Gunung Litu Litu yang terletak di
Kabupaten Gorontalo merupakan gunung te rendah.
Di samping mempunyai banyak gunung, provinsi ini juga dilintasi banyak
sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Paguyaman yang terletak di Kabupaten
Boalemo dengan panjang aliran 99,3 km. Sedangkan sungai yang terpendek adalah
Sungai Bolontio dengan panjang aliran 5,3 km yang terletak di Kabupaten Gorontalo
Utara.

2.3 Stratigrafi
Geologi umum daerah Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo disusun
oleh batuan dengan urutan stratigrafi sebagai berikut :

 Gabro, terdiri dari gabro, Mikrogabro dan diabas, berumur Eosen –


Oligosen Awal.

 Diorit Bone, terdiri dari diorit, diorit kuarsa, granodiorit dan adamelit,
berumur Miosen Awal – Miosen Tengah.

 Diorit Boliohuto, terdiri dari diorit dan granodiorit, berumur Miosen Tengah
- Miosen Akhir

 Granodiorit Bumbulan, terdiri dari granodiorit, garanit, dasit dan munzonit


kwarsa, berumur Pliosen.

 Formasi Tinombo, terdiri dari lava basalt, basal sepilitan, lava andesit, breksi
gunungapi, batupasir wake, batu lanau, batu pasir hijau dengan sisipan
batugamping merah, batugamping kelabu serta rijang dan batuan termalihkan
lemah. Lapisan rijang mengandung fosil radiololaria. Batupasir wake dan
kuarsa berwarna kelabu dan hijau, pejal, berbutir halus sampai sedang dan
sebagian mengandung pirit. Sisipan batugamping berwarna merah dan kelabu,
pejal dan berlapis baik. Satuan batuan ini diterobos oleh batuan granit, diorit
dan trakhit. Satuan batuan ini berumur Eosen – Oligosen Awal.

 Formasi Tinombo Fasies Sedimen, terdiri dari serpih kelabu dan merah,
getas, sebagian kompak dan keras. Batupasir dengan sisipan batu gamping
dan rijang.

 Batuan Gunugapi Bilungala, satuan batuan ini mempunyai hubungan jari-


jemari dengan Formasi Tinombo (Teot) yang terdiri dari breksi gunung api,
aglomerat, tufa dan lava andesit sampai basal. Breksi gunung api dan
aglomerat tersusun daripada pecahan batuan yang bersifat menengah sampai
basa, kelabu dan hijau, pejal, sebagian terkersikan, kelabu muda, kompak dan
berbutir halus. Lava berwarna kelabu kehijauan, berkristal halus sampai
sedang, sebagian mengandung urat kalsit, pirit dan kalkopirit, terdiri dari
andesit hipersten, andesit hornblende dan dasit. Umur satuan batuan ini adalah
Miosen Awal hingga Miosen Tengah.

 Anggota Batugamping Formasi Dolokapa, terdiri dari batugamping


berwarna kelabu terang, pejal, mengandung pecahan – pecahan batuan
gunungapi hijau

 Formasi Dolokapa, terdiri dari batupasir wake, batulanau, batulumpur,


konglomerat,tufa, tufa lapili, aglomerat, breksi gunugapi dan lava andesit
sampai basal. Satuan batuan ini berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir.

 Formasi Randangan, terdiri dari breksi gunung api aglomerat, tuf, tuf lapili
dan lava yang bersusunan andesitan sampai basalan. Satuan batuan ini
diperkirakan berumur Pliosen hingga Plistosen.

 Formasi Lokodidi, terdiri konglomerat, batupasir, batupasir Konglomeratan,


batupasir tufaan, tufa, batulempung dan serpih hitam.

 Molasa Selebes, terdiri dari konglomerat, breksi serta batupasir, umumnya


termampatkan lemah; Konglomerat dan breksi umumnya terdiri dari aneka
ragam komponen.

 Batuan Gunungapi Pinogu, terdiri dari aglomerat, tuf dan lava andesit –
basal.

 Batugamping Klastika, terdiri dari kalkarenit, kalsirudit dan batugamping


koral berwarna kelabu terang, pejal mengandung pecahan batuanterdiri dari
konglomerat, batupasir, Batulanau dan batulumpur, berumur Miosen Tengah
– Miosen Akhir.

 Batuan Gunungapi Pani, terdiri dari dasit, andesit, tufa, aglomerat dan
breksi gunungapi, satuan batuan ini diperkirakan berumur Pliosen hingga
Plistosen.

 Breksi Wobudu, terdiri dari breksi gunungapi aglomerat, tuf, tuf lapili dan
lava yang bersusunan andesitan sampai basalan. Satuan batuan ini
diperkirakan berumur Pliosen hingga Plistosen

 Endapan SungaiTua, terdiri dari konglomerat, batupasir dan batupasir


konglomeratan kerikil

 Endapan Danau, terdiri dari batulempung, batupasir dan kerikil.

 Batugamping Terumbu terdiri dari batugamping koral, berwarna putih pejal,


terdapat setempat-setempat di sepanjang pantai selatan.

 Aluvium, merupakan endapan Sungai dan Pantai yang terdiri dari pasir,
lempung, lanau, Lumpur, kerikil dan kerakal.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Gorontalo menjadi salah satu daerah rawan bencana gempa bumi dan ecara
tektonik berada di wilayah pertemuan 2 lempeng besar, yakni lempeng Pasifik dan
Eurasia serta lempeng-lempeng mikro. Peta Geologi Gorontalo menunjukkan adanya
struktur sesar yang memotong wilayah kota Gorontalo
Gorontalo dapat dibedakan ke dalam empat zona fisiografis utama, yaitu Zona
Pegunungan Utara Telongkabila-Boliohuto, Zona Dataran Interior Paguyaman-
Limboto, Zona Pegunungan Selatan Bone-Tilamuta-Modello, dan Zona Dataran
Pantai Pohuwato. Permukaan tanah di Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah
perbukitan. Oleh karenanya, provinsi ini mempunyai banyak gunung dengan
ketinggian yang ber beda beda.
Geologi umum daerah Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo disusun
oleh berbagai macam batuan dengan urutan stratigrafi

3.2 Saran
Semoga tugas ini dapat diperbaiki oleh dosen maupun para pembaca dan jika
terdapat kesalahan kiranya dapat dikoreksi dan tugas ini bisa bermanfaat bagi kita
semua.
Daftar Pustaka

InventarisasiDanEvaluasiMineralNonLogamDiKabupatenGorontalo,(online),
(http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?view=article&catid=52%3Acontent-menu-
utama&id=263%3Ainventarisasi-dan-evaluasi-mineral-non-logam-di-kabupaten-
gorontalo-dan-
boalemo&tmpl=component&print=1&page=&option=com_content&Itemid=300
diakses pada selasa 24 Oktober 2017 jam 16.05)

JurnalMipaUnsrat, (online),
(https://media.neliti.com/media/publications/114068-ID-identifikasi-sesar-di-
wilayah-gorontalo-.pdf diakses pada selasa 24 Oktober 2017 15.34)

PemerintahProvinsiGorontalo2017, (online),
(https://www.gorontaloprov.go.id/profil/geografis-iklim diakses pada Selasa 24
Oktober 2017 jam 15.52)

ZonaGeografi2017.Fisiografi Gorontalo, (online),


(zonageograp.blogspot.co.id/2017/09/fisiografi-gorontalo.html diakses pada Selasa
24 Oktober 2017 jam 16.50)

Anda mungkin juga menyukai