PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-
hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan
terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-
orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut
akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata listrik itu sendiri
berasal dari bahasa Yunani yaitu electron. Kelistrikan memegang peranan penting dalam
bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet
yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada
permukaan tubuh manusia. listrik yang ada pada tubuh kita disebut dengan
Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang
mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik. Kelistirikan memegang
peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek kelistrikan dan magnetis dalam
bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia,serta
pengunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui yang pengertian biolistik
1.3.2 Untuk mengetahui macam-macam gelombang arus listrik
1.3.3 Untuk mengetahui penjelasan dari hukum biolistrik
1
1.3.4 Untuk mengetahui tentang kemagnetan dan kelistrikan dalam tubuh
1.3.5 Untuk mengetahui tentang isyarat listrik tubuh
1.3.6 Untuk Penggunaan Listrik dan Magnet pada Tubuh
1.3.7 Untuk mengetahui Kegunaan listrik secara medis
1.3.8 Untuk mengetahui Syok Listrik
1.4 Manfaat
Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta
pembahasan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan
mahasiswa agar dapat menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada
umumnya mengenai kelistrikan dalam tubuh serta dapat dimanfaatkan dalam profesi
keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biolistrik
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilka oleh salah satu energi yang bernama
mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel
mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada
permukaan luar dan lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam bidang batas atau
membran. Kemampuan sel saraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang
berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor keneuron. Stimulus untuk mentringer neuron
dapat berupa tekanan, perubahaan temperatur, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktivitasi
bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan
air. Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapa elektroda
pada permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari jantung (Electrocardiogran-ECG)
diganti untuk diagnosa kesehatan. Seperti halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor
dengan memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu.
3
2.3 Hukum Biolistrik
2.3.1 Hukum Ohm
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan
arus yang melewati, berbanding berbalik dengan tahanan dari konduktor.
Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat di bagi dalam
3 bagian yaitu serat saraf tipe A, B, dan C. Dengan mempergunakan
4
mikroskop electron, serat saraf dibagi dalam 2 tipe: yakni serat saraf bermielin
dan serat saraf tanpa myelin. Saraf bermielin banyak terdapat pada manusia.
Myelin merupakan suatu insulator (isolasi) makin menurun apabila melewati
serat saraf yang bermielin.
Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsi, berakhirnya saraf pada sel
otot/hubungan saraf otot disebut Neuromyal junction. Baik sinapsis maupun
neuromyal junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang
depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya.
Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membrane otot, oleh karena pada
waktu terjadi depolarisasi. Zat kimia yang terdapat pada otot akan
tringger/bergetar/berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan
terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami reaksi.
2.4.5 Kelistrikan Otot Jantung
5
2.5.2 Elektroneurogram (ENG), di gnakan untuk mengetahui keadaan lengkungan
refleks danmengetahui kecepatan konduksi saraf motoris dan sensoris3.
6
2.6 Penggunaan Listrik dan Magnet pada Tubuh
Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik berfrekwensi
rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1992 telah pula menggunakan listrik
dengan frekwensi 30 MHz untuk memanaskan yang disebut “Short Wave
Diaththermy”. Pada 1950 sudah diperkenalkan penggunaan gelombang mikro dengan
frekwensi 2.450 MHz untuk keperluan diathermi dan pemakain radar. Jantung
mengalami serangan oleh karena pada saat ini dipergunakan arus listrik. Sesuai
dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik dibagi dalam 2 bentuk:
2.6.1 Listrik Berfrekwensi Rendah
Batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 z frekuensi rendah ini
mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot.
Untuk pemakain dalam jantung waktu singkat dan bersifat merangsang
persarafan otot, maka dipakai arus faradic. Sedangkan untuk jangka waktu
lama dan bertujuan merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka
dipakai arus listrik yang interepturatau terputus-putus atau arus DC yang telah
dimodifikasi.Selain arus DC ada pula menggunakan arus AC dengan frekuensi
50 Hz arus AC ini serupa dengan arus DC, mempunyai kemkampuan antara
lain: merangsang saraf sensorik, merangsang saraf motoris, dan berefk
kontraksi otot.
7
merekam/memberi informasi terhadap jantung dan isyarat magnet jantung
pada penderita.
2. Magnetoensopalogram (MEG) yaitu pencatatan medan magnet di sekeliling
otok dengan mempergunakan arus searah sehingga medan magnet otak
berkisar 1 X 10‐13 T. Tujuannya untuk mengetahui isyarat magnet pada otak.
Sok listrik/kejutan listrik adalah suatu nyeri pada syaraf sensoris yang diakibatkan
aliran listrik yang mengalir secar tiba‐tiba melalui tubuh, dan merupakan kejadian
yang timbul secara kebetulan pada organ tubuh tertentu. Dalam bidang kedokteran
ada 2 macam syok listrik:
1. Syok dengan tujuan tertentu, dilakukan atas dasar indikasi medis. Dalam bidang
psiaktri dikenal dengan nama “ Electric Convultion Teraphy”
2. Syok tanpa tujuan tertentu, timbul syok ini diakibatkan dari suatu kecelakaan.
Dikenal dengan “Earth Syok”. Berdasarkan besar kecilnya tegangan “ Earth
Syok” dapat di bagi menjadi 2 : Low tension shock ( syok tegangan rendah) dan
high tension shock ( syok tegangan tinggi).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh
berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga. Kelistrikan pada tubuh
berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Kelistrikan dan kemagnetan
didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem saraf di dalam tubuh
mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom.
3.2 Saran
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang maha Esa, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu
kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan penulis.
9
10